cover
Contact Name
Dewi Rosiana
Contact Email
uptpublikasi@unisba.ac.id
Phone
+6285294008040
Journal Mail Official
jrp@unisba.ac.id
Editorial Address
Gedung Rektorat Lantai 4, Jl. Tamansari No. 20 Bandung 40116
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Riset Psikologi
ISSN : 28083164     EISSN : 27986071     DOI : https://doi.org/10.29313/jrp.v1i2
Jurnal Riset Psikologi (JRP) adalah jurnal peer review dan dilakukan dengan double blind review yang mempublikasikan hasil riset dan kajian teoritik terhadap isu empirik dalam sub kajian Psikologi Sosial, Pendidikan, dll. JRP ini dipublikasikan pertamanya 2021 dengan eISSN 2798-6071 yang diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Semua artikel diperiksa plagiasinya dengan perangkat lunak anti plagiarisme. Jurnal ini ter-indeks di Google Schoolar, Garuda, Crossref, dan DOAJ. Terbit setiap Juli dan Desember.
Articles 68 Documents
Studi Komparatif Kesejahteraan Material Anak Panti Asuhan Sebelum dan Masa COVID-19 Amalia Nurlina; Ihsana Sabriani Borualogo
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.285 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.458

Abstract

Abstract. This Study has purpose to compare the material well being of orphanage children in Bandung before and during COVID-19 pandemic. The participan in this study were children and adolescent aged 10-18 years old (N=89,64% girls; 36% boys). Data collection was using cluster random sampling technique. The measuring instruments used were CW-SWBS (Children's Worlds Subjective Well-Being Scale) and CW-MWBS (Children's Worlds Material Well-Being Scale). Data analysis was performed using paired t test, descriptive statistics using crosstabs and frequencies. Aspects that were seen from material welfare were material deprivation, family economic status, and subjective material well being on the frequency of worrying about the amount of money and food availability. The COVID-19 pandemic had made a decline of all sectors. This situation could certainly affect the material welfare of the orphanage children. The results of this study explain that before the COVID-19 pandemic there were 85.4% of children and adolescents in orphanages who experienced material deprivation. Meanwhile, during the pandemic, the number of children who reported experiencing material deprivation was lower, namely 69.7% of children and adolescents in orphanages. With these results, it shows that during the COVID-19 pandemic there was a decrease in children's appreciation of material deprivation of Orphanage's children in Bandung city. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan kesejahteraan material anak di panti asuhan Kota Bandung sebelum dan masa pandemi Covid-19. Partisipan penelitian ini adalah anak dan remaja Panti Asuhan yang berusia 10-18 tahun (N= 89; 64% anak perempuan, 36% anak laki-laki). Pengambilan data menggunakan teknik sampling cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Children’s Worlds yaitu CW-SWBS (Children's Worlds Subjective Well-Being Scale) Children’s world dan CW-MWBS (Children's Worlds Material Well-Being Scale) Children’s world. Analisa data yang dilakukan menggunakan paired t test, descriptive statistic menggunakan ,crosstabs dan frequencies. Aspek yang dilihat dari kesejahteraan material yaitu material deprivation, family economic status, dan subjective material well being pada frekuensi rasa khawatir terhadap jumlah uang dan memiliki makanan dan minuman setiap hari. Pandemi COVID-19 menjadikan semua sektor mengalami penurunan termasuk sektor Panti Asuhan. Keadaan ini tentunya dapat mempengaruhi kesejahteraan material yang dimiliki anak Panti Asuhan. Hasil dalam penelitian ini menjelaskan keadaan sebelum pandemi COVID-19 anak dan remaja Panti Asuhan melaporkan sebanyak (85.4%) anak dan remaja Panti Asuhan mengalami material deprivation. Namun saat masa pandemi anak yang melapor mengalami material deprivation lebih rendah sebanyak (69.7%). Dengan hasil demikian menunjukan bahwa pada masa pandemi COVID-19 terjadi penurunan penghayatan anak mengenai material deprivation di Panti Asuhan Kota Bandung.
Studi Deskriptif Pendidikan Karakter: Respect and Responsibility di SMP Negeri Kota Bandung Imam Zaedi; Eneng Nurlaili Wangi
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.071 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.459

