cover
Contact Name
Ashil
Contact Email
ashil@iai-tribakti.ac.id
Phone
+6285708028044
Journal Mail Official
ashil@iai-tribakti.ac.id
Editorial Address
Jl. KH. Wahid Hasyim 62 Kediri 64114
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
ISSN : -     EISSN : 27764117     DOI : https://doi.org/10.33367
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini receiving research results in various fields related to Early Childhood Education including Cognitive Development, Development of Moral and Religious Values, Social-Emotional Development, Physical Motor Development, Language Development, Arts and Creative, Child Development Psychology, Parenting, Child Development Assessment, Institutions PAUD managers, learning strategies, media and educational tool play for early childhood, innovations in early childhood education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 32 Documents
Terapi Realitas untuk Meningkatkan Penerimaan Ibu yang Memiliki Anak Berkebutuhan Khusus di Kabupaten Nganjuk Wahyu Utami; Sun Fatayati
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.332 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1506

Abstract

Diperkirakan 20 % anak berkebutuhan khusus dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Beberapa kasus masyarakat cenderung menjauhi individu dengan kebutuhan khusus tidak jarang dari mereka juga menghina bahkan dikucilkan. Lebih parahnya penolakan ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat umum, juga oleh keluarga dan orangtua. Sampel Subjek dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan rentang usia 35-41 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria orangtua yang memiliki anak anak berkebutuhan khusus dengan skala rendah dalam penerimaan pada anak anak berkebutuhan khusus. Metode penelitian menggunakan observasi, wawancara dan skala pengukuran penerimaan orangtua pada anak. Intervensi yang diberikan pada subjek ialah terapi realitas sebanyak 9 sesi. Hasil intervensi menunjukkan bahwa paired t-test diperoleh nilai t hitung sebesar 11,731 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) sehingga data yang terdapat pengaruh pemberian perlakuan terhadap data test. Hal tersebut menunjukkan bahwa orangtua dengan tingkat penerimaan anak dengan anak berkebutuhan khusus dapat meningkat melalui pemberian terapi realitas. Artinya adalah penelitian ini menunjukkan adanya penurunan tingkat penolakan ibu terhadap anak.
Perbedaan Pola Hubungan antara Orang Tua dan Anak Usia Dini Ditinjau dari Tingkat Stres Pengasuhan pada Masa Pandemi Covid-19 Nur Fatwikiningsih; Lathifatul Fajriyah
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.403 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1518

Abstract

Masa pandemi COVID-19 berdampak pada dinamika keluarga salah satunya pada stres pengasuhan anak usia dini. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pola hubungan antara orang tua dan anak usia dini ditinjau dari tingkat stres pengasuhan pada masa pandemi COVID-19. Sampel penelitian ditentukan dengan random sampling terdiri dari 53 orang Ayah dan 92 orang Ibu yang memiliki putra atau putri bersekolah di salah satu dari 36 Lembaga PAUD se-Kecamatan Gresik. Kuesioner child parent relationship scale dan child parent relationship scale (Skala hubungan orang tua-anak/CPRS) dibagikan melalui google form yang diisi oleh Ayah Bunda secara terpisah. child parent relationship scale (Skala hubungan orang tua-anak/CPRS) untuk mengukur pola hubungan orang tua-anak dan Parental Stress Scale (PSS) untuk mengukur tingkat stres pengasuhan. Analisis statistik menggunakan uji chi square dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stres pengasuhan yang dialami orang tua sangat berpengaruh pada pola hubungan orang tua dan anak usia dini yakni nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000<0,05). Selain itu ada perbedaan signifikan pola hubungan antara Ibu dan anak usia dini ditinjau dari tingkat stres pengasuhan pada masa pandemi COVID-19 (nilai signifikansi kurang dari 0,05 atau 0,003<0,05) sedangkan pada Ayah sebaliknya tidak ada perbedaan signifikan nilai signifikansi lebih dari 0,05 atau 0,081>0,05).
Peningkatan Kualitas Pembelajaran Anak Usia Dini melalui Pemanfaatan Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar Miftah Kusuma Dewi
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.557 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1564

