cover
Contact Name
Yahyah
Contact Email
yahyahrachim@gmail.com
Phone
+628113828906
Journal Mail Official
baharipapadak00@gmail.com
Editorial Address
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JURNAL BAHARI PAPADAK
ISSN : -     EISSN : 27236536     DOI : -
Jurnal Bahari Papadak adalah sebuah jurnal nasional dalam bidang ilmu-ilmu kelautan dan perikanan yang di kelolah oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana. Tujuan utamanya adalah menyajikan artikel-artikel hasil riset atau penelitian yang berkualitas yang meliputi semua sub-bidang kajian dalam lingkup ilmu kelautan dan perikanan. Jurnal ini menyediakan ruang publikasi bagi akademisi, peneliti, mahasiswa dan kalangan professional lainnya. Artikel ilmiah yang diajukan untuk diterbitkan dalam jurnal ini harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, merupakan paper asli (bebas plagiarisme), tidak dipublikasikan atau tidak sedang diajukan ke jurnal lain. Lingkup topik Jurnal Bahari Papadak meliputi manajemen sumberdaya perairan, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, sosial ekonomi perikanan, ilmu kelautan, bioteknologi perikanan, biologi dan ekologi biota perairan, serta penilaian dan pengelolaan ekosistem perairan.
Articles 128 Documents
PERBANDINGAN STRUKTUR KOMUNITAS ZOOPLANKTON PADA SAAT PASANG DAN SURUT DI MUARA SUNGAI SELAM DAN POHON DURI OESAPA KUPANG Maria Theresia Ayu Warindra; Lumban N. L. Toruan; Kiik G. Sine
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.861 KB)

