cover
Contact Name
Nurona Azizah
Contact Email
nurona.azizah@ub.ac.id
Phone
+6281216566802
Journal Mail Official
jkn@ub.ac.id
Editorial Address
Gedung Keperawatan, Jl. Puncak Dieng, Kunci, Kalisongo, Kec. Dau, Malang, Jawa Timur 65151
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Journal of Nursing Science Update
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : 28297075     EISSN : 28290003     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jik
Core Subject : Health,
Journal of Nursing Science Update (JNSU) [formerly known as Jurnal Ilmu Keperawatan: Journal of Nursing Science] is a media to share scientific studies about nursing published by the Department of Nursing, Faculty of Health Science, Universitas Brawijaya. This journal covered basic nursing sciences, pediatric nursing, medical surgical nursing, maternity nursing, emergency nursing, mental health nursing, community nursing, family nursing, gerontic nursing, and nursing, and health policy. This journal is delimited into topics related to original research, reviews, case studies, and letter to the editor, which contribute to the development of the nursing scientific field. We aim to promote the development of nursing research into clinical evidence in practice. Our audience is the national and international nursing community, educators, health professionals, policymakers, and interested public members worldwide.
Articles 201 Documents
PENGARUH TERAPI MUSIK MOZART TERHADAP PERUBAHAN KREATIVITAS PADA ANAK AUTIS DI KLINIK TERAPI WICARA FASTABIKUL KHOIROT BEDALI LAWANG Ari Damayanti Wahyuningrum
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1441.324 KB)

Abstract

Autisme adalah sebuah sindrom gangguan perkembangan sistem syaraf pusat ditemukan pada sejumlah anak. Penyandang autisme pada umumnya tidak mampu mengembangkan permainan kreatif dan imajinatif,  oleh karena itu mereka membutuhkan stimulasi agar dapat mengembangkan daya kreativitas dan imajinasinya. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh terapi musik mozart terhadap perubahan kreativitas pada anak autis. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Pra Eksperimental One Group Pre Post Test Design. Sampel yang diambil anak autis di Klinik Terapi Wicara yang memenuhi kriteria diagnosis yang telah dijabarkan dalam DSM-IV. Pengambilan sampel menggunakan  tehnik Total sampling (n=8). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan terapi musik mozart, potensi kreatif anak autis antara lain Tinggi (0%), sedang 4 orang (62%), rendah 4 orang (38%), setelah diberikan terapi musik mozart, potensi kreatif anak autis antara lain tinggi 3 orang (38%), sedang 4 orang (49%), rendah 1 (13%) orang. Menggunakan uji statistik Wilcoxon sign rank test, tingkat signifikansi (a) = 5%, hasilnya p ≤ 0,05 (0,027), sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima berarti ada pengaruh terapi musik mozart terhadap perubahan kreativitas pada anak autis di Klinik Terapi Wicara Fastabikul Khoirot Bedali Lawang. Bahwa neuron – neuron yang jumlahnya berjuta - juta akan menjadi aktif saat mendengarkan musik, dari rangsangan tersebut dapat meningkatkan kreativitas anak. Saran dilakukan penelitian serupa dengan menambah jumlah sampel dan mengkomparasikan antara musik mozart dengan musik klasik dalam meningkatkan kreatifitas anak autis.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN POLISI LALU LINTAS TENTANG BASIC LIFE SUPPORT (BLS) DI KABUPATEN PONOROGO Filia Icha Sukamto
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1467.779 KB)

