cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcscm@unisba.ac.id
Phone
+6282118633944
Journal Mail Official
bcscm@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Communication Management
ISSN : -     EISSN : 28282183     DOI : https://doi.org/10.29313/bcscm.v2i2
Bandung Conference Series: Communication Management (BCSCM) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Manajemen Komunikasi dengan ruang lingkup diantaranya adalah Awareness, Brand equity, Brand Image, Connecting Community Building, Content Creation, Content Sharing, Daya Tarik Iklan, Drama Televisi, Event, Gaya Hidup, Interior Display, Jingle, Kampanye, Keputusan Pembelian, Keterikatan Pelanggan, Komunikasi antar pribadi, Komunikasi Pemasaran, Konsep Diri, Kredibilitas Komunikator, Kualitas Pelayanan, Literasi Media, Loyalitas Konsumen Manajemen branding, Media Sosial, Minat Beli Konsumen, Online Review, Pemasaran Konten, Penjualan produk, Persepsi Budaya, Personal Branding, Promosi online, Sikap, Store Atmospheredan Layout, Tagline, Terpaan Media, Tindakan Membeli, Transportasi Online, Ujaran Kebencian, Website, Word of Mouth. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 424 Documents
Makna Kesedihan dalam Lirik Lagu “Nala” Yuflih Dimah Kusumawati; Alex Sobur
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11250

Abstract

Abstract. Music is one of the audio-formed communication media that can be a place to deliver messages that do through a song. Nala is a song by Tulus singer who tells the story of a woman named Nala who is feeling grief. This research uses qualitative methods with Michael Riffaterre's semiotic approach. There are four things to bear in mind in literary reproduction, namely heuristic and hermeneutic readings, inconsistencies of expression, matrices; models; variants, and hyphograms. The paradigm used in this research is an interpretative paradigm. The data collection technique in this research is the study of libraries and documentation. The results of the study were heuristic readings of Nala's lyrics, which depict a woman showing sadness. The hermeneutic reading of this song shows that everything that Nala goes through is a reflection of the people of this age. The incoherence of expression in Nala's lyrics is the substitution of meaning, deviation of meaning and creation of significance. The matrix in Nala lyrics is the mood and emotional feelings of a woman (Nala). The actual hypogram is the personal life of the True and the social life of audiences listening and reading the lyrics of the song. Abstrak. Musik merupakan salah satu media komunikasi berbentuk audio yang dapat menjadi tempat untuk melakukan penyampaian pesan yang lakukan melalui lagu. Lagu Nala merupakan karya penyanyi Tulus yang menceritakan sosok wanita bernama Nala yang sedang merasakan kesedihan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan semiotika Michael Riffaterre. Terdapat empat hal yang harus diperhatikan dalam pemaknaan sastra, yaitu pembacaan heuristik dan hermeneutik, ketidaklangsungan ekspresi, matriks; model; varian, dan hipogram. Paradigma yang digunakan pada penelitian ini yaitu paradigma interpretif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu studi kepustakaan dan dokumentasi. Hasil Penelitian yang diperoleh yaitu pembacaan heuristik pada lirik lagu Nala yang menggambarkan tentang seorang wanita yang sedang menunjukkan kesedihan. Pembacaan hermeneutik dalam lagu ini menunjukkan bahwa segala hal yang dilalui oleh Nala merupakan cerminan orang-orang pada zaman ini. Ketidaklangsungan ekspresi dalam lirik lagu Nala terdapat penggantian arti, penyimpangan arti dan penciptaan arti. Matriks pada lirik lagu Nala ialah suasana hati dan perasaan emosional dari seorang wanita (Nala). Hipogram potensial dalam lirik lagu Nala yaitu suasana hati atau perasaan yang sedang dirasakan seseorang. Hipogram aktual yaitu kehidupan pribadi dari Tulus dan kehidupan sosial dari khalayak yang mendengarkan dan membaca lirik lagu tersebut.
Perilaku Konsumtif Menonton Konser Agust D Tour ‘D-Day In Jakarta’ Dina Nabila; Tresna Wiwitan
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11257