Abstract

Abstract. Character education is education that shapes one's personality through character education, the results of which can be seen from good behavior, honesty, responsibility, respecting the rights of others, and so on. According to Lickona, there are two main moral values, namely respect and responsibility, so that these values represent the main moral basis that applies universally. This study aims to provide an overview and obtain empirical data regarding the description of respect and responsibility character education at SMP Negeri Bandung City. This study uses the Cluster Random Sampling technique. The measuring instrument used is Respect & Responsibility School Culture Survey for children and adults. The research method used is a descriptive study with a sample of 200 adult subjects and 450 child subjects. The results of this study indicate that, in the category of students, there is a high percentage of respect in aspects of 73.3%, 74.4% of responsibility aspects, and a moderate percentage of 66.4%% on bullying. In the adult category, it has a high percentage of the respect aspect of 83%, and the responsibility aspect of 82%. Abstrak. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dari tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati hak orang lain, dan sebagainya. Menurut Lickona ada dua nilai moral utama yaitu respect dan responsibility, sehingga nilai-nilai tersebut mewakili dasar moralitas utama yang berlaku secara universal. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan memperoleh data empiris mengenai gambaran pendidikan karakter respect and responsibility di SMP Negeri Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Respect & Responsibility School Culture Survey untuk anak dan dewasa. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan sampel subjek dewasa 200 orang dan subjek anak 450 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pada kategori siswa memiliki persentase tinggi pada aspek respect sebesar 73,3%, aspek responsibility 74,4%, dan persentase sedang pada bullying sebesar 66,4%%. Pada kategori dewasa, memiliki persentase tinggi aspek respect sebesar 83%, dan aspek responsibility 82%.
Hubungan Stres Akademik dan Subjective Well-Being pada Anak dan Remaja Selama Pembelajaran Daring Hafidzal Rizkia Achmad; Hedi Wahyudi
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.764 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.460

Abstract

Abstract. The COVID-19 pandemic has had an impact on all fields, including education. Educational methods have also changed from being face-to-face to online learning. Many students complain about online learning methods which give too many assignments and limited working time. Students must adapt starting from the way they study, do assignments, and other situations that can have an impact on student stress. This study aimed to find out the relationship between academic stress and subjective well-being in children and adolescents during online learning and to see how closely the two are related. The method used in this study uses the correlational method to see the relationship between the two variables and uses a quantitative approach for measurement. Measurements used the Student-Life Stress Inventory (SLSI), and the Children's World Subjective Well Being Scale (CW-SWBS). The sample used by all children and adolescents in Indonesia aged 10-18 years who experienced online learning was 3081. Analysis using Rank Spearmen, the results showed that there was a negative and low relationship between academic stress and subjective well-being in children and adolescents aged 10-18 years with a value of -.286. Abstrak. Pandemi COVID-19 memberikan dampak ke segala bidang termasuk ke bidang penidikan. Metode pendidikan pun berubah yang awalnya bisa bertatap muka menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Banyak pelajar yang mengeluh mengenai metode pembelajaran daring yang mana pemberian tugas yang terlalu banyak serta waktu pengerjaan yang terbatas. Para pelajar harus beradaptasi mulai dari cara belajar, mengerjakan tugas serta dengan situasi lainnya yang dapat berdampak pada stres pelajar. Penelitian ini ditujukan untuk mencari tahu keterkaitan antara stres akademik dengan subjective well-being pada anak dan remaja selama pembelajaran daring. Serta melihat seberapa erat hubungan keduanya. Metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan metode korelasioanl untuk melihat hubungan kedua variabel serta menggunakan pendekatan kuantitatif untuk pengukuran. Pengukuran menggunakan alat ukur Student-Life Stress Inventory (SLSI), dan Children’s Wolrds Subjective Well Being Scale (CW-SWBS). Sampel yang digunakan seluruh anak dan remaja di Indonesia usia 10-18 tahun yang mengalami pembelajaran daring yaitu 3081. Analisis menggunakan Rank Spearmen, hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif dan rendah antara stres akademik dengan subjevtive well-being pada anak dan remaja usia 10-18 tahun dengan nilai sebesar -.286.
Pengaruh Mindfulness terhadap Stres Akademik pada Siswa SMAN X Cianjur di Masa Pandemi COVID-19 Dianita Maulinda; Makmuroh Sri Rahayu
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.027 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.461