Abstract

Basic Life Support (BLS) merupakan penanganan pertama kegawat daruratan yang merupakanpelayanan pra Rumah Sakit dan respon cepat serta tepat untuk menyelamatkan nyawa dan mencegahkecacatan (time saving is life and limb saving) sebelum dirujuk kesarana rujukannya (rumah sakit)sesuai kebutuhan, maka dibentuk sarana public safety center sebagai ujung tombak safe communityyang merupakan sarana publik yang salah satunya adalah kepolisian. Penelitian ini bertujuan untukMengetahui faktor (usia, pendidikan, pengalaman, informasi) yang mempengaruhi tingkatpengetahuan polisi lalulintas tentang basic life support di Kabupaten Ponorogo. Jenis penelitian iniadalah non eksperimental, tehnik pengambilan sampling purposive sampling dengan jumlah sample30 respoden. Tehnik pengambilan data melalui kuisioner. Hasil uji statistic bivariat dengan chi squarepada responden didapatkan bahwa faktor usia, pendidikan, pengalaman, informasi mempunyaipengaruh terhadap pengetahuan polisi lalulintas tentang BLS di Kabupaten Ponorogo. Hasil ujistatistic multi variat dengan regresi logistic didapatkan pengalaman mempunyai pengaruh yangpaling kuat (OR = 1,077). Sedangkan nilai probabilitas polisi lalulintas di Polres Ponorogo yangberusia 40-54 tahun, mempunyai pengalaman >10tahun dan pernah mendapat informasi tentang BLSuntuk mempunyai pengetahuan baik tentang Basic Life Support (BLS) adalah sebesar 87%. Kesimpulanbahwa ada pengaruh antara usia, pendidikan, pengalaman, informasi terhadap pengetahuan polisilalulintas tentang BLS di Kabupaten Ponorogo, diharapkan ada pelatihan atau seminar yangberkesinambungan guna meningkatkan pengetahuan baik pada polisi lalulintas maupun bagimasyarakat guna membantu dalam pertolongan pertama pada kecelakaan.Kata kunci: Basic Life Support, Pengetahuan, Polisi Lalu lintas
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERSEPSI GEJALA NYERI DADA KARDIAKISKEMIK PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT DI RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG Ika Setyo Rini; Dini Widya Ayuningtyas; Retty Ratnawati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1516.06 KB)

Abstract

Penyakit jantung merupakan penyebab kematian dan kecacatan nomor satu pada laki-laki dan perempuan di negara maju. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi keterlambatan dalam penanganan. Salah satu faktor tersebut yaitu ketidaktepatan pasien dalam mempersepsikan gejala nyeri dada yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi gejala nyeri dada kardiak iskemik pada pasien infark miokard akut di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Penelitian ini menggunakan teknik consecutive sampling sebanyak 60 pasien (53,97+10,75 tahun) selama 2 bulan di ruang Instalasi Rawat Inap I (IRNA I). Setelah dilakukan uji Chi-square, didapatkan hasil bahwa tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor demografi. Hubungan yang signifikan ditunjukkan dari faktor risiko dislipidemia (p<0,012) dan faktor risiko riwayat keluarga (p<0,009). Berdasarkan riwayat penyakit sebelumnya didapatkan hubungan yang signifikan yaitu nyeri dada sebelumnya (p<0,007) dan penyakit infark miokard sebelumnya (0,000). Faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi gejala nyeri dada kardiak iskemik pada pasien infark miokard akut ditentukan secara signifikan oleh faktor risiko dilipidemia, riwayat keluarga, nyeri dada sebelumnya dan infark miokard sebelumnya.Kata kunci: demografi, faktor risiko, riwayat penyakit sebelumnya, persepsi pasien
THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTHER ROLE OF MEET THE ORAL HYGIENE AND DENTAL CARIES IN PRESCHOOL CHILD IN KINDERGARTEN KUSUMA MULIA XVIII SUMBERBENDO PARE KEDIRI Laviana Nita Ludyanti; Ari Widiyanto
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3744.042 KB) | DOI: 10.21776/ub.jik.2017.005.02.5

Abstract

The mother's role in the meet of oral hygiene is very important to reduce the occurrence of dental caries in preschools children. Preschoolers has low personals hygiene and still in the developmental process. The aimed of this research was to determine the context of the mother's role in the meet of oral hygiene with the incidence of dental caries in preschools children 4 - 6 years old at kindergarten of Kusuma Mulia XVIII Sumberbendo Pare Kediri. The research methods used correlational design with a retrospective approach. Purposive sampling was used to obtain 26 samples of mothers who eligible as inclusion criteria. Measuring tool used a questionnaire to the mother's role in the meet of oral hygiene and observation for occurrence of dental caries in preschool children, then its analyzed by spearman rho. The result of the research showed that (76, 9%) mothers has role in the meet of oral hygiene that was in sufficient category. Whereas (80, 8%) the children had medium category. The results after the calculation using the Spearman rho test indicated for correlation coefisien = -0,515 and p value = 0,007 that means the association  between mother's role in the meet of oral hygiene with the incidence of dental caries in preschools children. Reducing the incidence of dental caries is not only depend on the mother's role toward meet of oral hygiene, but also to the other factors such as food, micro-organisms, bad habits of the children in keeping oral dental hygiene and mouth, tooth brushing pattern, the shape of the teeth, and history of children's milk when as a baby which causes the dental caries.
PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP HARGA DIRI REMAJA KORBAN BULLYING Betie Febriana
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 1 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.42 KB)