Abstract

Abstrak - Perairan estuari mempunyai variasi yang besar dalam parameter fisik dan kimia yang menciptakan suatu lingkungan yang sangat berpengaruh bagi organisme perairan. Zooplankton mempunyai peranan penting dalam ekosistem sebagai penghubung produsen primer dengan biota pada tingkat trofik yang lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan struktur komunitas zooplankton pada saat pasang dan surut di Muara Sungai Selam dan Pohon Duri Oesapa Kupang. Pengambilan sampel pada setiap lokasi dilakukan pada tiga sub lokasi dimulai dari mulut muara ke arah sungai dengan jarak antar sub lokasi sepanjang 100 m, sehingga jarak dari titik pertama sampai titik ketiga adalah 200 m. Pada tiap titik sampling disaring 100 liter sampel air ke dalam 250 ml botol sampel. Sebanyak 1 ml sub sampel yang dituangkan dalam sedgewick rafter cell diidentifikasi jenis dan jumlah individu zooplankton menggunakan mikroskop binokuler. Kajian struktur komunitas zooplankton yang dianalisis adalah komposisi, kelimpahan, indeks keanekaragaman (H’), indeks keseragaman (E’), dan dominansi (D). Hasil penelitian menunjukkan komposisi yang paling banyak ditemukan pada Kelas Ciliata dengan besar persentase antara 73,80 %-81,17 % saat pasang dan pada saat surut besar persentase antara 42,99 % 80,56 %. Kelompok predominan terdapat pada Kelas Copepoda dengan besar persentase antara 14,41 %-17,63 % pada saat pasang dan pada saat surut antara 16,87 %-42,99 %. Kelimpahan total zooplankton pada saat pasang antara 39 Ind/l-90 Ind/l, sedangkan kelimpahan pada saat surut antara 47 Ind/l-71 Ind/l. Jumlah jenis zooplankton pada saat pasang antara 10-14 jenis dan pada saat surut antara 10-12 jenis. Nilai indeks keanekaragaman (H’) pada saat pasang antara 1,50 – 1,79 dan pada saat surut antara 1,65-1,90. Indeks keseragaman (E’) pada saat pasang antara 0,64-0,68 dan pada saat surut antara 0,73-0,76. Indeks dominasi (D) pada saat pasang antara 0,26 – 0,33 dan pada saat surut antara 0,21-0,24. Tidak ada perbedaan yang nyata pada seluruh kajian struktur komunitas pada saat pasang dan surut. Kata Kunci : Estuari, Zooplankton, Struktur Komunitas, Pasang Surut. Abstract - Estuary waters have large variations in physical and chemical parameters that create an environment that is very influential for aquatic organisms. Zooplankton has an important role in ecosystems as a primary producer liaison with biota at higher trophic levels. This study aims to compare the community structure of zooplankton during high and low tide at Selam Estuary and Pohon Duri Oesapa Kupang. A Sampling at each location was carried out at three sub - locations starting from the mouth of the estuary towards the river with a distance between the sub - locations along 100 m, so the distance from the first point to the third point was 200 m. At each sampling point 100 liter of water samples was filtered into 250 ml sample bottles. A total of 1 ml sub-samples was poured in a sedgewick rafter cell, then examinated by identified the type and number of zooplankton using a binocular microscope. The composition, abundance, the diversity index (H'), evennes index (E'), and dominance (D) were analyzed for the study of zooplankton community structure. The results showed that the composition was dominated by Ciliata Class with a percentage of between 73.80% - 81.17% at high tide and at low tide the percentage was between 42.99 %-80.56%. The predominant group was Copepod Class with a percentage between 14.41 %-17.63 % at the time of high tide and low tide between 16.87 %-42.99 %. Total zooplankton abundance at high tide between 39 Ind/l- 90 Ind / l,while the abundance at low tide between 47 Ind/l-71 Ind/l. The number of types of zooplankton at the time of tide was between 10-14 types and at low tide between 10-12 types. Diversity index value (H') at high tide beptween 1.50 - 1.79 and at low tide between 1.65 - 1.90. The eveness index (E') at high tide is between 0.64-0.68 and at low tide was between 0.73 - 0.76. The dominance index (D) at the time of tide was between 0.26 - 0.33 and at low tide between 0.21 - 0.24. There were no significant differences in the whole study of community structure during the high and low tide. Keywords : Estuary, Zooplankton, Community Structure, Tides.
JENIS DAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA KOLOM PERMUKAAN AIR DI PERAIRAN TELUK KUPANG Febriani Astika Kapo; Lumban N. L. Toruan; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.856 KB)

