cover
Contact Name
Unang arifin
Contact Email
bcsp@unisba.ac.id
Phone
+6289691247094
Journal Mail Official
bcsp@unisba.ac.id
Editorial Address
UPT Publikasi Ilmiah, Universitas Islam Bandung. Jl. Tamansari No. 20, Bandung 40116, Indonesia, Tlp +62 22 420 3368, +62 22 426 3895 ext. 6891
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Bandung Conference Series: Pharmacy
ISSN : -     EISSN : 28282116     DOI : https://doi.org/10.29313/bcsp.v2i2
Core Subject : Health, Science,
Bandung Conference Series: Pharmacy (BCSP) menerbitkan artikel penelitian akademik tentang kajian teoritis dan terapan serta berfokus pada Farmasi dengan ruang lingkup Airlock system Kanker, Alcohol, Antelmintik, Antigastritis drugs, Antioksidan, Artemia franciscana, Ascaris suum, Cacing babi (Ascaris suum Goeze), Contact Bioautography TLC, Daun cincau hijau (Cyclea barbata Miers), Daun kelor (Moringa oleifera Lam), Diabetes mellitus, DPPH Flavonoid, Fenilpropanolamin, Fermentasi, Flavonoid, Flavonol,Iles-iles, Isolasi, Lichen, Malassezia furfur, Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT), Obat antidiabetes (OAD) Propionibacterium acnes, Obat tradisional, Parkia Speciosa Antibakteri, Pektin, Propionibacterium Acnes, Pseudoefedrin, Saccharomyces Cerevisiae, Spektrofotometri uv sinar tampak, Staphylococcus epidermidis, uji aktivitas antibakteri, Uji sitotoksik, Usnea baileyi. Prosiding ini diterbitkan oleh UPT Publikasi Ilmiah Unisba. Artikel yang dikirimkan ke prosiding ini akan diproses secara online dan menggunakan double blind review minimal oleh dua orang mitra bebestari.
Articles 83 Documents
Search results for , issue "Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy" : 83 Documents clear
Pola Penggunaan dan Interaksi Obat Antidiabetes dan Antihipertensi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di RSUD Subang Muhammad Fajar; Umi Yuniarni; Ratu Choesrina
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8753

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2020 Indonesia menempati urutan ke 3 di Asia Tenggara. DM adalah penyakit hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Penyakit DM terdapat 3 jenis yaitu DM tipe 1, DM tipe 2 dan DM gestasional. DM dapat terjadi komplikasi salah satunya yaitu hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan obat antidiabetes dengan antihipertensi dan terdapat interaksi obat untuk antidiabetes dengan antihipertensi di RSUD Kabupaten Subang. Penelitian ini merupakan analisis secara deskriptif observasional. Pengambilan data dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan mencatat rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Terdapat 70 rekam medik yang memenuhi kriteria inklusi. Karakteristik pasien didominasi oleh perempuan (68,6%) dan laki-laki (31,4%) dengan usia 60-74 tahun (50%). Obat antidiabetes dan antihipertensi yang paling banyak digunakan yaitu metformin (biguanide) 41% dan amlodipin (calcium channel blocker) 70,6%. Interaksi obat paling banyak yaitu metformin dengan amlodipin sebanyak 33 resep (57,7), mekanisme terbanyak yaitu farmakodinamika tingkat keparahan yaitu moderate. Diabetes mellitus (DM) is one of the diseases that always increases from year to year. In 2020 Indonesia ranks 3rd in Southeast Asia. DM is a hyperglycemia disease that occurs due to abnormalities in insulin secretion, insulin action, or both. There are 3 types of DM disease, namely type 1, type 2 DM and DM gestasional. DM can have complications, one of which is hypertension. This study aims to determine the pattern of use of antidiabetic drugs with antihypertensives and drug interactions for antidiabetics with antihypertensives at the RSUD Subang. This research is an observational descriptive analysis. Data were collected using purposive sampling technique by recording medical records that met the inclusion criteria. There were 70 medical records that met the inclusion criteria. Patient characteristics were dominated by women (68.6%) and men (31.4%) with ages 60-74 years (50%). The most commonly used antidiabetic and antihypertensive drugs were metformin (biguanide) 41% and amlodipine (calcium channel blocker) 70.6%. The most common drug interaction was metformin with amlodipine as many as 33 prescriptions (57.7), the most mechanism was pharmacodynamics, the severity level was moderate.
Uji Aktivitas Sitotoksik Ekstrak Etanol Dan Fraksi Daun Kale Keriting (Brassica oleracea var. sabellica L.) Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) Zhafira Putri Andrini; Sri Peni Fitrianingsih; Siti Hazar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8781

