cover
Contact Name
Halwan Alfisa Saifullah
Contact Email
halwan@ft.uns.ac.id
Phone
+6282133085744
Journal Mail Official
halwan@ft.uns.ac.id
Editorial Address
Matriks Teknik Sipil Gedung IV lt. 1 Jurusan Teknik Sipil Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Jawa Tengah - Indonesia 57126
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Matriks Teknik Sipil
ISSN : 23548630     EISSN : 27234223     DOI : -
Matrik Teknik Sipil adalah open access journal yang mempublikasikan penelitian di bidang struktur, hidrologi, transportasi, geoteknik dan management proyek. Matriks Teknik Sipil diterbitkan oleh Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret. Jurnal ini menyediakan open access yang pada prinsipnya membuat riset tersedia secara gratis untuk publik dan akan mensupport pertukaran pengetahuan global terbesar.
Articles 953 Documents
KAJIAN MODULUS ELASTISITAS PADA BETON RINGAN MEMADAT MANDIRI MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR PECAHAN GENTENG DENGAN VARIASI VISCOCRETE Firda Zulfa ‘Aina; Antonius Mediyanto; Endah Safitri
Matriks Teknik Sipil Vol 8, No 1 (2020): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.833 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v8i1.41533

Abstract

Beton kini telah mengalami perkembangan pesat dikarenakan beton merupakan salah satu bahan dasar dalam konstruksi bangunan, terbukti dengan beberapa inovasi jenis beton yang ada di Indonesia salah satunya adalah beton ringan memadat mandiri. Beton ringan memadat mandiri (Lightweight Self Compacting Concrete) adalah beton yang mudah mengalir karena berat sendiri mengisi keseluruhan cetakan sehingga tidak diperlukan vibrator untuk pemadatan dan mempunyai berat jenis tidak lebih dari 2000 kg/m³, karena pada dasarnya beton ringan diperoleh dengan cara penambahan pori-pori ke dalam campuran beton. Pecahan genteng dapat digunakan sebagai agregat ringan karena genteng terbuat dari tanah liat yang dibakar.Metode yang digunakan dalam penelitian adalah eksperimental dengan parameter yang dikaji adalah modulus elastisitas beton. Benda uji yang digunakan silinder dengan ukuran diameter 150 mm dan tinggi 300 mm berjumlah 12 dengan melakukan pembacaan dial gauge setiap diberikan beban 20kN. Pada penelitian ini Superplasticizer yang digunakan adalah Viscocrete 8050SG dengan kadar viscocrete 1,5% ; 1,75% ; 2% ; 2,25%.Didapatkan hasil modulus elastisitas maksimum menurut ASTM C469 dan Eurocode 2-1992 pada prosentasi viscocrete 2,25% sebesar 17423,37 MPa dan 16425,41 MPa.
Estimasi Parameter Model Gravity Dengan Metode Inferensi-Bayes dan Fungsi Hambatan Pangkat (Studi Kasus Kabupaten Sukoharjo) Nabila Astridayanti; Syafi'i Syafi'i; Slamet Jauhari Legowo
Matriks Teknik Sipil Vol 9, No 1 (2021): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (22.305 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v9i1.52315

Abstract

Pertumbuhan populasi penduduk yang terus bertambah akan meningkatkan kebutuhan pergerakan masyarakat dan dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas sehingga, perlu adanya perencanaan transportasi yang baik dalam suatu daerah, yaitu dengan menggunakan Matriks Asal-Tujuan (MAT) untuk memperkirakan distribusi pergerakan antar lokasi. Salah satu cara dalam memperoleh MAT adalah dengan model Gravity yang mengandung parameter β yang harus diketahui. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengestimasi nilai parameter tersebut, mengetahui besar distribusi pergerakan yang diwakili dengan MAT dan mengetahui tingkat validitas arus lalu lintas hasil pemodelan yang dibandingkan dengan hasil pengamatan. Penelitian yang dilakukan di Kabupaten Sukoharjo ini membagi daerah kajian menjadi 36 zona berdasarkan batas administrasi kecamatan. Estimasi MAT diperoleh menggunakan model Gravity batasan bangkitan-tarikan yang diolah dengan perangkat lunak EMME/3. Nilai β dikalibrasi dengan metode Inferensi-Bayes dan fungsi hambatan pangkat yang dibantu dengan perangkat lunak Matlab. Arus lalu lintas diperoleh dengan membebankan MAT baru ke jaringan jalan yang kemudian dilakukan uji validitas menggunakan koefisien determinasi (R2). Penelitian menghasilkan nilai parameter β sebesar 0,0771 dengan total distribusi pergerakan sebesar 16374 smp/jam. Uji validitas menunjukkan nilai R2 sebesar 0,8374 atau tergolong dalam tingkat validitas sangat tinggi.
Pemilihan Alternatif Jenis Konstruksi Rangka Atap Dengan Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Widi Hartono; Sugiyarto Sugiyarto; Shandra Shapeka
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 2 (2016): Juni 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.325 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i2.37004