Abstract

Abstract. K-Pop idols or artists often carry out world tours or music concerts which of course can be attended by tens of thousands of fans. As is the case in Indonesia, a number of K-Pop artists are scheduled to hold music concerts in Indonesia in May 2023, one of which is Suga BTS holding his first solo concert in Indonesia for three days as part of a solo tour entitled SUGA | Agust D. 'D-DAY' Tour in Jakarta. ARMY as BTS fans are very enthusiastic about watching the concert, so they are doing various things to be able to watch the concert. The feeling of liking for BTS and the trend of watching concerts give rise to consumer behavior. The purpose of this research is to find out 1) the motives of ARMY-BTS in Bandung City when watching the Agust D Tour 'D-Day In Jakarta' concert, 2) the experience of ARMY-BTS in Bandung City when watching the Agust D Tour 'D-Day In Jakarta' concert ', and 3) interpersonal communication activities carried out by ARMY-BTS in Bandung City while watching the Agust D Tour 'D-Day In Jakarta' concert. This research was conducted using a qualitative phenomenological approach using data collection techniques, namely in-depth interviews, participant observation and documentation. In this research, the author interviewed ARMY-BTS in Bandung City, namely Arvia, Humaira, Cyntia, Riska, and Widia who have the criteria of being 20-25 years old, have a hobby of collecting merchandise, and like watching concerts. Based on the results of research conducted by the author, the motive for watching the Agust D Tour concert 'D-Day In Jakarta' was because it was the first concert as an ARMY, a hobby, and wanting to watch Suga's performance live. For experience, namely gaining lots of relationships and gaining knowledge about self-control, and communication activities between personas carried out by them, namely discussing merchandise, buying merchandise with ARMY, and getting to know ARMY Abstrak. Para idola atau artis K-Pop kerap melaksanakan tur dunia atau konser musik yang tentunya dapat dihadiri oleh puluhan ribu penggemar. Seperti halnya yang terjadi di Indonesia, Sejumlah artis K-Pop dijadwalkan akan menggelar konser musik di Indonesia pada bulan Mei 2023, salah satunya Suga BTS menggelar konser solo pertama di Indonesia selama tiga hari sebagai bagian dari tur solo dengan tajuk SUGA | Agust D. 'D-DAY' Tour in Jakarta. ARMY sebagai penggemar BTS sangat antusias untuk menonton konser tersebut, sehingga melakukan berbagai cara agar bisa menonton konser tersebut. Adanya rasa suka terhadap BTS dan tren menonton konser menimbulkan terjadinya perilaku konsumtif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) motif ARMY-BTS di Kota Bandung saat menonton konser Agust D Tour ‘D-Day In Jakarta’, 2) pengalaman ARMY-BTS di Kota Bandung saat menonton konser Agust D Tour ‘D-Day In Jakarta’, dan 3) aktivitas komunikasi antarpersona yang dilakukan oleh ARMY-BTS di Kota Bandung saat menonton konser Agust D Tour ‘D-Day In Jakarta’. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokumentasi. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai ARMY-BTS di Kota Bandung yaitu Arvia, Humaira, Cyntia, Riska, dan Widia yang memiliki kriteria berumur 20-25 tahun, hobi mengoleksi merchandise, dan suka menonton konser. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, motif dari menonton konser Agust D Tour ‘D-Day In Jakarta’ adalah karena konser pertama sebagai ARMY, hobi, dan ingin menyaksikan penampilan Suga secara langsung. Untuk pengalaman yaitu mendapatkan banyak relasi dan mendapatkan ilmu tentang mengontrol diri, dan aktivitas komunikasi antar persona yang dilakukan oleh mereka yaitu diskusi membahas merchandise serta konser, berbagi pengalaman saat membeli merchandise bersama ARMY, dan bertegur sapa bersama ARMY
Representasi Peran Ayah pada Film Avatar: The Way of Water Muhammad Haikal MS; Firmansyah
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11317

