cover
Contact Name
Agustinus Konda Malik
Contact Email
aguskondamalik@staf.undana.ac.id
Phone
+6281237987345
Journal Mail Official
jurnalpeternakan@undana.ac.id
Editorial Address
Jl. Adisucipto Penfui, Kupang Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Location
Kota kupang,
Nusa tenggara timur
INDONESIA
Jurnal Peternakan Lahan Kering
ISSN : -     EISSN : 27147878     DOI : -
Jurnal Peternakan Lahan Kering (JPLK) menerbitkan artikel hasil penelitian yang meliputi Produksi ternak, Pakan dan nutrisi ternak, Reproduksi dan pemuliaan ternak, Teknologi hasil ternak, Sosial ekonomi peternakan, dan Kesehatan ternak
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 4 (2020): Desember" : 10 Documents clear
Pengaruh Penggunaan Tepung Krokot (Potulaca oleracea L.) dalam ransum terhadap performan dan income over feed cost pada ternak babi peranakan landrace fase grower-finisher Marselinus Beni Murdin; I Made Suaba Aryanta; Johanis Ly; Ni Nengah Suryani
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (665.251 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan tepung krokot (Portulaca oleracea L) dalam ransum terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan Income Over Feed Cost pada ternak babi pranakan landrace fase grower-finisher. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace, berumur 4 – 5 bulan dengan bobot badan awal 65 – 77 kg dengan rataan 72,42kg (KV=25,47%). Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan terdiri dari: R0: 100% ransum basal tanpa tepung krokot (kontrol), R1: 95% ransum basal + 5% tepung krokot, R2: 92,5% ransum basal + 7,5% tepung krokot, R3: 90% ransum basal + 10% tepung krokot. Variabel yang diukur adalah konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan Income Over Feed Cost. Hasil analisis ragam ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum dan income over feed cost ternak babi penelitian. Kesimpulan, penggunaan tepung krokot 5% 7,5% dan 10% dalam ransum basal meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan bobot badan, konversi ransum dan income over feed cost yang relatif sama. Nilai IOFC tertinggi ditampilkan perlakuan R3, yakni Rp 795.210. Kata kunci: Babi, Performan, IOFC, Krokot. The study aimed at evaluating the effect of including purslane (Portulaca oleracea L) meal into basal feed on performance (feed intake, daily weight gain and feed conversion), and income over feed cost (IOFC) of grower-finisher crossbred landrace pig. There were 12 4-5 months old crossbred landrace pigs with 65-77 kg (average 72,42kg; CV 25.4%) initial body weight used in the study. Trial method using 4 treatments with 3 replicates block design procedure was applied in the study. The 4 treatments offered were R0: 100% basal feed without purslane meal (control); R1: 95% basal feed + 5% purslane meal; R2: 92.5% basal feed + 7.5% purslane meal; and R3: 90% basal feed + 10% purslane meal. Variable studied were: daily feed intake, daily body weight gain (ADG); feed conversion; and IOFC. Statistical analysis shows that the effect of treatment is not significant (P>0.5) on increasing either daily feed intake, ADG, feed conversion, or IOFC value. The conclusion is that including 5% 7.5% and 10% purslane meal into basal feed performs the relative results in increasing daily feed intake, daily weight gain, feed conversion, and income over feed cost of grower-finisher crossbred landrace pig. The highest IOFC value was achieved at R3 (IDR 795.210). Key Word: pig, performance, IOFC, purslane.
