cover
Contact Name
Setyo Admoko
Contact Email
setyoadmoko@unesa.ac.id
Phone
+6282144347073
Journal Mail Official
physics@unesa.ac.id
Editorial Address
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetaahuan Alam Jl. Ketintang, Gd C3 Lt 1, Surabaya 60231
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Inovasi Pendidikan Fisika
  • inovasi-pendidikan-fisika
  • Website
ISSN : 23024496     EISSN : 28303881     DOI : -
Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika menerbitkan artikel hasil penelitian di bidang pendidikan fisika meliputi bidang Filsafat dan Kurikulum, Inovasi Pembelajaran, Media Pembelajaran dan Evaluasi Pembelajaran. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika diterbitkan secara berkala oleh Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya sebanyak tiga kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari, Juli, dan September.
Articles 110 Documents
The Validity and Reliability of Five-Tier Conception Diagnostic Test for Vector Concepts
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1894.262 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p459-465

Abstract

Abstract Misconceptions has commonly found in Physics concepts, including in Vector concepts. For example, students assumed when an object moves at a certain path and returns to the original position using different path, the displacement is not zero. Meanwhile, according to the Vector concept, the object displacement is zero when it moves and returns to the original position. This discrepancy is called misconception. Such misconception needs to be identified. One of them is by multi-tiers conception diagnostic test. This study was aimed to develop a five-tier conception diagnostic test for Vector concepts and determine the validity (both internal and external aspects) and the reliability. Two groups of students were involved in this work: 25 students to collect common reasons (three-tier questions) and 65 students to calculate the validity and reliability scores. The internal validity was justified by two pointed lecturers at Physics Dept. UNESA. The external validity contains content and construct aspects. The content aspect was determined based on false positive (FP) and false negative (FN) scores, each should be <10%. The construct aspect was calculated by the Pearson’s product-moment correlation. The reliability was determined using Alpha Cronbach with = 0.244 and 5% significance level. The internal validity score = 95%, the FP and FN scores = 3.5 and 9.0% respectively which means that the developed instrument is valid. The = 0.656 and = 0.898 which are > rtheoritic. Therefore, the developed instrument is valid and reliable to diagnoses student’s conception on the Vector concepts. Keywords: Vector concepts, five-tier conception diagnostic test, validity, reliability Abstrak Miskonsepsi, secara umum, banyak ditemukan pada konsep Fisika, termasuk pada konsep-konsep Vektor. Sebagai contoh, peserta didik (PD) menganggap apabila suatu benda bergerak pada lintasan tertentu dan kembali pada posisi semula melalui lintasan lain, maka perpindahan tersebut tidak nol. Sementara menurut konsep Vektor, perpindahan suatu benda dikatakan nol apabila benda tersebut bergerak dan kemudian kembali pada posisi semula. Perbedaan keduanya disebut miskonsepsi. Miskonsepsi seperti itu perlu diidentifikasi. Salah satunya adalah dengan tes diagnostik konsepsi multi-tier. Penelitian ini ditujukan untuk mengembangkan sebuah tes diagnostik konsepsi berformat five-tier untuk konsep Vektor dan menentukan tingkat validitas dan reliabilitasnya. Dua kelompok PD dilibatkan dalam pekerjaan ini, yaitu 25 PD untuk menjaring alasan yang umum dikemukakan oleh siswa (pertanyaan three-tier) dan 65 PD untuk menghitung skor validitas (baik aspek internal maupun eksternal) dan reliabilitas tes tersebut. Validitas internal diuji oleh dua dosen Jurusan Fisika UNESA yang ditunjuk. Validitas eksternal terdiri dari aspek konten dan konstruk. Aspek konten ditentukan berdasarkan skor false positive (FP) dan false negative (FN), dimana tiap skor tersebut harus <10%. Aspek konstruk dihitung dengan persamaan korelasi Pearson Product Moment . Reliabilitas ditentukan menggunakan Alpha Cronbach dengan = 0.244 dan taraf signifikasi 5%. Skor validitas internal = 95%, skor FP dan FN masing-masing = 3.5 dan 9.0% yang berarti bahwa instrumen yang telah dikembangkan ini valid. Nilai = 0.656 dan = 0.898 yang nilainya > rteori. Karena itu, instrumen ini valid dan reliabel untuk dipergunakan untuk mendiagnosis konsepsi PD pada konsep-konsep Vektor. Kata kunci: Konsep-konsep Vektor, five-tier diagnostic test, validitas, reliabilitas
Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Berpikir Kritis Melalui Penalaran Formal dalam Pemecahan Masalah pada Materi Usaha Dan Energi
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1707.805 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p447-458

