cover
Contact Name
Fitriah Ayu Magfirah Yunus
Contact Email
ayumagfirah1603@gmail.com
Phone
+6282259572915
Journal Mail Official
jond@poltekkesgorontalo.ac.id
Editorial Address
Taman Pendidikan Street, Moodu, Gorontalo, Indonesia 96113
Location
Kota gorontalo,
Gorontalo
INDONESIA
Journal of Noncommunicable Diseases (JOND)
ISSN : 27763161     EISSN : 27763161     DOI : http://dx.doi.org/10.52365/JOND
Core Subject : Health, Science,
Journal of Non Communicable Diseases (JOND) merupakan jurnal bidang kesehatan yang mempublikasi karya ilmiah tentang penyakit tidak menular (noncommunicable diseases) dalam kajian bidang keperawatan, kebidanan, gizi, farmasi, sanitasi lingkungan serta disiplin ilmu kesehatan lainya. Jurnal yang berada dibawah naungan institusi Poltekkes Kemenkes Gorontalo ini menerbitkan artikel secara reguler 2 kali dalam satu tahun yakni April dan November. Artikel yang dapat dipublikasi pada jurnal ini dapat berupa hasil penelitian eksperimental di laboratorium maupun penelitian klinis berupa hasil uji klinik, case report, case series, cohort, dan crossectional mengenai noncommunicable diseases. Selain artikel penelitian, jurnal ini juga menerbitkan karya ilmiah lain berupa hasil pengabdian kepada masyarakat, review artikel, mini review dan Short Communication. Jurnal ini adalah jurnal akses terbuka dan tidak memungut biaya publikasi untuk berlangganan, submisi, dan penerbitan jurnal. Scope Journal of Non Communicable Diseases (JOND) antara lain penyakit tidak menular (noncommunicable diseases) dalam kajian bidang keperawatan, kebidanan, gizi, farmasi, sanitasi lingkungan serta disiplin ilmu kesehatan lainya
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2022): November 2022" : 5 Documents clear
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan ANC Pada Ibu Hamil Selama Masa Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Medan Tahun 2022 Eni Yuliawati; Husna Husna; Frens Tika Veriyani; Hafizah Hafizah
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v2i2.539

Abstract

Antenatal Care (ANC) adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada ibu hamil, seperti pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan ANC pada ibu hamil selama masa pandemi Covid-19 tahun 2022. Metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas Gunung Medan dengan jumlah sampel 47 orang. Analisis data ini menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan dari 47 ibu hamil dengan kunjungan ANC lengkap hampir setengahnya yaitu sebanyak 22 orang (46,8%) yang memiliki pengetahuan baik, hampir setengahnya yaitu 31 orang (66,0%) mendapatkan dukungan dari suami, dan hampir setenganya yaitu sebanyak 21 orang (44,7%) mendapatkan gaji diatas UMR. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan hasil P Value = 0,925 > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kunjungan ANC, diperoleh hasil P Value = 0,05 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara dukungan suami dengan kunjungan ANC, dan diperoleh hasil P Value = 0,071 > 0,05 yang artinya tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan kunjungan ANC.Antenatal Care (ANC) is a service provided by nurses to pregnant women that includes physical and psychological health coaching, including information on fetal growth and development, as well as preparation for labor and delivery so that the mother is ready to face her new role as a parent. This study aims to determine the factors associated with ANC visits to pregnant women during the COVID-19 pandemic in 2022. The analytical survey research method uses a cross-sectional approach. The population in this study was all pregnant women in the working area of the Gunung Medan Public Health Center, with a total sample size of 47 people. This data analysis uses the chi-square test. The results of the study were obtained from 47 pregnant women with complete ANC visits; almost half, namely 22 people (46.7%)had good knowledge; almost half, namely 31 people (66.0%) received support from their husbands; and almost half, namely as many as 21 people (44.7%) earned a salary above the minimum wage. From the test results, we obtained P values of 0.925 > 0.05, which means there is no relationship between knowledge and ANC visits; a P value of 0.05 < 0.05, which means there is a relationship between husband support and ANC visits; and a P value of 0.071 > 0.05, which means there is no relationship between economic status and ANC visits.
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efektifitas Pelaksanaan Telemedicine Fajar Kurniawan; Niaty Sauria; Lisnawati Lisnawati; Andriyani Andriyani
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v2i2.515