Abstract

Proses pembelajaran pada anak usia dini yang efektif, menyenangkan dan menarik bagi anak dipengaruhi orleh beberapa unsur salah satunya adalah tersedianya sumber belajar yang menarik dan menyenangkan bagi anak, karena dengan adanya sumber belajar tersebut mendorong anak untuk semangat belajar. Mengingat peran sumber belajar pada pembelajaran pendidikan anak usia dini sangat penting untuk keberhasilan dan pencapaian proses perkembangan anak yang diharapkan, jika terdapat permaslahan yang terkait dengan kekuarangan sumber belajar di yang berada di lembaga maka guru diharapkan lebih kreatif untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar untuk meningkatkan dan mengefektifkan pembelajaran. Oleh karena itu, pemanfaatan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan pendidik PAUD.
Pentingnya Sains dan Peran Orangtua dalam Pengajaran Sains kepada Anak di Rumah Wuni Arum Sekar Sari
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.939 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1572

Abstract

Selama masa pandemi COVID-19 anak sekolah dianjurkan untuk belajar di rumah. Ada banyak hal yang harus diajarkan kepada anak selama belajar di rumah, salah satunya sains. Sains sangat penting untuk diajarkan. Pengalaman sains yang menarik memungkinkan untuk pengembangan pemikiran ilmiah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya pengajaran sains sejak dini serta peran orangtua dalam pengajaran sains selama di rumah, dan juga aktivitas apa yang dapat dilakukan anak untuk mempelajari sains selama di rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dimana data diperoleh berdasarkan hasil studi pustaka. Penelitian menunjukkan bahwa peran orangtua sangat penting selama kegiatan belajar di rumah. Rumah adalah tempat yang tepat bagi Anda untuk mulai mendalami sains bersama anak. Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengajarkan sains kepada anak, seperti menanyakan berbagai pertanyaan berhubungan dengan sains dan melatih keterampilan tangan. Anak-anak belajar dengan melakukan, dengan mencoba ide-ide baru dan menantang ide-ide lama. Ini tidak hanya terjadi di sekolah. Orangtua dapat membantu anak Anda belajar dengan memberinya pengalaman belajar yang aman dan menarik dalam suasana yang mendukung. Kegiatan berikut dirancang untuk digunakan bersama anak di rumah dan di komunitas. Kata kunci: Pandemi COVID-19, Pembelajaran Sains, Belajar Dari Rumah Abstract During the COVID-19 pandemic, school children are encouraged to study at home. There are many things that must be taught to children while studying at home, one of which is science. Science is very important to teach. An interesting science experience allows for the development of scientific thinking. This study aims to determine the importance of teaching science from an early age and the role of parents in teaching science at home, as well as what activities children can do to learn science while at home. This research was a qualitative research where data was obtained based on the results of literature studies. The result showed that the role of parents was very important during learning activities at home. Home is the right place for you to start exploring science with children. There are many activities that could be done in teaching science to children, such as asking questions related to science and practicing hand skills. Children learn by doing, by trying new ideas and challenging old ones. This did not just happen at school. Parents could help their children learn by providing him with a safe and engaging learning experience in a supportive setting. The following activities were designed for use with children at home and in the community.
Implementasi Pembelajaran Nilai Agama dan Moral pada Anak Usia 4-5 Tahun selama Belajar dari Rumah Maratus Solekah; Anik Lestariningrum; Linda Dwiyanti
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.509 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1621

Abstract

Pendidikan mulai anak usia dini terhambat dengan pandemi melanda sehingga harus dilakukan proses pembelajaran dari rumah. Dibutuhkan kerjasama antara guru dan kedua orang tua dalam peningkatan aspek perkembangan juga salah satunya terkait pembiasaan penanaman nilai agama moral. Permasalahan yang dihadapi tidak semua orang tua mendukung dalam implementasi pembiasaan tersebut sementara lembaga ini memiiliki kekhasan pengembangan nilai agama moral selama di sekolah menjadi satu konsep yang ditekankan lebih banyak waktunya. Untuk mengatasi masalah tersebut guru menerapkan beragam media dan metode yang akan dilaksanakan dengan kolaborasi dan orang tua menggunakan kegiatan yang menyenangkan. Penelitian ini dilakukan pada anak kelompok A di RA Kusuma Mulia Mojosari Kecamatan Kras Kabupaten Kediri sebanyak 15 anak. Metode penelitian akan digunakan studi kualitatif dimana teknik di pengumpulan untuk data dari observasi, wawancara dan juga dokumentasi. Analisis dengan deskriftif secara kualitatif diperoleh hasil tentang implementasi pembelajaran terkait nilai agama moral. anak usia 4-5 tahun dengan menggunakan media interaktif hasil buatan guru memperoleh hasil peningkatan pada indicator pelaksanaan ibadah dan pengenalan waktu sholat 1 anak MB, 8 nak BSH dan 6 anak BSB. Rekomendasi yang dapat diberikan keterbatasan media yang dibuat guru sebaiknya dapat ditingkatkan dengan memaanfaatkan lingkungan sekitar agar peningkatan aspek nilai agama moral juga dapat dilakukan seperti aspek lainnya.
Meningkatkan Kreativitas Anak melalui Media Bahan Bekas Cicik Setyowati
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 1 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.294 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i1.1696

