cover
Contact Name
Heri Setiawan
Contact Email
heri.setiawan@iain-palangkaraya.ac.id
Phone
+6285249219086
Journal Mail Official
syams@iain-palangkaraya.ac.id
Editorial Address
Jl. G. Obos Kompleks Islamic Centre Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah
Location
Kota palangkaraya,
Kalimantan tengah
INDONESIA
Syams: Jurnal Kajian Keislaman
ISSN : 27471152     EISSN : 27750523     DOI : -
Syams: Jurnal Studi Keislaman promotes multidisciplinary approaches to Islam and focuses on seven main topics; (1) the Qur’an and hadith, (2) Da’wah/Communication/Media, (3) Psychology/Counseling, (4) Theology (Kalam), (5) Philosophy, (6) Mysticism (Tasawwuf), and (7) Islamic History/Culture. All submitted papers are subject to double-blind review process.
Articles 50 Documents
Dakwah bil Qalam: Pesan Keislaman dalam Rubrik Opini Republika Edisi Ramadan tahun 2018 Annisa Nor Inayah; Abd Rahman
Syams Vol 2, No 1 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.601 KB)

Abstract

Dakwah Bil Hal dalam Membina Narapidana di Palangka Raya Mahriyani Mahriyani; Syairil Fadli
Syams Vol 1, No 2 (2020): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.444 KB)