Abstract

Pemanfaatan layanan telemedicine merupakan salah satu kebijakan yang strategis guna meminimalisir kontak fisik antara dokter dan pasien dalam upaya pengendalian penyebaran penyakit. Telemedicine memang memiliki banyak kelebihan, tetapi ada beberapa kekurangan telemedicine untuk konsultasi dokter online yang perlu diketahui, seperti sulit mengakses telemedicine, kurang membangun ikatan dengan dokter dan ada penyakit yang tidak bisa diperiksa secara online. Desain penelitian ini adalah systematic review dengan melihat secara sistematis jurnal dan artikel rentang tahun 2020-2022 pada google scholar, portal garuda, dan science direct. Dalam melakukan pengumpulan artikel tentang faktor pelaksanaan telemedicine, penulis melakukan pencarian dengan menggunakan kata kunci yang sudah disusun dan setelahnya dilakukan seleksi dan dihasilkan sebanyak 27 artikel dan diseleksi kembali menjadi 5 artikel saja dikarenakan artikel tersebut memiliki struktur kurang lengkap dan berbentuk review artikel. Hasil review diketahui dari ulasan mengidentifikasi dari 5 (lima) artikel tentang telemedicine memiliki beberapa inovasi yang dapat digunakan dalam mengamati, mengantisipasi, dan mengobati beberapa penyakit tertentu, namun dalam penerapan telemedicine terdapat hambatan antara lain berasal dari sumber daya manusia dan sarana prasarana yang digunakan telemedicine dimana masih banyak masyarakat dengan kalangan menengah ke bawah yang belum dapat mengoperasikan internet maupun handphone berbasis internet. Terdapat korelasi yang kuat dengan himbauan pemerintah untuk pencegahan penularan penyakit pada masa pandemic ataupun infeksi nosokomial. Secara kemanfaatan, telemedicine adalah salah satu solusi masalah kesenjangan pelayanan kesehatan pengetahuan, sikap, kepercayaan, aksesbilitas, peran lingkungan sekitar, penilaian kesehatan individu, dan persepsi manfaat bagi masyarakat.The use of telemedicine services is one of the strategic policies to minimize physical contact between doctors and patients in an effort to control the spread of disease. Telemedicine does have many advantages, but there are some drawbacks of telemedicine for online doctor consultations that need to be known, such as difficulty accessing telemedicine, a lack of building bonds with doctors, and the fact that some diseases cannot be examined online. The research design is a systematic review by systematically looking at journals and articles spanning 2020–2022 on Google Scholar, Garuda Portal, and Science Direct. In collecting articles on telemedicine implementation factors, the author conducted a search using the keywords that had been compiled, and after that, a selection was carried out, and 27 articles were produced and re-selected into 5 only because the articles had an incomplete structure and were in the form of an article review. The results of the review are known from the review, which identified five articles about telemedicine that have several innovations that can be used in observing, anticipating, and treating certain diseases. But in the implementation of telemedicine, there are obstacles, including those coming from human resources and the infrastructure used by telemedicine, where there are still many people from the lower middle class who cannot operate the internet or internet-based mobile phones. There is a strong correlation with government appeals to prevent disease transmission during pandemics or nosocomial infections. In terms of benefits, telemedicine is a solution to the problem of gaps in health services in knowledge, attitudes, beliefs, accessibility, the role of the surrounding environment, individual health assessments, and perceptions of benefits for society.
Pengaruh Edukasi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian MP-ASI Pada Balita Usia 6-24 Bulan Eva Yuliani; Sastriani Sastriani; Irfan Irfan; Evawaty Evawaty; Herlis Herlis
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v2i2.533

Abstract

Perkembangan dan pertumbuhan bayi erat kaitannya dengan pemberian nutrisi pada bayi melalui makanan pendamping ASI (MP-ASI). Pemberian makanan pendamping ASI dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu. Edukasi merupakan salah satu intervensi keperawatan dalam meningkatkan pengetahuan yang lebih baik terhadap pemberian makanan pendamping ASI pada anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Desa Bonde Utara Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene. Metode penelitian yang digunakan yaitu Quasi Eksperimen dengan desain penelitian One Group Pre Test dan Post Test Design. Dengan jumlah sampel 30 orang diambil menggunakan Purposive sampling. Hasil penelitian rata-rata pengetahuan responden sebelum diberikan edukasi yaitu 84,27 dan sesudah diberikan edukasi pengetahuan responden meningkat menjadi 91,73 dengan p = 0,000 < α = 0,05. Kesimpulan ada pengaruh edukasi terhadap peningkatan pengetahuan ibu tentang pemberian MP-ASI pada balita usia 6-24 bulan di Desa Bonde Utara Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene.Infant development and growth is closely related to providing nutrition to infants through complementary feeding (MPASI). The provision of complementary feeding is influenced by the mother's lack of knowledge. Education is one of the nursing interventions in increasing better knowledge of the provision of complementary foods to breast milk in children. The purpose of this study was to determine the effect of education on increasing mother's knowledge about giving complementary feeding to toddlers aged 6-24 months in North Bonde Village, Pamboang District, Majene Regency. The research method used is Quasi Experiment with One Group Pre Test and Post Test Design research designs. With a sample of 30 people taken using purposive sampling. The results of the study the average knowledge of respondents before being given education was 84.27 and after being given education the knowledge of respondents increased to 91.73 with p = 0.000 < = 0.05. The conclusion is that there is an effect of education on increasing mother's knowledge about giving complementary feeding to toddlers aged 6-24 months in North Bonde Village, Pamboang District, Majene Regency. 
Edukasi Self Care Management dalam Meningkatkan Efikasi Diri dan Motivasi Mencegah Komplikasi pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Fakhriatul Falah; Gusti Ayu Putri Ariani
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v2i2.534

