cover
Contact Name
Yahyah
Contact Email
yahyahrachim@gmail.com
Phone
+628113828906
Journal Mail Official
baharipapadak00@gmail.com
Editorial Address
Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
JURNAL BAHARI PAPADAK
ISSN : -     EISSN : 27236536     DOI : -
Jurnal Bahari Papadak adalah sebuah jurnal nasional dalam bidang ilmu-ilmu kelautan dan perikanan yang di kelolah oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana. Tujuan utamanya adalah menyajikan artikel-artikel hasil riset atau penelitian yang berkualitas yang meliputi semua sub-bidang kajian dalam lingkup ilmu kelautan dan perikanan. Jurnal ini menyediakan ruang publikasi bagi akademisi, peneliti, mahasiswa dan kalangan professional lainnya. Artikel ilmiah yang diajukan untuk diterbitkan dalam jurnal ini harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, merupakan paper asli (bebas plagiarisme), tidak dipublikasikan atau tidak sedang diajukan ke jurnal lain. Lingkup topik Jurnal Bahari Papadak meliputi manajemen sumberdaya perairan, perikanan tangkap, pengolahan hasil perikanan, sosial ekonomi perikanan, ilmu kelautan, bioteknologi perikanan, biologi dan ekologi biota perairan, serta penilaian dan pengelolaan ekosistem perairan.
Articles 128 Documents
EFEKTIFITAS PENAMBAHAN JARING KANTONG PADA BUDIDAYA RUMPUT LAUT Kappaphycus striatum SISTEM TALI RAWAI Lukas G. G. Serihollo; Rifqah Pratiwi; Ni Putu Dian Kusuma; Pieter Amalo; Lego Suhono
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.759 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan Kappaphycus striatum dibudidayakan dengan sistem tali rawai dan jaring kantong yang dibudidayakan selama 42 hari. Penelitian menggunakan dua perlakuan, yakni budidaya rumput laut dengan tali rawai dan jaring kantong dengan empat pengulangan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Randomize Pretest-Posttest Control Group Design yang kemudian dianalisis dengan Uji-t dua sampel. Laju pertumbuhan spesifik, pertumbuhan mutlak, dan pertumbuhan relatif Kappaphycus striatum pada sistem tali rawai masing-masing berkisar antara 2,52 ± 0,23 % per hari, 140,82 ± 19,46 gram, 91,7 ± 9,73 %, dan pada sistem jaring kantong masing-masing berkisar antara 3,58 ± 0,26 % per hari, 239,32 ± 21,95 gram dan 153,41 ± 10,97%. Nilai-nilai tersebut dipengaruhi oleh perubahan variabel kualitas air selama periode budidaya. Berdasarkan uji t, sistem tali rawai dan jaring kantong secara signifikan berbeda nyata (p < 0,05) satu sama lain. Kondisi parameter kualitas air suhu, pH, oksigen terlarut, kecepatan arus dan kedalaman sesuai dengan standar yang ditetapkan, sebaliknya pada parameter salinitas, kecerahan, nitrat dan ortofosfat belum mendukung pertumbuhan optimal untuk budidaya Kappaphycus striatum. Namun secara keseluruhan disimpulkan bahwa penggunaan jaring kantong pada budidaya rumput laut Kappaphycus striatum memiliki pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan sistem tali rawai. Kata Kunci: Rumput Laut, Kappaphycus striatum, Jaring Kantong, Tali Rawai Abstract - The study was conducted to determine the growth of Kappaphycus striatum cultivated with a longline and bag net system which was cultivated for 42 days. The study used two treatments, namely seaweed cultivation with longlines and bag nets with empathy. The design used in this study was the Randomize Pretest-Posttest Control Group Design which was then analyzed by using a two-sample t-test. Specific growth rates, absolute growth, and relative growth of Kappaphycus striatum in the longline system ranged from 2.52 ± 0.23% day-1, 140.82 ± 19.46 g, 91.7 ± 9.73%, respectively. And in the bagged net system, respectively around 3.58 ± 0.26% day-1, 239.32 ± 21.95 g and 153.41 ± 10.97%. These values ​​are influenced by changes in air quality variables during the cultivation period. Based on the t-test, the longline system and bag nets were significantly different (p < 0.05) from each other. The parameters of air quality, pH, dissolved oxygen, current velocity, and depth were by the established standards, on the other hand, the parameters of salinity, brightness, nitrate, and orthophosphate did not support optimal growth for Kappaphycus striatum cultivation. But overall the key is that the use of bag nets in seaweed cultivation Kappaphycus striatum has better growth compared to the longline system. Keywords : Seaweed, Kappaphycus striatum, Bag Net, Longline.
PRAKIRAAN KESESUAIAN PERAIRAN UNTUK BUDI DAYA RUMPUT LAUT DI WPPNRI 715 Romanu Dwi Sasongko; Bayu Priyono; Dessy Berlianty; Wingking Era Rintaka
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.926 KB)

