cover
Contact Name
Andrias Pujiono
Contact Email
shalom.jurnal@gmail.com
Phone
+6285273734314
Journal Mail Official
shalom.jurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Padang Ratu. Perum. Villa Tamin Asri Blok A/4., Sukajawa, Tanjung karang barat, Lampung. 35151
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Shalom: Jurnal Teologi Kristen
ISSN : -     EISSN : 27983021     DOI : 10.56191
Core Subject : Religion, Education,
Shalom: Jurnal Teologi Kristen (Jurnal Shalom) adalah jurnal teologi Kristen yang diterbitkan oleh STT Syalom Bandar Lampung. Shalom: Jurnal Teologi Kristen adalah wadah bagi para dosen dan peneliti dapat menerbitkan karya ilmiah mereka. Shalom: Jurnal Teologi Kristen menerima artikel dari seluruh Indonesia yang sesuai dengan focus and scope Shalom: Jurnal Teologi Kristen antara lain: antara lain:  1. Teologi Kristen 2. Pendidikan Agama Kristen 3. Etika Kristen 4. Kepemimpinan Kristen
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 25 Documents
Perempuan Di Hadapan Laki-Laki: Sebuah Perbandingan Sebelum Dan Sesudah Kejatuhan Manusia Berdasarkan Kejadian 1-3 Paulus Dimas Prabowo; Ni Putu Sumarmi; Riska Verdiana
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1123.004 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v2i1.16

Abstract

The position of women against men has triggered discussions as well as problems in the socio-religious realm. There are two main views regarding the position of women, namely the view that women are inferior to men and the other view that women should be equal to men. Each certainly voiced the claim that his views were correct. This fact raises the question of how the biblical view of women, so that Christians have biblical knowledge about women. Genesis 1-3 is the chosen study material to answer the problems that have been mentioned because the text describes the position of women before and after the fall of man into sin. With the thematic analysis method on the text of Genesis 1-3, it is found that there is continuity and discontinuity regarding the position, function, and emotions of women towards men.     Abstrak Kedudukan perempuan terhadap laki-laki telah memicu diskusi sekaligus problem dalam ranah sosio-religi. Terdapat dua pandangan utama mengenai kedudukan perempuan yaitu pandangan yang menganggap bahwa perempuan lebih rendah daripada laki-laki dan yang lain berpandangan bahwa perempuan harus setara dengan laki-laki. Masing-masing tentu menyuarakan klaim bahwa pandangannya benar. Fakta ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana pandangan alkitab mengenai perempuan, sehingga umat Kristen memiliki pengetahuan yang biblika mengenai perempuan. Kejadian 1-3 menjadi bahan kajian yang dipilih guna menjawab permasalahan yang telah disebutkan, sebab teks tersebut menjelaskan kedudukan perempuan sebelum dan sesudah kejatuhan manusia ke dalam dosa. Dengan metode analisis tematik terhadap teks Kejadian 1-3, diperoleh fakta bahwa terdapat kontinuitas dan diskontinuitas mengenai posisi, fungsi, dan emosi perempuan terhadap laki-laki.
Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Tinjauan Alkitabiah Upaya Teladan Guru Masa kini Ester Berlian Haan; Yonatan Alex Arifianto
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.333 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v2i1.17

Abstract

The teacher is the main character in implementing the educational program in the school and also has a very important role in achieving an educational goal. The teacher's own role includes: teaching, educating, guiding, training, advising, giving renewal, as a model or role model, having a personality, a researcher, encouraging creativity, giving views, doing routine work, and much more. A teacher or educator has a very important role in the world of education because from them quality and professional learning or education will be born. A professional educator or teacher will greatly affect the birth of quality education. Even in today's conditions where the development of the times is getting faster and can't be dammed which causes a lack of ethics, morals, and even character as a human being, the teacher's role is really needed, including the role of a professional teacher and in accordance with the Bible in dealing with students who are carried away by the Bible. current developments.Professional teachers are also servants of God who will and must continue to learn to imitate the Lord Jesus Christ as an example of the Great Teacher who always cares for the people and shows them to the truth.   Abstrak Guru adalah tokoh utama dalam melakukan penerapan dari program pendidikan yang ada di sekolah dan juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai sebuah tujuan pendidkan. Peran guru sendiri meliputi: mengajar, mendidik, membimbing, melatih, menasehati, memberi pembaharuan, sebagai model atau teladan, mempunyai kepribadian, seorang peneliti, mendorong kekreativitasan, memberikan pandangan, melakukan pekerjaan rutin, dan masih banyak lagi. Seorang guru atau pendidik memiliki peran yang sangat penting di dalam dunia pendidikan  karena dari mereka akan lahir pembelajaran atau pendidikan yang bermutu dan bersifat professional. Mengunakan metode kualitatif deskritif, maka dapat disimpulkan bahwa Seorang pendidik atau guru yang professional akan sangat berdampak terhadap lahirnya pendidikan yang bermutu. Bahkan dalam kondisi saat ini di mana perkembangan zaman semakin cepat dan tidak dapat di bendung yang menyebabkan kurangnya etika, moral, dan bahkan karakter sebagai manusia, maka peran guru sangatlah di butuhkan termasuk peran guru yang professional dan sesuai dengan alkitab dalam menangani siswa yang terbawa oleh arus perekembangan zaman saat ini. Guru profesional juga merupakan hamba Tuhan yang akan dan harus terus belajar untuk meneladani Tuhan Yesus Kristus sebagai contoh Guru Agung yang selalu peduli kepada umat dan menunjukkan mereka kepada kebenaran.
Konsep Pengampunan Dalam Kitab Filemon Dan Relevansinya Bagi Pelayanan Pemulihan Luka Batin Serepina Hasibuan; Setiaman Larosa; Rudy Roberto Walean
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.4 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v2i1.19