Abstract

Abstract. The transition of learning and teaching methods occurred in Indonesia during the Covid-19 pandemic. This situation makes students have to be able to make adjustments to different situations, however, students still have demands, in addition with the pandemic situation that makes students stressed. Stress experienced in education is called academic stress. Many things can be done by students to overcone with stress, one of them is with mindfulness. The aim of this research was to determine the effect of mindfulness on academic stress in SMAN X Cianjur students during the Covid-19 pandemic. The research sample amounted to 298 students with a sampling technique was using proportionate stratified random sampling. The measuring instrument used is Child and Adolescent Mindfulness Measure for mindfulness, and Educational Stress Scale for Adolescents for academic stress, both measuring instruments have been translated into Bahasa. This research uses a causal quantitative approach. The data analysis technique was carried out using simple linear regression with the results of the regression coefficient being negative and based on the results of the determination test, it was obtained Rsquare: 47.2%. The results show that if students have low mindfulness, it will cause high academic stress. Abstrak. Transisi metode belajar dan mengajar terjadi di Indonesia selama pandemi Covid-19. Situasi ini membuat pelajar harus bisa melakukan penyesuaian terhadap situasi yang berbeda, namun demikian siswa masih memiliki tuntutan, ditambah dengan situasi pandemi yang membuat siswa menjadi stres. Stres yang dialami dalam pendidikan disebut stres akademik. Banyak hal yang dapat dilakukan oleh siswa untuk mengatasi stres tersebut, salah satunya dengan mindfulness. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mindfulness terhadap stres akademik pada siswa SMAN X Cianjur di masa pandemi Covid-19. Sampel penelitian berjumlah 298 siswa dengan teknik sampling menggunakan proportionate stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah Child and Adolescent Mindfulness Measure untuk mindfulness, dan Educational Stress Scale for Adolescents untuk stres akademik, kedua alat ukur telah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif kausalitas. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan regresi linear sederhana dengan hasil koefesien regresi bernilai negatif dan berdasarkan hasil uji determinasi didapatkan Rsquare: 47.2%. Hasil menunjukkan bahwa jika siswa memiliki mindfulness yang rendah, maka akan menyebabkan stres akademik yang tinggi.
Pengaruh Academic Self Efficacy terhadap Penyesuaian Akademik Mahasiswa pada Pembelajaran Jarak Jauh Gita Safira
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (275.064 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.462

Abstract

Abstract. One of the impacts of the COVID-19 pandemic is the transfer of face-to-face learning methods to online learning methods. These method changes, causing students need to adapt to distance learning methods. Success in academic adjustment, one of which depends on self-efficacy. This study aims to see how much influence academic self-efficacy has on academic adjustment to students in the city of Bandung who are implementing online learning. The sample in this study were 400 students in the city of Bandung. Student academic self-efficacy was measured using the Academic self-efficacy Scale belonging to Zajacova, Lynch, & Espenshade (2005) and has been adapted by Rauf (2015) and student academic adjustment was measured using Baker&Siryk's Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) ( 1984) which has been adapted by Rahayu and Arianti (2020). The data in this study were analyzed using a simple linear regression test and showed the results that academic self-efficacy had an effect on the academic adjustment of students in Bandung (R2 = 0.353; P = 0.00), This means the influence of academic self-efficacy on academic adjustment was 35.3 % while the remaining 64.7% is influenced by other factors not examined in this study. The results of this study also show that one dimension of the four dimensions of academic self-efficacy doesn’t have any affect in increasing academic adjustment, the dimension is managing work, family, and school. Abstrak. Salah satu dampak pandemic.COVID-19 adalah dialihkannya metode pembelajaran tatap muka menjadi metode pembelajaran jarak jauh. Perubahan.metode tersebut, menyebabkan mahasiswa perlu menyesuaikan dengan metode pembelajaran jarak jauh. Keberhasilan dalam penyesuaian akademik, salah satunya dipengaruhi dengan self efficacy. Penelitian.ini.bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh academic self efficacy terhadap penyesuaian akademik pada mahasiswa di kota Bandung yang sedang melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Sampel pada penelitian ini sebanyak 400 mahasiswa aktif di kota Bandung. Academic self efficacy mahasiswa diukur dengan menggunakan alat ukur Academic self efficacy Scale milik Zajacova, Lynch, & Espenshade (2005) dan telah diadaptasi oleh Rauf (2015) dan penyesuaian akademik mahasiswa diukur menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) milik Baker&Siryk (1984) yang telah diadaptasi oleh Rahayu dan Arianti (2020). Data pada penelitian ini dianalisis menggunakan uji regresi linier sederhana dan menunjukkan hasil bahwa academic self efficacy berpengaruh terhadap penyesuaian akademik mahasiswa di kota bandung (R2= 0,353; P=0,00), artinya pengaruh academic self efficacy terhadap penyesuaian akademik sebesar 35,3% sedangkan 64,7% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari empat dimensi academic self efficacy ada satu dimensi yang tidak berperan dalam meningkatkan penyesuaian akademik yaitu dimensi managing work, family, and school.
Tingkat Ekspresi Emosi pada Caregiver Skizofrenia di Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut Sarah Khairunnisa Zahrani; Farida Coralia
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (149.689 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.557

