cover
Contact Name
Hafid Nur Muhammad
Contact Email
hafidnurmuhammad@stiq-almultazam.ac.id
Phone
+6281348379920
Journal Mail Official
almuhafidzjurnal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Raya Jalaksana Desa Manis Kidul, Kec. Jalaksana, Kab. Kuningan Prov. Jawa Barat
Location
Kab. kuningan,
Jawa barat
INDONESIA
Al Muhafidz
ISSN : -     EISSN : 28076346     DOI : https://doi.org/10.57163/
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan TafsirAl Muhafidz: Jurnal Ilmu Al Quran dan Tafsir merupakan jurnal ilmiah yang fokus pada kajian klasik, modern, dan kontemporer yang berkaitan dengan Al Quran dan Tafsir.
Articles 52 Documents
MAKNA QOLBUN SALIM DALAM AL-QUR’AN (Kajian Tahlili QS. Asy-Syu’ara Ayat 88-89 dan QS. As-Saffat Ayat 83-84 dalam Tafsir Ruh Al-Ma’ani Karya Al-Alusi) Fitri Fatuma; Ali Zaenal Arifin
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 1 (2022): Available online since 25 Februari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i1.37

Abstract

Makna qolbun salim adalah Hati yang bersih/selamat dari kesyirikan. Dan jika penulis menggabungkan makna qolbun salim menurut berbagai pendapat dari hasil penelitian, bahwa qolbun salim adalah hati yang bersih/selamat dari akidah/keyakinan yang rusak, seperti syirik dengan berbagai bentuknya. ibadahnya, kemauannya, kecintaannya, ketawakkalanya, rasa takut, harapannya, dan amal perbuatannya semuannya ikhlas karena Allah SWT. Ia adalah hati yang bersih dari penyakit kekufuran dan kemunafikan dan di dalamnya tidak ada dendam, benci, dan dengki ia juga selamat dari kecondongan terhadap syahwat dunia dan segala kenikmatannya. Serta ia adalah hati yang tidak berani berbuat dosa dan durhaka kepada Allah SWT dan senantiasa menjaga hukum Allah, cinta kepada Wali Allah dan selalu memerangi musuh Allah.
CORAK ADABI IJTIMA’I DALAM KAJIAN TAFSIR INDONESIA (Studi Pustaka Tafsir Al-Misbah danTafsir Al-Azhar) Dewi Purwaningrum; Hafid Nur Muhammad
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 1 (2022): Available online since 25 Februari 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i1.38

Abstract

Adabi ijtimai merupakan salah satu corak penafsiran Al-Qur’an yang mengaitkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan kondisi masyarakat sehingga masyarakat akan lebih mudah menerima penyampaian isi dan makna Al-Qur’an. Oleh karena itu penelitian terkait corak adabi ijtima’i ini sangat penting untuk membongkar ayat-ayat yang berhubungan dengan aturan-aturan yang berjalan dan ditegakkan di masyarakat Indonesia. Seperti halnya Hamka dan Quraish Shihab juga menafsirkan Al-Qur’an dengan corak sosial kebudayaan masyarakat. Dengan adanya tafsir adabi ijtima’i ini maka masyarakat Indonesia lebih mudah lagi menerima kandungan-kandungan Al-Qur’an. Adapun Tafsir Al-Misbah lebih cenderung kepada peraturan-peraturan pemerintah yang diterapkan di Indonesia, sedangkan tafsir Al-Azhar karena mufassir tafsir tersebut adalah seorang sufi dan sastrawan jadi dalam penafsiran beliau lebih cenderung kepada tasawuf dan juga memainkan kata-kata sastra sehingga bahasa yang digunakan tampak indah.
BERGERAK DAN DIAMNYA GUNUNG DALAM AL-QUR'AN MENURUT FAKHR AL-DIN AL-RAZI Mahmud Rifaannudin; Faiz Alauddin
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2022): Available online since 30 Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i2.39