Abstract

Atap merupakan salah satu komponen kontruksi yang penting dalam membangun sebuah bangunan. Tidak hanya berfungsi sebagai penahan sengatan matahari atau guyuran hujan saja, sekarang atap pun bisa berfungsi sebagai sebuah bentuk estetika dari bangunan. Dewasa ini semakin banyaknya pilihan bahan untuk konstruksi profil rangka atap, oleh karena itu kita harus pandai dalam memutuskan bahan mana yang tepat untuk konstruksi yang kita inginkan. Dalam mengaplikasikan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), diperlukan pemilihan kriteria dan alternatif, serta menghitung bobot dari hasil survey kuisioner kepada para pengambil keputusan di suatu proyek konstruksi. Setelah itu, perlu dilakukan uji konsistensi untuk menguji validitas dari hasil yang diperoleh, dan menetapkan alternatif dengan bobot terbesar sebagai pilihan. Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh pada proses pengambilan keputusan pemilihan jenis konstruksi rangka atap dapat dibuat hierarki keputusan dari tingkat paling atas adalah tujuan, yaitu mencari jenis konstruksi rangka atap yang tepat untuk digunakan. Kemudian faktor kriteria dalam memilih alternatif jenis konstruksi rangka atap, yaitu: kriteria metode pelaksanaa, waktu, ekonomis, dampak lingkungan, dan penutup atap. Tingkatan paling bawah yaitu alternatif jenis konstruksi rangka atap yaitu: kayu, baja profil siku, baja IWF, space truss, dan baja ringan. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode AHP yang dilakukan, diperoleh prosentase prioritas kriteria pemilihan jenis konstruksi rangka atap dari yang tertinggi ke yang terendah yaitu: kriteria dampak lingkungan dengan prosentase sebesar 33%, kriteria ekonomis dengan prosentase sebesar 21%, kriteria waktu dengan prosentase sebesar 18%, kriteria metode pelaksanaan dengan prosentase sebesar 15%, berdasarkan kriteria penutup atap dengan prosentase sebesar 13%. Sedangkan urutan prioritas alternatif jenis konstruksi rangka atap dari yang paling tinggi ke yang paling rendah adalah: Baja ringan dengan prosentase sebesar 29%, Space Truss dengan prosentase sebesar 22%, Baja profil siku dengan prosentase sebesar 18%, Kayu dengan prosentase sebesar 16%, dan Baja IWF dengan prosentase sebesar 15 %. Berdasarkan nilai tersebut dapat diketahui bahwa baja ringan merupakan alternatif jenis konstruksi rangka atap yang tepat untuk digunakan.
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA CAMPURAN BETON TERHADAP KINERJA HUBUNGAN BALOK KOLOM DENGAN PEMBEBANAN STATIK (UMUR BETON 90 HARI) Ade Dewangga; Edy Purwanto; Bambang Santosa
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2013): September 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (961.237 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i3.37530