Abstract

Dunia anak adalah dunia bermain, dan belajar yang melibatkan semua panca indera. Bermain identik dengan kegiatan yang menyenangkan, menggembirakan, serta dipenuhi suasana suka dan ceria. Dalam bermain, permainan yang dipilih biasanya yang sesuai dengan kehendak hati, sesuai harapan, serta mendatangkan keceriaan. Bermain yang dilakuhkan anak membutuhkan alat dan bahan penunjang. Salah satu sarana penunjang pembelajaran itu dengan sumber belajar anak di TK, RA maupun KB. Sumber belajar anak TK, Ra maupun KB adalah penggunaan alat pendidikan edukatif atau yang lebih dikenal dengan APE. Alat atau media pembelajaran dapat dibuat sendiri dengan bahan yang mudah dicari tanpa harus selalu membeli dan dengan penggunaan bahan bekas tersebut dapat membantu mengurangi pencemaran ekosistem pada tanah. Selain kita membantu anak dalam belajar sekaligus kita mengajarkan anak untuk dapat memanfaatkan berbagai sampah atau bahan bekas di sekitar kita untuk dijadikan barang yang bermanfaat. Pemanfaatan sampah akan dapat maksimal jika dikekola dan di inovasikan sesuai dengan jenis dan kegunaannya.
Pengembangan Media Maze Kotaku untuk Menstimulasi Kemampuan Memecahkan Masalah pada Anak Usia 4-5 Tahun Anik Lestariningrum; Niken Ayu Saptiwi
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.476 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i2.1801

Abstract

Tahapan berpikir pra-operasional merupakan saat anak-anak membutuhkan sebuah media pembelajaran yang dapat menggabungkan pola pikir sederhana terutama dalam kemampuan mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Anak terbiasa dengan bimbingan dan pendampingan yang sangat ketat dari orang dewasa disekitarnya membuat tidak memiliki kebebasan menentukan pilihan sendiri. Permasalahan ini dihadapi oleh anak di lembaga PAUD Darussalam Jabon dari 13 anak capaian kognitif terkait kemampuan memecahkan masalah hanya 4 anak yang memperoleh BSH sedangkan 2 anak dalam kategori MB dan 7 anak BB. Analisis kebutuhan dilakukan ditemukan kebutuhan media pembelajaran yang perlu diinovasi sehingga dapat menumbuhkan minat anak mencapai kemampuan memecahkan masalah sederhana. Desain penelitian adalah R & D dengan mengadopsi Borg & Gall yang digunakan hanya sampai 4 tahapan dengan keterbatasan penelitian dimiliki yaitu potensi masalah, pengumpulan data, desain produk dan validasi desain. Hasil penelitian yang diharapkan adalah prototype terkait desain dan panduan media pembelajaran maze kotaku yang akan digunakan dalam pengembangan kemampuan kognitif anak fokus pemecahan masalah. Diharapkan desain hasil produk yang divalidasi nantinya dapat digunakan dalam tahapan selanjutnya. Kata Kunci: memecahkan masalah, maze kotaku, anak usia 4-5 tahun.
Peran Orang Tua dalam Mengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini pada Masa Pandemi Covid-19 Malikatus Sholihah
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.179 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i2.1934

Abstract

This research was conducted to find out how the role of parents in developing early childhood creativity during the COVID-19 pandemic. The research subjects were students of RA Hidayatul Islamiyah, parents, teachers, and principals. Research data were collected by several techniques, such as observation, interviews, and documentation. The triangulation technique is carried out by means of triangulation of techniques and sources, namely by re-checking the information from interviews with documentation and observations and matching from one informant to other informants. The results of research on the role of parents in developing children's creativity in cooking cakes in the midst of the covid-19 pandemic, show that there are parents who pay less attention to children's learning activities at home, but there are also parents who collaborate with teachers to direct children to study at home. The conclusion of this research is the role of parents who have high enthusiasm in developing children's learning creativity will have a good impact on children, especially during the current covid-19 pandemic, children really need the role of parents to develop children's creativity through cooking cakes taught at home.
Penggunaan Media Bahan Alam untuk Meningkatkan Kemampuan Berhitung pada Anak Usia 5-6 Tahun Briyantika puji Lestari; Nisael Amala
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.578 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i2.1941