Abstract

Abstrak-Jumlah dari keberadaan sampah laut semakin meningkat. Sekitar 60 - 80% sampah laut terdiri dari sampah plastik. Sampah plastik yang berakhir di laut memiliki berbagai ukuran salah satunya adalah mikroplastik yang berukuran < 5 mm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan warna mikroplastik pada saat pasang dan surut, mengetahui persentase dan kelimpahan dari jenis dan warna mikroplastik pada saat pasang dan surut Pengambilan sampel mikroplastik dilaksanakan pada tanggal 12-13 November 2019, pada 10 lokasi di Perairan Teluk Kupang menggunakan manta net dengan ukuran mata jaring 150 µm. Penghancuran bahan organik dari sampel dengan menggunakan larutan H2O2 30% yang didiamkan selama tujuh hari. Sampel kemudian disaring dan dipisahkan dari mikroplastik menggunakan larutan NaCl (1,202 g/ml). Identifikasi mikroplastik dengan menggunakan stereo mikroskop dengan perbesaran 20x dan 40x dan untuk membedakan partikel mikroplastik dengan partikel lainnya menggunakan metode Hot Needle Test. Hasil jenis mikroplastik yang ditemukan di beberapa lokasi pada saat pasang dan surut adalah jenis fiber, fragmen, film dan foam. Warna mikroplastik yang ditemukan adalah warna hitam, putih, merah, biru dan hijau. Kelimpahan mikroplastik tertinggi secara keseluruhan didominasi jenis fiber saat pasang (0,0902 partikel/l) dan saat surut (0,0669 partikel/l). Kelimpahan mikroplastik terendah secara keseluruhan adalah jenis foam pada saat pasang (0,0009 partikel/l) dan saat surut (0,0001 partikel/l). Warna mikroplastik tertinggi yang ditemukan secara keseluruhan didominasi oleh warna hitam, baik pada saat pasang (38,02%) maupun saat surut (49,25%), sedangkan yang terendah adalah warna hijau yag ditemukan pada saat pasang (2,36%) dan saat surut (3,02%). Kata kunci: Sampah Laut, Mikroplastik, Tipe, Kelimpahan, Pasang Surut. Abstract - The amount of marine litter is increasing. About 60 - 80% of marine litter consists of plastic waste. Plastic waste that ends in the sea has a variety of sizes, one of which is microplastic measuring < 5 mm. The purpose of this study was to identify the types and colors of microplastic at high tide and tide, to know the percentage and abundance of microplastic types and colors at high tide and low tide Sampling microplastics was carried out on 12-13 November 2019, at 10 locations in Kupang Bay waters using manta net with 150 µm mesh size. Destruction of organic matter from the sample using 30% H2O2 solution which was left to stand for seven days. The sample was then filtered and separated from the microplastic using NaCl solution (density 1,202 g/ml). Microplastics identification using a stereo microscope with 20x and 40x magnification and to distinguish microplastic particles from other particles using the Hot Needle Test method. The results of microplastic types found in several locations during high tide and low tide were fibers, fragments, films, and foam. Microplastic colors found were black, white, red, blue and green. The highest overall microplastic abundance was dominated by fiber type at high tide (0.0902 particles/l) and at low tide (0.0669 particles/l). The lowest overall microplastic abundance is foam type at high tide (0,0009 particles/l) and at low tide (0,0001 particles/l). The highest microplastic color found overall was dominated by black at high tide (38.02%) and at low tide (49.25%), while the lowest was green which was found at high tide (2.36%) and at low tide (3.02%). Keywords: Marine Litter, Microplastics, Type, Abundance, Tides.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KETERSEDIAAN KERANG DARAH KONSUMSI DI DESA TANAH MERAH Chrisone Jeremi Faber Silalahi; Ismawan Tallo; Cresca B. Eoh
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.964 KB)

Abstract

Abstrak - Kerang darah merupakan salah satu komoditas yang telah diperdagangkan dalam jangka waktu yang cukup lama pada Desa Tanah Merah. Pada proses penyediaan kerang darah di Desa Tanah Merah terdapat pembagian peranan yang beragam dimulai dari penangkap, pengumpul serta penjual. Peranan yang telah dibagi tersebut memiliki tujuan akhir kepada pembeli. Hal ini menimbulkan pertanyaan akan dampak yang diberikan dari aktivitas tersebut terhadap kondisi ketersediaan kerang darah pada wilayah tersebut. Setiap pemeran akan memberikan penilaian terhadap kondisi ketersediaan kerang darah yang ada pada Desa Tanah Merah. Penilaian tersebut dapat memberikan informasi awal akan persepsi masyarakat terhadap kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap ketersediaan kerang darah di Desa Tanah Merah. Sampel kerang darah yang dipergunakan merupakan komoditas yang diperdagangkan di Desa Tanah Merah pada bulan September 2018 hingga Desember 2018. Hasil pengukuran jawaban responden terhadap kuesioner diolah menggunakan skala likert. Skripsi ini menunjukkan persepsi bahwa kerang darah yang terdapat pada Desa Tanah Merah tidak berasal dari Desa Tanah Merah, namun pengumpul serta penjual dapat memperdagangkannya pada desa tersebut. Kualitas kerang darah yang tersedia pada Desa Tanah Merah termasuk dalam kondisi baik serta tersedia dalam jumlah besar, namun dengan perubahan harga yang jarang terjadi. Kata Kunci : Persepsi, Masyarakat, Kerang Darah Abstract - The blood cockle is a commodity that has been traded for quite a long time in Tanah Merah Village. In the process of supplying blood cockle in Tanah Merah Village, there are various roles divided starting from catchers, collectors, and sellers. The role that has been divided must reach the final destination to the buyer. These conditions raised concerned about the impact that had been given by these activities towards the condition of the availability of blood cockle in the region. Each actor will give an interpretation by the condition of the blood cockle availability in the Tanah Merah Village. The assessment can provide preliminary information on people's perceptions of the condition. These study aiming to determine people's perceptions towards the availability of blood cockle in Tanah Merah Village. The Blood Cockle sample used in this research was a commodity traded in Tanah Merah Village starting from September 2018 to December 2018. The results of the measurement from respondents' answers to the questionnaire were processed using a Likert scale. The result of the study shows the perception that the blood cockle found in Tanah Merah Village does not originate from Tanah Merah Village, but collectors and sellers can trade it in the village. The quality of the blood cockle that had been traded in Tanah Merah Village is categorized as good quality and the availability in large quantities can be reached without high changes in price. Keywords: Community, Perception, Blood Cockle
ANALISIS HASIL TANGKAPAN PANCING ULUR PADA ARMADA PENANGKAPAN BERBEDA YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN LAUT TIMOR Maria A. L. Nabutaek; Fonny J. L. Risamasu; Cresca B. Eoh
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.761 KB)