Abstract

Bullying memberikan efek negatif pada korbannya terutama remaja. Beberapa penelitian menyebutkan efek yang paling besar adalah menurunnya harga diri korban. Studi sebelumnya menemukan bahwa harga diri rendah merupakan faktor penyebab utama yang berakibat pada buruknya performa remaja di sekolah baik prestasi maupun perilaku mereka.  Oleh karena itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan harga diri remaja. Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh terapi kognitif pada harga diri remaja korban bullying. Desain pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan True Experimental Pre-Post Test With Control Group. Jumlah sampel sebanyak  17 responden pada masing-masing kelompok dengan teknik simple random sampling.  Penulis menggunakan aspek kognitif, afektif, perilaku, sosial, dan fisik sebagai tanda dan gejala harga diri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan harga diri antara sebelum dan sesudah terapi pada kelompok perlakuan (nilai p=0,001). Sedangkan, pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan harga diri antara sebelum dan sesudah terapi (nilai p= 0,564 ). Terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah diberikan terapi kognitif (nilai P=0,031 ),artinya ada pengaruh pemberian terapi kognitif terhadap harga diri remaja korban bullying. Temuan lain dalam penelitian ini adalah bahwa aspek kognitif (OR=5,25) merupakan aspek harga diri yang paling kuat hubungannya dengan terapi kognitif dan yang paling lemah adalah aspek sosial (1,63) sehingga dibutuhkan terapi lain sebagai terapi pelengkap untuk meningkatkan aspek sosial .Kata kunci : bullying, harga diri, terapi kognitif, remaja korban bullying. 
STUDI FENOMENOLOGI: ORANG DENGAN HIV AIDS (ODHA) DALAM MENJALANI SELF-DISCLOSURE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BONGAS Wenny Nugrahati Carsita; Indah Winarni; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

HIV AIDS merupakan salah satu masalah terbesar bagi tenaga kesehatan maupun pemberi perawatan lainnya. Pada ODHA, tidak hanya mengalami penderitaan fisik karena proses penyakit, melainkan juga penderitaan psikososial yang disebabkan self-disclosure. Orang dengan HIV AIDS (ODHA) sering dihadapkan pada kondisi yang rumit untuk mengungkapkan atau menyembunyikan kondisi penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi makna pengalaman ODHA dalam menjalani self-disclosure. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam pada 7 ODHA yang memiliki pengalaman mengungkapkan status HIV, gejala penyakit dan faktor resiko kepada petugas kesehatan. Hasil penelitian dianalisis dengan metode Van Manen. Sepuluh tema telah teridentifikasi dalam penelitian ini, yaitu: (1) memercayai penyakit HIV AIDS mudah menular dan menakutkan, (2) mengalami masalah kesehatan fisik, (3) mengalami penderitaan batin, (4) ingin terbebas dari penderitaan fisik dan batin, (5) mencari dukungan, (6) tergugah dengan arahan petugas kesehatan (7) memercayai penyakit HIV AIDS tidak mudah menular dan ada harapan untuk menjalani hidup, (8) mendapat saran untuk terus berobat, (9) merasa terbebas dari tekanan, (10) melakukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Pengalaman ODHA dalam menjalani  self-disclosure merupakan proses yang tidak mudah. Keseluruhan proses yang dilalui oleh ODHA seperti mengalami masalah kesehatan fisik dan penderitaan batin, hingga muncul sebuah harapan dan ODHA memutuskan untuk mencari dukungan, memahami penyakit HIV AIDS, menjalani pengobatan dan melakukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas hidup dapat diinterpretasikan bahwa makna pengalaman ODHA dalam menjalani self-disclosure adalah dari keterpurukan menyandang ODHA menuju peningkatan kualitas hidup.Kata Kunci: studi fenomenologi, ODHA, menjalani self-disclosure, Puskesmas
PENGALAMAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) YANG MENGALAMI ABUSE I Nengah Dartha Yasa; Indah Winarni; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Masalah kesehatan jiwa pada TKI terus mengalami peningkatan. Hal ini diakibatkan karena kerentanan TKI mendapatkan abuse selama menjalankan pekerjaan. Berbagai bentuk abuse yang sering dialami oleh para TKI diantaranya adalah pemerasan, pelecehan seksual, penghinaan, penyiksaan dalam tahanan dan bentuk-bentuk perilaku kekerasan lainnya. Pengalaman abuse yang dialami oleh TKI tersebut menimbulkan dampak trauma psikologis yang dapat meningkatkan resiko TKI mengalami masalah kesehatan jiwa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman TKI yang mengalami abuse. Desain penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi interpretif. Wawancara mendalam dengan menggunakan pertanyaan semiterstruktur yang melibatkan 7 orang TKI yang mengalami abuse. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan menggunakan analisis hermeneutics. Penelitian ini menghasilkan tema besar yaitu berada dalam lingkungan pekerjaan yang beresiko menurunkan kualitas hidup. Tema besar ini kemudian dijabarkan dalam 7 tema yaitu tidak paham tentang kondisi pekerjaan diluar negeri, mendapat perlakuan yang tidak manusiawi, merasakan penderitaan menjadi TKI, mengalami permasalahan kesehatan, tidak berdaya menghadapi permasalahan, mengupayakan kebebasan diri dan mencari sumber dukungan. Kesimpulan dari hasil wawancara dari keseluruhan partisipan menunjukkan bahwa adanya perlakuan yang tidak manusiawi yang dialami oleh TKI di luar negeri. Perlakuan tidak manusiawi tersebut diantaranya dalam bentuk penganiayaan fisik, penganiayaan psikis, pembatasan kebebasan, pembatasan akses kesehatan, penghinaan melalui kata-kata dan pengekangan hak ekonomi. TKI merasakan hal yang dialami sebagai sebuah penderitaan diri yang menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan baik fisik maupun psikis. Adapun strategi yang dilakukan TKI dalam melepaskan diri dari perlakuan abuse diantaranya menerima keadaan dalam ketidakberdayaan, mengupayakan kebebasan diri dan mencari sumber dukungan.Kata Kunci: Pengalaman TKI, abuse, kesehatan jiwa 
PENGARUH TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA TERHADAP HARGA DIRI RENDAH DAN BEBAN KELUARGA DENGAN ANAK RETARDASI MENTAL Rany Agustin Wulandari; Setyawati Soeharto; Setyoadi Setyoadi
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.903 KB)