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan validitas instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis melalui penalaran formal dalam pemecahan masalah pada materi Usaha dan Energi. Instrumen ini mengombinasikan penalaran formal sehingga siswa berpikir secara kritis dan mampu memecahkan permasalahan. Model penelitian ADDIE diterapkan dalam pengembangan instrumen dan berhasil dibuat 39 butir instrumen. Validitas logis instrumen dari kajian ranah/proses berpikir, materi, konstruk, dan bahasa ditelaah oleh tiga validator. Hasil validasi logis diperoleh 14 butir instrumen valid pada kategori sangat valid dengan persentase 95%. Instrumen kemudian diterapkan dalam uji terbatas pada 30 siswa SMAN 16 Surabaya yang telah mempelajari materi Usaha dan Energi. Validitas empiris butir instrumen, daya pembeda, tingkat kesukaran butir, dan reliabilitas instrumen dianalisis menggunakan software Microsoft Excel. Reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa rhitung > rtabel yaitu 0,90 > 0,361 tergolong reliabel. Butir instrumen penilaian valid secara empiris antara skor 0,47 hingga 0,84. Tingkat kesukaran setiap butir instrumen dalam rentang indeks dari 0,38 - 0,90 dengan daya pembeda setiap butir instrumen dalam rentang indeks dari 0,20 hingga 0,43. Hasil uji coba terbatas diperoleh 12 butir instrumen penilaian memenuhi validitas empiris. Instrumen penilaian keterampilan berpikir kritis melalui penalaran formal dalam pemecahan masalah pada materi Usaha dan Energi valid secara logis maupun empiris sebanyak 12 butir instrumen penilaian. Instrumen penilaian yang telah valid secara logis maupun empiris dapat mendeskripsikan keterampilan berpikir kritis dengan mempresentasikan aspek yang dapat dikembangkan untuk mengasah kemampuan pemecahan masalah melalui penalaran formal siswa. Kataikunci: Validitas, Instrumen penilaian, Keterampilan berpikir kritis, Penalaran formal, Pemecahan masalah Abstract This study aims to describe the validity of the critical thinking skills assessment instruments through formal reasoning in solving Work and Energy problems. This instrument combines formal reasoning, so students think critically and can solve problems. The ADDIE research model was applied in the development of instruments, which initially consisted of 39 instruments. Three validators were involved in obtaining logical validity from the study of the realm of thought, material, constructs, and language. The logical validation results obtained 14 items of assessment instruments that were then tested were limited to 30 students of SMAN 16 Surabaya who had studied Work and Energy. Validation data analysis shows a very good category with a percentage of 95%. The empirical validity of grading instrument items, distinguishing features, item difficulty levels, and assessment instruments' reliability were analyzed using Microsoft Excel software. Instrument reliability shows that r count > r table that is 0.90 > 0.361 is classified as reliable. Items that are valid empirically assessed instruments are worth between 0.47 to 0.84. The level of difficulty on each item of this instrument with an index of 0.38 to 0.90 with distinguishing power on each item of this instrument with an index of 0.20 to 0.43. The results of limited trials obtained that 12 items of assessment instruments fulfill empirical validity. The instrument for evaluating critical thinking skills through formal reasoning in solving Work and Energy problems is logically and empirically valid as many as 12 items of assessment instruments. Assessment instruments that have been valid logically and empirically can describe critical thinking skills by presenting aspects that can be developed to hone the ability of problem solving through student formal reasoning. Keywords: Assessment, Critical thinking skills, Formal reasoning, Problem solving
Kajian Analisis Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.202 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p523-530