Abstract

Abstrak - Laut Timor memiliki luas sekitar 610.000 Km2 dengan lebar perairan sekitar 480 Km. NTT memiliki potensi sumberdaya ikan yang sangat beragam jenisnya. Pemanfaatan sumberdaya ikan melalui kegiatan penangkapan, salah satunya menggunkan alat tangkap pancing ulur (Hand Line). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil tangkapan ikan, jumlah, jenis dan produksi hasil tangkapan pancing ulur pada armada penangkapan berbeda yang dioperasikan di perairan Laut Timor. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Oktober dengan November berlokasi di Unit Pelabuhan Tenau (UPT) Bolok Perairan Laut Timor. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diperoleh melalui PT Damena yang berlokasi di Bolok dan wawancara langsung dengan nelayan pengguna alat tangkap pancing ulur untuk mengetahui bagian-bagian konstruksi alat tangkap pancing ulur serta untuk mengetahui data produksi hasil tangkapan pancing ulur menggunakan data statistik perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur. B Untuk melihat perbedaan hasil tangkapan pada armada penangkapan berbeda maka data diolah menggunakan ANOVA satu jalur. Berdasarkan hasil penelitian diperolah ikan-ikan yang tertangkap dengan alat tangkap pancing ulur terdiri dari 20 spesies, 13 genus yang tergolong dalam 5 family. Family yang memiliki jenis tangkapan terbanyak adalah family Lutjanidae dan terendah Carangidae dan Glaucosomatidae. Genus dan spesies terbanyak terdapat pada family Lutjanidae. Hasil tangkapan pancing ulur menangkap jenis ikan secara keseluruhan terdiri dari 20 spesies, 13 genus yang tergolong dalam 5 family. Armada penangkapan pancing ulur yang memiliki produksi hasil tangkapan terbanyak yakni 30 GT dan terendah pada armada dengan bobot 4 GT. Berdasarkan hasil analisis ANOVA Satu Arah ternyata terdapat pengaruh yang signifikan antara perbedaan bobot armada penangkapan terhadap hasil tangkapan. Kata Kunci : Hasil Tangkapan, Pancing Ulur, Laut Timor. Abstract – The Timor Sea has an area of around 610,000 KM2 with a width of waters around 480 KM. NTT has the potential for a variety of fish resources. Utilization of fish resources through fishing activities using stretch fishing gear. This study aims to determine the fish catch, total, type, and production of stretched fishing in different fishing fleets operated in the water of the Timor Sea. This research was conducted in October and November located in the Tenau Port Unit (UPT) Bolok Timor Sea. Data that collected in this study was obtained through PT Damena, which is located in Bolok, and interviews directly with fishermen, users of stretching fishing gear on the construction of fishing gear and from fisheries statistics in the East Nusa Tenggara Province. To see the difference in catches on different fishing fleets, the data is processed using one-way ANOVA. Based on the results of the study it was concluded that the fish caught with a stretch fishing gear (Hand Line) consisted of 20 species, 13 genus belong to the 5 families. The family that has the most types of catch is the Lutjanidae family and the lowest Carangidae and Glaucosomatidae. The most common genus and species are in the family Lutjanidae. The retained catch caught the whole fish species consisting of 20 species, 13 genus belong to the 5 families. In the stretch fishing catchment fleet with 30 GT has the most catches and the lowest catches in the 4 GT weighted fleet. Based on the results of the One- way ANOVA analysis it turns out that there is an influence between the fleet catching the catch. Keywords : Catches, Hand Line, Tmor Sea
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS EKOSISTEM PADA DOMAIN SOSIAL DAN DOMAIN EKONOMI DI KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU Valenthine Edelani Lake; Chaterina A. Paulus; Kiik G. Sine
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.629 KB)