Abstract

Gunung merupakan salah satu ciptaan Allah yang luar biasa membuat manusia takjub dengan ketinggiannya dan kebesarannya. Al-Qur’an telah menyebutkan dua istilah yang berbeda dalam mendeskripsikan fungsi gunung, pertama menggunakan istilah Tsub?tu (sebagai pasak) dan kedua menggunakan istilah Mur?ru (berjalan), tentu keduanya mempunyai maksud dan fungsinya tersendiri. Fakhr Al-D?n Al-R?z? mengibaratkan pergerakan bumi (daratan) ini seperti kapal, Jika kapal berada diatas permukaan air, maka kedua sisinya akan terombang ambing, dan jika benda-benda berat ditempatkan di kapal itu atau diturunkannya jangkar, maka kapal itu akan menetap di permukaan air. Allah Swt menciptakan daratan di atas permukaan air, yang pada hakikatnya daratan itu bergolak dan timbul, maka Allah Swt menciptakan gunung-gunung yang berat ini di atasnya, supaya daratan ini bisa menetap di atas permukaan air. Penciptaan gunung-gunung di muka bumi ini seperti pasak yang ditancapkan pada bola yang mencegah daratan dari gerakan yang tidak stabil, sehingga mencegah daratan tenggelam akibat pasang surutnya air laut, dan supaya daratan ini tidak miring.
ADH’FAN MUDH’AFAH DALAM TEKS DAN KONTEKS RIBA Erika Aulia Fajarwati
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2022): Available online since 30 Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i2.40

Abstract

Riba menjadi bahasan yang mempengaruhi dinamika ekonomi menjadi kompleks. Riba diartikan sebagai ziyadah atau tambahan yang mengandung unsur eksploitasi. Al-Qur’an tidak secara eksplisit menyebut tentang bentuk keharaman riba. Para ulama berbeda pendapat terkait riba yang dimaksudkan al-Qur’an. Masyarakat Islam berasumsi bahwa segala bentuk tambahan termasuk bunga bank digolongkan riba. Penelitian ini difokuskan pada kata adh’fan mudh?’afah atau berlipat ganda dalam QS. ?li-‘Imran: 130, untuk melihat teks dan konteksnya terkait riba. Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan library research dengan metode content analysis. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa bunga bank dan riba merupakan hal yang berbeda. Riba yang haram adalah riba yang bersifat eksploitasi.
KONSEP WASHATIYAH ISLAM PERSPEKTIF QURAISH SHIHAB (Telaah Kritik Nalar Islam Mohammed Arkoun) Muhammad Syawal Rosyid Darman
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2022): Available online since 30 Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i2.42

Abstract

Tindak ekstremis dengan menjadikan agama Islam sebagai alasan dibalik segala perbuatan menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Sebab, Islam sendiri tidak memberikan kebenaran atas segala tindakan ekstremis. Quraish Shihab sebagai salah satu ulama kontemporer kerap kali memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang wasathiyah (moderasi). Sebab Islam menginginkan agar umat muslim untuk selalu bersikap wasathiyah karena sikap wasathiyah adalah sikap yang diinginkan oleh Islam. Penelitian ini menggunakan teori kritik nlar Islam yang digagas oleh Mohammed Arkoun. Hal tersebut dilakukan agar kita dapat mengetahui metodologi tafsir yang digunakan oleh Quraish Shihab menggunakan metodologi yang berada di era mana. Tujuan penulisan ini untuk mengetahui konsep wasathiyah perspektif Quraish Shihab, mengetahui cirri-ciri dar perilaku ekstremis, dan mengetahui metode Quraish Shihab menurut the history of idea menggnakan metode era mana. Metode yang digunakan dalam penuisan ini adalah metode kepustakaan (library research). Adapun tajapan penelitian yang dilakukan adalah dengan menghimpun sumber kepustakaan, baik primer maupun sekunder. Hasil dari penelitian ini, Menurut Quraish Shihab dari segi kebahasaan wasatiyah dapat juga dimaknai sebagai pertengahan dan adil. kan tetapi, kata tersebut belum sepenuhnya memberikan penjelasan tetang substansi dari makna wasathiyah. Sedangkan ekstremisme adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang telah melampaui batas terhadap norma, adat serta kebiasaan yang berlaku pada masyarakat, baik dengan menampilkan sesuatu yang bertentangan ataupun tidak. Kemudian, dari penelusuran terhadap penafsiran Quraish Shihab menggunakan kritik nalar Islam dari Arkoun, terdapat kesamaan walaupun tipis terkait sikap keterbukaan dalam menerima perspektif yang lain mengenai al-Qur’an. Kata kunci: Quraish Shihab, Wasathiyah, Kritik Nalar Islam.
PENULISAN AL-QUR'AN BERAKSARA LATIN DAN PROBLEMATIKA PENERAPANNYA DI INDONESIA Zaky Mumtaz Ali
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2022): Available online since 30 Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i2.43