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model pembelajaran CUPs (Conceptual Understanding Procedures) untuk meningkatkan hasil belajar fisika. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Metoda pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan, mempersiapkan serta menganalisis data obyek yang diteliti. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif dengan menguraikan data yang diperoleh dari hasil penelitian yang relevan. Data sekunder dipilih menjadi sumber data dalam penelitian ini. Data tersebut berasal dari jurnal, artikel, skripsi maupun data yang bersumber dari internet. Hasil kajian dari penelitian terdahulu yang relevan menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran CUPS dapat meningkatkan hasil belajar, curriosity dan penguasaan konsep fisika peserta didik. Kata Kunci: CUPs, Hasil Belajar, studi literatur Abstract This study aims to describe the application of Conceptual Understanding Procedures (CUPs) learning models for improving physics’ learning achievement. This research uses the type of library research. Data collection method is collecting, preparing and analyzing data of the object under previous study. Data analysis technique is done by descriptive analysis by describing the data obtained from relevant research results. Secondary data is the main source in this study. The data comes from journals, articles, theses and internet. The results of studies from previous relevant studies show that the application of the learning model of CUPs can improve learning achievement, curriosity and mastery of students' physics concepts.. Keywords: CUP, Learning Outcomes, literature study
Pengembangan ELS-3D (E-Book Literasi Sains Berbasis 3d Page Flip) Pada Materi Momentum Dan Impuls
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (908.076 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p479-483

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan ELS-3D (E-Book Literasi Sains Berbasis 3D Page Flip) yang berorientasikan literasi sains pada materi Momentum dan Impuls yang layak untuk dipergunakan. Kelayakan ditinjau dari tingkat kevalidan media. Penelitian pengembangan ini dilatarbelakangi oleh belum adanya aspek-aspek literasi sains dalam buku fisika yang ada disekolah terutama di SMA MUHAMMADIYAH 4 Surabaya. Model penelitian yang digunakan adalah model penelitian pengembangan dengan desain Hannafin and Peck, yang terdiri dari tahap penelitian kebutuhan, tahap desain serta pengembangan dan implementasi. Akan tetapi penelitian ini hanya sampai pada tahap pengembangan, ini dikarenakan adanya pandemi covid 19 yang menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia, sehingga untuk uji coba di sekolah tidak dapat dilaksanakan. Validasi dilakukan oleh dua dosen ahli dengan metode angket dengan menggunakan instrumen angket validasi. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ELS-3D (E-Book Literasi Sains Berbasis 3D Page Flip) yang telah dikembangkan memiliki tingkat validasi secara keseluruhan sebesar 90,34% dan memiliki kreteria sangat valid baik dari segi media maupun konten, sehingga ELS-3D yang telah dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran yang dapat meningkatkan literasi sains pada materi momentum dan impuls. Kata kunci: ELS-3D, E-Book, Literasi Sains, Momentum dan Impuls This research aims to produce ELS-3D (Flip Page-Based 3D Literacy scientific E-Book) which is oriented towards scientific literacy on Momentum and Impulse material that elegible to be used. The eligibity is reviewed from the level of media validity. in terms of the validity of the media. This research research is motivated by the absence of scientific literacy aspect in physics books at MUHAMMADIYAH 4 high school Surabaya. The research method used is from Hannafin and Peck, which consists of the research needs, the stages of design along with development and implementation. However, this research only reached the development stage, due to the covid-19 pandemic that spread worldwide, including Indonesia, so that trials in school could not be carried out. Validation was carried out by two expert lectures with validation questionnaire method from the research that has been done, it can be concluded that ELS-3D (Literacy scientific E-Book based on 3D Page Flip) meets the criteria and it is suitable tobe usesd in term of media and content with an overall result of 90,34% so that ELS-3D can be used as a learning medium that can increase the scientific literacy on material momentum and impulses. Keyword : ELS-3D, E-Book, Scientific Literacy, Momentum and Impulses
Validity and Reliability of Conception Diagnostic Test Using Five-Tier Format for Elasticity Concepts
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (800.817 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p439-446