Pengaruh pemberian silase campuran rumput kume (Shorgum plumosum var.Timorense) dan daun markisa hutan (Passiflora foetida) ) dengan proporsi yang berbeda terhadap konsumsi dan kecernaan kambing kacang Rivaldi Lazarus Henuk; Edwin Jermias Lodowik Lazarus; Mariana Nenobais; Emma Dyelim Wie Lawa
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.581 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian silase campuran rumput  kume dan daun markisa hutan (passiflora foetida) dengan proporsi yang berbeda terhadap konsumsi dan kecernaan  pakan kambing kacang yang diberi pakan  ad libitum. Penelitian ini menggunakan Rancangan Bujur Sangkar Latin ( RBSL )  dengan empat perlakuan pemberian campuran silase rumput kume dan daun markisa hutan serta empat periode pengambilan data sebagai ulangan. Keempat perlakuan tersebut adalah  M0 : 100 %  silase Rumput  Kume, M20 : Rumput Kume 80%  +  Markisa Hutan 20 %, M40 : Rumput Kume 60% + Markisa Hutan  40 %, M60 : Rumput Kume 40 % + Markisa Hutan 60 %. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis of variance ( ANOVA ).Parameter yang diukur adalah  konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik,kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, konsumsi bahan kering dan bahan organiktercerna, dan Total DigestibleNutrient ( TDN ). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian silase campuran rumput kume dan daun markisa hutandalam proporsi yang berbeda  tidak berpengaruh nyata ( P>0,05) terhadap konsumsibahan kering dan bahan organik, kecernaan bahan kering dan bahan organik, Konsumsi bahan kering dan bahan organik tercerna serta nilai TDN ransum. Disimpulkan bahwa pemberian silase campuran rumput kume dan  daun markisa hutan dengan proporsi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap konsumsi dan kecernaan pakan kambing kacang.    Kata kunci : markisa hutan, rumput kume, silase, konsumsi, kecernaan.   The aim of this studywas to evaluate the feeding diferent levels of silage compsed of kume grass (Shorgum plumosum var.Timorense), Passiflora foetida on intake and nutrient digestibility of kacang goat. The trial used a 4x4 Latin Square design procedure. The 4 treatments applied were: M0 : 100 %  kume grass, M20 :kume grass 80% + passiflora foetida 20%, M40 : kume grass 60% + passiflora foetida 40%, M60 : kume grass 40% + passiflora foetida60%. Data were subjected to Analysis of Variance (ANOVA). Variables evaluated were dry intkae, organic matter intake, dry matter digestibility and organic matter digestibility, and Total Digestible Nutrient ( TDN ) intake and digestibility. Statistcal analysis shows that the effect of is not significant (P>0,05) on dry and organic matter intake, dry and organic matter digestibility, intake of digestibledry matter and organic matter and Total Digestible Nutrient ( TDN ). The conclusion is that, the feeding diferent levels of silage compsed of kume grass (Shorgum plumosum var.Timorense), Passiflora foetida performs the similar results in feed intake and nutrient digestibility of Kacang goats.   Keywords : Passiflora foetida, kume grass, silage, intake, digestibility.
Efek penggunaan larutan daun kelor (Moringa oleifera lam) dalam “liquid feeding” terhadap konsumsi dan kecernaan kalsium dan fosfor babi peranakan landrace Angelia Noldia Dasalaku; Johanis Ly; Ni Nengah Suryani; I Made Suaba Aryanta
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.476 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan larutan daun kelor (Moringa oleifera lam) dalam liquid feeding terhadap konsumsi dan kecernaan Kalsium (Ca) dan Fosfor (P) ternak babi.  Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi, umur 3 - 4 bulan dengan bobot badan awal 18 – 45 kg, rata-rata 29,17 kg dan koefisien variasi  34,20%.  Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kelompok.  Perlakuan yang dicobakan adalah: R0: ransum basal liqiud 100% tanpa larutan daun kelor (Kontrol); R1 ransum basal  + 5% larutan daun kelor; R2 ransum basal  + 10% larutan daun kelor; dan R3 ransum basal  + 15% larutan daun kelor. Variabel yang diukur adalah konsumsi dan kecernaan Ca dan P. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan larutan daun kelor dalam ransum basal basah nyata (P<0.05) meningkatkan konsumsi dan kecernaan Ca dan P pada ternak babi. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah bahwa penggunaan larutan daun kelor dalam ransum basal basah 10% dan 15% meningkatkan konsumsi dan kecernaan Ca dan P pada ternak babi dan tertinggi pada 15%.   