cover
Contact Name
LPPM STIFAR
Contact Email
mfi_stifar@yahoo.com
Phone
+6224-6706147
Journal Mail Official
mfi_stifar@yahoo.com
Editorial Address
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang Jl. Sarwo Edhi Wibowo KM 1 Plamongansari, Semarang
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Media Farmasi Indonesia
ISSN : 19788495     EISSN : 26551462     DOI : https://doi.org/10.53359/mfi.v17i1
Media Farmasi Indonesia publishes original article in the all scopes of Pharmaceutical Science such as Pharmaceutics, Biopharmaceutics, Drug Delivery System, Chemical Pharmacy, Pharmaceutical Technology, Pharmaceutical Microbiology and Biotechnology, Pharmacology and Toxicology, Pharmacokinetics, Pharmaceutical Chemistry, Pharmaceutical Biology, Community and Clinical Pharmacy, Management Pharmacy, Alternative Medicines.
Articles 157 Documents
Perbandingan Kadar Fenolik Total Dalam Minyak Atsiri dan Ekstrak Etanol Bunga Lawang (Illicium verum) Marna Kusumiati; Ellsya Angeline
Media Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 2 (2022): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v17i2.205

Abstract

Bunga lawang (Illicium verum) merupakan tanaman obat yang memiliki aktivitas farmakologi seperti antioksidan, antimikroba, antijamur, antikanker, antiinflamasi, antiserangga, dan antidiare. Namun, belum pernah dilakukan perbandingan kadar fenolik total dari minyak atsiri dan ekstrak etanol dari bunga lawang. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar fenolik total dalam minyak atsiri dan ekstrak etanol bunga lawang. Minyak atsiri didapatkan dari destilasi air selama 1,5 jam sedangkan ekstrak etanol didapatkan dengan maserasi selama 48 jam dengan etanol 96% kemudian disaring dan diuapkan dengan rotary evaporator sehingga mendapatkan ekstrak kental. Penetapan kadar fenolik total dilakukan dengan spektrofotometri uv-vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar fenolik total yang lebih tinggi terdapat dalam minyak yaitu sebesar 40,53 mg/g, sedangkan dalam ekstrak sebesar 30,42 mg/g.
Hubungan Rasionalitas Penggunaan Kortikosteroid Pada Penyakit Asma Terhadap Lama Rawat Inap Di RSUD Dr. R Soedjati Soemodiardjo Kabupaten Grobogan Tahun 2021-2022 Willi Wahyu Timur; Letta Yunanda Novitasari
Media Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 2 (2022): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v17i2.207

Abstract

Asma merupakan penyakit peradangan yang persisten pada saluran pernapasan bagian atas. Penyakit asma terjadi di Provinsi Jawa Tengah didapatkan data pada tahun 2019 sekitar 2,6 % terkena penyakit asma di wilayah Kabupaten Grobogan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan kortikosteroid pada penyakit asma terhadap lama rawat inap berdasarkan rasionalitas tepat indikasi, tepat obat, tepat pasien dan tepat dosis. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik yang bersifat non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif menggunakan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan data menggunakan teknik sampling (Nonproblability sampling) sumber data yang diperoleh dari catatan medis pasien asma dengan menggunakan rumus slovin didapatkan jumlah sampel 65 pasien asma. Hasil penelitian yang diperoleh rasionalitas penggunaan kortikosterid berdasarkan indikator tepat pasien 100%, tepat indikasi 100%, tepat obat 96,92% dan tepat dosis 96,92%. Berdasarkan hasil distribusi rasionalitas penggunaan kortikosteroid penyakit asma dikatakan rasional total 63 penderita dengan persentase 96,92% sedangkan pasien lama rawat < 7 hari total 58 penderita dengan persentase 89,20%. Hasil yang didapat dari hubungan rasionalitas penggunaan kortikosteroid berdasarkan lama rawat inap nilai p value 0.618 > 0.05 dikatakan hasil H0 diterima artinya tidak ada hubungan rasionalitas penggunaan kortikosteroid berdasarkan lama rawat inap di RSUD Dr. R Soedjati Soemodiardjo Kabupaten Grobogan tahun 2021-2022.
Pengaruh Variasi Konsentrasi Trietanolamin terhadap Aktivitas Tabir Surya Lotion Ekstrak Kulit Buah Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Reslely Harjanti; Kharisma Ayu Wikandita; Anita Nilawati
Media Farmasi Indonesia Vol. 17 No. 2 (2022): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v17i2.208