Abstract

Abstract. The movie "Avatar: The Way of Water" presents an enchanting narrative about personal journeys and family dynamics amidst a magical fictional universe. The main focus is on the role of the father as the pillar of strength in a family faced with great challenges. Fathers serve not only as physical protectors of the family, but also as spiritual guides. In a world full of mystery and danger, the father becomes a source of inspiration for the main character, guiding him through obstacles and helping to shape his identity. Family decision-making becomes an important element in the narrative, where the father not only acts as the main decision-maker but also promotes collective decisions. This reflects the importance of collaboration and communication in the face of an unknown world. In the scenes of the father's role in this film will be analyzed starting from the denotation stage to the connotation stage. Researchers categorize the father roles that appear in this film into 8 forms of father roles, namely: (1) The role of a friend & playmate father in the form of a playmate, accompanying children to play and giving free time to talk with children. (2) The role of a caregiver father in the form of feeling comfortable, warm hugs and giving positive energy. (3) The role of father teacher & role model in the form of teaching children by providing education and input (4) The role of father monitor & disciplinary in the form of disciplining and sanctioning in the form of responsibility for actions taken. (5) The role of father protector in the form of protecting children outside and inside the home. (6) The role of a resource father is to support the family from behind the scenes. (7) The role of the decision maker father in the form of decision making and problem solving. (8) The role of the nurtured mother father in the form of a mother's companion or always protecting the mother's role in any condition. Abstrak. Film "Avatar: The Way of Water" menyajikan sebuah narasi yang mempesona tentang perjalanan pribadi dan dinamika dalam keluarga di tengah alam semesta fiksi yang ajaib. Fokus utamanya adalah pada peran ayah sebagai pilar kekuatan dalam keluarga yang berhadapan dengan tantangan besar. Ayah tidak hanya berfungsi sebagai pelindung fisik keluarga, tetapi juga sebagai pembimbing spiritual. Dalam dunia yang penuh misteri dan bahaya, ayah menjadi sumber inspirasi bagi karakter utama, membimbingnya melalui rintangan dan membantu membentuk identitasnya. Pengambilan keputusan keluarga menjadi elemen penting dalam narasi, di mana ayah tidak hanya berperan sebagai pengambil keputusan utama tetapi juga mempromosikan keputusan kolektif. Ini mencerminkan pentingnya kolaborasi dan komunikasi dalam menghadapi dunia yang belum dikenal. Dalam adegan peran ayah yang ada di dalam film ini akan dianalisis mulai dari tahap denotasi hingga ke tahap konotasi. Peneliti mengkategorikan peran ayah yang muncul dalam film ini menjadi 8 bentuk peran ayah, yaitu: (1) Peran ayah friend & playmate berupa teman bermain, menemani anak bermain dan memberi waktu luang untuk berbincang dengan anak. (2) Peran ayah caregiver berupa perasaan nyaman, pelukan hangat dan memberi energi positif. (3) Peran ayah teacher & role model berupa mengajari anaka dengan memberikan pendidikan dan masukan (4) Peran ayah monitor & disiplinary berupa mendisplinkan dan memberi sanksi dalam bentuk tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan. (5) Peran ayah protector berupa perlindungan anak di luar maupun di dalam rumah. (6) Peran ayah resource berupa mendukung keluarga dari belakang layar. (7) Peran ayah decision maker berupa pengambil keputusan dan memecahkan masalah. (8) Peran ayah nurtured mother berupa pendamping ibu atau selalu melindungi peran ibu dalam kondisi apapun.
Hubungan Antara Terpaan Media Instagram dengan Minat Berwisata Andi Nur Faadiyah Utari; Yenni Yuniati
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11459

Abstract

Abstract. In recent years, the increasingly advanced development of information and communication technology has made people increasingly familiar with the internet, computers, telephones and smartphones. With the increasing use of computers and smartphones, it has become easier for Indonesian people to access the internet. Currently, Indonesian people carry out various online communication activities via the internet, one of which is to obtain information in the form of tourist information via Instagram. The aim of this research is to find out and analyze the relationship between text, image, audio and video information in Instagram account posts @Disbudpar.bdg with Followers Interest in Traveling to Bandung City. The method used in this research is a quantitative method with a correlational approach. The theory used is individual differences theory. Researchers used Spearman rank test analysis with data collection methods using questionnaires and literature studies. The results of this research show that there is a relationship between exposure to Instagram social media and interest in traveling. This can be seen from the significance value <0.05. Abstrak. Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang bertambah maju membuat masyarakat semakin mengenal internet, komputer, telepon dan smartphone. Dengan meningkatnya penggunaan komputer dan smartphone, masyarakat Indonesia menjadi lebih mudah mengakses internet. Saat ini masyarakat Indonesia melakukan berbagai aktivitas komunikasi online melalui internet, salah satunya untuk mendapatkan informasi berupa informasi wisata melalui Instagram. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisi hubungan antara text, image, audio, and video information dalam postingan akun Instagram @Disbudpar.bdg dengan Minat Followers Untuk Berwisata Ke Kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Teori yang digunakan ada teori perbedaan individu. Peneliti menggunakan analisis uji rank spearman dengan metode pengambilan data menggunakan kuesioner dan studi pustaka. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat Hubungan Terpaan Media Sosial Instagram dengan Minat Berwisata. Hal ini dilihat dari nilai signifikasi <0.05.
Motivasi Mempercayai Diri pada Lirik Lagu “Evaluasi” dan “Up&Up” Karya Hindia & Coldplay Fakhri Fadhila Kamal; Firmansyah
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11694