Abstract

Abstrak - Pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem atau yang dikenal dengan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) bertujuan untuk mengelola perikanan secara terpadu dan berkelanjutan. Dalam EAFM terdapat enam domain perikanan yang digunakan untuk mengidentifikasi status pengelolaan perikanan. Penelitian ini menggunakan dua domain perikanan yakni domain sosial dan domain ekonomi. Setiap domain baik sosial maupun ekonomi memiliki masing-masing tiga indikator penilaian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perikanan berbasis pendekatan ekosistem dari domain sosial dan domain ekonomi di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September tahun 2019. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis rasio tabungan dan penilaian skala likert ordinal serta penggolongan nilai indeks komposit model bendera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perikanan tangkap pada domain sosial di lokasi penelitian berada pada status sedang dengan nilai agregat sebesar 180.1, hal ini disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari pemangku kepentingan dan pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Pada domain ekonomi, persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perikanan tangkap pada berada pada status baik sekali dengan nilai agregat sebesar 261.5, hal ini disebabkan oleh hampir semua nelayan memiliki nilai saving ratio yang tinggi. Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, EAFM, Domain Sosial, Domain Ekonomi, Belu Abstract - Fisheries management with an ecosystem approach or known as the Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) aims to manage integrated and sustainable fisheries. In the EAFM there are six fisheries domains that are used to identify the status of fisheries management. This study uses two fisheries domains, namely the social domain and the economic domain. Each social and economic domain has each of the three assessment indicators. The purpose of this study was to determine community perceptions of fisheries management based on ecosystem approaches from the social domain and economic domain in Kakuluk Mesak, Belu Regency. The research was conducted in June to September 2019. Data collection methods using interview, observation and documentation techniques. Data were analyzed using the savings ratio analysis and ordinal scale assessment as well as classification of the composite model index values. The results showed that the community perception of capture fisheries management in the social domain in the study location was at moderate status with an aggregate value of 180.1, this was due to the lack of participation from stakeholders and the use of local knowledge in the management of fish resources. In the economic domain, community perceptions of capture fisheries management are in very good status with an aggregate value of 261.5, this is due to almost all fishermen having a high saving ratio value. Keywords : Community Perception, EAFM, Social Domain, Economic Domain, Belu.
PENGARUH UMPAN ALAMI DAN UMPAN BUATAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN MENGGUNAKAN PANCING LAYANG-LAYANG DI PERAIRAN KABUPATEN MALAKA Maria Gaudensia Bano; Yahyah .; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.789 KB)