Abstract

This article aims to discuss the concept of forgiveness in the Book of Philemon with a lexical study. There is still a lot of room for interpretation that needs to be explored more deeply. In addition, this letter is often understood only as pastoral counseling in the context of social inequality, but rarely is it discussed in the context of healing mental wounds. This article appears based on text research conducted using the narrative method in grammatical studies which resulted in the concept of Paul's forgiveness and then implication for the ministry of healing mental wounds. With a grammatical study and in the literature method that relies on scientific references, credible books and online articles, the author finds that the concept of forgiveness that Paul conveyed to Philemon can be a reference for healing mental wounds. The implications obtained based on text research on healing services for mental wounds include that a person who wants to have his heart healed must be willing to accept back the person who has hurt him, build a closer relationship than before with that person and live together again in a growing faith community.   Abstrak Artikel ini bertujuan membahas konsep pengampunan dalam Kitab Filemon dengan studi leksikal. Masih banyak ruang penafsiran yang perlu digali lebih dalam. Selain itu, surat ini seringkali dipahami hanya sebatas konseling pastoral dalam konteks kesenjangan sosial, tetapi jarang ada yang membahasnya dalam konteks pelayanan pemulihan luka batin. Artikel ini muncul berdasarkan penelitian teks yang dilakukan dengan metode naratif dalam studi gramatikal yang menghasilkan konsep pengampunan Paulus dan kemudian direlevansikan bagi pelayanan pemulihan luka batin. Dengan studi gramatikal dan dalam metode kepustakaan yang mengandalkan referensi-referensi ilmiah, buku maupun artikel online kredibel, penulis menemukan bahwa konsep pengampunan yang disampaikan Paulus kepada Filemon dapat menjadi acuan untuk pelayanan pemulihan luka batin. Relevansi yang didapat berdasarkan penelitian teks terhadap pelayanan pemulihan luka batin antara lain seseorang yang mau dipulihkan hatinya harus mau menerima kembali orang yang sudah menyakiti hatinya, membangun relasi yang lebih erat dari sebelumnya dengan orang tersebut dan hidup bersama lagi dalam komunitas iman yang terus bertumbuh.
Pandangan Etika Kristen Terhadap Kasus Aborsi Di Indonesia Bagus Subambang; Mario Gani
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.399 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v2i1.24

Abstract

Unwanted pregnancy raises the thought that action should be taken to stop it. The classic reasons that are often expressed include being ashamed of the people around them, not being ready to become parents, or other reasons. This is no exception also happening in Indonesia, even though as a country that holds fast to religious beliefs. The rise of abortion cases must be a concern for Christians so that they can make a meaningful contribution to their nation. Especially in times like today where people are increasingly selfish and tend not to accept advice. It takes the example of God's children to be a light in the midst of darkness.     Abstrak Kehamilan yang tidak diinginkan menimbulkan pemikiran agar dilakukan tindakan untuk menghentikannya. Alasan klasik yang sering diungkapkan antara lain malu terhadap masyarakat di sekelilingnya, belum siap menjadi orang tua, ataupun alasan lainnya. Penulisan jurnal ini memakai metode kualitatif dengan penelitian studi kasus. Hal ini tidak terkecuali juga terjadi di Indonesia, meskipun sebagai negara yang berpegang teguh pada keyakinan agama. Maraknya kasus aborsi ini harus menjadi perhatian bagi umat Kristen agar bisa memberikan kontribusi yang berarti bagi bangsanya. Terutama pada zaman seperti sekarang ini di mana manusia semakin mementingkan diri sendiri dan cenderung tidak mau menerima nasihat. Diperlukan keteladanan terhadap remaja agar bisa menjadi contoh di tengah perubahan jaman.
Pendampingan Pastoral Terhadap Pasangan Muda Dalam Mencegah Keretakan Rumah Tangga Ribkah Femmy Tamibaha; Steven Tommy Dalekes Umboh; Yusuf Heri Harianto; Simon Simon
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 1 (2022): Juni
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (750.976 KB) | DOI: 10.56191/shalom.v2i1.25