Abstract

Indonesia memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi. Akibat fenomena ini, selain memakan korban jiwa juga banyak menghancurkan bangunan dan infrastruktur. Hancurnya bangunan dan infrastruktur ditengarai dikarenakan pemilihan hirarki keruntuhan pada saat desain pelaksanaan yang tidak tepat dan penerapan detailing struktur yang tidak memadai. Hancurnya bagian HBK menjadi pemicu terjadinya momen sekunder yang sangat besar dan mengakibatkan robohnya bangunan. Kinerja HBK dapat diperbaiki dengan jalan memperbaiki material beton dengan penambahan abu terbang atau fly ash. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan fly ash pada campuran beton terhadap kinerja hubungan balok kolom. Kinerja HBK dalam hal ini adalah kemampuan HBK dalam menerima beban ditinjau dari kemampuan menahan beban, daktilitas dan pola retak. Beton fly ash mengalami kuat tekan yang rendah di umur awal, dan diperkirakan pada umur 90 hari mempunyai kuat tekan yang kurang lebih sama dengan beton normal. Penelitian ini menerapkan metode eksperimental dengan benda uji yang digunakan berupa balok-kolom dengan ukuran balok 150 mm x 200 mm dengan panjang 1 m dan kolom ukuran 150 mm x 150 mm dengan panjang 2 m untuk uji pembebanan statik pada umur 90 hari, serta berupa silinder sebanyak 6 buah dimana, 3 buah benda uji beton fly ash dengan penambahan fly ash tipe F sebesar 25% dari jumlah berat semen dan 3 buah beton normal untuk uji kuat tekan dan kuat tarik belah pada umur 90 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa penambahan fly ash menurunkan kemampuan benda uji HBK beton fly ash dalam menahan beban dari beban maksimum sebesar 12,730 kN yang didapat oleh HBK beton normal menjadi sebesar 10,873 kN. Penambahan fly ash dapat meningkatkan faktor daktilitas HBK beton fly ash dari 1,966 yang diperoleh HBK beton normal menjadi 2,158. Penambahan fly ash juga dapat mengurangi lebar retak pada HBK fly ash yaitu dari 0,55 cm pada HBK beton normal menjadi 0,45 cm.
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT POLYETHYLENE PADA BETON RINGAN DENGAN TEKNOLOGI FOAM TERHADAP KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN MODULUS ELASTISITAS Muhammad Afaza Muttaqin; Purnawan Gunawan; Wibowo Wibowo
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 4 (2014): Desember 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.541 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i4.37354

Abstract

Setiap struktur bangunan yang menggunakan beton, berat beton merupakan bagian terbesar dari beban struktur, hal ini dikarenakan berat jenis beton yang sangat tinggi berkisar antara 2400 kg/m³. Untuk mengatasi hal tersebut maka dibuatlah beton ringan yang memiliki berat jenis yang lebih rendah rendah dibandingkan dengan berat jenis beton normal yaitu antara 400-1900kg/m³. Satu diantaranya adalah pembuatan beton ringan dengan teknologi foam. Beton ringan foam dibuat dengan menambahkan foam agent yang terdiri dari spectafoam, harder mild, dan polymer kedalam campuran mortar. Dewasa ini, pemakaian beton ringan masih ditujukan pada beton non struktural saja karena pada umumnya beton ringan mempunyai kekuatan dibawah beton struktural yang mempuyai kuat tekan minimal 17,5 MPa. Solusi untuk meningkatkan kekuatan beton ringan foam ini adalah dengan menambahkan serat kedalam adukan berupa serat polyethylene. Metode yang digunakan adalah pengamatan secara eksperimental dan kemudian dilakukan analisis secara teoritis untuk mendukung kesimpulan akhirnya. Benda uji berupa silinder 15cm x30cm untuk pengujian modulus elastisitas, kuat tekan, dan kuat tarik belah. Alat yang digunakan untuk pengujian adalahCTM (Compression Testing Machine). Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan nilai kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas beton ringan foam setelah ditambah serat polyethylene pada kadar 0,5% dari berat volume. Penambahan kadar seratsebesar 0,5% menghasilkan peningkatan kuat tekan, kuat tarik belah, dan modulus elastisitas berturut-turut sebesar 48,24%; 28,91%; dan 44,85% dibandingkan dengan beton ringan foam tanpa serat.
PENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH LANAU BERPASIR Rica Purnomo Sari; Siti Qomariyah; Sobriyah Sobriyah
Matriks Teknik Sipil Vol 2, No 3 (2014): September 2014
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (233.633 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v2i3.37416

Abstract

Sumberdaya air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan hidup, pemanfaatan serta keberadaan sumber daya air perlu diperhatikan. Meskipun jumlah air tidak berubah, tetapi ketersediaan air di dalam tanah dapat berubah jika siklus air terganggu. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan bentuk penanganan lingkungan yang dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada seperti Lubang Resapan Biopori (LRB). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biopori terhadap infiltrasi dan limpasan pada tanah pasir berlanau dengan peubah intensitas hujan, jumlah biopori, dan kemiringan lahan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental di laboratorium dengan menggunakan alat rainfall simulator. Peubah yang digunakan adalah intensitas hujan (deras merata, deras di hulu, deras di hilir), jumlah biopori (tanpa biopori, 6, 12), dan kemiringan lahan (0°, 3°). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan volume infiltrasi terbanyak pada jumlah biopori 12, kemiringan lahan 0°, dan intensitas hujan deras di hulu sebesar 1.67 liter. Volume limpasan terbanyak pada jumlah biopori 0, kemiringan 3°, dan intensitas hujan deras di hilir sebesar 51.29 liter. Variasi jumlah biopori berpengaruh lebih dominan daripada variasi kemiringan dan intensitas hujan. Kata kunci : biopori, infiltrasi, limpasan, intensitas hujan, kemiringan lahan.
KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG BAMBU WULUNG TAKIKAN TIPE U JARAK 5 CM Aris Nurfuadianto; Agus Setiya Budi; Endang Rismunarsi
Matriks Teknik Sipil Vol 3, No 4 (2015): Desember 2015
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/mateksi.v3i4.37233

