cover
Contact Name
Muh Nadzirin Anshari Nur
Contact Email
nadzirin@gmail.com
Phone
+6281342713802
Journal Mail Official
ujmpps@uho.ac.id
Editorial Address
Program Pascasarjana Universitas Halu Oleo, Kampus Abdullah Silondae, Jl. Mayjend. S. Parman, Kemaraya - Kendari 93121 Sulawesi Tenggara - Indonesia
Location
Kota kendari,
Sulawesi tenggara
INDONESIA
Jurnal Penelitian Budaya
Published by Universitas Halu Oleo
ISSN : -     EISSN : 25023268     DOI : http://dx.doi.org/10.33772/jpeb.v6i2.16156
Jurnal Penelitian Budaya (JPeB) adalah jurnal yang mempublikasikan hasil-hasil penelitian mahasiswa, dosen dan pemerhati masalah-masalah kebudayaan dan Masyarakat
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya" : 10 Documents clear
DAMPAK SOSIAL BUDAYA DI KAWASAN PARIWISATA NUSA PENIDA Sudipa, Nyoman; Mahendra, Made Sudiana; Adnyana, Wayan Sandi; Pujaastawa, Ida Bagus
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.065 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.13223

Abstract

The growth of tourism in the Nusa Penida Tourism Area has an impact on the socio-cultural environment due to the development of tourism supporting facilities and infrastructure. Socio-cultural spaces also experience pressure due to conflicts of interest in the use of sacred areas for tourism, resulting in a process of desacralization. Social interactions are declining and arrogance is increasing at some tourist attraction points. Some physical spaces have become economic spaces. Road border, roadside, coast have become economic space. The way of thinking has been hegemony by the interests to get more economic access. The construction of the mind is filled with capitalist desires. Arrogance and ego between groups began to be seen in each particular area. The narrowing of social and cultural space has increased the critical power of the community towards the use of the area, especially spaces that are related to religion. Fighting egoism and social cultural conflict to catch up with the material culture. The social and cultural life of the Nusa Penida people is forced to adapt to material cultures. So fast tourism to Nusa Penida leaves the mindset, knowledge and culture that has been developing in the Nusa Penida community.Keywords: impact; social; culture; tourism; nusa penida
PENGARUH NEGATIF ACARA TELEVISI TERHADAP PERKEMBANGAN PERILAKU ANAK SDN 13 RAHA KECAMATAN KATOBU KABUPATEN MUNA Baharuddin, Muhammad; Aso, La
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (140.898 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14908

Abstract

Abstrak: Salah satu media yang banyak diakses oleh masyarakat adalah mediatelevisi. Dengan media televisi, informasi dari semua bidang kehidupan mulai darihiburan, ilmu pengetahuan, pendidikan, situasi ekonomi, hukum, politik, dan lain-laindapat diperoleh dengan cepat. Program televisi di Indonesia kebanyakan ditontonoleh anak-anak. Indikasi banyaknya penonton ini mengacu pada program anak-anakdari berbagai stasiun televisi dengan tingkat rating relatif paling tinggi.Tujuanpenelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan kebiasaan prilaku belajar anaksetelah menonton tayangan televisi, khususnya anak-anak Sekolah Dasar 13 RahaKecamatan Katobu, Kabupaten Muna, dan (2) untuk mendiskripsikan peran orang tuadalam lingkungan keluarga dalam menyikapi acara televisi yang ditonton anak-anak.Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kualitatif daninterpretatif dengan mengacu pada empat langkah, yaitu: mengurutkan data ke dalampola sesuai dengan permasalahan, mengelompokan data dalam kategori yang sesuaidengan interpretasi peneliti, sesuai dengan urutan data, dan sejalan denganpemahaman yang akan diperoleh, serta penilaian atas data hingga memperolehkesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pengaruh negatif programacara televisi terhadap perilaku belajar anak ada dua, yaitu: (a) kecanduan akan acaratelevisi sehingga malas mengerjakan tugas dari sekolah atau pekerjaan rumah, dan (b)meminta untuk dibelikan segala bentuk permainan yang tidak menunjangpendidikannya, (2). Peran orang tua dalam mendidik anak-anak mereka sejak dinisangat diperlukan karena anak akan dengan mudah menirukan dan merekam dalamingatannya apa yang telah dilihat dan didengar. Disiplin dalam keluarga mempunyaiperan penting agar anak dapat belajar dengan baik dalam berperilaku, karena sebuahperaturan mengajarkan apa yang harus dan apa yang boleh dilakukan anak di rumah.Kata kunci : Pengaruh negatif, acara televisi, peran orang tua.
PENGETAHUAN DAN PENGGUNAAN TUMBUHAN KOWALA (AREN) PADA MASYARAKAT MUNA DI KECAMATAN WATOPUTE KABUPATEN MUNA Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.639 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.13977