Abstract

Abstract. Kersamanah District is the sub-district with the highest number of people that have schizophrenia in Garut with a total of 107 sufferers, and the Sukamerang Public Health Center is the only health facility located there, along these lines, Kersamanah District is called the "Insane Village". Schizophrenia is a psychotic disorder in which the sufferer needs someone who can help provide care and meet daily needs. This person is referred to as a caregiver. Caregivers who experience stress while providing care, are likely to experience high emotional expressions that can trigger an increase in the frequency of relapse in people with schizophrenia. The study was conducted to determine the level of emotional expression experienced by schizophrenic caregivers. This study was conducted in Kersamanah District, Garut while utilizing a quantitative descriptive approach. The sample of respondents upwards of 45 people who are primary family caregivers by giving a questionnaire was a measuring instrument for Family Questionnaire (FQ) adapted by Nurtantri in 2005. The results showed that schizophrenic caregivers in Kersamanah District had a high emotional. Abstrak. Kecamatan Kersamanah merupakan kecamatan dengan angka pengidap gangguan skizofrenia tertinggi di Kabupaten Garut dengan jumlah 107 penderita, dan Puskesmas Sukamerang sebagai satu-satunya fasilitas kesehatan yang berada di sana, oleh karena itu, Kecamatan Kersamanah juga dikenal sebagai “Desa Gila”. Skizofrenia merupakan gangguan psikotik di mana penderitanya membutuhkan seseorang yang dapat membantu dalam memberi perawatan serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Orang ini disebut sebagai caregiver. Caregiver yang mengalami tekanan saat memberikan perawatan, memungkinkan untuk mengalami ekspresi emosi yang tinggi yang dapat memicu kenaikan frekuensi kekambuhan pada penderita skizofrenia. Penelitian dilakukan untuk mengetahui tingkatan ekspresi emosi yang dialami oleh caregiver skizofrenia. Studi ini dilakukan di Kecamatan Kersamanah, Kabupaten Garut dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel responden sebanyak 45 orang yang merupakan caregiver keluarga primer dengan cara memberikan kuesioner yang merupakan alat ukur Family Questionnaire (FQ) yang diadaptasi oleh Nurtantri pada tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa caregiver skizofrenia di Kecamatan Kersamanah memiliki ekspresi emosi yang tinggi dengan persentase 73.33%, dengan aspek critical comment (CC) sebesar 48.95% dan aspek emotional over involvement (EOI) sebesar 51.04%.
Hubungan antara Forgiveness dan Post Traumatic Growth pada Perempuan Korban Kekerasan dalam Pacaran pada Usia Dewasa Awal di Kota Bandung Annisa Salsabila; Dinda Dwarawati
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.8 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.558