Abstract

Dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia, membuat kebutuhan akan tempat tinggal semakin tinggi. Diiringi dengan pertumbuhan ekonomi yang juga ikut naik, harga-harga rumah, dan bahan-bahan pendukungnya juga naik., sehingga permintaan kebutuhan rumah dengan struktur yang aman dan ekonomis pun meningkat. Sedangkan ketersediaan bahan baku untuk konstruksi bangunan seperti bijih besi untuk pembuatan tulangan baja yang merupakan sumber daya yang tidak dapat diperbaharui semakin menipis dan langka, membuat harga tulangan terus meningkat. Para ahli struktur dunia telah meneliti kemungkinan penggunaan bahan lain dengan memanfaatkan bambu sebagai tulangan beton. Bambu merupakan tanaman yang mampu tumbuh dimana - mana dan kapasitas produksi bambu per tahunnya cukup melimpah. Bambu dipilih sebagai tulangan alternatif beton karena merupakan produk hasil alam yang renewable, murah, mudah ditanam, pertumbuhan cepat, dapat mereduksi efek global warming serta memiliki kuat tarik sangat tinggi yang dapat dipersaingkan dengan baja. Bambu mempunyai kekuatan tarik yang cukup tinggi, antara 100 - 400 MPa, setara dengan ½ sampai ¼ dari tegangan ultimate besi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis berapa kapasitas lentur balok beton bertulangan bambu wulung takikan tipe "u" dengan jarak takikan 5 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan total benda uji 15 buah. Benda uji yang digunakan adalah balok beton berukuran 110 x 150 x 1700 mm. Lima buah menggunakan tulangan baja, 10 buah menggunakan tulangan bambu wulung dengan dimensi 1650 x 20 x 5,2 mm menggunakan takikan tipe "U" dengan jarak takikan 5 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm. Uji lentur dilakukan pada umur 28 hari dengan metode three point loading. Ditinjau dari kapasitas lenturnya, kapasitas lentur balok bertulangan bambu wulung takikan tipe U dengan jarak takikan 5 cm lebar 10 mm sebesar 1,344, dan balok bertulangan bambu wulung takikan tipe U dengan jarak takikan 10 cm lebar 20 mm sebesar 1,080. Pada balok bertulangan baja polos diameter 8 mm sebesar 1,037. Pola keruntuhan pada balok beton dengan tulangan baja maupun pada balok beton dengan tulangan bambu wulung tipe "u" dengan jarak takikan 5 cm pada lebar takikan 1 cm dan 2 cm terletak antara 1/3 bentang tengah. Keruntuhan yang demikian termasuk dalam keruntuhan lentur.
ANALISIS PERCEPATAN PROYEK MENGGUNAKAN METODE TIME COST TRADE OFF DENGAN PENAMBAHAN JAM KERJA LEMBUR DAN JUMLAH ALAT Rizky Widyo Kisworo; Fajar Sri Handayani; Sunarmasto Sunarmasto
Matriks Teknik Sipil Vol 5, No 3 (2017): September 2017
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (757.998 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v5i3.36702