Abstract

Tabir surya merupakan jenis sediaan kosmetik yang berperan sebagai pelindung kulit terhadap dampak negatif sinar UV. Kulit buah nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) mengandung flavonoid dan tanin yang berpotensi sebagai bahan aktif dalam tabir surya. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi, mengevaluasi mutu fisik dan stabilitas, serta mengetahui pengaruh variasi konsentrasi trietanolamin terhadap potensi tabir surya sediaan lotion. Kulit buah nanas dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% kemudian diformulasi menjadi sediaan lotion dengan konsentrasi ekstrak 20% dengan variasi konsentrasi trietanolamin pada formula 1 (2,5%), formula 2 (3%), formula 3 (3,5%). Lotion yang dibuat kemudian diuji mutu fisik sediaan meliputi organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, viskositas, pH, tipe emulsi, dan stabilitas (cycling test) serta pengujian aktivitas tabir surya melalui nilai SPF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah nanas mengandung senyawa flavonoid, tanin, dan alkaloid. Lotion ekstrak kulit buah nanas dengan variasi konsentrasi trietanolamin sebagai emulgator memenuhi mutu fisik dan stabilitas yang baik. Semakin tinggi konsentrasi trietanolamin sebagai emulgator maka semakin rendah nilai SPF yang dihasilkan. Nilai SPF yang diperoleh pada formula 1 memiliki nilai SPF yang paling tinggi yaitu 22,23 diikuti formula 2 dan 3 masing-masing sebesar 19,52 dan 16,30.
Ekstraksi Kulit Terong Ungu (Solanum melongena L.) Dengan Pelarut Etanol-Asam Sitrat Sebagai Peredam Radikal Bebas Wulandari
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.211

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat kerusakan sel akibat oksidasi radikal bebas. Kulit terong ungu (Solanum melongena L.) memiliki kandungan antosianin yang memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah penuaan dini pada kulit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan ektrak kulit terong ungu dengan pelarut etanol-asam sitrat menggunakan metode DPPH. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi selama 16 jam menggunakan pelarut etanol 96% : asam sitrat 10% (6:4) sampai diperoleh ekstrak kental. Identifikasi kandungan fitokimia secara kualitatif dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Pengujian aktivitas antioksidan ekstrak kulit terong ungu dengan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 517 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit terong ungu mengandung alkaloid, flavonoid, tannin, saponin dan antosianin. Nilai IC50 ekstrak kulit terong ungu adalah 103,35 ± 3,99 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak kulit terong ungu menghasilkan aktivitas antioksidan. Kata kunci: kulit terong ungu, antioksidan, ekstraksi , asam sitrat
Determination of total phenolic and flavonoid content of Andrographis paniculata, Zingiber officinale and their combinationsis Dewi Ramonah
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.213

Abstract

Sambiloto herbs and red ginger are herbal plants that have been empirically used as medicine. The phenolic and flavonoid compounds in sambiloto herbs and red ginger are efficacious as drugs because they have antioxidant activity. This study aims to determine the total phenolic and flavonoid content of the extracts of sambiloto herbs, red ginger and their combination. Both plants were maceration using ethanol-water 96% v/v at ration 1:5 for 5 days. The extracts of sambiloto herbs and red ginger screened for phytochemicals and thin layer chromatography test showed that contained alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, steroids and triterpenoids. In addition, sambiloto herb extract contains androgafolid (Rf 0,66) and red ginger extract contains gingerol (Rf 0,41) and shogaol (Rf 0,89). Continued, the total phenolic and flavonoid content were determined using visible spectrophotometry method.). The highest total phenolic of ethanol extract with combination sambiloto herb : red ginger (1:2) of 153,817 ± 1,474 mg GAE/g. The highest total flavonoid of ethanolic extract with sambiloto herbs of 10,257 ± 0,047 mg QE/g. Based on this research, both extracts have phenolic and flavonoid compounds that have potential as antioxidants.
Aktivitas Antibakteri Staphylococcus Aureus Dan Penetapan Kadar Antosianin Total Dari Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus Rosa-Sinensis L.) : Aktivitas Antibakteri Antosianin dari Bunga Sepatu Silvi Andriyani; Lia Kusmita; Yuvianti Franyoto
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.214