Abstract

Abstrak – Pemanfaatan output model numerik laut dapat digunakan untuk mengetahui kondisi dan dinamika perairan laut dalam bentuk informasi spasio-temporal serta memperkirakan potensi daya dukung perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesesuaian perairan terhadap potensi budi daya rumput laut di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 715 yang meliputi Teluk Tomini, Laut Maluku, Laut Halmahera, Laut Seram, dan Teluk Berau dengan menggunakan analisa scoring dan weighting (pembobotan). Data yang digunakan adalah data oseanografi fisik dan biologi dengan resolusi spasial 5 menit, terdiri dari kedalaman perairan (ETOPO5), tinggi gelombang, kecepatan arus, suhu, salinitas, kecerahan, pH, fosfat, nitrat, dan amonia yang merupakan produk dari Copernicus Marine Environment Monitoring Service (CMEMS). Untuk validasi, digunakan data dari Argofloat, buoy pantai, dan satelit. Seluruh data diintegrasi dan disusun dalam format netCDF menggunakan software ferret. Validasi data suhu dan salinitas dari model CMEMS dengan data observasi diperoleh selisih nilai yaitu 0.25 ± 0.65 0C untuk suhu dan -0.10 ± 0.14 psu untuk salinitas, sehingga data model dapat digunakan sebagai input model. Topografi perairan pantai di WPPNRI 715 sebagian besar curam dengan karakteristik kedalaman perairan yang bertambah secara signifikan dengan bertambahnya jarak dari garis pantai. Pada perhitungan skor kesesuaian area budi daya, pembobotan batimetri merupakan faktor dominan sebesar 90% pada formula submodel fisik. Oleh sebab itu, hasil perkiraan kawasan yang sesuai untuk budi daya rumput laut di WPPNRI 715 terletak di sebagian kecil Maluku, Kepulauan Raja Ampat, dan Teluk Berau di Papua, dengan nilai skor kesesuaian yaitu 3 hingga 4 yang relatif tetap pada setiap bulannya, mengikuti faktor dominan kondisi batimetri yang relatif tidak berubah. Kata Kunci: Kesesuaian Perairan, Budi Daya Rumput Laut, WPPNRI 715, Model Oseanografi Abstract – The output of marine numerical model can be used to determine the conditions and marine waters dynamics in the form of spatio-temporal information and estimate the carrying capacity potential of the sea waters. The aim of study is to identify the suitability of the waters for seaweed cultivation potential in the Fisheries Management Area of the Republic of Indonesia (WPPNRI) 715 which includes Tomini Bay, Maluku Sea, Halmahera Sea, Seram Sea, and Berau Bay using scoring and weighting analysis. The 5 minutes resolution in temporal of physical and biological oceanographic data is used. Consist of water depth (ETOPO5), wave height, current speed, temperature, salinity, brightness, pH, phosphate, nitrate, and ammonia which are products of the Copernicus Marine Environment. Monitoring Service (CMEMS). For validation, data from Argofloat, coastal buoys, and satellite data. Ferret software were used to integrate and compile in netCDF format. Validation of temperature and salinity data from the CMEMS model with observation obtained a difference in values of 0.25 ± 0.65 0C for temperature and -0.10 ± 0.14 PSU for salinity. These values assumed that the numerical model data can be used as cultivation model input. The topography of the coastal waters in WPPNRI 715 is mostly steep, indicated by the depth of water increases significantly from the shoreline. In the suitability score calculation of the cultivation area, the bathymetri is the dominant factor (90 % of weighting) in the physical submodel formula. Therefore, the results of suitable areas estimation for seaweed cultivation in WPPNRI 715 are located in a few part of Maluku, Raja Ampat Islands, and Berau Bay in Papua. These areas have suitability score of 3 to 4 which is relatively constant by the time following the unchanging bathymetri as dominant factor. Keywords: water suitability, seaweed cultivation, WPPNRI 715, oceanographic numerical model
RANCANG BANGUN ALAT PENGERING RUMPUT LAUT SEDERHANA BERBASIS ARDUINO Muhamad Leon Habibi; Muhamad Amril Idrus; Grangsang Sotyaramadhani; Febi Luthfiani
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.359 KB)