Kata kunci: babi, larutan, kelor, Ca, P, konsumsi, kecernaan   The study aimed at evaluating the effect of using Moringa oleifera lam leaves solution in liquid feed on intake and digestibility of Calcium (Ca) and Fosforous (P) in growing landrace pig.  There were 12 growing (3-4 months old) landrace crossbred barrows with 18-45 kg (average 29.17kg with CV 34.20%) initial body weight used in the study.  Block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the trial. The 4 treatment feed formulas offered in the trial were: R0: basal feed 100% without Moringa leaves solution; R1: liquid basal + 5% Moringa leaves solution; R2: liquid  basal + 10% Moringa leaves solution; and R3 liquid basal + 15% Moringa leaves solution. Varibles studied were: intake and digestibility of Ca and P. Statisrical analysis shoiws that using Moringa leaves solution in liquid basal feed is significant (P<0.05) on increasing both intake and digestibility of both Ca and P. The conclusion drawn is that using 5 - 15% Moringa leaves solution in liquid basal feed increases both intake and digestibility of both Ca and P in growing pig and the highest at 15%.   Keywords: pig, solution, Moringa, Ca, P, intake, digestibility
Article Pengaruh level Saccharomieces cerevisiae sebagai inokulum dalam fermentasi tepung sabut kelapa muda terhadap kandungan energi, selulosa, hemiselulosa dan Total Digestible Nutrien (TDN) Meki Fiktor Otu; Mariana Nenobais; Gusti Ayu Yudiwati Lestari
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (261.344 KB)

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Pakan Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang, selama 3 minggu. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh fermentasi tepung sabut kelapa muda dengan level Saccharomyeces cerevisiae yang berbeda terhadap perubahan kandungan energi, selulosa,  hemiselulosa dan TDN (Total Digestible Nutrient) . Metode eksperimen yang dirancang adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan sehingga terdapat 12 unit percobaan. Adapun perlakuan dalam penelitian ini yaitu R0: Tepung sabut kelapa muda tanpa fermentasi (kontrol), R1: Tepung sabut kelapa muda fermentasi kamir Saccharoyces cerevisiae 5 % (berat/berat), R2: Tepung sabut kelapa muda fermentasi kamir Saccharomyces cerevisiae 10 % (berat/berat). R3: Tepung sabut kelapa muda fermentasi Saccharomyces cerevisiae 15 % (berat/berat). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap kandungan selulosa dan TDN tetapi perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kandungan  Energi dan  Hemiselulosa. Hasil uji lanjut Duncan menunjukan bahwa antar  pengaruh perlakuan R0:R3, R1:R2, R1:R3 dan R2:R3 berbeda nyata (P<0,05) terhadap kandungan selulosa dan R0:R1, R0:R2 dan R0:R3,R1:R2,R2:R3 berbeda nyata (P<0,05) terhadap kandungan TDN. Disimpulkkan bahwa pemberin saccharomieces cerevisiae sebagai inokulum dalam fermentasi tepung sabut kelapa muda dapat meningkatkan kandungan energi dan TDN, menurunkan kandungan selulosa dan hemiselulosa dan perlakuan terbaik adalah pada level 10% Saccharomieces Cerevisiae. Kata Kunci: sabut kelapa, Saccharomieces, Energi, Selulosa, Hemiselulosa, TDN   The study was conducted at the Chemistry Feed Laboratory of the Faculty of Animal Science, Nusa Cendana University, Kupang for 3 weeks. The purpose of this study was to evaluate the effect of the duration of fermentation of young coconut husk with different Saccharomyeces cerevisiae levels on changes in energy content, cellulose, hemicellulose and TDN. The material used were ground young coconut husk. Completely randomized design (CRD) 4 treatments with 3 replicates resulting 12 experimental units. The treatments were R0: young coconut husk flour without fermentation (control), R1: young coconut husk flour fermented withr Saccharoyces cerevisiae 5% (w/w), R2: young coconut flour flour fermented with Saccharomyces cerevisiae 10% (w/w), and R3: Young coconut coir fermentation Saccharomyces cerevisiae 15% (wt/w). The variables observed in this study were energy, cellulose, hemicellulose, and TDN content. Statistical analysis shows that the effect of treatment is significant effect (P <0.05) on Energy, Cellulose and TDN content but not significant (P> 0.05) on Hemicellulose content. Duncan's multiple range test shows that differences between treatments R0: R1, R0: R3 and R1: R3 are significant effect (P <0.05) in the energy content, R0: R2, R0: R3, R1: R2, R1: R3 and R2 : R3 are significant effect (P <0.05) in the content of Cellulose, and R0: R1, R0: R2 and R0: R3 are significant effect (P <0.05) in TDN content. The conclusion is that the effect of different levels of saccharomieces cerevisiae as an inoculum in the fermentation of young coconut fiber flour 10% treatment can increase the energy content and TDN but can reduce the cellulose and hemicellulose content in the fermentation of young coconut husk flour. Keywords: coconut husk, Energy, Cellulose, Hemicellulose, TDN