Abstract

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan terpenting di negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus dari ekstrak dan antosianin bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensi L.). Metode ekstraksi pada penelitian ini adalah metode maserasi dengan pelarut metanol yang mengandung HCl 1% pekat. Pemisahan antosianin menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif. Identifikasi antosianin dengan spektrofotometer UV-Vis. Uji aktivitas antibakteri ekstrak dan antosianin pada konsentrasi 9%, 12% dan 15%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Pengujian antibakteri ekstrak bunga kembang sepatu pada konsentrasi 9%, 12%, dan 15% memiliki rata-rata zona hambat sebesar 0,637, 0,817, dan 1,006. Sedangkan antosianin konsentrasi 9%, 12%, dan 15% memiliki rata-rata zona hambat sebesar 0,818, 1,009, 1,194. Hasil uji ANOVA dua jalan diketahui bahwa terdapat beberapa yang berbeda signifikan dan berbeda tidak signifikan dalam memberikan aktivitas antibakteri (p<0,05) pada konsentrasi 9%, 12%, dan 15%. Hasil penetapan kadar antosianin total dari perasan bunga kembang sepatu diperoleh rata-rata yaitu sebesar 0,287 mg/mL. Ekstrak dan antosianin bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) memiliki aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus.
Review Studi Etnofarmasi Penggunaan Tanaman Obat Antidiare oleh Masyarakat Indonesia Anne Surya; Yunita Intan Maharani; Rachel Beatrix Romaito; Ernestine Arianditha Pranasti; Dela Rosa
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.215

Abstract

Diare merupakan gangguan pencernaan dengan tingkat prevalensi yang tinggi terutama pada negara-negara berkembang. Diare adalah salah satu gangguan sistem pencernaan yang ditandai dengan kram perut, konsistensi tinja yang cair, serta meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Penyakit ini dapat dipicu dengan berbagai penyebab seperti infeksi enteral, infeksi parental, mal absorbsi, dan pemberian antibiotik yang kemudian menyebabkan gangguan penyerapan serta sekresi air dan elektrolit di usus disertai dengan hipermobilitas. Indonesia dikenal sebagai negara yang dilimpahkan dengan berbagai kekayaan hayati beserta potensinya sebagai obat-obatan. Dengan demikian, dilakukan peninjauan terhadap metode pengobatan antidiare dari berbagai tanaman obat yang digunakan oleh masyarakat di berbagai daerah di Indonesia melalui pendekatan etnofarmasi. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan menggunakan kajian literatur melalui publikasi daring berdasarkan pada Web, PubMed, ResearchGate, dan Google Scholar. Didapati hasil daripada penelitian terdapat 17 spesies tumbuhan yang biasa dimanfaatkan sebagai obat antidiare, yaitu Acorus americanus (Far.) Raf., Ageratum conyzoides L., Artocarpus heterophyllus Lam., Allium cepa L., Blumea balsamifera (L).DC., Bischofia javanica Bl., Psidium guajava L., Cymbopogon citratus (DC.) Stapf., Carica papaya L., Curcuma longa L., Lansium domesticum Correa., Nephelium lappaceum L., Strobilanthes crispus Blume., Solanum nigrum L., Solanum torvum Sw., Uncaria gambir (Hunter) Roxb., dan Curcuma xanthorrhiza Roxb.
Effect Of Ethanol Concentration In Waru Leaf Extract (Hibiscus Tiliaceus L.) On Lead Levels Of Metal (Pb) Using Atomic Absorption Spectrophotometry Maria Mita Susanti
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.216