Abstract

Abstract Physics is one of subjects taught in secondary high school that potentially causes misconceptions on students. One of them occurs in Elasticity concepts as found by the authors. For example, students assumed that butter, wax and wet clay are elastic objects since it can be shaped easily. This assumption is wrong because those objects are plastic (non-elastic) materials, i.e. when the objects are given an attraction force, the objects will not return to its original form. Therefore, students were considered to experience misconceptions. Such misconceptions should be overcome soon, one of them is by multi-tier diagnostic test. This article aims to develop a conception diagnostic test in five-tier format for Elasticity concepts and to determine the validity (both internal and external aspects) and reliability. Two groups of students were involved: 21 students to gain common reasons (i.e. third-tier questions) and 32 students to collect the validity and reliability data. The internal validity was assessed by a pointed Physics lecturer in UNESA. The external validity covers content and construct aspects. The content validity was determined by false positives (FP) and false negatives (FN) data (each <10%). The construct validity was analyzed using the Pearson Product Moment correlation (rxy). The Reliability (r11) was determined using the Cronbach's Alpha with r11 = 0.42 and 5% significance level. The internal validity data is 91.33%; the FP and FN values ​​are 5.9 and 2.6%, respectively meaning that the developed instrument is valid. The rxy is 0.600> r11 . Therefore this instrument is valid and reliable for use. Keywords: Five-tier diagnostic test, Elasticity concepts, Validity, Reliability Abstrak Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah menengah atas yang berpotensi menimbulkan miskonsepsi pada peserta didik (PD). Salah satunya terjadi pada konsep Elastisitas seperti yang ditemukan oleh Penulis. Sebagai contoh, PD menyebutkan bahwa mentega, lilin dan tanah liat basah adalah contoh benda-benda yang bersifat elastis sebab ketiga benda tersebut dapat dibentuk dengan mudah. Anggapan tersebut keliru sebab ketiganya tergolong benda plastis (non elastis), yaitu apabila kepada benda-benda tersebut diberi gaya tarik, maka benda tersebut tidak akan kembali ke bentuk semula. Oleh karena itu PD mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi seperti itu harus segera diatasi, salah satunya dengan tes diagnostik multi-tier. Artikel ini bertujuan untuk mengembangkan tes diagnostik konsepsi berformat lima tingkat untuk materi Elastisitas dan menentukan validitas (baik aspek internal maupun eksternal) dan reliabilitas tes. Dua kelompok PD terlibat dalam penelitian ini, yaitu 21 PD untuk menjaring alasan yang umum disebutkan oleh PD (pertanyaan three-tier) dan 32 PD untuk memperoleh data validitas (baik aspek internal maupun eksternal) dan reliabilitas tes. Validitas diuji oleh seorang dosen Jurusan Fisika UNESA. Validitas eksternal mencakup aspek konten dan konstruk. Validitas konten ditentukan berdasarkan nilai positif palsu (false positive, FP) dan negatif palsu (false negative, FN), masing-masing harus < 10 %. Validitas konstruk dianalisis menggunakan persamaan korelasi Pearson Product Moment (rxy) . Reliabilitas (r11) ditentukan menggunakan Alpha Cronbach dengan r11 = 0,42 dan taraf signifikan 5%. Data validitas internal = 91,33 %; nilai FP dan FN masing-masing sebesar 5,9 dan 2,6 % yang berarti bahwa tes yang dikembangkan valid. Nilai rxy = 0,600 > r11. Dengan demikian, tes yang telah dikembangakan ini telah valid dan reliabel untuk digunakan. Kata Kunci: Five-tier diagnostic test, Konsep Elastisitas, Validitas, Reliabilitas
Pengembangan Alat Peraga Two for Seven Pada Materi Fluida Statik di Kelas XI IPA SMA Negeri 16 Surabaya
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.456 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p489-494