Abstract

Abstract. Dating violence can traumatize a victim. However, in women who have experienced trauma, there are some women who can bounce back, even change more positively, and experience post-traumatic growth, one of the coping strategies for victims is to forgive. The purpose of this study was to examine the relationship between forgiveness and post-traumatic development in victims of dating violence. This research is a quantitative research with purposive sampling technique. The subjects in the study were women victims of dating violence who lived in Bandung City who experienced trauma, which was seen by measuring PTSD from the victim using a PCL-5 measuring instrument, then the subject was identified post-traumatic growth with a PTGI measuring instrument and then the level of forgiveness was measured using a measuring instrument with a subscale self-forgiveness and forgiveness of others on the TRIMS measuring instrument. The data analysis techniques in this study were data processing, coding, data presentation, and data interpretation. The research subjects were 96 early adult female respondents with categorization of having moderate to high PTSD. The results showed that there was a relationship between forgiveness and post traumatic growth in victims of violence. in courtship of 0.332 which means that there is a fairly close relationship between the two variables. Abstrak. Suatu tindak kekerasan dalam pacaran bisa membuat seorang wanita mengalami trauma. Namun pada wanita yang mengalami trauma terdapat wanita yang dapat bangkit kembali, bahkan berubah lebih positif, dan mengalami pertumbuhan pasca trauma, salah satu strategi coping para korban ialah dengan melakukan pemaafan. Tujuan penelitian ini untuk melihat bagaimana hubungan antara pemaafan dan perkembangan pasca trauma pada korban kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik Purpossive Sampling. Subjek dalam penelitian adalah perempuan korban kekerasan dalam pacaran berdomisili di Kota Bandung yang mengalami trauma yang dilihat dengan mengukur PTSD dari korban menggunakan alat ukur PCL-5 kemudian subjek diidentifikasikan pertumbuhan pasca trauma dengan alat ukut PTGI dan kemudian dilihat tingkat pemaafan dengan menggunakan alat ukur dengan subskala pemaafan diri dan pemaafan orang lain pada alat ukur TRIMS. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengolahan data, pengkodean, penyajian data, serta interpretasi data. Subjek penelitian adalah 96 responden wanita dewasa awal dengan kategorisasi memiliki PTSD yang sedang-tinggi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan forgiveness dan post traumatic growth pada korban kekerasan dalam pacaran sebesar 0,332 yang berarti menunjukan adanya hubungan yang cukup erat tantara kedua variable.
Pengaruh Self-Control terhadap Perilaku Merokok Mahasiswa selama Pandemi COVID-19 Gita Kanya Paramitha; Stephani Raihana Hamdan
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.087 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.559

Abstract

Abstract. The Covid-19 pandemic requires people to maintain physical distance (physical distancing) and social distancing (social distancing) to reduce the spread of the Covid-19 virus. Self-control is a person's ability to be able to restrain himself and set himself up for better things when faced with temptations. Smoking activity can be influenced by various factors such as self-control as an internal factor. The purpose of this study was to determine the effect of self-control on student smoking behavior during the covid-19 pandemic. The method used in this research is correlational with the sampling technique using purposive sampling with the number of respondents being 144 people. The self-control measurement tool uses the Tangney Self-Control Scale (SCS) and the smoking behavior variable uses a measuring tool made by the Associated Counseling Professional USA (Smoking Assessment Questionnaire) which was adapted by (Stephani Raihana Hamdan, 2013). The results showed that there was a significant effect of self-control variables on smoking behavior with p = 0.000 t = -0.566. Abstrak. Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat menjaga jarak fisik (physical distancing) dan jarak sosial (social distancing) untuk mengurangi penyebaran virus Covid-19. Pengendalian diri merupakan kemampuan seseorang agar dapat menahan diri dan menetapkan diri ke hal yang lebih baik saat dipertemukan dalam godaan-godaan. Aktivitas merokok dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengendalian diri sebagai faktor internal. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh self-control dengan perilaku merokok mahasiswa selama pandemi covid-19. Metode yang digunakan dalam penelitian ini korelasional dengan teknik sampling menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden yaitu 144 orang. Alat ukur Self-Control menggunakan Tangney Self-Control Scale (SCS) dan variabel perilaku merokok menggunakan alat ukur yang dibuat oleh Associated Counseling Professional USA (Smoking Assessment Questionnaire) yang diadaptasi oleh (Stephani Raihana Hamdan, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan variabel pengendalian diri terhadap perilaku merokok dengan p = 0,000 t = -0,566.
Studi Mengenai Gambaran Subjective Well-Being pada Ibu Pekerja Selama Masa Pandemi Covid-19 Yulia Putri Pratiwi
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.942 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.560