Abstract

Pastoral assistance is an important factor in the church ministry and it helps to solve many problems in all aspects of human life, especially the problem of household rifts, but pastoral assistance has not been evenly applied in all churches. The purpose of this study is to obtain information on the effectiveness of pastoral assistance for young couples in preventing household rifts. The method to obtain data for the research is through indirect interviews and the use of various literature. The result of this study shows that pastoral assistance for young couples successfully prevents household rifts and re-establishes spousal relationships. Following up on the findings of this study, the ability of the pastoral assistants needs to be optimized through the development of their competencies, namely improving relationships with God, increasing knowledge of Bible, increasing exemplary in behavior, and improving skills in pastoral assistance. Abstrak Pendampingnan pastoral faktor penting dalam pelayanan gereja karenabanyak membantu menyelesaikan permasalahan di segala aspek kehidupan manusia, khususnya masalah keretakan rumah tangga. Namun penerapan pendampingan pastoral belum merata di seluruh gereja yang ada. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang keefektifan pendampingan pastoral terhadap pasangan muda dalam mencegah keretakan rumah tangga. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode wawancara tidak langsung dan penggunaan berbagai literatur. Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa keefektifan pendampingan pastoral terhadap pasangan muda berhasil mencegah keretakan rumah tangga dan mengutuhkan kembali hubungan suami istri. Menindaklanjuti temuan penelitian ini, maka kemampuan pendamping pastoral perlu dioptimalkan melalui pengembangan kompetensi,yaitu meningkatkan hubungan dengan Tuhan, meningkatkan pengetahuan alkitabiah, meningkatkan keteladanan dalam perilaku, meningkatkan ketrampilan berbasis pendampingan pastoral. Kata Kunci : Firman Tuhan, keretakan rumah tangga, pasangan muda, pendampingan pastoral
Strategi Pelayanan Pastoral Terhadap Penyimpangan Perilaku Seks Wanita Lesbian Yulianus Bani; Purwisasi Yuli
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56191/shalom.v2i2.26

Abstract

As social beings, women need affection, love and attention. Lesbians are a serious problem in some workplaces where employees have to live in dormitories. The dormitories filled by most women in Batam are inseparable from lesbian behavior. Deviations in the sexual behavior of lesbian women also occur to Christian women. This research uses a literature study with a descriptive qualitative approach to obtain data. Data were obtained using sources such as books and journal articles. First, the discussion and results of this study, the researcher suggests about the basis of pastoral care for deviations in the sexual behavior of lesbian women. The biblical basis is the standard for knowing the truth about sex. Second, an understanding of the purpose of pastoral care for deviant lesbian sex behavior for Christians today. The purpose of pastoral care against lesbian sexual deviation is based on God's love. Third, in collecting data, the authors used open interviews for 6 lesbian women. Finally, the results of this study will conclude that Christians must have strategies that are adapted to the times in serving deviant lesbian sex behavior.   Abstrak Sebagai makhluk sosial wanita membutuhkan kasih sayang, cinta dan perhatian. Lesbian menjadi masalah serius di beberapa tempat kerja yang menerapkan karyawan harus tinggal di dormitori. Dormitori yang diisi oleh sebagian besar wanita di Batam tidak terlepas dari perilaku lesbian. Penyimpangan perilaku seks wanita lesbian juga terjadi kepada wanita-wanita Kristen. Dalam penelitian ini menggunakan studi literatur dengan pendekatan kualitatif deskriptif untuk memperoleh data. Data diperoleh dengan menggunakan sumber-sumber seperti buku dan artikel jurnal. Pembahasan dan hasil penelitian ini pertama, peneliti mengemukakan tentang dasar pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks wanita lesbian. Dasar yang alkitabiah menjadi standar untuk mengetahui kebenaran tentang hubungan seks. Kedua, pemahaman tentang tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian bagi orang Kristen masa kini. Tujuan pelayanan pastoral terhadap penyimpangan perilaku seks lesbian didasarkan kepada kasih Allah. Ketiga, dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan wawancara terbuka bagi 6 orang wanita lesbian. Terakhir hasil penelitian ini akan menyimpulkan bahwa orang Kristen harus memiliki strategi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman dalam melayani penyimpangan perilaku seks lesbian. 
Manusia Dan Bencana Alam: Melihat Bencana Alam Dari Perspektif Soteriologis Dan Eskatologis Grace Son Nassa
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56191/shalom.v2i2.30