Efek penggunaan larutan daun kelor (Moringa oleifera lam) dalam “liquid feeding ” terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada babi peranakan landrace Erlin Rambu Baja Oru; Tagu Dodu; Sabarta Sembiring
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.25 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di Dusun II Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi, umur 3 - 4 bulan dengan bobot badan awal 18 – 45kg, rata-rata 29,17kg dan koefisien variasi  34,17%. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan ialah R0: (ransum basal cair 100% tanpa larutan daun kelor sebagai (Kontrol)), R1 (ransum basal cair + 5% larutan daun kelor), R2 (ransum basal cair +10% larutan daun kelor), R3 (ransum basal cair + 15% larutan daun kelor). Variabel yang diukur adalah konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan larutan daun kelor berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik ternak babi. Kesimpulan penggunaan larutan daun kelor cenderung meningkatkan konsumsi ransum dan kecernaan bahan kering dan bahan organik.   Kata kunci: babi, kelor, liquid feeding, konsumsi, kecernaan, bahan kering, bahan organik   The study was carried out in Dusun II, Village Baumata Timur,  Subdistrict Taebenu, District Kupang. The purpose of this study was to study the use of Moringa leaf solution (Moringa oleifera Lam) in “liquid feeding” on the intake and digestibility of dry matter and organic matter of starter-grower phase landrace pigs. The material used were 12 barrows age 3-4 months with initial body weight of 18-45kg, average of  29.17kg and CV 34.17%. The design used is Randomized Block Design (RBD) 4 treatments with 3 replicates. The treatments tested were R0 (basal liquid feed 100% without Moringa leaf solution (Control)) R1 (basal liquid feed + 5% Moringa leaf solution) R2 (basal liquid feed + 10% Moringa leaf solution) R3 (basal liquid feed + 15% Moringa leaf solution). The variable measured were the consumption and digestibility of dry matter and organic matter. Statistical analysis shows that the effect of using of moringa leaf solution is not significant (P>0,05) on the intake and digestibility of dry matter and organic matter of pigs. Conclusion the use of moringa leaf solution in liquid basal tends to increase intake and digestibility of dry matter and organic matter of the pig.   Key words: pig, moringa, liquid feeding, intake, digestibility, dry matter, organic matter
Efek Pemanfaatan limbah kubis (Brassica olaracea ) dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering, bahan organik, dan neutral detergent fiber (NDF) ransum ternak kambing kacang Selfiana Bui; Emma Dyelim Wie Lawa; Luh Sri Enawati; Edwin Jermias Lodowik Lazarus
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.595 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan limbah kubis dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering, bahan organik dan neutral detergent fiber (NDF) ransum ternak kambing kacang. Sebanyak 4 ekor kambing kacang, umur 11-12 bulan dengan berat badan 15-19kg (±17kg), KV 6,74% digunakan sebagai ternak percobaan. Rancangan bujur sangkar latin (RBSL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan digunakan sebagai rancangan percobaan. Ransum perlakuan disusun dalam bentuk ransum komplit (TMR/total mixed ration) dengan perbandingan rumput kering dan konsentrat 60:40. Perlakuan yang diterapkan adalah T0: ransum tanpa (0%) tepung limbah kubis, T1: ransum + 10% tepung limbah kubis, T2 : ransum + 15% tepung limbah kubis dan T3 : ransum +  20% tepung limbah kubis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan limbah kubis dalam total mixed ration tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, bahan organik, neutral detergent fiber maupun kecernaan neutral detergent fiber, sedangkan kecernaan bahan kering dan bahan organik  nyata (P<0,05) dipengaruhi perlakuan. Disimpulkan bahwa pemanfaatan limbah kubis dalam ransum ternak kambing tidak berpengaruh terhadap konsumsi bahan kering, bahan organik, neutral detergent fiber, dan kecernaan neutral detergent fiber namun dapat meningkatkan nilai kecernaan bahan kering dan bahan organik ransum ternak kambing kacang. Disarankan limbah kubis untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing karena tidak memberikan efek negatif dan pemanfaatan limbah kubis 20% dalam ransum ternak  meningkatkan kecernaan ransum.