Abstract

Abstract. Songs must actually be an effective means of conveying messages. This research aims to find out how the markers and signs of the motivational message of self-confidence in the lyrics of Coldplay's song "Up&Up" & "Evaluasi" by Hindia, then find out how music can provide an effective psychological influence on a person's acceptance based on the lyrics of the song and music. that is to be conveyed and has been prepared until the final person knows the meaning of the two songs being studied. This research uses Ferdinand De Saussure's semiotic analysis to see the meaning in song lyrics and analyze the signifiers and signifieds contained in them. This research uses a constructivist paradigm with a qualitative approach. The results of this research are that there are differences in the motivational messages in the two songs in the climax section where the song Up&Up explains about trying your best no matter what. Meanwhile, the song Evaluation is a motivation to remain confident even when faced with any difficult circumstances. Both songs have a fast/medium tempo and a major tone, or in this case a G major tone. Abstrak. Lagu sejatinya harus menjadi sarana yang efektif untuk menyampaikan pesan. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui tentang bagaimana penanda dan petanda pesan motivasi mempercayai diri sendiri pada lirik lagu Coldplay ”Up&Up” & “Evaluasi” milik Hindia, kemudian mengetahui bagaimana musik bisa memberikan pengaruh psikologis yang efektif pada penerimaan seseorang berdasarkan lirik pada lagu serta musik yang hendak disampaikan dan telah disusun hingga yang terakhir mengetahui tentang bagaimana makna yang ingin disampaikan dari kedua lagu yang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk melihat makna dalam lirik lagu dan menganalisis penanda, petanda yang terdapat didalamnya. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini yakni berupa terdapatnya perbedaan pesan motivasi pada kedua lagu dibagian klimaks dimana pada lagu Up&Up menjelaskan tentang berusaha semaksimal mungkin entah bagaimana caranya apapun itu. Sedangkan pada lagu Evaluasi yakni motivasi untuk tetap percaya diri walau diterjang dengan keadaan sulit apapun. Kedua lagu memiliki tempo yang cepat/sedang dan nada major atau dalam hal ini adalah nada G major.
Representasi Budaya Sunda dalam Film Muhammad Rais Mumtaz; Dedeh Fardiah
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11721