Abstract

Natural disasters are very common in Indonesia, but there are still many different views about what a natural disaster really is? So that biased views appear, such as accusing God of being evil and not paying attention to humans or natural disasters that are purely natural occurrences. This is not only happening among the general public, but also in the Christian community. This paper aims to show that this biased view of natural disasters is unfounded. Through soteriological methods and biblical metanarratives, it will be seen that through natural disasters, God is showing His great love for humans and intends to rebuke them for all the evil that was done before Him and the evil against nature, so that they turn to Him. Natural disasters are indeed scary things for the wicked, but they are a strengthening of faith for believers and a sign that later in the new heavens and earth, there will be no more natural disasters. Thus, it is better for believers to be actively involved in anticipatory actions for natural disasters than to argue.   Abstrak Bencana alam sangat sering terjadi di Indonesia, namun masih banyak perbedaan pandangan tentang apa sebenarnya bencana alam? Sehingga muncul pandangan-pandangan bias seperti menuduh Allah jahat dan tidak perhatian dengan manusia atau bencana alam murni kejadian alamiah. Hal ini bukan hanya terjadi di kalangan umum, tetapi juga ada di dalam komunitas Kristen. Tulisan ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa pandangan bias mengenai bencana alam tidak berdasar. Melalui metode soteriologis dan metanarasi alkitabiah, justru akan terlihat bahwa melalui bencana alam, Allah sedang menunjukkan sangat besar kasih-Nya terhadap manusia dan berniat untuk menegur mereka dari segala kejahatan yang dilakukan di hadapan-Nya dan kejahatan terhadap alam, agar mereka berbalik pada-Nya. Bencana alam memang hal yang menakutkan bagi orang fasik, namun menjadi penguatan iman bagi orang percaya dan tanda bahwa nanti di langit dan bumi yang baru, tidak ada lagi bencana alam. sehingga, lebih baik orang percaya terlibat aktif dalam tindakan antisipatif bencana alam daripada berdebat. 
Deskrisi Bahasa Lidah Berdasarkan Teologi Paulus Dan Lukas Sutikno Wijaya; Lasino
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56191/shalom.v2i2.33

Abstract

The phenomenon of speaking in tongues is often a debate among church because there are various kinds of doctrines about tongues. This problem is also exacerbated by the existence of exclusive statements about tongues, pentecostal and neo-pentecostal church often state that people who are filled with the Holy Spirit must speak in tongues, while the opposing with tongues-speaking people allege that the act is heretical and some who declared it a trance phenomenon. This writing method uses qualitative literature review to understand the essence of tongues in the church. In conclusion speaking in tongues is one of the gifts of the Holy Spirit and not an absolute sign of being filled with the Holy Spirit.   Abstrak Fenomena berbahasa lidah sering menjadi perdebatan antar aliran gereja, hal ini disebabkan oleh adanya berbagai macam doktrin tentang bahasa lidah. Permasalahan ini juga semakin runcing karena adanya pernyataan-pernyataan yang ekslusif tentang bahasa lidah, aliran gereja pentakosta dan neo-pentakosta sering menyatakan bahwa orang yang dipenuhi Roh kudus pasti berbahasa lidah, sedangkan aliran yang kontra dengan orang berbahasa lidah menuduh bahwa tindakan itu sesat dan ada pula yang menyatakan itu sebagai fenomena kesurupan. Metode penulisan ini menggunakan kualitatif dengan tinjauan pustaka untuk mengerti esensi bahasa lidah dalam bergereja. Kesimpulannya bahasa lidah merupakan salah satu karunia dari Roh Kudus dan bukan tanda mutlak dipenuhi Roh Kudus.
Mencermati Kisah Dipilihnya Matias Dari Spiritualitas Kaum Pentakostal Kosma Manurung
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56191/shalom.v2i2.34