Abstract

Kegiatan Pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang mendukung mereka untuk hidup dan bekerja pada masa mendatang yang pada kemampuan memecahkan masalah. Begitu pentingnya kemampuan berhitung bagi manusia, maka kemampuan berhitung ini perlu diajarkan sejak dini. Kemampuan berhitung sebaiknya diberikan pada anak dengan suasana yang menyenangkan dan memberikan rasa aman serta kebebasan bagi anak. Masalah ini dihadapi oleh anak di lembaga TK Dharma Wanita Ketanon dari 13 anak capaian kognitif terkait kemampuan berhitung hanya 2 anak yang memperoleh BSH sedangkan 9 anak dalam kategori MB dan 2 anak BB. Dari analisis kebutuhan kebutuhan ditemukan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat anak untuk mencapai kemamupuan berhitung. Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan 3 siklus. Hasil penelitian ini diterima dan dapat dibuktikan bahwa pada siklus ke I diperoleh prosentase ketuntasan 30,7%, pada siklus II diperoleh prosentase ketuntasan 61,5% dan pada siklus ke III diperoleh prosentase ketuntasan 84,6%. Activities Development of learning mathematics for early childhood is designed so that children are able to master a variety of mathematical knowledge and skills that will enable them to live and work in the future which emphasizes problem solving skills. So important is the ability to count for humans, then this ability to count needs to be taught from an early age. The ability to count should be given to children in a pleasant atmosphere and provide a sense of security and freedom for children. This problem was faced by children in the Dharma Wanita Ketanon Kindergarten institution, out of 13 children with cognitive achievement related to numeracy skills, only 2 children received BSH while 9 children in the MB category and 2 BB children. From the needs analysis, it was found the need for learning media that can foster children's interest in achieving numeracy skills. The type of research is Classroom Action Research using 3 cycles. The results of this study are accepted and can be proven that in the first cycle the percentage of completeness is 30.7%, in the second cycle the percentage of completeness is 61.5% and in the third cycle the percentage of completeness is 84.6%.
Penerapan Permainan Musical Chair Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Anak Kelompok B Fadilatul Fitria; Fitta Nurisma Riswandi
Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol. 1 No. 2 (2021): Journal Ashil: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Publisher : Institut Agama Islam Tribakti Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.033 KB) | DOI: 10.33367/piaud.v1i2.1944

Abstract

Penelitian ini berlatarbelakang dari masalah kemampuan motorik kasar anak kurang berkembang dengan baik. Hasil Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa 70% kemampuan anak untuk mengikuti gerakan guru sederhana masih belum berkembang. Terlihat dari (1) anak ketika kurang bersemangat mengikuti gerak dan lagu senam, (2) minimnya kegiatan motorik kasar setiap hari, (3) anak jarang memanfaatkan alat permainan kasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subyek penelitian 19 anak kelompok B2 TK Negeri Pembina Kota Semarang. Pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua siklus dengan 4 perlakuan setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru dalam permainan music chairmemperoleh rata-rata 82,64 dengan kriteria sangat baik dan aktivitas anak mencapai 82,80% dengan kualifikasi sangat baik. Tingkat keantusiasan anak dalam melakukan permainan music chair memperoleh 84,21%. Sehingga dapat dikatakan bahwa permainan kursi musik dapat menjadi salah satu alternatif guru untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Kata Kunci: Permainan Musical Chair , Motorik Kasar, Kelompok B Latar belakang penelitian ini adalah masalah kemampuan motorik kasar anak yang belum berkembang dengan baik. Berdasarkan observasi menunjukkan bahwa 70% kemampuan anak mengikuti gerakan sederhana guru masih belum berkembang. Hal ini terlihat dari (1) anak kurang antusias mengikuti gerakan dan lagu saat berolahraga, (2) kurangnya aktivitas motorik kasar anak setiap hari, (3) anak jarang menggunakan alat permainan motorik kasar. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK) dengan subjek penelitian 19 siswa kelompok B2 TK Negeri Pembina Kota Semarang. Pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan dua siklus dengan 4 perlakuan pada setiap siklusnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas guru dalam permainan Kursi Musik diperoleh rata-rata 82. 64 dengan kriteria sangat baik dan aktivitas anak mencapai 82,80% dengan kualifikasi sangat baik. Tingkat antusiasme anak dalam bermain kursi musik adalah 84,21%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa permainan kursi musik dapat menjadi alternatif bagi guru untuk meningkatkan kemampuan motorik kasar anak. Kata kunci: Permainan Kursi Musik, Motorik Kotor, Grup B

Page 1 of 4 | Total Record : 32