Abstract

This article aims to explain Da’wah Bil Hal  towards the Development of prisoners in the Class II A Palangka Raya Penitentiary. This research is a field study using a descriptive qualitative approach. Located in class IIA Correctional Institution Palangka Raya, Jl. Tjilik Riwut. Km 2.5, Jekan Raya District, Palangka Raya City, Central Kalimantan. Data collection was carried out by observation, interviews, documentation and literature study. This study found that the form of Da’wah Bil Hal in the development of prisoners carried out by the Palangka Raya class II A correctional facility, namely familiarizing with congregational prayer, group dhikr, tadarus, learning to write and read the Qur’an, worship practices, active mentor, exemplary and motivation. from prison officers, as well as encouragement from prison officers to inmates to participate in activities. Furthermore, coaching is based on two areas, namely personality development to change the character of the prisoner and self-reliance development to increase skills so that they become provisions for inmates to build independent businesses. Factors that support the success of coaching prisoners are adequate facilities, cooperation or kinship between prison officers and prisoners as well as the activeness and persistence of mentors in providing material or teaching. Meanwhile, the inhibiting factors include: prisoners, schedule, and time.Ali, Mukti, dan Saipullah Hasan. 2019. “Da’wah Bi al-Hal in Empowering Campus-Assisted Community through Waste Bank Management.” Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies 13 (2): 201–19. https://doi.org/10.15575/idajhs.v13i2.6441.Aliyudin. 2016. “Dakwah Bi Al-Hal Melalui Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat.” Anida (Aktualisasi Nuansa Ilmu Dakwah) 15 (2): 187–206. https://doi.org/10.15575/anida.v15i2.1168.Alkausarni. 2017. “Strategi Komunikasi Lembaga Pemasyarakatan dalam Merehabilitasi Pengguna Narkoba (Studi Kasus Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Banda Aceh).” Skripsi, Banda Aceh: UIN Ar-Raniry Banda Aceh. http://library.ar-raniry.ac.id.Anwar, Herles, dan Mualimin. 2019. “Dakwah Melalui Pembinaan Keagamaan Terhadap Masyarakat Muslim Pedalaman Oleh Penyuluh Agama Islam Non PNS Kecamatan Tebas, Sambas.” Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam 1 (01): 23–36.Aziz, Moh Ali. 2009. Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.“Data Terakhir Jumlah Penghuni Per-UPT pada Kanwil.” 2020. 2020. http://smslap.ditjenpas.go.id/public/grl/current/daily/kanwil/db653780-6bd1-1bd1-fbec-313134333039/date/2020-06-16.Dianto, Icol. 2018. “Peranan Dakwah Dalam Proses Pengembangan Masyarakat Islam.” Hikmah 12 (1): 98–118. https://doi.org/10.24952/hik.v12i1.854.Handayani, Iin. 2019. “Konsep Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial dalam Pengembangan Positive Mental Attitude Generasi Z.” NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 3 (1): 51–63. https://doi.org/10.23971/njppi.v3i1.1283.Khair, Nurul, dan Muhammad Thaha. 2020. “Treating Religious Differences: Hikmah Muta’aliyah as An Alternative to Ethical Crisis in Contemporary Era.” NALAR: Jurnal Peradaban Dan Pemikiran Islam 4 (1): 1–18. https://doi.org/10.23971/njppi.v4i1.1928.Kurniawan, Asep. 2017. “Bil Hal Penciptaan Budaya Agama Melalui Pembiasakan Shalat Berjamaah Di Sekolah Menengah Pertama Islam Al-Azhar 5 Kota Cirebon.” ORASI: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 8 (1): 50–67. https://doi.org/10.24235/orasi.v8i1.2016.Mualimin. 2020. “Makan Besaprah: Pesan Dakwah Dalam Bingkai Tradisi Pada Masyarakat Melayu Sambas, Kalimantan Barat.” Ath Thariq Jurnal Dakwah Dan Komunikasi 4 (1): 1–19. https://doi.org/10.32332/ath_thariq.v4i1.2017.Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. Solo: Cakra Books.Nurjanah, Siti. 2020. “Pembentukan Akhlak Berbasis Pembiasakan Dan Keteladanan (Studi Kasus Di MAN 2 Kuningan Jawa Barat).” Oasis : Jurnal Ilmiah Kajian Islam 4 (2): 55–72.Puspitasari, Gesti, Misyuraidah Misyuraidah, Muhammad Fauzi, dan Syarnubi Syarnubi. 2019. “Pembinaan Keagamaan Peserta Didik Muslim Oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Yayasan Khatolik.” Jurnal PAI Raden Fatah 1 (4): 497–508. https://doi.org/10.19109/pairf.v1i4.3595.Qonitah, Niswah. 2020. “Eksistensi Peradaban Islam pada Masa Dinasti Ilkhan Pasca Invasi Mongol.” NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 4 (1): 19–28. https://doi.org/10.23971/njppi.v4i1.1897.Sabila, Nur Akhda. 2019. “Integrasi Aqidah Dan Akhlak (Telaah Atas Pemikiran Al-Ghazali).” NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam 3 (2): 74–83. https://doi.org/10.23971/njppi.v3i2.1211.Sagir, Akhmad. 2015. “Dakwah Bil-Hal: Prospek Dan Tantangan Da’i.” Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah 14 (27): 1–13. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v14i27.1224.Sulaiman, Ahmad, Supriyantho Supriyantho, dan Fantika Febry Puspitasari. 2019. “Islam Dan Pembebasan: Elemen-Elemen Teologis Dalam Menciptakan Transformasi Sosial.” NALAR: Jurnal Peradaban Dan Pemikiran Islam 3 (2): 112–21. https://doi.org/10.23971/njppi.v3i2.1478. 
Transformasi Gerakan Sosial Dinasti Syafawiyah di Persia, 1301-1629 Fatihatur Rizqiah; Fimeir Liadi; Muhammad Husni
Syams Vol 2, No 2 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.993 KB)