Abstract

Abstrak - Rumput laut merupakan salah satu komoditas utama masyarakat di Indonesia Timur karena cocok terhadap ekosisitem di daerah indonesia timur khususnya NTT. Metode pengeringan yang digunakan masyarakat pada umumnya masih menggunakan metode pengeringan yang sederhana dengan menjemur langsung dibawah sinar matahari dengan beralaskan terpal. Metode pengeringan tradisional ini membutuhkan waktu pengeringan selama 3 sampai 4 hari dan hasil pengeringan memiliki kualitas yang kurang baik. Alat pengering rumput laut sederhana ini masih menggunakan panas matahari tetapi memaksimalkan panas matahari yang diperoleh dan mempercepat pengeringan dengan memanfaatkan sistem Arduino untuk menurunkan Humidity sehingga waktu pengeringan semakin cepat. Hasil yang diperoleh dengan Alat Pengering rumput laut sederhana ini dapat mempercepat proses pengeringan menjadi 1,5 hingga maksimal 2 hari dan kualitas rumput laut hasil pengeringan lebih baik karena terlindung dari debu dan kotoran sekitar. Kata Kunci : Alat Pengering, Humidity, Rumput Laut, Abstract - Seaweed is one of the main commodities of people in Eastern Indonesia because it is suitable for ecosystems in eastern Indonesia, especially NTT. The drying method used by the community in general still uses a simple drying method by drying it directly in the sun on a tarpaulin. This traditional drying method requires 3 to 4 days of drying time and the drying results are of poor quality. This simple seaweed dryer still uses solar heat but maximizes the sun's heat obtained and speeds up drying by utilizing the Arduino system to reduce Humidity so that the drying time is faster. The results obtained with this simple seaweed dryer can speed up the drying process to 1.5 to a maximum of 2 days and the quality of the dried seaweed is better because it is protected from surrounding dust and dirt. Keywords : Seaweed dryer, Humidity, Seaweed
IDENTIFIKASI ANCAMAN DAN PERAN MASYARAKAT PESISIR TERHADAP KELESTARIAN PENYU DI PANTAI RIANGDUA KABUPATEN LEMBATA Lasmi .; Cahyaningtias .
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.374 KB)