Abstract

Abstract. Technological developments and film developments have made the messages in films more diverse. The film Before, Now and Then (Nana) tells the story of a woman named Raden Nana Sunani who had to live in an era where women were considered second-class society at that time. This film is set in the Land of Sunda, so it contains a lot of elements of Sundanese culture. This research focuses on the representation of Sundanese culture in the film Before, Now and Then (Nana). The focus of this research is the film Before, Now and Then (Nana) which is limited to scenes, visuals, meanings, symbols and signs throughout the film which contain elements of Sundanese culture. Sundanese culture will be limited to customs, social activities and works. This study uses qualitative methods with Roland Barthes's semiotic analysis approach. Taking the research object, namely Sundanese cultural films in the film Before, Now and Then (Nana) and the filmmakers involved in the film as subjects. Collecting data using the method of observation and documentation. Observations are made by observing each scene, and the signs in the film. Documentation comes from sources other than films such as the internet and literature. While testing the validity of the data will use the triangulation method. The results of this study indicate that there is a representation of Sundanese culture in the film Before, Now, and Then (Nana) in terms of denotation, connotation and myth. The representation of Sundanese culture can be seen from the clothing in the form of kebaya, the traditional game in the form of kakawihan's kaulinan entitled jaleleuja, and the art of tilu songs and taps. Abstrak. Perkembangan teknologi dan perkembangan film menjadikan pesan dalam film semakin beragam. Film Before, Now and Then (Nana) bercerita tentang kisah seorang wanita bernama Raden Nana Sunani yang harus hidup di zaman dimana wanita dianggap masyarakat kelas dua pada saat itu. Film ini berlatar di Tanah Sunda sehingga banyak sekali mengandung unsur budaya Sunda di dalamnya. Penelitian ini berfokus kepada representasi budaya Sunda dalam film Before, Now and Then (Nana). Fokus penelitian ini adalah film Before, Now and Then (Nana) yang dibatasi pada adegan, visual, makna, simbol dan tanda sepanjang film yang terdapat unsur budaya Sunda. Budaya Sunda akan dibatasi pada adat istiadat, aktivitas sosial, dan karya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes. Mengambil objek penelitian yakni film budaya Sunda dalam film Before, Now and Then (Nana) dan subjeknya adalah para sineas yang terlibat dalam film. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi dan juga dokumentasi. Observasi dilakukan dengan cara mengamati setiap adegan, dan tanda dalam film. Dokumentasi berasal dari sumber lain di luar film seperti internet dan literatur. Sementara uji keabsahan data akan menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat representasi budaya Sunda pada film Before, Now, and Then (Nana) ditinjau dari denotasi, konotasi, dan mitos. Representasi budaya Sunda dapat dilihat dari busana berupa kebaya, permainan tradisional berupa kaulinan kakawihan berjudul jaleleuja, dan kesenian yakni tembang dan ketuk tilu.
Standarisasi Content Creator dalam Mengemas Postingan di Media Sosial Instagram Rayinda Aliya Ikhtiyar; Raditya Pratama Putra
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11741

Abstract

Abstract. In the current era of disruption, new professions have emerged in the digital media landscape, including the rise of content creators. This profession involves the creation of various content types such as text, images, audio, video, or other visual combinations tailored for digital media and distribution across social platforms. Utilizing social media platforms for personal branding has become a means of self-existence, as exemplified by Rofie Fauzie, a content creator. The research problem formulated in this study is "To what extent does Rofie Fauzie adhere to standards as a content creator in the realm of personal branding?" The research paradigm employed is positivistic, utilizing a descriptive study with a quantitative approach, employing simple random sampling resulting in a sample size of 93 respondents. Data collection techniques include questionnaires, interviews, observations, and literature studies. The data analysis technique used is descriptive analysis. The findings reveal that Rofie's standards or characteristics exhibited on social media include seriousness, poignancy, and melancholy to support the establishment of personal branding. According to Personal Branding theory (McNally & Speak, 2004), these standards contribute meaningfully to the potency of the executed personal branding. Abstrak. Di era disrupsi saat ini, lahir profesi-profesi baru di media digital. Seperti lahirnya content creator yaitu merupakan profesi yang melakukan pembuatan konten, baik berupa teks, gambar, suara, video atau kombinasi visual lainnya. Konten yang dibuat nantinya untuk kebutuhan media digital dan di distribusikan ke dalam media sosial. Salah satu cara eksistensi diri sebagai kegiatan personal branding dilakukan melalui pemanfaatan media sosial, seperti yang dilakukan oleh Rofie Fauzie yang merupakan seorang content creator. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Sejauh mana standar Rofie Fauzie sebagai content creator terhadap kegiatan personal branding?”. Paradigma yang digunakan yaitu paradigma positivistik dengan studi deskriptif dan pendekatan kuantitatif dengan teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 93 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan studi pustaka. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknis analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah : Standar atau karakter yang diterapkan Rofie di media sosial adalah serius, mengharukan, dan sedih untuk mendukung pembentukan personal branding. Melalui teori Personal Branding, (McNally & Speak, 2004) standar akan memberikan makna terhadap kekuatan personal branding yang dilakukan.
Komunikasi pada Komunitas dalam Mempertahankan Solidaritas Anggota Moch Irham Fauzan; Maman Suherman
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.11972