Pengaruh kombinasi tepung putak tepung daun dan minyak kelapa terhadap performa dan mortalitas ayam broiler Emanuel Flori; Agustinus Konda Malik; Ni Putu Febri Suryatni
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.278 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi tepung putak, tepung daun kelor dan minyak kelapa terhadap performa dan tingkat mortalitas ayam broiler. Dalam penelitian ini menggunakan 64 ayam dengan 4 perlakuan 0,0% ,5%, 10%, 15%. Setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan dan setiap ulangan terdiri dari 4 ekor ayam. Ransum perlakuan diberikan pada ayam umur 7-35 hari. Pengambilan data setiap semingggu sekali selama 4 minggu. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) Kesimpulan, makin meningkatnya kombinasi tepung putak dan daun kelor cenderung menurunkan konsumsi ransum, pemberian 5% kombinasi tepung putak, daun kelor dan minyak kelapa mendapatkan pertambahan bobot badan ayam tertinggi yaitu 1263,27 gram/ekor, konversi ransum menunjukkan perbedaan yang nyata.   Kata kunci : broiler, putak, daun kelor, minyak kelapa, performa, mortalitas ayam broiler     The aim of this research is to evaluate the effect of feeding combination of putak meal, Moringa leaves meal and coconut oil on the performance and mortality rates of broiler chickens. The research used 64 chickens in completely randomized design 4 treatments of 0.0%, 5%, 10%, 15% with 4 replicates (4 chicken per replicate). Treatment diet was fed to the chicken during 7-35 days of age. Data collection were carried out once a week for 4 weeks. Statistical analysis shows that effect of treatment is not significant (P <0.05) on .either performance or mortality of the broiler. The conclusion is that increasing combination of putak meal and moringa leaves tends to reduce feed intake; and level 5% combination of putak meal, moringa leaves meal and coconut oil performs the highest chicken body weight gain that is 1263.27 g/chick, significant difference (P<0.50 in feed conversion.   Keywords:Broiler, putak, moringa leaves, coconut oil, performance, mortality
Pengaruh pemberian pakan konsentrat yang mengandung tepung tongkol jagung terfermentasi terhadap konsumsi kecernaan karbohidrat dan lemak kasar pada sapi bali dara pola peternak Yofni Bahan; Marthen Yunus; H. T. Handayani
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.299 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan konsentrat mengandung tepung tongkol jagung terfermentasi terhadap konsumsi kecernaan lemak kasar dan karbohidrat  ransum sapi Bali dara. Penelitian ini digunakan 4 ekor sapi Bali betina dara pada kisaran umur 1 – 1,5 tahun dengan kisaran berat badan 100-115kg dengan rataan 104,75kg . Metode yang digunakan adalah metode percobaan menggunakan rancangan bujur sangkar latin (RBSL) dengan 4 perlakuan dan 4 periode sebagai ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah  R0 = pakan pola peternak (lamtoro) + 1kg pakan konsentrat tanpa tepung tongkol jagung terfermentasi, R1 = pakan pola peternak + 1kg pakan konsentrat mengandung 10% tepung tongkol jagung terfermentasi, R2 = Pakan pola peternak + 1kg pakan konsentrat mengandung 20% tepung tongkol jagung terfermentasi, R3 = Pakan pola peternak + 1kg pakan konsentrat mengandung 30% tepung tongkol jagung terfermentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Of Variance (ANOVA). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata P<0,01 terhadap konsumsi lemak kasar sedangkan tidak berpengaruh nyata P>0,05 terhadap konsumsi karbohidrat, kecernaan lemak kasar dan kecernaan karbohidrat ransum sapi Bali dara. Berdasarkan hasil  pembahasan maka disimpulkan bahwa penambahan tepung tongkol jagung terfermentasi denagn level yang berbeda – beda mampu meningkatkan pengaruh yang berbeda antar konsumsi karbohidrat, kecernaan lemak kasar dan kecernaan karbohidrat namun dengan penambahan tepung tongkol jagung terfermentasi dengan level 20% memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi lemak kasar.   