Abstract

Both in organizations and in social life, the existence of a leader is absolutely necessary to ensure the maintenance of order and peace in life. The Bible gives various descriptions of the election of a person to become a leader, for example Joseph who was chosen as a leader because he was able to interpret the dreams of Pharaoh or Saul who became king of Israel by lot. This article intends to reinterpret the story of the choice of Matthias to replace Judas Iscariot in Acts 1:15-26 from the Pentecostal spirituality frame. By using descriptive research methods and support from literature studies, it is hoped that this research will be able to provide a strong explanation of the variety of leadership choices in the biblical picture, the story of the election of Matthias, and the meaning of the Pentecostals related to this story. It was found that for the Pentecostals, the story of the election of Matthias to replace Judas Iscariot was a decision of God whose election was carried out in God's way. This story is also interpreted as God's answer to restore the elect.    Abstrak Baik dalam organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat keberadaan pemimpin mutlak perlu untuk memastikan terjaganya ketertiban dan kedamaian hidup. Alkitab memberikan berbagai gambaran terpilihnya seseorang menjadi pemimpin, seumpama Yusuf yang terpilih jadi pemimpin karena mampu menafsirkan mimpi Firaun ataupun Saul yang menjadi raja Israel lewat undian. Artikel ini bermaksud memaknai ulang kisah dipilihnya Matias mengantikan Yudas Iskariot dalam Kisah Para Rasul 1:15-26 dari bingkai spritualitas Pentakostal. Dengan menggunakan metode penelitian deskripsi dan dukungan dari kajian literatur, penelitian ini dirahapkan mampu memberikan penjelasan yang kuat tentang ragam pemilihan pemimpin dalam gambaran Alkitab, kisah pemilihan Matias, dan pemaknaan kaum Pentakostal terkait kisah ini. Didapati bahwa bagi kaum Pentakostal, kisah dipilihnya Matias mengantikan Yudas Iskariot ini merupakan keputusan Allah yang pemilihannya dilakukan dengan cara Allah. Kisah ini juga dimaknai sebagai jawaban Allah untuk memulihkan umat pilihan.
Tinjauan Historis – Teologis Terhadap Potrait Yesus Menurut Perjanjian Baru Dan Implikasinya Terhadap Teologi Perjanjian Baru Kasieli Zebua; Melianus Hura
Shalom: Jurnal Teologi Kristen Vol. 2 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Syalom Bandar Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56191/shalom.v2i2.35

Abstract

The Gospel is the Good News from God to mankind. The Gospel is God's eternal plan in His Only Begotten Son, Jesus Christ, revealed in His incarnation, ministry, suffering, death, resurrection until His coming. Jesus This is the basis and centrality in the Christian faith. Regarding Jesus Christ, many stories have been "fabricated" by His early followers, so that Christians in this century are "victims" of fictional or mere stories. Through a qualitative approach with descriptive analytical methods, namely historical - theological and Biblical texts, this scientific work attempts to describe credible and authentic thoughts and understandings based on the analysis of Christian orthodox (true) beliefs, which are believed throughout the history of Christian faith. The story of Jesus Christ (4 Gospels) is a historical fact. The death and resurrection of Jesus, which are often doubted stories by many, are the central story of worship and the foundation of all Christian thought, the sudden resurrection of an event that falls within the framework of Judeo-Christian history.   Abstrak Injil adalah Kabar Baik dari Allah untuk umat manusia. Injil merupakan rencana kekal Allah dalam Putra Tunggal-Nya, Yesus Kristus, yang dinyatakan dalam inkarnasi-Nya, pelayanan, penderitaan, kematian, kebangkitan hingga kedatangan-Nya kembali. Yesus Inilah yang menjadi dasar dan sentralitas dalam iman Kristen. Mengenai Yesus Kristus, banyak kisah yang telah “direkayasa” oleh para pengikut-Nya mula-mula, sehingga umat  Kristen pada abad ini merupakan “korban” dari kisah fiktif atau khayalan semata. Melalui pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitis, yakni analisis historis - teologis dan teks Alkitab, karya ilmiah ini berupaya mendeskripsikan pemikiran dan pemahaman yang kredibel dan autentik berdasarkan keyakinan kekristenan ortodoks (benar), yang diyakini disepanjang sejarah iman kekristenan. Kisah tentang Yesus  Kristus (4 kitab Injil) merupakan fakta sejarah. Kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, yang merupakan kisah yang seringkali diragukan oleh banyak orang, ini adalah kisah sentral dalam ibadah dan dasar dari semua pemikiran Kristen, kebangkitan bukanlah sekedar insiden melainkan sebuah peristiwa yang berada dalam kerangka sejarah Yudeo – Kristen.

Page 2 of 3 | Total Record : 25