Abstract

Penyakit hipertensi merupakan penyakit tidak menular peringkat pertama terbanyak di Provinsi Gorontalo selama empat tahun berturut-turut dengan 29.391 kasus pada tahun 2020. 60% penderita hipertensi mengalami komplikasi stroke, penyakit ginjal, dan kebutaan. Hal ini disebabkan kurangnya kemampuan pasien hipertensi dalam melakukan manajemen perawatan diri atau self care management. Self care management sangat dipengaruhi oleh motivasi dan keyakinan diri pasien hipertensi yang dikenal dengan istilah efikasi diri. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatkan efikasi diri pasien hipertensi melalui edukasi terstruktur di masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila pada bulan Juli sampai September dengan metode edukasi terstruktur terhadap 20 orang pasien hipertensi terkait self care management yang meliputi strategi diet, aktifitas fisik , manajemen stress dan kepatuhan pengobatan. Sebelum dan setelah kegiatan, dilakukan pengukuran efikasi diri dan motivasi mencegah komplikasi pada pasien hipertensi. Setelah kegiatan, didapatkan peningkatan efikasi diri pasien hipertensi dengan rata-rata skor 19 menjadi 28, selain itu juga didapatkan peningkatan skor pada motivasi mencegah komplikasi dari skor 32 menjadi 65. Edukasi self care management dapat menjadi alternatif strategi dalam meningkatkan keyakinan diri atau efikasi diri dan motivasi pasien hipertensi dalam melakukan perawatan diri dan pengobatan sehingga kualitas hidup pasien hipertensi dapat meningkat.Hypertension is the first-ranked non-communicable disease in Gorontalo Province for four consecutive years, with 29,391 cases in 2020. Complications such as stroke, kidney disease, and blindness affect 60% of hypertension patients. This is due to hypertensive patients' inability to manage their own health care. Self-care management is strongly influenced by the motivation and self-confidence of hypertensive patients, known as self-efficacy. The purpose of this community service activity is to increase the self-efficacy of hypertensive patients through structured education in the community. This community service activity was carried out in the working area of the Kabila Health Center from July to September with a structured educational method for 20 hypertension patients regarding self-care management, which included diet strategies, physical activity, stress management, and medication adherence. Before and after the activity, self-efficacy and motivation to prevent complications in hypertension patients were measured. After the activity, there was an increase in the self-efficacy of hypertensive patients with an average score of 19 to 28, and besides that, there was also an increase in the score on motivation to prevent complications from a score of 32 to 65. Self-care management education can be an alternative strategy for increasing hypertensive patients' self-confidence, self-efficacy, and motivation to carry out self-care and treatment, thereby improving their quality of life.
Hubungan Peran Bidan dengan Pengetahuan Ibu Hamil dalam Layanan Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) Ibu Hamil Sylvia Kusuma Dewi; Yennike Tri Herawati; Eri Witcahyo
JOURNAL OF NONCOMMUNICABLE DISEASES Vol 2, No 2 (2022): November 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jond.v2i2.558

Abstract

Provider Initiated Testing and Counseling (PITC) merupakan salah satu upaya dalam menurunkan kasus penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dari ibu ke janin atas inisiatif pemberi layanan kesehatan. Bidan berperan langsung dalam memberikan layanan konseling sesuai dengan prosedur PITC, namun hasil studi pendahuluan di Puskesmas Kendalsari menunjukkan bahwa sebanyak 67% responden belum mendapat informasi dasar HIV dan layanan PITC dari bidan, sedangkan informasi dasar ini harus ibu dapatkan untuk meningkatkan pemahaman ibu hamil tentang HIV sebelum dilakukannya tes HIV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran bidan sebagai motivator, edukator, dan fasilitator dengan pengetahuan ibu hamil dalam layanan PITC ibu hamil. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini yaitu 64 ibu hamil yang telah dites HIV di Puskesmas Kendalsari Kota Malang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara peran bidan sebagai motivator dan fasilitator terhadap pengetahuan ibu hamil, dan terdapat hubungan peran bidan sebagai edukator terhadap pengetahuan ibu hamil.Provider-Initiated Testing and Counseling (PITC) is an effort to reduce cases of transmission of the Human Immunodeficiency Virus (HIV) from mother to fetus at the initiative of health service providers. Midwives play a direct role in providing counseling services according to the PITC procedure, but the results of a preliminary study at the Kendalsari Health Center showed that as many as 67% of respondents did not receive basic information on HIV and PITC services from midwives, while this basic information must be obtained by mothers to increase pregnant women's understanding of HIV before taking an HIV test. The purpose of this study is to determine the relationship between the role of midwives as motivators, educators, and facilitators and pregnant women's knowledge of PITC services. This type of research is analytic with a cross-sectional approach. The sample for this study was 64 pregnant women who had been tested for HIV at the Kendalsari Health Center in Malang City. Data collection techniques using interviews and documentation The research instrument is a questionnaire. The data analysis technique used is univariate and bivariate analysis. The results of this study indicate that there is no relationship between the role of the midwife as a motivator and facilitator and the knowledge of pregnant women, but there is a relationship between the role of the midwife as an educator and the knowledge of pregnant women.

Page 1 of 1 | Total Record : 5