Abstract

AbstrakAlat peraga merupakan sebuah alat yang dapat membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep yang masih berbentuk abstrak. Alat peraga pendidikan dirancang untuk dapat membantu peserta didik menerima pengetahuan dengan memaksimalkan panca indera. Dengan kata lain, alat peraga dapat membantu peserta didik memahami konsep abstrak yang dapat ditangkap melalui panca indera. Penelitian ini bertujuan untuk kelayakan alat peraga Two for Seven pada materi fluida statik bagi peserta didik SMA. Sesuai dengan namanya, alat ini merupakan gabungan dari dua bagian komponen yakni komponen tabung dan komponen pipa akrilik. Pada gabungan komponen tersebut dapat digunakan untuk melakukan tujuh percobaan materi fluida static. Penelitian ini menggunakan metode penelitian model DDD-E dengan tahapan perencanaan (decide), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penilaian (evaluate). Sumber data yang digunakan peneliti adalah angket pra-penelitian dengan sampel kelas XI SMA Negeri 16 Surabaya sebagai tolok ukur minat peserta didik terhadap mata pelajaran fisika beserta antusiasme dalam melakukan percobaan. Hasil yang didapatkan kurang lebih 80% peserta didik mengutarakan minatnya terhadap mata pelajaran fisika jika dengan melakukan eksperimen di laboratorium Berdasar dari angket tersebut dirancanglah alat Two for seven ini dengan validitas kelayakan yang ditelaah dua dosen Jurusan Fisika Unesa. Hasil validitas kelayakan alat peraga ini memperoleh 90% dan berkategori sangat valid. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa alat peraga Two for Seven layak digunakan. Kata kunci: Alat peraga, Fluida Statik, Hukum Pascal. AbstrakAlat peraga merupakan sebuah alat yang dapat membantu peserta didik dalam memahami suatu konsep yang masih berbentuk abstrak. Alat peraga pendidikan dirancang untuk dapat membantu peserta didik menerima pengetahuan dengan memaksimalkan panca indera. Dengan kata lain, alat peraga dapat membantu peserta didik memahami konsep abstrak yang dapat ditangkap melalui panca indera. Penelitian ini bertujuan untuk kelayakan alat peraga Two for Seven pada materi fluida statik bagi peserta didik SMA. Sesuai dengan namanya, alat ini merupakan gabungan dari dua bagian komponen yakni komponen tabung dan komponen pipa akrilik. Pada gabungan komponen tersebut dapat digunakan untuk melakukan tujuh percobaan materi fluida static. Penelitian ini menggunakan metode penelitian model DDD-E dengan tahapan perencanaan (decide), perancangan (design), pengembangan (develop), dan penilaian (evaluate). Sumber data yang digunakan peneliti adalah angket pra-penelitian dengan sampel kelas XI SMA Negeri 16 Surabaya sebagai tolok ukur minat peserta didik terhadap mata pelajaran fisika beserta antusiasme dalam melakukan percobaan. Hasil yang didapatkan kurang lebih 80% peserta didik mengutarakan minatnya terhadap mata pelajaran fisika jika dengan melakukan eksperimen di laboratorium Berdasar dari angket tersebut dirancanglah alat Two for seven ini dengan validitas kelayakan yang ditelaah dua dosen Jurusan Fisika Unesa. Hasil validitas kelayakan alat peraga ini memperoleh 90% dan berkategori sangat valid. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulan bahwa alat peraga Two for Seven layak digunakan. Kata kunci: Alat peraga, Fluida Statik, Hukum Pascal. AbstractProps is an instrument can help students in understanding a concept who are still in abstract. Educational props are designed to be able to help students receive knowledge by maximizing the five senses. In other words, teaching aids can help students understand abstract concepts that can be captured through the five senses.This study aims to determine the appropriateness of Two for Seven visual aids on static fluid material for high school students.Using the DDD-E model research method with the stages of planning (decide), design (design), development (develop), and assessment (evaluate). The data source used by researchers is a pre-research questionnaire with a sample of the second grade of SMA Negeri 16 Surabaya as a benchmark of students interest in physics and enthusiasm in conducting experiments. the results obtained approximately 80% of students expressed their interest in physics if doing experiments in the laboratory. Based on this questionnaire, Two for Seven props was designed with the validity validated by two Unesa Physics lecturers. The result of the validity of the feasibility of the props obtained 90% and the category is very valid. Based on these results it was concluded that props Two for Seven are appropriate to be used and developed. Keywords: Props, Static Fluids, Pascal's Law.
Analysis of Guided Inquiry Laboratory Learning Materials To Improve Students's Scientific Process Skills In Newton's Law of Motion
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.38 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p515-522