Abstract

Abstrak - Penyu merupakan satwa yang terancam punah namun keberadaannya masih selalu menjadi incaran manusia dan hewan predator yang lain. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2021 yang bertempat di perairan pantai Riangdua Desa Bour, yang menjadi lokasi peneluran penyu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ancaman dan peran masyarakat terhadap kelestarian penyu di perairan Riangdua Kabupaten Lembata. Hasil penelitian menunjukan berbagai ancaman yang terjadi terhadap kelestarian penyu yaitu (1) Tingginya jumlah masyarakat yang masih mengambil telur penyu untuk di jual maupun dikonsumsi (2) Masyarakat masih terus menangkap penyu untuk diperjualbelikan (3) Adanya hewan predator seperti biawak yang mengambil telur penyu. Adapun peran masyarakat untuk melestarikan penyu yaitu 1) Pemantauan penyu bertelur dan penetasan telur secara alami, 2) Penangkaran (mulai dari kegiatan pemindahan telur, penetasan semi alami, hingga pelepasan tukik), 3) Melakukan monitoring atau pemantauan penyu (meliputi pemantauan terhadap telur dan sarang telur, tukik dan penyu yang bertelur), 4) Pembinaan habitat (meliputi teknik pembinaan habitat alami dan teknis pembinaan habitat semi alami), (5) melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga kelestarian penyu dengan tidak menangkap dan mengambil telur penyu. Kata kunci: Ancaman, Peran Masyarakat, Kelestarian Penyu, Pantai Riangdua
ANALISIS KEPADATAN MAKROALGA DI PERAIRAN PANTAI DESA BOLOK Rockie R. L. Supit; Ibrahim Y. M. Laa; Jelila N. Sunbanu
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (700.962 KB)

Abstract

Abstrak - Makroalga dikenal juga sebagai rumput laut merupakan tumbuhan thallus (Thallophyta) dimana organ-organ berupa akar, batang, dan daunnya belum terdiferensiasi dengan jelas. Keberadaan makroalga sebagai organisme produser memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan organisme akuatik terutama organisme-organisme herbivora (hewan–hewan laut) di perairan laut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Kepadatan dari makro alga di perairan Pantai Desa Bolok. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya ekologi perairan pesisir dan dalam bidang perikanan pada umumnya. Metode survey digunakan dalam pengumpulan data dengan menggunakan garis transek dengan teknik sampling kuadran. Komposisi jenis makroalga yang ditemukan di perairan Pantai Desa Bolok sejumlah 11 spesies yaitu 4 spesies dari kelas Chlorophyta, 3 spesies dari kelas Phaeophyta, dan 4 spesies dari kelas Rhodophyta. Kepadatan spesies tertinggi di daerah Bolok terdapat pada spesies Ulva reticulata dengan nilai kepadatan spesies 50,42 individu/m2 di perairan Pantai Desa Bolok, kepadatan spesies terkecil di perairan Pantai Bolok terdapat pada spesies Padina minor dengan nilai kepadatan 1,46 individu/m2. Kata Kunci : Makroalga, Kepadatan, Desa Bolok, Zona Intertidal.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN UMPAN HIDUP JENIS TEMBANG (Sardinella fimbriata) PADA PENANGKAPAN IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DENGAN POLE AND LINE DI FLORES TIMUR, NUSA TENGGARA TIMUR Sugiono .; Irandha C. M. Siahaan; Pieter Amalo
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.196 KB)