Abstract

Agen sitotoksik merupakan suatu senyawa atau zat yang dapat merusak sel normal atau sel kanker. Untuk mengetahui aktivitas sitotoksik dapat dilakukan dengan uji pendahuluan dengan metode BSLT (Brine Shrimp Lethality Test) terhadap larva udang Artemia franciscana Kellogg dengan menggunakan tanaman yang mengandung senyawa metabolit sekunder yang memiliki aktivitas antikanker. Pada penelitian ini digunakan daun kale keriting (Brassica oleracea var. sabellica. L.) yang diduga mengandung senyawa antikanker yaitu flavonoid. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui aktivitas sitotoksik dari ekstrak etanol dan fraksi daun kale keriting (Brassica oleracea var. sabellica. L.) yang didapatkan dari nilai LC50. Pengujian dilakukan dengan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) terhadap larva udang (Artemia franciscana Kellogg) yang berumur 48 jam. Konsentrasi sampel uji yang yang digunakan 10, 50, 100, 250, 500, 750, 1000 ppm dan kontrol negatif menggunakan DMSO. Pengamatan dilakukan selama 24 jam pada kematian larva. Nilai LC50 diolah menggunakan analisis probit dari persentase mortalitas. Daun kale keriting (Brassica oleracea var. sabellica. L.) memiliki aktivitas sitotoksik karena berada dalam kategori toksik terhadap larva Artemia franciscana Kellogg, dengan nilai LC50 pada ekstrak etanol 226,9342 ppm, fraksi air 695,8249 ppm, fraksi etil asetat 52,9053 ppm, dan fraksi n-heksan 45,5826 ppm.
Uji Aktivitas Antelmintik Infusa dan Ekstrak Etanol Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L.) terhadap Cacing Gelang Babi Dewasa (Ascaris suum Goeze) secara In-Vitro Siti Aisyah Putri Chaniago; Lanny Mulqie; Suwendar
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8784