Abstract

Abstract. During the COVID-19 pandemic, cycling has become popular in Indonesia. According to a survey from The Institute for Transportation and Development (ITDP), bicycle users in Indonesia increased 10 times during the social restrictions (PSBB) imposed by the government. In the midst of this situation, the Rebo Kahiji Community emerged, which is a cycling group that operates on Wednesdays. This community was formed in 2020 during the pandemic and continues to exist until after the pandemic with various routine activities. Based on this phenomenon, the problems in this study are formulated as follows: (1) what is the theme of communication that occurs among members of the Rebo Kahiji community in maintaining solidarity? (2) What are the obstacles and efforts to overcome the obstacles of the Rebo Kahiji community in maintaining solidarity? (3) why the exchange of business information among members plays an important role in maintaining solidarity. The purpose of this research is to understand how communication in this community maintains solidarity, this research uses qualitative methods, constructivist paradigms and case study approaches, and applies George Homans' social exchange theory . The research subject is the head of the Rebo Kahiji community. The results of the study show that communication within this community includes sharing experiences, information on competitions and events, as well as exchanging business information. Even though there are obstacles, this community tries to overcome them with the active role of the chairman. There is also an exchange of business information that creates openness, mutual need, and sharing of benefits among community members. Abstrak. Selama pandemi COVID-19, bersepeda menjadi populer di Indonesia. Menurut survei dari The Institute for Transportation and Development (ITDP), pengguna sepeda di Indonesia meningkat 10 kali lipat selama pembatasan sosial (PSBB) yang diterapkan pemerintah. Di tengah situasi ini, muncul Komunitas Rebo Kahiji, merupakan kelompok bersepeda yang beraktifitas pada hari Rabu. Komunitas ini terbentuk pada tahun 2020 saat pandemi dan tetap eksis hingga pasca pandemi dengan berbagai kegiatan rutin. Berdasarkan fenomena tersebut, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) bagaiman tema komunikasi yang terjadi pada anggota komunitas Rebo Kahiji dalam mempertahankan solidaritas? (2) Bagaimana hambatan komunitas rebo kahiji dan upaya mengatasi hambatan komunikasi dalam komunitas ? (3) mengapa pertukaran informasi bisnis kepada sesama anggota berperan penting dalam mempertahankan solidaritas.Tujuan penelitian ini adalah memahami bagaimana komunikasi dalam komunitas ini mempertahankan solidaritas, penelitian ini menggunakan dengan metode kualitatif, pendekatan studi kasus, serta teori pertukaran sosial George Homans. Subjek penelitian adalah ketua Komunitas Rebo Kahiji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dalam komunitas ini mencakup berbagi pengalaman, informasi lomba dan acara, serta pertukaran informasi bisnis. Meskipun terdapat hambatan, komunitas ini berusaha mengatasi dengan peran aktif dari ketua. Terdapat pula pertukaran informasi bisnis yang menciptakan keterbukaan, saling membutuhkan, dan berbagi manfaat di antara anggota komunitas.
Manajemen Produksi pada Program Radio Ardan Bandung Geger Yuniar; Dede Lilis Chaerowati
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.12033