Abstract

The purpose of this study is to know and analyze the traditional Muna knowledge in Watopute District regarding the perception, management, and utilization of kowala (sugar palm/) plants. Data collection is carried out through in-depth interviews, engaged observations, and focused discussions. Data analysis is performed through data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the community perceive sugar palm plants as special plants because all parts of the plant, from the roots to the tops, are useful for humans and are useful in creating ecological balance. The Watopute community makes the sugar palm plant as a teacher of life institutionalized in a value system through the traditional expression "dodadi beano peda kowala, nobhari ghuluhano mbali alamu" (humans must live like sugar palm, which brings many benefits to the universe). The using of sugar palm trees in the Watopute community is carried out in a traditional manner in accordance with the local wisdom of the local community obtained from their ancestors from generation to generation. The most used part of the sugar palm plant by the community is the male of sugar palm flower which is processed to produce kameko (sap). The male sugar palm flowers are most used because this part is easy to do and has good marketing potential, so it is more profitable economically.
KEARIFAN LOKAL DALAM TRADISI ‘KALENTUNO GHOLEO’ PADA MASYARAKAT SUKU MUNA (STUDI DI GHOERANO LAWA) Rajab, Abdul; Taena, La; Baka, Hj. Wa Kuasa
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.608 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14909

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses pelaksanaantradisi kalentuno gholeo pada masyarakat suku Muna. Penelitiann inimenggunakan metode pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan denganpengamatan terlibat atau observasi, wawancara mendalam dan dokumen yangberkaitan dengan pelaksanaan tradisi kalentuno gholeo pada masyarakat sukuMuna. Sumber data dalam penelitian ini terdiri atas data primer data datasekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pelaksanaan tradisikalentuno gholeo pada masyarakat suku Muna telah menjadi sistem pengetahuanlokal bagi masyarakat suku Muna. Proses pelaksanaan tradisi kalentuno gholeopada masyarakat suku Muna dengan bentuk-bentuk perhitungan sepertimenggunakan jari tangan, kalender hijria selama sepekan, satu bulan dan selamasatu tahun, perputaran jam yang satu sama lain terdapat keterkaitan yang sangaterat. Setiap perhitungan memiliki symbol yang bermakna, di antaranya, maknareligious, harga diri, tanggung jawab dan kejujuran.Kata kunci: Kearifan lokal, tradisi, kalentuno gholeo, masyarakat suku Muna,
AKULTURASI BUDAYA JAWA DAN AJARAN ISLAM DALAM TRADISI POPOKAN Fikriyah, Siti Zakiyatul; Jayanti, Indra Dwi; Mu’awanah, Siti
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.555 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.11111