Abstract

Abstrak. Askariasis merupakan infeksi yang disebabkan oleh cacing gelang dan sering terjadi di negara berkembang seperti Indonesia. Prevalensi STH (soil-transferred helminths) di seluruh dunia mencapai 1,5 miliar atau 24% dari seluruh populasi dunia serta negara tropis dan subtropis yang tersebar luas. Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif infeksi cacing, yaitu daun rambutan (Nephelium lappaceum L.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antelmintik dari daun rambutan terhadap cacing gelang babi dewasa (Ascaris suum Goeze) dengan melihat onset paralisis dan kematian yang terjadi, dan menentukan konsentrasi terbaik yang berpotensi sebagai antelmintik antara infusa dan ekstrak etanol daun rambutan secara in-vitro. Sediaan uji menggunakan 3 konsentrasi yaitu 5%; 7,5%; dan 10% b/v dengan pembanding pirantel pamoat 0,3% b/v dan kontrol negatif NaCl 0,9%. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu bahwa infusa dan ekstrak etanol daun rambutan memiliki aktivitas sebagai antelmintik dengan persentase paralisis tertinggi adalah infusa konsentrasi 7,5% b/v pada menit ke-120 sebesar 50%, sedangkan pada infusa konsentrasi 10% b/v pada menit ke-105 sebesar 50% merupakan persentase kematian tertinggi. Kata kunci: Antelmintik, infusa, ekstrak, daun rambutan Abstract. Ascariasis is an infection caused by roundworms and often occurs in developing countries such as Indonesia. The prevalence of STH (soil-transferred helminths) worldwide reaches 1.5 billion or 24% of the world's population and is widespread in tropical and subtropical countries. One of the plants that can be used as an alternative treatment for worm infections is rambutan leaves (Nephelium lappaceum L.). This study aims to determine the anthelmintic effect of rambutan leaves on adult swine roundworms (Ascaris suum Goeze) by observing the onset of paralysis and death that occurs, and determine the best concentration that has the potential as an anthelmintic between in-vitro infusion and ethanol extract of rambutan leaves. The test preparations used 3 concentrations, namely 5%; 7.5%; and 10% b/v with comparison pirantel pamoat 0, 3% w/v and 0.9% NaCl negative control. The research results obtained were that the infusion and ethanol extract of rambutan leaves had activity as anthelmintics with the highest percentage of paralysis was the infusion of 7.5% w/v at the 120th minute of 50%, while the infusion of 10% w/v at the 120th minute 105th 50% is the highest percentage of deaths. Keywords: Anthelmintic, infusion, extract, rambutan leaves
KARAKTERISASI MINYAK EUKALIPTUS UNTUK ALTERNATIF BAHAN UTAMA SEDIAAN FARMASI Vina Azzahra Siti Nurhedian; Dina Mulyanti; Sani Ega Priani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8789

Abstract

Abstract. Various types of plants exist in Indonesia and over time many processing plants are used as medicine in pharmaceutical products, so that plants that are often used as medicine are called medicinal plants. One of the plants that can be used as medicine is the genus of Eucalyptus, usually the pharmaceutical industry uses essential oils obtained from the leaves because they contain terpenes which have pharmacological activity. One of the species used as medicine is Eucalyptus globulus Labill. Essential oil obtained from E. globulus L. leaves has benefits as an antibacterial and antioxidant in cosmetic products. This study aims to determine the characteristics of compounds from eucalyptus oil that have pharmacological activity using the GC-MS method. Characteristics of eucalyptus oil is done by analyzing the components to determine the amount of compounds contained therein. The results of the characterization of eucalyptus oil is that it contains 1,8-cineol which is the largest component of eucalyptus oil, namely 78.71%, which has antibacterial and antioxidant properties. Abstrak. Berbagai jenis tanaman ada di Indonesia dan seiring berkembangnya zaman banyak pengolahan tanaman yang dijadikan sebagai obat dalam produk bidang farmasi, sehingga tanaman yang sering dimanfaatkan sebagai obat disebut dengan tanaman obat. Salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat adalah genus Eucalyptus, biasanya industri farmasi menggunakan minyak atsiri yang diperoleh dari bagian daunnya karena mengandung terpen yang memiliki aktivitas farmakologi. Salah satu spesies yang digunakan sebagai obat yaitu Eucalyptus globulus Labill. Minyak esensial atau minyak atsiri yang diperoleh dari daun E. globulus L. memiliki manfaat sebagai antibakteri dan antioksidan pada produk kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik senyawa dari minyak eukaliptus yang memiliki aktivitas farmakologi menggunakan metode GC-MS. Karakteristik minyak eukaliptus dilakukan dengan cara menganalisis komponen untuk menentukan jumlah senyawa yang terkandung di dalamnya. Hasil karakterisasi minyak eukaliptus ialah terkandung senyawa 1,8-sineol yang merupakan komponen terbesar dari minyak eukaliptus yaitu sebesar 78,71% yang dapat berkhasiat sebagai antibakteri dan juga antioksidan.
Studi Literatur Aktivitas Larvasida Tumbuhan Genus Syzygium Terhadap Beberapa Genus Nyamuk Vektor Penyakit Dike Kusniati; Siti Hazar; Sri Peni Fitrianingsih
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8791