Kata kunci: tongkol jagung, fermentasi, konsentrat, konsumsi, kecernaan, lemak, karbohidrat, sapi Bali     The study aimed at evaluating the effect of feeding containing fermented corneocorb cocentrate on intake to digestibility, intake crude fat and carbohidrate matter of Bali heifers. There were 4 Bali heifers 1 – 1,5 old years with 100 – 115kg initial (avg 104,75kg) initial body weight used inthe study. Trial method using 4x4 latin square design was applied in the study. The 4 treatmens offered were: R0 : commonly practice + 1kg cocentrate without fermented corncorb: R1 commonly practice + 1kg cocentrate containing 10% corncobs meal fermented R2 common practice + 1kg concentrate containing 20% fermented coencorb meal: and R3 common practice + 1kg cocentrate containing 20% fermented coencorb meal. Data where tabulated and analyzed using analisis of variance  (Anova) test. Statistical analysis shows that the effect of treatment is significant (P< 0,01) on intake crude fat, but not significantly (P>0,05) on carbohidrate intake and digestibility of crude fat and digestibility carbohidrate. The conclusion is that different able to inprove different influences betweeen consumption carbohidrate, digestibility crude fat and digestibility carbohidrate, however with additions flour cob corn fermented with level 20% give away influence that real to consumption crude fat.   Keywords: corn corb, concentrate, intake, fat, carbohidrate, digestibility, Bali heifer
Pengaruh Penambahan Vitamin E dalam Pengencer Tris-Kuning Telur terhadap Kualitas Spermatozoa Babi Duroc Dinti Epriana Amtiran; Thomas Mata Hine; Kirenius Uly
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.894 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan vitamin E dalam pengencer Tris–kuning telur terhadap kualitas spermatozoa babi duroc. Sumber semen diperoleh dari dua ekor babi jantan duroc berumur ± tiga tahun yang dikoleksi dua kali seminggu. Semen yang diperoleh kemudian dievaluasi secara makroskopis dan mikroskopis. Semen yang mempunyai motilitas >70% diencerkan dengan Tris-kuning telur yang ditambahkan dengan vitamin E pada berbagai konsentrasi yaitu 0% (P0), 0,5% (P1), 1,0% (P2), 1,5% (P3), 2,0% (P4), dan 2,5% (P5). Semen yang telah diencerkan tersebut dipreservasi dalam cool box dengan suhu 18 – 200 C, dan selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap kualitas sperma setiap 8 jam hingga motilitas spermatozoa babi duroc ≥ 40%. Hasil penelitan menunjukan bahwa spermatozoa babi duroc yang dipreservasi selama 56 jam dalam pengencer Tris-kuning telur yang disuplementasikan vitamin E 2% (P4) mempunyai kualitas yang lebih tinggi (P<0.5) dibandingkan dengan kelima perlakuan lainnya, yaitu dengan motilitas mencapai (40,20±0,41%), viabilitas (45,45±0,96%), abnormalitas (5,90±0,60%), dan daya tahan hidup (56±0,00 jam). Disimpulkan bahwa penambahan vitamin E dalam pengencer Tris-kuning telur efektif untuk mempertahankan kualitas spermatozoa babi duroc, dengan konsentrasi vitamin E terbaik adalah 2%. Kata kunci: tris, kuning telur, vitamin E, spermatozoa, babi duroc This study aims to evaluate the effect of addition of vitamin E in Tris-yolk diluents on the quality of Duroc pig spermatozoa. Semen were collected from two of three-year-old boar duroc pigs collected twice a week. The semen were then evaluated macroscopically and microscopically. Semen motility > 70% were diluted with Tris-egg yolk and added with vitamin E at various following concentrations: 0% (P0), 0.5% (P1), 1.0% (P21.5 % (P3), 2.0% (P4), 2.5% (P5). The diluted semen were preserved in a cool box at