Abstract

Abstract. The Covid-19 pandemic has had a significant impact on the subjective well-being of working mothers who work from home. The Covid-19 pandemic situation provides complex conditions for working mothers who work from home, then this situation causing distress, where mothers have to monitor and control their children's schoolwork, household tasks, and are required to work remotely from home. This has a psychological impact on a mother, one of which is subjective well-being. The purpose of this study is to see how the subjective well-being of a working mother who works from home during the Covid-19 pandemic in Bandung City. This study uses a qualitative method with a quantitative approach. The sample in this study was 300 people, using purposive sampling technique. Measurement of subjective well-being is obtained through two measuring tools from Diener, namely the Satisfaction With Life Scale (SWLS) which has been adapted by Yusak Novanto and the Scale of Positive and Negative Experience (SPANE). The results of the two measuring tools show that 70% of the subjective well-being of working mothers who work from home during the Covid-19 pandemic in Bandung City is lower. Abstrak. Pandemi Covid-19 memiliki dampak yang cukup besar bagi subjective well-being pada ibu pekerja yang work from home. Keadaan pandemi Covid-19 memberikan kondisi yang kompleks pada ibu pekerja yang work from home sehingga menyebabkan distress, dimana ibu harus memantau dan mengontrol tugas-tugas sekolah anak, tugas rumah tangga, serta diharuskan bekerja secara jarak jauh dari rumah. Hal memberikan dampak psikologis bagi seorang ibu salah satunya adalah subjective well-being. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat bagaimana gambaran subjective well-being seorang ibu pekerja work from home selama masa pandemi Covid-19 di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah 300 orang, dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran subjective well-being didapatkan melalui 2 alat ukur dari Diener, yaitu Satisfaction With Life Scale (SWLS) yang telah diadaptasi oleh Yusak Novanto dan Scale of Positive and Negative Experience (SPANE). Hasil dari dua alat ukur tersebut adalah 70% subjective well-being ibu pekerja work from home selama masa pandemi Covid-19 di Kota Bandung adalah rendah.
Hubungan Social Comparison dengan Gejala Depresi pada Mahasiswa Pengguna Instagram Salsabila Auliannisa; Muhammad Ilmi Hatta
Jurnal Riset Psikologi Volume 1, No. 2, Desember 2021, Jurnal Riset Psikologi (JRP)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.613 KB) | DOI: 10.29313/jrp.v1i2.561

Abstract

Abstract. College student need to evaluate themselves, this can be through social comparison. Instagram can be a media for social comparison, because there are photo and video posts from other users. Instagram is an image-based platform that allows users to more easily express themselves, so the content is usually aesthetic and optimized. Thus, the social comparisons made on Instagram are different from the comparisons made in real life. On social media such as Instagram, published information is always the best view of oneself rather than the bad things of a person. If social comparison is done negatively, it can lead individuals to feel negative emotions that are in symptoms of depression. Similarly, individuals with depressive symptoms tend to compare themselves when using Instagram, seeing that other people's lives seem better can lead to negative self-evaluation. This study aims to determine the degree of the relationship between social comparisons and depressive symptom in college students using Instagram is. The research method used is correlational method with 112 college students using Instagram as respondents. The measuring instruments used are the Social Comparison Rating Scale and the Beck Depression Inventory–II. The analysis technique used Rank Spearman correlation technique. The results showed that there was a moderate relationship between social comparisons and depressive symptoms with a correlation value of -0.435 and p-value (Sig.) = 0.000. The direction of the relationship between variables is negative, meaning that the lower the social comparison score, the higher the score for depression symptoms in college students who use Instagram. Abstrak. Mahasiswa memiliki kebutuhan untuk mengevaluasi dirinya, hal ini dapat dipenuhi melalui social comparison. Instagram dapat menjadi sarana social comparison, karena terdapat postingan foto dan video dari penggunalain. Instagram adalah platform berbasis gambar yang membuat penggunanya dapat lebih mudah mengekspresikan diri, sehingga konten yang diunggah biasanya bersifat estetika dan dioptimalkan. Sehingga, social comparison yang dilakukan di Instagram berbeda dengan perbandingan yang dilakukan di kehidupan nyata. Pada media sosial seperti Instagram informasi yang dipublikasikan selalu tampilan terbaik diri daripada hal yang buruk dari diri seseorang. Jika social comparison dilakukan secara negatif, dapat mengarahkan individu merasa emosi negatif yang ada dalam gejala depresi. Begitu pula, individu dengan gejala depresi cenderung membandingkan diri mereka sendiri saat menggunakan Instagram, melihat bahwa kehidupan orang lain tampak lebih baik dapat membuat menilai diri sendiri secara negatif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa erat hubungan antara social comparison dengan gejala depresi pada mahasiswa pengguna Instagram. Metode penelitian yang digunakan adalah korelasional dengan responden 112 orang mahasiswa pengguna Instagram. Alat ukur yang digunakan adalah Social Comparison Rating Scale dan Beck Depression Inventory – II. Teknik analisis penelitian ini menggunakan Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan sedang/moderate antara social comparison dengan gejala depresi dengan nilai korelasi sebesar -0,435 dan dan p-value (Sig.) = 0,000. Arah hubungan antar variabel negatif artinya semakin rendah skor social comparison maka semakin tinggi skor gejala depresi pada mahasiswa pengguna Instagram.