Abstract

Perawatan anak retardasi mental membutuhkan biaya dan waktu yang cukup besar. Kondisi tersebut menimbulkan beban dan harga diri rendah pada keluarga. Beban dan harga diri rendah apabila tidak diatasi akan berdampak pada kualitas hidup dan kemampuan keluarga dalam merawat anak retardasi mental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap beban dan harga diri rendah keluarga dengan anak retardasi mental. Desain penelitian ini adalah peneitian Quasy Experiment pre-post test with control group design. Sampel yang diambil adalah keluarga dengan anak retardasi mental di SDLB Negeri Badean Kabupaten Bondowoso secara purposive sampling yang berjumlah 13 responden pada kelompok kontrol dan intervensi. Alat ukur yang digunakan berupa instrumen beban dan harga diri rendah. Peneliti memberikan intervensi pada kelompok kontrol berupa penyuluhan kesehatan sebanyak 1 kali, sedangkan pada kelompok intervensi berupa terapi psikoedukasi keluarga yang dilakukan sebanyak 5 sesi. Hasil analisa data dengan menggunakan uji T-Test didapatkan perbedaan nilai beban dan nilai harga diri rendah antara sebelum dan sesudah terapi psikoedukasi keluarga pada kelompok intervensi (nilai p-value = 0,000). Pada kelompok kontrol terdapat perbedaan nilai beban antara sebelum dan sesudah terapi psikoedukasi (nilai p-value= 0,001), tetapi tidak terdapat perbedaan nilai harga diri rendah antara sebelum dan sesudah terapi psikoedukasi keluarga (p-value = 0,104). Hasil akhir penelitian di dapatkan perbedaaan yang signifikan antara nilai beban dan harga diri rendah keluarga baik pada kelompok kontrol dan intervensi setelah diberikan terapi psikoedukasi keluarga (p-value = 0,000). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh terapi psikoedukasi keluarga terhadap penurunan beban dan peningkatan harga diri pada keluarga dengan anak retardasi mental.Kata Kunci : Beban, harga diri rendah, dan terapi psikoedukasi keluarga
EKSPLORASI FENOMENA KORBAN BULLYING PADA KESEHATAN JIWA REMAJA DI PESANTREN Athi' Linda Yani; Indah Winarni; Retno Lestari
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Bullying  yang terjadi di Indonesia banyak ditemukan di lingkungan sekolah baik formal maupun non formal. Menurut penelitian terdahulu kasus bullying yang sering terjadi sekitar 61 – 73 % dalam bentuk kekerasan, pemerasan, mengancam dan mengambil barang–barang, selebihnya merupakan kasus bullying  dalam bentuk yang lain seperti cyber bullying. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman santri yang menjadi korban bullying di pesantren. Tujuan khusus dari penelitian ini untuk mengeksplorasi pengalaman santri yang menjadi korban bullying  di pesantren, mengeksplorasi kondisi yang dialami santri saat mendapat perilaku  bullying  di pesantren, mengeksplorasi perasaan santri saat mengalami bullying  di pesantren, mengeksplorasi tindakan yang dilakukan santri saat mengalami bullying  di pesantren. Metode yang digunakan dengan menggunakan desain kualitatif pendekatan fenomenologi interpretif. Lokasi penelitian di salah satu pesantren yang ada di Jombang. Teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam dengan waktu 20-30 menit menggunakan alat perekam. Partisipan dalam penelitian ini adalah santri yang mengalami perilaku bullying di salah satu pesantren di Jombang. Pemilihan partisipan sebagai narasumber dengan teknik purposive sampling.  Jumlah partisipan dalam penelitian sebanyak 5 orang yang pernah mengalami bullying di pesantren. Hasil dan analisis didapatkan delapan tema yaitu pertentangan, mengganggu, mendapat perilaku yang menyakitkan dari senoir, merasa tertekan, kehilangan motivasi, berusaha mengamankan diri, mencari pertolongan dan tidak menyelesaikan masalah. Penjelasan dari tema-tema diatas merupakan proses perjalanan panjang dari pengalaman korban yang mengalami bullying di pesantren sehingga menghasilkan sebuah tema besar terjebak dalam sebagian tradisi pesantren yang melemahkan semangat.Kata Kunci : Bullying, Kesehatan jiwa, Pesantren, Remaja
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KELUARGA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA DI KOTA MALANG (DENGAN PENDEKATAN TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL KELUARGA) Dian Pitaloka Priasmoro; Edi Widjajanto; Lilik Supriati
Journal of Nursing Science Update (JNSU) Vol. 4 No. 2 (2016)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Health Sciencce, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.616 KB)