Abstract

Abstract The purpose of this study is to develop guided inquiry laboratory learning materials to improve students' scientific process skills in Newton's Law of Motion. The research used a qualitative descriptive analysis of the results of the validity of the learning materials being developing. The results showed that valid and reliable which included the validity of the syllabus, the lesson plan, the handouts, student worksheets, the cognitive learning achievement test, the learning process implementation of learning process, the observation sheet of scientific process skills on student worksheets, and the student questionnaire. So the learning materials with the guided inquiry laboratory was developed is feasible to implemented in learning for improving students’ scientific process skills in Newton's Law of Motion. Keywords: Validity of learning materials, guided inquiry laboratory, scientific process skills Abstrak Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran guided inquiry laboratory untuk meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik pada materi Hukum Newton tentang gerak. Penelitian menggunakan analisis deskriptif kualitatif terhadap hasil validitas perangkat yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran berkriteria sangat valid serta memiliki reliabilitas sangat baik yang meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), handout, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), tes hasil belajar kognitif, lembar keterlaksanaan proses pembelajaran, lembar pengamatan keterampilan proses sains terhadap Lembar Kerja Peserta Didik, dan angket peserta didik. Sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan model guided inquiry laboratory dapat diimplementasikan dalam meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik pada materi Hukum Newton tentang gerak. Kata Kunci: Kevalidan perangkat pembelajaran, guided inquiry laboratory, keterampilan proses sains
Pengembangan KIT Optik Berbasis Sensor Infrared Untuk Peserta Didik SMA
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (882.897 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p473-478

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kelayakan KIT Optik berbasis sensor infrared yang telah dikembangkan berdasarkan tingkat validitas KIT tersebut yang diperuntukkan bagi peserta didik SMA agar peserta didik dapat melakukan praktikum menggunakan KIT optik ini dan tidak kesulitan memahami materi saat pembelajaran fisika. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan dengan menggunakan desain model Hanafin dan Peck dengan tahapan meliputi penilaian kebutuhan, tahap desain, pengembangan dan implementasi, akan tetapi pada penelitian ini dibatasi pada pengembangan KIT dan tidak sampai implementasi dalam pembelajaran, ini dikarenakan adanya pandemi covid 19 yang melanda dunia khususnya Indonesia. Validitas KIT optik berbasis sensor infrared dinilai berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh dua dosen ahli fisika, dinilai dari kalibrasi sensor dan hasil percobaan KIT. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa validasi KIT optik berbasis sensor infrared dalam kategori sangat baik dengan persentase rata-rata 89% dan data hasil percobaan menggunakan KIT ini memperoleh rata-rata taraf ketelitian pada sensor pertama sebesar 99,57% dan pada sensor kedua memperoleh rata-rata taraf ketelian sebesar 99,69%. Sehingga KIT optik berbasis sensor infrared yang telah dikembangkan layak digunakan. Kataikunci: KIT, sensor infrared, optik Abstract This study aims to describe the feasibility of optical sensor based infrared KIT optics that have been developed based on the level of validity of the KIT which is intended for high school students so that students can practice using this optical KIT and have no difficulty understanding material when learning physics. This research is a type of development research using Hanafin and Peck's model design with stages including needs assessment, design stages, development and implementation, but this research is limited to KIT development and not to implementation in learning, this is due to the covid 19 pandemic that struck the world especially Indonesia. The validity of optical sensor-based optical KIT was assessed based on the results of the validation conducted by two physicists, assessed from sensor calibration and the results of the KIT experiment. Based on the results of the study, it can be concluded that the validation of the optical sensor-based infrared KIT in the excellent category with an average percentage of 89% and the experimental data using this KIT obtain an average level of accuracy on the first sensor of 99.57% and on the second sensor obtain the average level of assessment was 99.69%. So the optical KIT based on infrared sensors that have been developed is feasible to use. Keywords: KIT, Sensor infrared, Optical
Meta-Analysis Of Guided Inquiry Model On Physics Learning
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.949 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p495-503