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji polemik penulisan Al-Qur’an menggunakan aksara Latin dan bagaimana problematika penerapannya di Indonesia. Penulis menggunakan metode studi pustaka untuk mengkaji tema penelitian ini, melakukan penelaahan dan membuat kesimpulan serta menawarkan solusi problematika yang dihadapi masyarakat muslim Indonesia terkait tema penelitian ini. Dari kajian ini ditemukan bahwa penulisan Al-Qur’an menggunakan aksara Latin diperbolehkan selagi bisa mengakomodir kesesuaian pelafalan Al-Qur’an sesuai kaidah bahasa Arab. Oleh karena itu diperlukan konsensus standarisasi penulisan Al-Qur’an dalam bahasa Latin yang mudah untuk dipahami dan diterapkan masyarakat muslim Indonesia. Selain itu, tentunya pemberantasan buta aksara Arab bagi umat muslim Indonesia menjadi solusi utama sehingga Al-Qur’an bisa dibaca melalui aksara aslinya oleh semua kalangan umat muslim Indonesia tanpa melalui alih aksara.
AD-DAKHIL FIT-TAFSIR AT-TAHRIR WA AT-TANWIR (Analisis Israiliyyat Pada Kisah Nabi Musa a.s dan Khidir dalam QS. al-Kahfi 60-82) Nisa Ikhwatul; Dudung Abdul Karim; Suwarno
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2022): Available online since 30 Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i2.44

Abstract

Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah : Pertama, untuk mengetahui kisah Nabi Musa a.s dan Khidir di dalam Al-Qur’an. Kedua, untuk mengetahui analisis israiliyyat dalam QS. al-Kahfi [18] : 60-82 dalam kitab tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir. Ketiga, untuk mengetahui cara menyikapi penafsiran cerita Nabi Musa a.s dan Khidir yang terdapat unsur israiliyyat dalam menafsirkan Al-Qur’an. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ad-Dakhil, israiliyyat, asbab an-nuzul, dan periwayatan. Penelitian yang digunakan merupakan riset kepustakaan (library research), dengan menggunakan metode kualitatif. Al-Qur’an dan kitab tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir sebagai sumber data primer dan buku yang berkaitan dengan pembahasan ini sebagai sumber data sekunder. Hasil penelitian dapat di diketahui bahwa di dalam kitab tafsir at-Tahrir wa at-Tanwir karya Ibnu ‘Asyur terdapat israiliyyat pada kisah yang menceritakan perjalanan Nabi Musa a.s ketika berguru kepada Khidir.
KONSEP KEPEMIMPINAN WANITA DALAM QS. AN-NISA AYAT 34 (Studi Komparatif Tafsir Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an Karya Imam al-Qurthubi dan Tafsir Kebencian Karya Zaitunah Subhan) Isti Khoiroh; Agus Setiawan; Hafid Nur Muhammad
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 2 No. 2 (2022): Available online since 30 Agustus 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v2i2.45