Abstract

Abstrak - Umpan hidup merupakan istilah untuk umpan yang dalam kedaan hidup dan digunakan untuk menangkap Cakalang (Katsuwonus pelamis) menggunakan alat tangkap jenis Pole and Line (Huhate). Cakalang termasuk jenis ikan perenang cepat dengan salah satu ciri khas sebagai pemangsa yang rakus, dan dikenal sebagai ikan migrasi (migratory fish) dengan daerah penyebaran yang sangat luas meliputi daerah tropis dan sub tropis diantaranya di Perairan Laut Flores. Dikenal sebagai ikan yang membentuk gerombolan dan perenang cepat dan melawan arus serta mencari makan berdasarkan penglihatan. Cakalang sangat menyukai mangsanya yang masih dalam keadaan hidup, dan usaha penangkapan cakalang sangat bergantung dengan penyediaan umpan hidup. Umpan hidup yang sering digunakan dalam operasi penangkapan cakalang ini antara lain Lure (Stolephorus indicus), Rambeng (Stolephorus devisi), Tembang (Sardinella fimbriata) dan Layang (Decapterus ruselli) Umpan hidup dapat diperoleh dari nelayan bagan apung dan tancap di sekitar Teluk Flores. Dalam Penelitian pengamatan yang dilakukan terhadap 2(dua) jenis umpan hidup yakni Tembang (Sardinella fimbriata) dan Layang (Decapterus ruselli) yang digunakan, menunjukkan bahwa tidak terdapat pebedaan signifikan dari sisi daya tariknya bagi cakalang, tetapi jumlah besaran umpan yang digunakan saat operasi penangkapan sangat erat kaitannya dengan perolehan hasil tangkapan Cakalang. Kata Kunci : Cakalang, Umpan Hidup, Pole and Line Abstract - Live bait is the term for live bait and is used to catch Skipjack (Katsuwonus pelamis) using Pole and Line (Huhate) fishing gear. Skipjack tuna is a type of fast swimming fish with one characteristic of being a voracious predator, anccd is known as a fish (migratory fish) with a very wide distribution area including tropical and sub-tropical areas, including in the Flores Sea. Known as fish that form swarms and are fast swimmers and fight the current and forage by sight. Skipjack tuna really like their prey that is still alive, and the business of catching skipjack tuna is very dependent on live bait. Live bait that is often used in skipjack fishing operations includes Lure (Stolephorus indicus), Rambeng (Stolephorus devisi), Tembang (Sardinella fimbriata) and Layang (Decapterus ruselli) Live bait can be obtained from floating chart fishermen and sticking around the Gulf of Flores. In the research, observations conducted on 2 (two) types of live bait namely Tembang (Sardinella fimbriata) and Layang (Decapterus ruselli) were used, showing that there was no significant difference in terms of their attractiveness to skipjack tuna, but the amount of bait used during fishing operations was very high. closely related to the acquisition of the catch. Keywords : Skipjack, Live Bait, Pole and Line
KESESUAIAN PENERAPAN GMP DAN SSOP PADA PROSES PRODUKSI TUNA LOIN CO BEKU DI UPI CV XXX KUPANG Welma Pesulima; Maria Theresita M. Nahak
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.456 KB)