Abstract

Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan. Proyek pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Ruas Bawen-Solo Seksi II dengan panjang 1,3 km, yang berlokasi di Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali ini dipilih sebagai objek penelitian karena pihak owner menginginkan percepatan pada proses pelaksanaan pembangunan proyek dengan titik tinjauan pekerjaan Main Road. Hal ini disebabkan agar Jalan Tol Semarang-Solo tersebut dapat segera difungsikan. Metode yang dapat digunakan untuk mempercepat durasi proyek adalah metode time cost trade off. Alternatif yang digunakan adalah dengan penambahan jam kerja lembur dan kapasitas alat optimum. Tujuan penelitian adalah untuk mempercepat waktu pelaksanaan proyek dengan penambahan biaya minimum, menganalisis sejauh mana waktu dapat dipersingkat dengan penambahan biaya minimum dan membandingkan alternatif-alternatif percepatan yang lebih efisien untuk dilaksanakan. Rencana awal proyek yang dilakukan penelitian membutuhkan waktu penyelesaian 245 hari dengan biaya Rp 39.349.097.164,38. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada proses crashing tahap ke-28 dengan penambahan jam kerja lembur mempunyai biaya optimal proyek sebesar Rp 39.236.409.113,12 efisiensi biaya sebesar 0,29% dengan waktu penyelesaian proyek 191 hari dan efisiensi waktu sebesar 22,0408%. Alternatif penambahan kapasitas alat menghasilkan waktu optimal 212 hari dengan efisiensi waktu sebesar 0,015% dan biaya optimal Rp 39.342.963.710,11 dengan efisiensi biaya sebesar 13,4694% pada proses crashing tahap ke-7.
KUAT LENTUR BALOK BETON TULANGAN BAMBU PETUNG POSISI VERTIKAL TAKIKAN SEJAJAR TIPE U LEBAR 1 DAN 2 CM PADA TIAP JARAK 10 CM Anugerah Fajar Pradana; Agus Setiya Budi; Sugiyarto Sugiyarto
Matriks Teknik Sipil Vol 4, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.72 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v4i1.37132

Abstract

Penggunaan tulangan baja pada beton bertulang semakin meningkat yang berakibat tulangan baja menjadi langka dan harganya semakin mahal. Bambu dapat digunakan sebagai alternatif pengganti tulangan material baja dalam beton bertulang untuk pekerjaan konstruksi bangunan dikarenakan sifat nya yang murah dan mudah didapat di negara tropis seperti Indonesia. Penggunakan bambu sebagai tulangan ini dilakukan dengan membuat takikan pada bagian sisi kemudian tulangan bambu dirangkai dan dibuat sebagai tulangan dalam balok beton. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kuat lentur balok beton bertulangan bambu Petung posisi vertikal vertikal takikan tipe U lebar takikan 1 dan 2 cm dengan jarak takikan 10 cm. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen laboratorium. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah balok berdimensi 1700 mm x 150 mm x 110 mm dengan tulangan bambu. Dari hasil pengujian diperoleh nilai kuat lentur rata-rata balok beton dengan tulangan bambu takikan 1 cm adalah sebesar 6,3625 MPa. Kuat lentur rata-rata balok beton dengan tulangan bambu takikan 2 cm adalah sebesar 7,9403 MPa.
Kajian Kuat Lekat pada Beton High Volume Fly Ash (HVFA) dengan Kadar Fly Ash 50%, 60%, dan 70% dari Berat Binder Agus Setiya Budi; Erik Wahyu Pradana; Vincent Baskoro Edwin Saputro
Matriks Teknik Sipil Vol 9, No 3 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (53.078 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v9i3.54544

Abstract

Kemajuan variasi beton pada setiap tahun akan berbeda-beda. Salah satu dari campuran beton yang tidak asing lagi yaitu fly ash. Fly ash sendiri memiliki sifat seperti semen yaitu mengikat campuran beton. Kegunaan fly ash yang lain yaitu dapat meningkatkan kemundahan saat pemcampuran beton. Fly ash berasal dari abu sisa pembakaran batu bara dan sudah tidak dimanfaatkan lagi. Penggunaan fly ash yang sama atau melebihi 50 dari kadar binder tergolong sebagai high volume fly ash concrete. Penelitian pada kali ini akan mengkaji perbandingan kuat lekat pada beton HVFAC kadar fly ash 50%, 60%, dan 70% terhadap beton normal yang akan diuji pada umur 28 hari. Benda uji berupa silinder dengan dimensi diameter 15 cm dan 30 cm untuk tinggi. Setiap masing-masing variasi berjumlah 3 sampel benda uji. Hasil dari perhitungan serta analisis data, diperoleh nilai kuat lekat pada beton HVFAC lebih tinggi dibandingkan dengan beton normal yaitu HVFA 50% sebesar 1,03 MPa, HVFA 60% sebesar 1,05 MPa, HVFA 70% sebesar 1,3 MPa, dan beton normal memiliki nilai paling rendah sebesar 0,235 Mpa.

Page 1 of 96 | Total Record : 953