Abstract

Dinasti Syafawiyah berawal dari gerakan tarekat yang didirikan oleh Shafi al-Din. (1252-1334). Setelah menjadi sebuah sistem kerajaan  yang di didirikan oleh Ismail  yang berhasil memperluas wilayah hingga menguasai seluruh Persia  bagian timur, dan  meraih masa kejayaan dan kemajuan dari berbagai aspek pada masa syah Abbas. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana asal usul Tarekat Syafawiyah yang berawal dari gerakan keagamaan sehingga berubah menjadi gerakan politik-keagamaan serta mengetahui bagaimana bentuk gerakan yang di lakukan oleh kepepimipinan khalifah Syafawiyah. Gerakan tarekat syafawiyah yang diawali dengan tujuan untuk membangun kesalehan bagi para pengikutnya dan melawan para ahli bid’ah, tetapi seiring berjalannya waktu tarekat ini berubah ke gerakan sosial yang berusaha mencari kesalahan para penguasa yang hidup dalam kemewahan dan jauh dari kesalehan seperti yang dilakuan dinasti umayah dan abbasiyah, selain itu kondisi sosial-politik di Persia dan doktrin Syiah yang memotivasi kaum tarekat Syafawiyah sehingga  mendorong  peralihan gerakan keagamaan  tarekat Syafawiyah menjadi gerakan politik keagamaan dengan ajaran Mahadisme dan Imamah dalam Syiah untuk melangsungkan keinginan kekuasaan dan impian politik mereka, sehingga gerakan politik keagamaan menghasilkan pengaruh yang cukup luas di Persia dan puncak kejayaan berhasil membentuk pasukan Qizilbash serta mendirikan dinasti Syafawiyah di Persia dari tahun 1501-1736 M. dan setelah berdirinya Republik Islam Iran tahun 1979 Syi’ah dua belas masih dipertahankan menjadi Madzhab Negara dalam sistem religio-politik yang di tampung oleh Wilayat Al faqih.
Term أولياء dalam Al-Qur’an: Analisis Karya Tafsir di Indonesia Abad ke- 17, 18, dan 19 M Mahdini Mahdini; Taufik Warman Mahfuzh; Ade Afriansyah
Syams Vol 2, No 1 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.375 KB)

Abstract

Tair Ababil : Perspektif Muhammad Abduh dan Wahbah az-Zuhaili Muhammad Azmi; Akhmad Dasuki; Ade Afriansyah
Syams Vol 1, No 2 (2020): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.554 KB)

Abstract

In interpreting “Tair Ababil”, there are many differences in the various narrations regarding the meaning (definition) of Tair Ababil. Some interpret it rationally and some interpret suprational. The problem examined in this article is: what is meant by Tair Ababil in Qur’an, and how do Muhammad Abduh and Wahbah az-Zuhaili interpret the Tair Ababil? The type of research used in this paper is library research using a qualitative approach. The methods used in this research are thematic method (al-dirasah al-maudhu’iyyah) and comparison method (Muqaran) with descriptive-analysis and comparative-analysis data analysis techniques. The authors concludes, in Qur’an, when mentioning birds with lapaz “tair”, the context is birds in general, whereas when mentioning birds specifically, Qur’an will directly mention names such as “guraban” and “hud-hud”. Muhammad Abduh interpreted “Tair Ababil” as flies, mosquitoes and even microbes, which carry smallpox disease while Wahbah az-Zuhaili interpreted “Tair Ababil” as a group of the smallest black birds carrying stones that cause smallpox. Muhammad Abduh and Wahbah az-Zuhaili have differences and similarities in interpreting “Tair Ababil”, differing in the method of interpretation of Muhammad Abduh with ra’yu and Wahbah az-Zuhaili with riwayah. The same in interpreting the intermediary Tair Ababil destroying Abrahah and his troops, namely the spread of smallpox brought by Tair Ababil.
Mencetak Generasi yang Berakhlak Mulia: Perspektif Pendidikan dalam Tafsir al-Mishbah dan Tafsir al-Azhar pada Q.S. As-Saffat Ayat 100-111 Maulidia Maulidia; Taufik Warman Mahfuzh; Zainap Hartati
Syams Vol 2, No 2 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.445 KB)

Abstract

Al-Qur’an Surah As-Saffat Verse 100-111 shows that Islamic teachings are very concerned about how important it is to create a generation that has noble character and is close to their Lord. This illustrates that the content of the verse has an educational perspective. However, in order not to leave the spirits of Islamic education, it is necessary to put the thoughts of the scholars into one of their works, including the interpretation of the Qur’an. This article concludes: First, the educational perspectives contained in the interpretation of al-Mishbah are: 1) Religious values, namely belief in God, divine guidance, trials, tawakkal, patience, piety, and the fruit of faith; 2) Social values, namely honest, democratic, and polite; 3) Ethical values, namely responsibility, hard work, and resilience; and 4) Aesthetic Values, namely appreciating achievements, giving values and awards. Second, the educational perspective contained in the interpretation of al-Azhar are: 1) Religious values, namely belief in God, divine guidance, trials, patience, tawakkal, syaja’ah (courage) and piety; 2) Ethical values, namely hard work, the fruit of faith; and 3) Aesthetic Values, namely appreciating achievements and giving values and awards. Third, the educational perspective contained in the two interpretations is understood from almost the same substance, the difference only lies in the narrative.
Makna Istikbār dalam Al-Qur’an: Perspektif Semantik Toshihiko Izutsu Norazizah Norazizah; Akhmad Dasuki; Akhmad Supriadi
Syams Vol 2, No 2 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (526.584 KB)