Abstract

Abstract. The Nightmare Side program is a program that tells horror stories, it is said that the stories presented are stories based on direct experiences experienced by the listeners. This research uses qualitative methods with a case study approach, constructivism paradigm and data collection techniques, namely by interviews, observation and documentation. In addition, researchers use data validity tests by triangulating sources, techniques and time to achieve accurate checks. The subjects of this research with key informants are those in the production department and broadcasters who hold sustainability management in the Nightmare Side program on Radio Ardan Bandung. The research result of this study is that the Pre-production process carried out by the production management of the Nightmare Side program needs to use a management function that makes planning more mature with all designs can be realized when producing and organizing the teams when running their jobdesk before the broadcast begins. The stages carried out during the production process are principally to visualize the concepts that have been designed from pre-production, so that everything that has been expected from pre-production can be realized when production takes place. Post-production carried out by the production management by supervising the course of the event then there are problems and obstacles that occur when broadcasting such as technical or non-technical obstacles. The strategy of targeting target listeners on Nightmare Side programs must be able to target new listeners by promoting Nightmare Side programs again by making variations of this poster design make new listeners have an interest in listening. Abstrak. Program Nightmare Side adalah program yang menceritakan kisah horror, konon cerita yang disajikan adalah cerita yang berdasarkan pengalaman langsung yang dialami oleh pendengarnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus, paradigma konstruktivisme dan teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Selain itu, peneliti menggunakan uji keabsahan data dengan triangulasi sumber, teknik dan waktu untuk mencapai pengecekan yang akurat. Subjek penelitian ini dengan key informant ialah pihak yang berada di bagian produksi dan penyiar yang memegang manajemen keberlangsungan dalam program Nightmare Side di Radio Ardan Bandung. Hasil penelitian dari penelitian ini adalah Proses Pra produksi yang dilakukan oleh manajemen produksi program Nightmare Side perlu menggunakan fungsi manajemen yang membuat perencanaan lebih matang dengan semua rancangan dapat terealisasikan ketika produksian dan pengorganisasian para tim ketika menjalankan jobdesknya sebelum siaran dimulai. Tahapan yang dilakukan ketika proses produksi pada prinsipnya adalah untuk menvisualisasikan konsep-konsep yang sudah dirancang dari pra produksi, dengan demikian semua yang telah diharapkan dari pra produksi dapat terealisasikan ketika produksi berlangsung. Pasca produksi yang dilakukan oleh pihak manajemen produksi dengan mengawasi jalannya acara lalu terdapat permasalahan dan kendala yang terjadi ketika siaran seperti kendala teknis ataupun non teknis. Strategi menyasar target pendengar pada program Nightmare Side harus bisa menyasar pendengar baru dengan mempromosikan lagi program-program Nightmare Side dengan membuat variasi dari desain poster ini membuat pendengar baru memiliki minat untuk mendengarkan.
Kritik Objektifikasi Perempuan pada Lirik Lagu Nxde karya (G)-IDLE Nabila Hamidah Ath Thahirah; Alex Sobur
Bandung Conference Series: Communication Management Vol. 4 No. 1 (2024): Bandung Conference Series: Communication Management
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcscm.v4i1.12097

Abstract

Abstract. The research entitled “Criticism of the Objectification of Women in the Song Lyrics Riffaterre's Semiotic (Analysis of the Lyrics of the Song Nxde by (G)-IDLE) was motivated by the public's interest in this song so that it went viral on various social media because the message contained social criticism, especially the objectification of women in the lyrics. Song lyrics can be used as a forum for sharing knowledge and views about social issues that affect a community or nation, as well as entertainment. This research aims to find out how the meaning is contained, especially regarding criticism of the objectification of women in the lyrics of the song Nxde through Riffaterre's semiotic theory approach in terms of four stages, namely, heuristics and hermeneutics, matrix, model and variant, and hypogram. The research method used is qualitative descriptive research. Data collection techniques in this research are observation and documentation. The research results show that heuristic and hermeneutic reading does not only mean criticism of objectification and stereotypes of women, but also how they rise up and accept themselves as they are. The matrix of the lyrics of this song is a stereotype of women and is objectified by other people. The model for the lyrics of this song is the character "I" who is a woman and the character "you". The hypogram of the lyrics of this song is for potential according to the matrix and for actual it is inspired by the story of Marilyn Monroe and Kurt Cobain's words Abstrak. Penelitian yang berjudul “Kritik Objektifikasi Perempuan pada Lirik Lagu (Analisis Semiotika Riffaterre pada Lirik Lagu Nxde karya (G)-IDLE)” ini dilatar belakangi oleh minatnya khalayak akan lagu ini sehingga viral di berbagai sosial media karena pesan yang mengandung kritik sosial terutama objektifikasi perempuan dalam liriknya. Lirik lagu dapat digunakan sebagai wadah untuk berbagi pengetahuan dan pandangan tentang masalah sosial yang mempengaruhi komunitas atau bangsa, selain sebagai hiburan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna yang terkandung terutama tentang kritik objektifikasi perempuann dalam lirik lagu Nxde melalui pendekatan teori semiotika Riffaterre ditinjau dari empat tahapan yaitu, heuristik dan hermeneutik, matriks, model dan varian, dan hipogram. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan pembacaan heuristic dan hermeneutic tidak hanya mengartikan kritik objektifikasi dan streotip Perempuan, namun bagaimana mereka bangkit dan menerima dirinya apa adanya. Matriks dari lirik lagu ini adalah streotip Perempuan dan dijadikan objektifikasi oleh orang lain. Model dari lirik lagu ini adalah tokoh “aku” yang merupakan wanita dan tokoh “kamu”. Hipogram dari lirik lagu ini adalah untuk potensial sesuai dengan matriks dan untuk actual terinspirasi dari kisah Marilyn Monroe dan Perkataan Kurt Cobain.