Abstract

Abstrak: Pengetahuan masyarakat awam mengenai suatu tradisi atau kebudayaan umumnya hanya mengenal sebuah tradisi yang sangat terkenal, pun tanpa mengetahui makna filosofisnya. Bahkan tidak jarang di antara mereka tidak mengetahui jika ada sebuah tradisi di sekitar daerahnya sendiri. Hasil dari wawancara dari beberapa masyarakat sekitar kecamatan Bringin menunjukan masih banyak yang belum mengenal betul mengenai adanya tradisi Popokan. Kalaupun ada yang tahu, mereka akan mengatakan kurang mengenal betul mengenai makna filosofis dari tradisi Popokan. Tujuan artikel ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan bentuk akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam pada tradisi Popokan (saling melempar lumpur) di Dusun Sendang, Desa Sendang, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang, dan (2) mengetahui bagaimana cara masyarakat Desa Sendang dalam mempertahankan tradisi Popokan tersebut yang hingga saat ini masyarakat Desa Sendang masih terus menjalankannya. Teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian dalam artikel akulturasi budaya Jawa dan ajaran Islam pada tradisi Popokan adalah teori Kebudayaan dan teori Akulturasi. Penelitian ini bersifat kualitatif. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dalam artikel ini dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Dalam tradisi Popokan masih menggunakan budaya Jawa yang merupakan warisan nenek moyang, yakni adanya sesajen saat pelaksanaan tradisi Popokan, serta diiringi dengan adanya ajaran Islam di dalam tradisi Popokan, seperti ziarah kubur dan doa-doa kepada Allah SWT. (2) Masyarakat Desa Sendang melestarikan tradisi Popokan dengan cara selalu melaksanakan tradisi ini setiap setahun sekali, dan tidak pernah melewatkannya. Hal ini didasari oleh kepercayaan mereka, bahwa jika tidak melaksanakannya akan terjadi bencana besar di Desa Sendang. Terbukti pada sekitar tahun 1950 pernah terjadi bencana besar yang merugikan warga, sehingga masyarakat Desa Sendang tidak ingin mengulangi untuk yang kedua kalinya.Kata kunci: Akulturasi; Budaya; Popokan.Abstract: The knowledge of ordinary people about a tradition or culture generally only recognizes a very famous tradition, even without knowing its philosophical meaning. In fact, not infrequently among them do not know if there is a tradition around their own area. The results of interviews from several communities around the Bringin sub-district showed that there were still many who were not familiar with the Popokan tradition. Even if anyone knows, they will say they don't know much about the philosophical meaning of the Popokan tradition. The purpose of this article is to: (1) describe the forms of acculturation of Javanese culture and Islamic teachings in the Popokan tradition (throwing mud at each other) in Sendang Hamlet, Sendang Village, Bringin District, Semarang Regency, and (2) knowing how the Sendang Village community maintains the Popokan tradition which until now the people of Sendang Village continue to practice it. The theory used to analyze the acculturation research of Javanese culture and Islamic teachings in the Popokan tradition is the Culture theory and Acculturation theory. This research is qualitative. The type of data used are primary data and secondary data. Data collection is done through interviews, observations, and documentation. The data in this article were analyzed descriptively qualitatively. The results of this study indicate that: (1) In the Popokan tradition they still use Javanese culture which is a legacy of their ancestors, namely offering offerings during the Popokan tradition, and accompanied by Islamic teachings in the Popokan tradition, such as grave pilgrimages and prayers to God SWT (2) Sendang Village people preserve the Popokan tradition by always carrying out this tradition once a year, and never miss it. This is based on their belief, that if they don't do it, there will be a big disaster in Sendang Village. It was proven that around 1950 there had been a major disaster that harmed residents, so that the people of Sendang Village did not want to repeat a second time.Keywords: Acculturation; Culture; Popokan.
RAGAM DAN FUNGSI PANTUN PADA MASYARAKAT SUKU BAJO DI DESA BOKORI KECAMATAN SOROPIA KABUPATEN KONAWE Abidin, Marwan; Suyuti, Nasruddin; Ali Basri, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.652 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14910