Abstract

Abstrak - Salah satu sumberdaya perikanan ekonomis penting yang dihasilkan oleh perairan Rainawe adalah ikan cendro (Tylosurus sp) yang dikenal dengan nama lokal sebagai ikan Manuk. Alat tangkap yang umum digunakan untuk menangkap ikan cendro ialah jaring insang permukaan, jaring insang hanyut dan pancing tonda; tetapi pancing layang-layang lebih mudah dioperasikan dan menjadi populer di Kabupaten Malaka. Keberhasilan menangkap ikan dengan pancing layang-layang sangat bergantung pada ketersediaan umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami dan umpan buatan hanya digunakan pada bagan saat musim tertentu, hal ini berarti bahwa pancing layang-layang tidak dapat dioperasikan sepanjang waktu setiap bulan.Penelitian ini menggunakan umpan alami dan umpan buatan untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang.Penelitian ini telah dilakukan di perairan Kabupaten Malaka, dengan menggunakan metode eksperimental. Dua jenis umpan yang digunakan, yaitu umpan alami ikan tembang (Sardinella sp) dan umpan buatan yang berupa ikan berbahan karet. Analisis data menggunakan uji t. Hasil tangkapan selama penelitian berjumlah 28 individu ikan Cendro yang terdiri dari 21 individu hasil tertangkap dengan umpan alami dan 7 individu hasil tertangkap dengan umpan buatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan umpan alami tidak berbeda nyata dengan umpan buatan pada pancing layang-layang untuk menangkap ikan cendro di perairan Kabupaten Malaka. Kata Kunci : Pancing Layang-Layang, Umpan Alami, Umpan Buatan, Kabupaten Malaka Abstract - One of the important economical fisheries resources produced by Rainawe waters is cendro fish (Tylosurus sp), known locally as Manuk fish. Common fishing tools used to catch Cendro fish are surface gill nets, drift gill nets and trolling fishing rods; but kite fishing is easier to operate and has become popular in the district of Malacca.The success of catching fish with kite fishing is very dependent on the availability of natural and artificial baits. Natural bait and artificial bait are only used on charts during certain seasons, which means that kite fishing cannot be operated all the time every month. This study uses natural bait and artificial bait to find out the effect on the catches of kite fishing.This research has been carried out in the waters of Malacca regency, using experimental methods. Two types of bait are used, namely natural bait Tembang fish (Sardinella sp) and artificial bait in the form of fish made from rubber. Data analysis using t test. Catches during the study were 28 Cendro fish consisting of 21 caught by natural bait and 7 caught by artificial bait. The results of the analysis showed that the use of natural bait was not significantly different from the artificial bait on kite fishing to catch cendro fish in the waters of Malacca regency. Keywords : Kite Fishing, Natural Bait, Artificial Bait, Malaka Regency
ANALISIS HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP MINI PURSE SEINE DI PERAIRAN TELUK KUPANG Yahyah .; Cresca B. Eoh
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.479 KB)