Abstract

Realitanya banyak orang yang salah memaknai kata istikbār. Ada yang beranggapan bahwa kata istikbār memiliki makna yang sama dengan kata takabbur. Dengan mempertimbangkan seringnya pemakaian kata istikbār dalam kehidupan sehari-hari, dan juga dilihat di dalam Al-Qur’an bermacam bentuk dan ragam Allah mengungkapkan kata istikbār, maka diperlukan pemahaman yang lebih luas dan detail tentang kata istikbār ini. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa makna istikbār dalam Al-Qur’an berdasarkan pendekatan semantik Toshihiko Izutsu? Penelitian ini merupakan jenis penelitian library research (kepustakaan). Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode tematik. Berhubung term istikbār merupakan kajian yang berfokus kepada bahasa maka penulis menggunakan pendekatan semantik dengan teori Semantik Toshihiko Izutsu. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dapat disimpulkan bahwa makna istikbār dalam Al-Qur’an berdasarkan teori Toshihiko Izutsu adalah sebagai berikut: 1) Makna dasar dari kata istikbār adalah besar, mulia, agung dan al-ta’azhum, 2) Makna relasional kata istikbār secara sintagmatik adalah enggan, mendustakan, kafir dan berpaling. Sedangkan secara paradigmatik dibagi dua lagi yakni sinonim dan antonim. sinonim dari kata istikbār adalah angkuh dan menyombongkan diri, dan antonim dari kata istikbār adalah rendah hati dan lemah lembut, 3) Makna Historis dari kata istikbār adalah menyombongkan diri, angkuh dan enggan, dan 4) Weltanschauung dari kata istikbār adalah menyombongkan diri.
Menelisik isu Wahabi di Muhammadiyah Tahun 2012-2018 Ayu Juniarti; H. Abubakar, H.M
Syams Vol 2, No 1 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (281.299 KB)

Abstract

Pengabdian Masyarakat LP2M IAIN Palangka Raya dalam Persepsi Masyarakat Muslim Desa Pangi Muhammad Norrahmani; Abd. Rahman
Syams Vol 1, No 2 (2020): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.716 KB)

Abstract

This paper focuses on knowing the perceptions of the Muslim community in Pangi village of community service activities by LP2M IAIN Palangka Raya in the field of religious development, with the aim of providing input to LP2M and da'wah stakeholders and policy makers to further provide guidance in villages that are in need, especially Pangi Village, Banama Tingang District, Pulang Pisau Regency. To get results that are in line with the research objectives, this paper uses a qualitative descriptive approach to obtain oral data from informants. This article concludes that the public perception of the religious guidance program carried out by LP2M IAIN Palangka Raya is very positive and the program is an activity desired by the Muslim community of Pangi Village, Pulang Pisau Regency, considering that in that village Islam is a minority religionus and the absence of these activities before. The community is very enthusiastic about the religious guidance activities carried out by LP2M IAIN Palangka Raya.
Sejarah Masyarakat Banjar di Kecamatan Pahandut Kota Palangka Raya, 1940-2019 Sa’diyah Asri Ningsih; Muhammad Iqbal
Syams Vol 2, No 2 (2021): Syams: Jurnal Kajian Keislaman
Publisher : Syams: Jurnal Kajian Keislaman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.467 KB)

Abstract

Asal-usul kampung Pahandut berawal dari pasangan suami-istri Bayuh dan Kambang yang datang ke Pahandut dan mempunyai anak bernama Anom Ngabe Soekah yang menjadi pembakal/kepala kampung Pahandut, selanjutnya Anom Ngabe Soekah memiliki anak bernama Abdullah Inin pada 1925 merupakan anak ketiganya yang masuk Islam, setelah masuk Islam Abdullah Inin membangun surau (langgar) Wal-Fadzri yang terletak jalan Kalimantan, langgar itu adalah sarana ibadah umat muslim yang perdana di kampung Pahandut sekaligus di Kota Palangka Raya