Abstract

Remaja memiliki tugas perkembangan yang harus dicapai yaitu identitas diri (identity). Tugas ini menekankan pentingnya rasa percaya diri. Ketidak berhasilan dalam mencapai tugas perkembangan akan mengakibatkan kebingungan peran (role confusion) yang dapat menyebabkan perilaku menyimpang seperti perillaku agresif. Perilaku ini muncul sebagai interaksi dari beberapa faktor seperti individu, keluarga, sosiokultural, dan paparan. Pendekatan teori struktural fungsional keluarga memandang terjadinya,perubahan fungsi, dukungan, dan lingkungan didalam keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor keluarga (fungsi, dukungan, lingkungan didalam keluarga) yang berhubungan dengan perilaku agresif. Metode dalam penelitian ini deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 83 responden diambil dengan proportional stratified random sampling. Alat ukur yang digunakan kusioner fungsi Family Assesment Device (FAD),dukungan Model Friedman, lingkungan Family Environment System (FES), dan perilaku agresif Aggression Questionnaire(AQ). Hasil penelitian menunjukkan mean skor fungsi keluarga 36,24 (59%) dalam kategori fungsional keluarga, dukungan keluarga 58,13 (58%) kategori dukungan sedang, lingkungan keluarga 72,18 (94%) kategori lingkungan terstruktur, dan perilaku agresif 76,24 (75%) kategori agresif diatas rata-rata. Analisis korelasi dengan Pearson didapatkan faktor yang berhubungan dengan perilaku agresif p-value < α 0,05 adalah fungsi (p-value=0,001,r=-0,361), dukungan (p-value=0,000,r=-0,416), dan lingkungan (p-value=0,000,r=-0,37). Analisis multivariat dengan regresi linier berganda didapatkan sig 0,000<0,05, dan koefisien fungsi keluarga paling besar (-0,390). Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama faktor fungsi, dukungan, dan lingkungan keluarga berhubungan secara bermakna dengan perilaku agresif. Peningkatan faktor fungsi, dukungan dan lingkungan keluarga akan menurunkan perilaku agresif. Dan faktor fungsi keluarga adalah yang paling berkontribusi atau berhubungan dengan perilaku agresif.Kata Kunci: Faktor-Faktor Keluarga, Perilaku Agresif, Remaja, Teori Struktural Fungsional Keluarga

Page 5 of 21 | Total Record : 201