Abstract

Abstrak - Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil tangkapan alat tangkap mini purse seine di Perairan Teluk Kupang dalam kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2015-2019) yang dilihat dari komposisi jenis, produksi hasil tangkapan serta nilai CPUEnya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi dan juga studi literature yang kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Selanjutnya hasil dari penelitian ini menemukan bahwa jenis ikan hasil tangkapan mini purse seine yang di operasikan di perairan Teluk Kupang terdiri dari ikan kembung, tongkol, layang, selar dan tembang, yang mana untuk ikan kembung terdiri dari 3 spesies yaitu Rastrelliger kanagurta, Rastrelliger brachysoma dan Rastrelliger faughni dengan komposisi sebesar 25,00 %, ikan tongkol terdiri 2 spesies yaitu Euthynnus affinis dan Auxis thazard dengan komposisi sebesar 16,67 %, ikan layang terdiri dari 3 spesies yaitu Decapterus russelli, Decapterus macrosoma dan Decapterus kurroides dengan komposisi sebesar 25,00 %, ikan selar terdiri dari 2 spesies yaitu Alepes melanoptera dan Alepes djedaba, kemudian ikan tembang terdiri dari 2 spesies yaitu Amblygaster sirm dan Sardinella gibbosa. Sedangkan jumlah produks ikan hasil tangkapan mini purse seine dalam kurun waktu lima tahun terakhir (tahun 2015-2019) yaitu untuk ikan kembung sebesar 3836,03 ton dengan nilai CPUE rata-rata sebesar 4,26 ton/trip, ikan tongkol sebesar 19267,48 ton dengan nilai rata-rata CPUE rata-rata sebesar 21,41/ton , ikan layang sebesar 4834,10 ton dengan nilai CPUE rata-rata sebesar 5,37 ton/trip, ikan selar 973,54 ton dengan nilai CPUE rata-rata sebesar 1,08 ton/trip, dan ikan tembang 19136,55 ton dengan nilai CPUE rata-rata sebesar 21,26 ton/trip. Kata Kunci : Alat Tangkap, Mini Purse Seine, Teluk Kupang
TINGKAT KESADARAN MASYARAKAT DI PESISIR KOTA KUPANG TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKITARNYA Kiik G. Sine; Alexander L. Kangkan; Lebrina I. Boikh
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.583 KB)

Abstract

Abstrak- Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesadaran masyarakat pesisir kota kupang terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik observasi dan wawancara, Data dari hasil observasi dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif sedangkan data dari hasil wawancara diaanalisis menggunakan tekin skoring berdasarkan skala data dan dilanjutkan dengan penentuan sebaran frekuensi dari masing-masing skor disetiap skala data, kemudian dari data sebaran frekuensi tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik dan dideskripsikan secara kualitatif dan kuantittaif. Selanjutnya hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menemukan bahwa tingkat kesadaran masyarakat di pesisir Kota Kupang akan kebersihan lingkungan sekitarnya sudah tinggi yang dipicu oleh adanya dukungan perintah dalam menerapkan program-program tertentu seperti adanya jumat bersih, adanya penerapan efek jerah bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan dan bahkan juga dipicu oleh adanya berbagai komunitas pegiat kebersihan yang sering melibatkan masyarakat sekitar untuk turut berpartisipasi dalam aksi menjaga kebersihan lingkungan pesisir serta adanya instansi-instansi terkait seperti perguruan tinggi yang sering melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi dan juga aktivitas bersih pantai dengan terus melibatkan masyarakat pesisir, sehingga memberi dampak positif bagi masyarakat setempat untuk terus sasar akan kebersihan lingkungan sekitarnya. Kata Kunci : Kesadaran, Masyarakat Pesisir, Kebersihan Lingkungan.
SEAGRASS MEADOWS CONDITIONS IN PANTAR STRAIT AND SURROUNDING AREA, ALOR REGENCY, EAST NUSA TENGGARA Lumban N. L. Toruan; Jahved Ferianto Maro; Ismawan Tallo
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.369 KB)