Abstract

Abstrak - Tujuan penelitian untuk menilai kesesuaian penerapan GMP dan SSOP pada proses produksi tuna loin CO beku tujuan ekspor pada Unit Pengolahan Ikan CV XXX Kupang. Penelitian dilaksanakan pada tahun September – Nopember 2017 di Kota Kupang. Metode yang digunakan adalah kualitatif,kuantitatif, deskriptif komparatif. Data hasil penilaian kesesuaian berdasarkan penerapan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 75/M-IND/PER/7/2010 dan Peraturan Menteri kelautan dan perikanan RI PER.19/MEN/2010 .tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan. Penilaian terhadap kesesuaian penerapan GMP dari 117 item, terdapat 87 item yang sesuai dan 30 item tidak sesuai memperoleh tingkat persentasi kesesuaian berkisar antara 0-100%. Tingkat kesesuaian penerapan peralatan produksi, bahan baku, produk akhir, pelabelan dan pemeliharaan 100%, fasilitas sanitasi 78%, bangunan 75%, karyawan 72%, penyimpanan 71%, lokasi dan lingkungan 57%, kemasan 50%, laboratorium 0%.. Penilaian terhadap kesesuaian penerapan SSOP dari 19 item yang sesuai dan 9 item tidak sesuai memperoleh tingkat persentasi kesesuaian berkisar antara 0-100%. Tingkat kesesuaian penerapan perlindungan bahan pangan cemaran (alduteran) 100%, pencegahan kontaminasi silang 80%, kebersihan permukaan yang kontak dengan bahan pangan 75%, pencegahan hama 75%, fasilitas sanitasi 66.67%, keamanan air 60%, pelabelan, penggunaan bahan toksin dan penyimpanan yang tepat 50%, kontrol kesehatan pegawai 0.00%. Kesesuaian penerapan GMP adalah 74 % dan penerapan SSOP adalah 66 % . Kata Kunci : GMP, SSOP, Kesesuaian, Kontaminasi, Sanitasi. Abstract - Objectives from research about application compatibility of Good Manufacturing Pracrices (GMP) and System Sanitation Operational Procedures (SSOP) at prcessing production frozen tuna loin CO for export market, at Fish Processing Unit CV.XXX Kupang. The researching will done at 2017 September until November . Methode using descriptive quantitativ and qualitative with valuation with modification from application compatibility built upon regulation from IndustryMinister Of Indosesian Republic No.75/IND/PER/7/2010 and Minister of Maritime affairs and Fisheries PER.19/MEN/2010 about System Quality Assurance and Food Security ishery Product .Valuation toward compatibility application GMP from 117 item, from those 87 item is appropriate , 30 item not appropriate with fluctuation persentation is 0-100% . Level compatibility application production equipment, raw material, end product , labeling, and maintanance as sequent 100 %, sanitation of fasiliies 78%, building 75%,employee 72%, storaging 71%, location and environment 57%, packaging 50%, laboratory 0%. Evaluation toward compatibility application of SSOP from 28 item, from those 19 item as appropriate and 9 item is not appropriate , with persentetion level 0-100%. Level compatibility application of protection food material contamination 100%, prevention of cross contamination as 80%, hygienic surface contact with food material 75%, prevention pest control 75%, sanitation facilities 66,67%, safety water 60%, labelling, using toxic material and exact storaging 50%, control employee healthy 0%. All of compatibility GMP as 74% and SSOP as 66 % . Keywords : GMP, SSOP, Compatibility, Contamination, Sanitation
DESAIN MEMORIES PLANTING WAKATOBI SEA BAMBOO DI AREAL COMBBITY GARDEN UNTUK MENDUKUNG EKOWISATA WAKATOBI Sunarwan Asuhadi; Andi Besse Amir; Nelly Hidayati Sarira
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (588.43 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan bentuk desain pelaksanaan kegiatan Memories planting Wakatobi Sea Bamboo di area Combbity Garden. Berdasarkan desain tersebut disimpulkan bahwa kegiatan Memories planting Wakatobi Sea Bamboo di area Combbity Garden dapat mendukung pelaksanaan ekowisata di Kabupaten Wakatobi, dengan cara memaksimalkan implementasi unsur-unsur manajemen. Semakin terpenuhi pelaksanaan unsur-unsur manajemen semakin optimal pelaksanaan memories planting. Untuk memenuhi implementasi seluruh unsur-unsur manajemen, dibutuhkan penguatan kelembagaan heksa helix yang telah terlibat dalam pengelolaan area Combbity Garden. Kelembagaan heksa helix tersebut dapat berbagi peran sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing. Kata Kunci : Memories planting, Wakatobi Sea Bamboo, Combbity Garden Abstract - This research was conducted to formulate the design for implementing the Wakatobi Sea Bamboo Memories planting activity in the Combbity Garden area. Based on the design, it was concluded that the Wakatobi Sea Bamboo Memories planting activities in the Combbity Garden area could support the implementation of ecotourism in Wakatobi Regency, by maximizing the performance of management elements. The more fulfilled the implementation of management elements, the more optimal the implementation of Memories planting. To implement all management elements, it is necessary to strengthen the hexa helix institutional involved in managing the Combbity Garden area. The hexa helix institutions can share roles according to their respective duties and functions. Keywords : Memories planting, Wakatobi Sea Bamboo, Combbity Garden
PARTISIPASI MASYARKAT DI DESA HANSISI, KECAMATAN SEMAU, KABUPATEN KUPANG DALAM MENJAGA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESISIR Kiik G. Sine; Alexander L. Kangkan; Aludin Al Ayubi
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.064 KB)