Abstract

Abstract Guided Inquiry is one of the learning models that often used in research into the application of learning models in physics learning. This study aims to analyse the learning process with the Guided Inquiry model and its effect on increasing the students’ competence and skills from previous studies. This research method uses meta-analysis with stages: data collection, data reduction, data display, and drawing conclusions or verification. The secondary data used, that is, data collected indirectly on the object studied in the form of 20 national and international journal articles. The first step in this research is to collects journals, selection 20 journals with the same research design, creates a visualisation in VOSviewer software, and calculates the effect size of the research results. The meta-analysis topic discusses in the research is about to improve students' science skills, school level, subject matter and then the media used. The results of the study state that learning physics using Guided Inquiry model can improve the scientific literacy competencies, critical-thinking skills, and students learning outcomes that measured separately (moderate effect) and simultaneously (modest effect). Another results show that Guided Inquiry model recommended for students that have higher-order-thinking skills, apply with real learning-media, and used for the investigated characteristic content-material. Keywords: Guided Inquiry, physics learning, meta-analysis
Penerapan Pendekatan Saintifik Melalui Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X MAN Ngraho Bojonegoro pada Materi Usaha dan Energi
IPF: Inovasi Pendidikan Fisika Vol 9 No 3 (2020)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (842.983 KB) | DOI: 10.26740/ipf.v9n3.p531-536

Abstract

Abstrak Telah dilakukan penelitian di MAN Ngraho Bojonegoro yang bertujuan mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran, meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui respon siswa setelah diterapkan pendekatan saintifik melalui model problem based learning. Metode penelitian menggunakan kuantitatif deskriptif jenis pre_eksperimental one group pretest-posttest design. Data diperoleh dari nilai tes, observasi keterlaksanaan, dan angket respon. Data dari hasil pretest-posttest dianalisis dengan uji-t berpasangan dan uji n-gain score ternormalisasi. Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa: Keterlaksanaan pembelajaran pada ketiga kelas penelitian terlaksana dengan berpredikat baik. Hasil belajar ketiga kelas mengalami peningkatan, dengan dua kelas berpredikat tinggi, dan satu kelas berpredikat sedang. Pada aspek keterampilan dan aspek sikap mendapatkan predikat baik. Berdasarkan angket respon siswa pada ketiga kelas setelah diterapkan pembelajaran mendapatkan respon sangat baik. Abstract Have done reaserch in MAN Ngraho Bojonegoro in head describe learning implementation, increase the result of learn student result and for know student response the application of a scientific approach through model problem based learning. The reaerch of using quantitative description with types pre_axperimental design with one group pretest-posttest design. Data obtained from test scores, observation, and questionnaire. Data from results pretest-posttest analyzed by paired t-test and the normalized gain test. Based on the research results show that: the implementation of learning in all three studies is carried out and well-best predicate, results third class learning have increased significant with two high-predicate classes and a classes of medium predicate. Based in questionnaire response of students in the third grade after learning applied to ger a very good response from student.

Page 3 of 11 | Total Record : 110