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ragam dan fungsipantun pada masyarakat Bajo di Desa Bokori Kecamatan Soropia, KabupatenKonawe. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan menggunakanmetode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah di Desa BokoriKecamatan Soropia Kabupaten Konawe. Data dari informan langsung dilapanganyang menguasai atau pembicara asli pantun yang menjadi objek penelitian ini.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah peneliti instrumen utama,wawancara, alat perekam dan dokumentasi Teknik analisis data adalah denganmenggunakan teknik pendekatan struktural. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa Pantun pada masyarakat Bajo memiliki ragam: (a) Pantun bertema nasihat,(b) Pantun berhubungan dengan kepercayaan/agama, dan (c) pantun tentangpercintaan. Fungsi pantun itu sendiri adalah:(a) sebagai hiburan, (b) sebagai mediamengungkapkan perasaan, (c) sebagai nasihat, dan (d) sebagai pelestariantradisi/budayaKata Kunci: Ragam, fungsi, pantun, masyarakat Bajo
PERMAINAN TRADISIONAL HEDAROJI PADA MASYARAKAT KELURAHAN WANCI KECAMATAN WANGI-WANGI KABUPATEN WAKATOBI Sidik, Wa Ode Islamia; Nurtikawati, Nurtikawati; Suraya, Rahmat Sewa; Basri, La Ode Ali
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.732 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14054

Abstract

This research aims to analyze the functions and values contained in the hedaroji game as one of the traditional games of the Wanci people in the past which are now becoming extinct. Data collection was carried out through in-depth interviews, involved observation, and discussion. Data were analyzed through analysis techniques consisting of data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results showed that in the past the traditional game of, hedaroji served as people's entertainment, a gathering place and to strengthen the sense of kinship, and as an effort to pass the culture on to the next generation of traditions. In the traditional game, hedaroji contains sportsmanship, educational values, and religious values. Keywords: traditional games, hedaroji, function, values and marginalization 
PEREMPUAN PENAMBANG BATU (STUDI PADA WANITA PEKERJA PEMECAH BATU GUNUNG DI DESA PARIDA KECAMATAN LASALEPA KABUPATEN MUNA Syarah, Sitti; Taena, La; Marhadi, Akhmad
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.208 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14905

Abstract

Abstrak: Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mendeskripsikan tahapan prosespekerjaan perempuan dalam bekerja sebagai pemecah batu di Desa ParidaKecamatan Lasalepa Kabupaten Muna, dan (2) untuk mengetahui faktor yangmendorong perempuan bekerja sebagai pemecah batu di Desa Parida KecamatanLasalepa Kabupaten Muna. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teorifeminisme, dan teori pemenuhan kebutuhan. Untuk mengungkap masalah dalampenelitian ini maka digunakan metode pengumpulan data melalui observasi, danwawancara mendalam, studi dokumen. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1)Tahapan proses pekerjaan perempuan pemecah batu gunung di Desa ParidaKecamatan Lasalepa Kabupaten Muna yaitu para penambang tiap harinya bekerjamulai jam 07.00 dan selesai 17.00 WIB terkadang ada juga para penambang yangselesainya jam 18.00 WIB. Kegiatan penambang diawali dengan memecahkanbatu yang besar yang ada dilokasi penambangan dengan pahat dan palu ataupundengan menggunakan bantuan linggis. (2) Faktor yang mendorong perempuan didesa Parida Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna bekerja sebagai pemecahgunung adalah sebagai berikut: Membantu pendapatan suami, bekerja sebagaitulang punggung keluarga. Dari beberapa faktor diatas perempuan pemecah batugunung berusaha bekerja diruang publik untuk memajukan ekonomi keluarganya.Kata Kunci: Perempuan, Proses Pekerjaan, Pendapatan
PERGESERAN IDENTITAS SUKU MUNA KE IDENTITAS ETNIS BUGIS DI KELURAHAN ALOLAMA KECAMATAN MANDONGA KOTA KENDARI Ibrahim, Maulana; Suardika, I Ketut; Topo Jers, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (114.053 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14911