temperature of 18 – 20oC, and then sperm quality were evaluated every 8 hours until the sperm motility remain 40%. The results found that duroc pig spermatozoa preserved for 56 hours in Tris-egg yolk diluents supplemented with 2% vitamin E (P4) performed a higher quality (P<0.5) compared to the other five treatments, ie with motility (40.20 ± 0.41%), viability (45.45 ± 0.96%), abnormality (5.90 ± 0.60%), and longevity (56 ± 0.00 hrs.). The conclusion is that the addition of vitamin E in the Tris-egg yolk diluent is effective in maintaining the quality of duroc pig spermatozoa with the best concentration of vitamin E is 2%. Keywords: tris, egg yolk, vitamin e, spermatozoa, duroc pigs
Analisis potensi pengembangan usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Kupang Nimrot Yacob Humau; Maria Y. Luruk; Arnoldus Keban
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.248 KB)

Abstract

Tujuannya penelitian ini adalah 1) menentukan wilayah basis pengembangan ternak sapi potong, 2) menganalisis laju pertumbuhan populasi ternak sapi potong, dan 3) menentukan strategi pengembangan usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Kupang. Kajian pada usaha ini memiliki peluang pasar yang menjanjikan dan berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Hasil Penelitian menunjukkan nilai Location Quetion (LQ) Kecamatan Kupang Timur 1,06 merupakan wilayah basis sedangkan Kecamatan Taebenu 0,88, Nekamese 0,69 dan Fatuleu 0,92 merupakan wilayah non basis. Hasil analisis Shift Share positif yakni Kecamatan Taebenu 8.643, Kupang Timur 46.862, Kecamatan Fatuleu 33.108 dan Nekamese 13.312 yang berarti pertumbuhannya cepat dan maju namun perlu untuk meningkatkan daya saing usaha ternak sapi potong di Kecamatan Kupang Timur, Fatuleu, dan Nekamese karena memiliki daya saing rendah. Strategi pengembangan berdasarkan analisis SWOT adalah strategi agresif yang mendukung penuh pertumbuhan dan pembangunan usaha ternak sapi di Kabupaten Kupang. Implementasinya adalah 1). Peningkatan keterampilan dan SDM peternak, 2). Rehabilitasi sistem dan sarana prasarana peternakan sapi potong dari hulu hingga hilir, 3). Peningkatan fungsi, peran dan kerja sama antar lembaga peternakan dan 4). Peningkatkan produksi dan produktifitas usaha ternak sapi potong. Kata kunci: sapi potong, potensi, location quotient, shift share dan SWOT The objectives of the research are 1) determining the base area for beef cattle development, 2) analyzing the growth rate of the beef cattle population, and 3) determining the strategy for developing a beef cattle business in Kupang Regency. This study has a promising market opportunity and affects the regional economy. The results showed that the Location Quetion (LQ) value of East Kupang District was 1.06 as a base area, while Taebenu District 0.88, Nekamese 0.69 and Fatuleu 0.92 were non-base areas. The results of positive Shift Share analysis are Taebenu 8,643, East Kupang 46,862, Fatuleu 33,108 and Nekamese 13,312 districts, which means that the growth is fast and advanced but it is necessary to increase the competitiveness of beef cattle business in East Kupang, Fatuleu, and Nekamese Districts because of their low competitiveness. The development strategy based on the SWOT analysis is an aggressive strategy that fully supports the growth and development of the cattle business in Kupang Regency. The implementations will be: 1) Increasing the skills and human resources of breeders, 2) Rehabilitation of beef cattle farming systems and infrastructure from upstream to downstream, 3) Increasing functions, roles and cooperation between livestock institutions and 4). Increase the production and productivity of beef cattle business. Keywords: beef cattle, potential, location quotien, shift share and SWOT

Page 1 of 1 | Total Record : 10