Abstract

Penelitian ini membahas tentang konsep kepemimpinan wanita dalam QS. An-Nisa ayat 34, dimana permasalahan tentang kepemimpinan wanita merupakan topik yang selalu menarik, bahkan seakan menjadi polemik berkepanjangan, baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan sendiri, kaum intelektual maupun kaum awam. Hal ini juga menjadi permasalahan kontroversial di kalangan ulama klasik dan kontemporer, masing-masing mempunyai argumentasi untuk membolehkan atau tidaknya wanita menjadi pemimpin. Penelitian ini menggunakan teori Abdul Hayy Al-Farmawi yaitu metode muqarran (perbandingan). Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mencari ayat Al-Qurán yang berkaitan dengan topik permasalahan kemudian mengemukakan pendapat para mufassir baik khalaf maupun salaf, membandingkan kedua pendapat tersebut, dan terakhir membuat kesimpulan dengan analisis penulis. Yang mana dari penelitian ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam rumah tangga, mutlak oleh laki-laki. Sedangkan dalam kepemimpinan public, baik laki-laki maupun wanita keduanya memiliki hak untuk memimpin dengan syarat yang telah ditentukan.
TAHAPAN PERSIAPAN PRA NIKAH PERSPEKTIF AL-QUR'AN Panggih Widodo; Achmad Abubakar; Muhammad Irham; Mariani Mariani; Yusuf Rahim
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 1 (2023): Available online since 24 Februari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i1.52

Abstract

Penelitian ini membahas tahapan persiapan sebelum memasuki jenjang pernikahan yang di ambil dari ayat-ayat al-Qur’an. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan penelitian pustaka. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan teologi normative dan tasir. Analisis data menggunakan teknik analisis isi. Hasil penelitian ini, Pertama, persiapan pranikah harus disiapkan secara matang sebelum memasuki jenjang pernikahan. Kedua, Al-Qur’an memberikan tuntunan tahapan persiapan pranikah, yaitu meliputi persiapan fisik dan mental, mencari calon pasangan yang baik, dan proses peminangan. Ketiga, tahapan persiapan pranikah yang dilakukan dengan baik akan memberikan dampak kelanggengan dan keharmonsan dalam pernikahan.
KAJIAN BAHASA AL-QUR’AN ANTARA LAFADZ AS-SAKINAH DAN AT-TUMA’NINAH: (Kajian Semantik Qur’an) Mahmud Rifaannudin; Abdul Aziz
Al Muhafidz: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 3 No. 1 (2023): Available online since 24 Februari 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Al Multazam Kuningan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57163/almuhafidz.v3i1.53

Abstract

Sinonim dalam Al-Qur’an menjadi salah satu tema yang diperdebatkan sangat penting oleh kalangan ulama sejak zaman dahulu sampai sekarang. Sebagian ulama sepakat dengan adanya sinonim dalam Al-Qur’an, sedangkan sebagian lainnya menolaknya. Salah satu pasangan kata dalam Al-Qur’an adalah lafadz As-Sakinah dan At-Tuma’ninah. Jika ditinjau dari segia bahasa kedua lafdz ini memiliki makna yang hampir sama yaitu percaya dengan terwujudnya apa yang telah Allah swt janjikan, dengan ini menunjukkan bahwa adanya sinonim diantara keduanya. Jika kita melihatnya dalam Al-Qur’an maka kita akan menemukan perbedaannya. Lafadz A-Sakinah dan At-Tuma’ninah mempunyai arti yang berbeda sesuai konteksnya. Lafadz As-Sakinah menunjukkan kepada tempat untuk bertempat tinggal dan cenderung banyak digunakan Al-Qur’an dalam suatu keadaan. Sedangkan lafadz At-Tuma’ninah menunjukkan kepada ketiadaanya ketakutan terhadap menghadapi sesuatu dan cenderung banyak digunakan Al-Qur’an khusus pada jiwa dan hati.