Abstract

Abstrak: Identitas merupakan suatu konstruksi sosial budaya. Identitas seseorangataupun kelompok bisa rentan terhadap setiap perubahan atau pergeseran nilaikebudayaan, seperti adanya kelompok dominasi, minoritas, kesamaan ataukemiripan nilai budaya (orientasi nilai budaya), faktor sosial ekonomi (orientasiekonomi), maupun faktor kawin-mawin (Genoligis). Kehidupan etnis Muna diAlolama mengalami pergeseran nilai budaya yang diakibatkan oleh beberapafaktor kondisi sosial. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktorfaktorpenyebab pergeseran identitas etnis Muna ke identitas Bugis di KelurahanAlolama Kecamatan Mandonga Kota Kendari. Penelitian ini menggunakanpendekatan etnografi dengan metode kualitatif yakni data dikumpulkan melaluiobservasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini, menunjukkanbahwa Etnis Muna di Kelurahan Alolama Kecamatan Mandonga Kota Kendarilebih cenderung dianggap sebagai orang Bugis dan lebih mengusai bahasa daerahBugis dari pada bahasa daerah Muna. Sebagian dari mereka, sekalipun denganmenggunakan bahasa daerah Muna namun dalam penggunaan bahasa atau dialekpengucapannya sangat menyerupai dialek orang Bugis pada umumnya. Prosesperubahan identitas etnis Muna ke identitas orang Bugis di Kelurahan AlolamaKecamatan Mandonga Kota Kendari disebabakan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah: (a) Kemiripan Nilai budaya (Orientasi Nilai Budaya) (b)Terjadinya kawin mawin (Genologis) (c) Faktor Sosial Ekonomi (Orientasiekonomi). dan (d) Faktor pergeseran identitas budaya tersebut terjadi secaraevolusi atau puluhan tahun lamanya.Kata kunci: Pergeseran, Identitas, suku Muna suku Bugis
PERUBAHAN BUDAYA SITULUNG-TULUNG DALAM PROSESI PERKAWINAN PADAMASYARAKAT BUGIS DI DESAMOKUPA KECAMATANLAMBANDIA KABUPATEN KOLAKA TIMUR Hernawati, Hernawati; Suyuti, Nasruddin; Ali Basri, La Ode
Jurnal Penelitian Budaya Vol 5, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Budaya
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (119.644 KB) | DOI: 10.33772/jpeb.v5i2.14907

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan dan menganalisisbentuk perubahan situlung-tulung dalam prosesi perkawinan masyarakat Bugis diDesa Mokupa Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur, (2) faktor penyebabperubahan budaya situlung-tulung dalam prosesi perkawinan masyarakat Bugis diDesa Mokupa Kecamatan Lambandia Kabupaten Kolaka Timur. Jenis penelitian iniadalah kualitatif. Informan penelitian menggunakan teknik snowball, yaitu carapenentuan informan dilakukan secara bertahap. Metode pengumpulan data dalampenelitian ini dilakukan dengan teknik observasi, wawancara dan perekamankejadian. Teknis analisis data yang di gunakan dalam penelitian ini mengacu padamodel analisis Miles dan Haberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikankesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Bentuk perubahan budayasitulung-tulung dalam prosesi perkawinan masyarakat Bugis di Desa Mokupa, saatini tidak memberlakukan lagi keikhlasan dalam melakukan suatu pekerjaan secarabersama-sama untuk menyelesaikan kepentingan individu atau kelompok, (2) faktorpenyebab perubahan budaya situlung-tulung dalam masyarakat Bugis yakni (a)kemajuan teknologi yang merubah pola fikir, (b) faktor ekonomi yang menuntutmasyarakat mendahulukan kebutuhan pribadi daripada kebutuhan umum.Kata Kunci : Perubahan, budaya situlung-tulung, masyarakat Bugis

Page 1 of 1 | Total Record : 10