Abstract

Abstrak – Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui partisipasi masyarakat di Desa Hansisi, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pesisir. Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara. Jumlah responden yang diwawancarai adalah sebanyak 20 orang. Data dari hasil wawancara kemudian dianalisis menggunakan analisis menggunakan teknik skoring berdasarkan skala data dan dilanjutkan dengan penentuan sebaran frekuensi dari masing-masing skor disetiap skala data, kemudian dari data sebaran frekuensi tersebut ditampilkan dalam bentuk grafik dan dideskripsikan secara kualitatif dan kuantittaif. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menemukan bahwa partisipasi masyarakat di Desa Hansisi, Kecamatan Semau, Kabupaten Kupang dalam Menjaga Kebersihan Lingkungan Pesisir sudah tinggi. Hal ini dipicu oleh adanya dukungan pemerintah Desa dalam menerapkan program-program tertentu seperti adanya kegiatan bersih pantai yang dilakukan secara rutin dan juga adanya penerapan efek jerah bagi masyarakat yang membuang sampah serta adanya instansi-instansi terkait seperti perguruan tinggi yang sering melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa sosialisasi dan juga aktivitas bersih pantai dengan terus melibatkan masyarakat pesisir, sehingga memberi dampak positif bagi masyarakat setempat untuk terus sadar akan kebersihan lingkungan pesisir. Kata Kunci : Partisipasi, Lingkungan Pesisir, Desa Hansisi
IKL DESA WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL (WP3K) (STUDI KASUS DESA WAPIA-PIA KEC. WANGI-WANGI) Sunarwan Asuhadi; Muhammad Agus; Kamarudin Souwakil
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.295 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif untuk menelaah pengukuran Indeks Ketahanan Lingkungan (IKL) dalam Indeks Desa Membangun (IDM) di Desa Wapia-pia, yang merupakan salah satu desa pesisir di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K). Hasil kajian menunjukkan bahwa walaupun IKL merupakan indeks tertinggi dalam IDM, namun dalam pengukurannya belum didukung oleh data yang dapat dipertanggungjawabkan. Terkait dengan hasil pengukuran kualitas lingkungan (udara, air, dan lahan) menunjukkan bahwa kualitas lingkungan Desa Wapia-pia masih baik. Berdasarkan hasil kajian tersebut disimpulkan bahwa pengukuran IKL dalam laporan resmi IDM 2021 di desa Wapia-pia belum berbasis evidence-based practice, mengingat indikator indeks tersebut belum didukung dengan data pengukuran kualitas lingkungan, khususnya air, udara, dan lahan. Disarankan agar pemerintah mengadopsi instrumen IKLH untuk IKL di desa-desa sehingga mendukung implementasi IKLH secara berjenjang dari desa hingga pusat. Kata Kunci : IKL, Desa Pesisir, WP3K Abstract - This study uses a quantitative descriptive approach to examine the measurement of the Environmental Resilience Index (IKL) in the Village Building Index (IDM) in Wapia-pia Village, which is one of the coastal villages in the Coastal and Small Islands Region (WP3K). Study results show that although IKL is the highest index in the IDM, its measurement has not been supported by reliable data. Regarding the effects of environmental quality measurements (air, water, and land), it shows that the ecological quality of Wapia-pia Village is still good. Based on the results of the study, it was concluded that the IKL measurement in the official IDM 2021 report in the village of Wapia-pia was not based on evidence-based practice, considering that the index indicator was not yet supported by data on environmental quality measurements, particularly water, air, and land. It is recommended that the government adopt the IKLH instrument for IKL in villages to support the implementation of IKLH in stages from village to state. Keywords : IKL, Coastal Village, WP3K

Page 4 of 13 | Total Record : 128