Abstract

Waru leaves are able to absorb lead in the air so that it has the potential to accumulate lead. Lead is a heavy metal that is toxic, originating from exhaust gases from motor vehicles and industry. Waru leaves can be used as a traditional medicinal plant by taking the active compounds in extract preparations. The solvent used in the manufacture of the extract is ethanol because it is a polar solvent which can potentially reduce Pb metal which is polar. This study aims to determine the effect of ethanol concentration as a solvent in waru leaf extract (Hibiscus tiliaceus L.) on Pb levels using Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS). This research is an experimental research. The independent variable in this study was the variation in ethanol concentration while the dependent variable in this study was Pb levels. The extraction method used was remaceration with 96% ethanol, 70% ethanol and 50% ethanol and the samples were tested quantitatively by atomic absorption spectrophotometry. The lowest lead content in hibiscus leaves was hibiscus leaf extract with 70% ethanol solvent of 0.053 mg/kg. Statistical results using the Oneway ANOVA test obtained a sig value of 0.475 (p>0.05) so that there was no significant effect of variations in the concentration of 50% ethanol, 70% ethanol and 96% ethanol in hibiscus leaf extract on levels of heavy metal Pb.
Review Artikel: Pengaruh Terapi Statin Terhadap Risiko Atherosclerotic Cardiovascular Disease (Ascvd) Achmad Quraisy Aljufri
Media Farmasi Indonesia Vol. 18 No. 1 (2023): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v18i1.217

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi statin terhadap risiko atherosclerotic cardiovascular disease (ASCVD) dari berbagai penelitian terkini. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan penelusuran literatur di Google Scholar menggunakan berbagai macam kata kunci. Kriteria inklusi pada penelitian ini antara lain pasien memiliki riwayat pemakaian statin dan penelitian diambil dari 8 tahun terakhir dihitung dari tahun 2023. Kriteria eksklusi penelitian antara lain penelitian review artikel, pasien diberikan statin dalam bentuk kombinasi dengan obat penurun K-LDL yang lain, penelitian yang meneliti obat penurun K-LDL tidak hanya statin. Dari total sebanyak 94 sumber yang ditemukan, didapatkan sebanyak 5 penelitian yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaruh terapi statin harus mempertimbangkan kategori risiko ASCVD pada 10 tahun yang akan datang agar dapat memberikan manfaat yang optimal dalam pencegahan primer maupun sekunder terhadap kejadian ASCVD.
Uji Aktivitas Hipoglikemik Ekstrak Etanolik Daun Lenglengan ( Leucas lavandufolia,smith) pada Tikus Putih Jantan yang Dibebani Glukosa sri susilowati
Media Farmasi Indonesia Vol. 8 No. 1 (2013): Media Farmasi Indonesia
Publisher : SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI YAYASAN PHARMASI SEMARANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53359/mfi.v8i1.219

Abstract

ABSTRACT Empirical experience-based, Lenglengan (Leucas lavandulifolia Smith) leaves have a special antidiabetic effect. This research aimed to determine the hypoglycemic effect of ethanolic extract of Lenglengan leaves in glucose induced rats. The research was conducted by dividing the experiment animals into five groups, each group had 6 rats. Three groups were given with ethanolic extract of Lenglengan leaves with 63, 126, and 252 mg/kgBB doses. One group served as the positive control were given Metformin at 189 mg/kgBB dose and the negative control were given CMC-Na 0,5%. Thirty minutes after the experiment, the animals were given D-glukosa monohydrate peroral with 2 g/kgBB dose. The measurement of the blood glucose was conducted by taking the blood at 0, 30, 60, 120, 180, 240 and 300 minutes. The blood glucose rate was measured enzymatically using GOD-PAP reagent. The evaluation on the hypoglicemic effect was done to AUC0-300 relationship curve value between blood glucose to sampling time 0-300 minute and hypoglycemic activity percentages. The statistical analysis to data AUC was done with Kruskal-Wallis test, continued with Mann-Whitney test. The result showed that the ethanolyc extract of Lenglengan leaves at 63, 126, and 252 mg/kgBB doses could decrease the blood glucose on rats glucose induced and was proven statistically to indicate high significance in comparison to the negative control (p < 0,05). The hypoglycemic activity percentage from the ethanolic extract of lenglengan leaves at 252 mg/kgBB dose was of 45,89%, where as metformin 189 mg/kgBB doses it was of 44,86%. Keywords: extract, lenglengan, hypoglichemic effect.