Abstract

Abstract - Monitoring seagrass beds play an important role in the management of the coastal environment because of two things, that this activity is a method for improved management practices and can provide information about the status and condition of seagrass meadows, so it can be used as one consideration of adaptive management of marine protected areas. Data were collected in December 2016 in the northern part of Alor Island, namely Alila Beach, Mali Beach, Deere Beach, and Lapang Beach. Percentage of seagrass cover, pH, salinity, and temperature were measured in situ, while sediment organic content was analyzed in the laboratory using LOI method. The results showed a range of seagrass cover between 25,1-72,8% (x = 47,6 ± 17,5), pH 8,29-8,58 (x = 8,48 ± 0,10), salinity 31- 33 ppt (x = 31,7 ± 1,1), temperature 28,6-33,50C (x = 32,2 ± 1,9), and organic sediment content from 2,73 to 4,46% (x = 3,57 ± 0,76). There were six seagrasses composed of T. hemprichii, E. acoroides, C. rotundata, H. pinifolia, S. isoetifolium, and H. ovalis. Based on the condition of seagrass cover, the seagrass ecosystem in Pantar Strait and its surroundings were in a rare to the dense category, with criteria for the status of seagrass beds were poor (25,1%) to rich/healthy (72,8%) conditions. Keyword: Pantar, Seagrass, Mangrove, Sea Urchin, Sea Cucumber Abstrak - Kegiatan monitoring padang lamun berperan penting dalam pengelolaan lingkungan pesisir karena dua hal, yaitu kegiatan ini merupakan suatu metode untuk peningkatan praktik pengelolaan dan dapat menyediakan informasi mengenai status dan kondisi padang lamun sehingga dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan adaptif pengelolaan kawasan perlindungan laut. Pengambilan data dilakukan pada Bulan Desember 2016 di bagian utara Pulau Alor, yaitu di Pantai Alila, Pantai Mali, Pantai Deere, dan Pantai Lapang. Data yang diukur secara insitu adalah persentase tutupan lamun, pH, salinitas, suhu, sementara kandungan organik sedimen dianalisis menggunakan metode pembakaran di laboratorium. Hasil kajian menunjukkan kisaran tutupan lamun antara 25,1-72,8% (x = 47,6±17,5), pH 8,29-8,58 (x = 8,48±0,10), salinitas 31-33 ppt (x = 31,7±1,1), suhu 28,6-33,50C (x = 32,2±1,9), dan kandungan organik sedimen 2,73-4,46 % (x = 3,57±0,76). Terdapat enam jenis lamun, yaitu T. hemprichii, E. acoroides, C. rotundata, H. pinifolia, S. isoetifolium, dan H. ovalis. Berdasarkan kondisi tutupan lamun, maka ekosistem lamun di Selat Pantar dan sekitarnya berada pada kategori jarang sampai padat, dengan kriteria status padang lamun berada pada kondisi miskin (25,1%) sampai kaya/sehat (72,8%). Kata Kunci: Pantar, Lamun, Mangrove, Bulu Babi, Teripang
WAKATOBI SEA BAMBOO, TEKNOLOGI RESTORASI BAMBU LAUT MULTI LOKASI Sunarwan Asuhadi; Oce Astuti; Rahmadani .; Andi Besse Amir
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (400.643 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk menguji kemampuan teknologi hasil rancang bangun teknologi restorasi bambu laut (Isis hippuris) yang disebut dengan Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota Sea Bamboo disingkat Wakatobi Sea Bamboo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Teknologi Wakatobi Sea Bamboo dapat digunakan untuk memperbaiki metode dan teknik restorasi bambu laut sebelumnya. Dengan teknologi ini, restorasi bambu laut dapat diimplementasikan secara multi lokasi, baik secara ex-situ dan in-situ maupun di perairan tenang dan yang mendapatkan pengaruh ombak dan arus kencang. Pertumbuhan bambu laut melalui metode ini mencapai 2,5 – 3 cm per tahun dengan survival rate > 90%. Kata Kunci : Teknologi Multi Lokasi, Wakatobi Sea Bamboo, Restorasi Abstract - This research was conducted to test the technological capabilities of the design and construction of sea bamboo (Isis hippuris) restoration technology, which is called Wahana Perekayasaan Teknologi Konservasi Biota Sea Bamboo Technology, abbreviated as Wakatobi Sea Bamboo. The results showed that the Wakatobi Sea Bamboo Technology could be used to improve the sea bamboo restoration methods and techniques. With this technology, sea bamboo restoration can be implemented in a multi-location manner, both ex-situ and in-situ as well as in calm waters and which are affected by strong waves and currents. The growth of marine bamboo through this method reaches 2.5 - 3 cm per year with a survival rate of> 90%. Keywords : Multi Locations Technology, Wakatobi Sea Bamboo, Restoration

Page 1 of 13 | Total Record : 128