Abstract

Nyamuk merupakan salah satu vektor penyakit. Pengendalian perkembangan nyamuk salah satunya dilakukan secara kimiawi menggunakan insektisida. Namun pengendalian secara kimiawi telah banyak dilaporkan menyebabkan resisten terhadap nyamuk dikarenakan bahan kimia tidak mudah terdegradasi dan memberikan dampak negatif pada lingkungan. Salah satu alternatif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan digunakannya larvasida alami. Seperti pada tumbuhan genus Syzygium mengandung beberapa metabolit sekunder yang dapat berperan sebagai larvasida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tumbuhan genus Syzygium sebagai larvasida, faktor-faktor yang mempengaruhi potensi tersebut, golongan senyawa yang berperan, dan mekanisme kerjanya. Metode penelitian yang digunakan adalah Systematic Literature Review (SLR). Didapatkan hasil sebanyak 7 tumbuhan dari genus Syzygium yang diteliti aktivitasnya dan berpotensi efektif sebagai larvasida. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi potensi aktivitas larvasida seperti bagian dan usia tanaman yang digunakan, kandungan fitokimia, lama waktu paparan pengujian, dan bentuk sediaan uji. Mosquitoes are one of the vectors, controlling the development of mosquitoes is carried out chemically using insecticides. However, chemical control has been widely reported to cause resistance to mosquitoes because chemicals are not easily degraded and have a negative impact on the environment. One alternative to overcome this is the use of natural larvicides. As in plants of the genus Syzygium, they contain several secondary metabolites that can act as natural larvicides. This study aims to determine the potential of plants of the genus Syzygium as larvicides, the factors that influence this potential, the class of compounds that play a role, and their mechanism of action. The research method used is Systematic Literature Review (SLR). The results obtained were 7 plants from the genus Syzygium which were investigated for their activity and had the potential to be effective as larvicides. There are several factors that influence the potential for larvicidal activity such as the part and age of the plant used, the phytochemical content, the length of exposure time for the test, and the form of the test dosage form.
EVALUASI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN PANDAN (Pandanus amarryllifolius Roxb) TERHADAP Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dahlan ahmad
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8797

Abstract

Pandan Wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb) in the surrounding community is often processed as a sourceof cooking/cake ingredients because of its fragrant aroma, therefore the leaves are often used as a foodingredient, but the community does not know much about the potential of this fragrant pandan which canactually be used. as one of the drugs is antibacterial. The purpose of this study was to determine the activityof pandan leaf extract against Stpahylococcus aureus and Escherichia coli bacteria. The method used in thisstudy was well diffusion with invitro test, so that MIC was obtained with a concentration of 15%, namely4.98 mm with weak antibacterial activity, while in comparison with Cefadroxil monohydrate 2.5%, namely28.06 mm with very strong antibacterial activity.
Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum americanum L.) Dalam Menghambat Pertumbuhan Jamur Candida albicans dan Aspergillus niger Syarifah Hasanah; Lanny Mulqie; Ratu Choesrina
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8807

Abstract

Abstrak. Infeksi jamur termasuk salah satu penyakit yang masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia. daun kemangi (Ocimum americanum L.) memiliki berbagai macam khasiat dalam dunia pengobatan, salah satunya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui uji aktivitas antijamur ekstrak daun kemangi terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans dan Aspergillus niger. Ekstraksi yang dilakukan menggunakan metode difusi agar (sumuran) dengan konsentrasi 2%,4%,6%,8% dan 10%. Kontrol positif yang digunakan ketokonazol dan kontrol negatif yaitu DMSO. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan jamur Candida albicans dan Aspergillus niger dengan variasi konsentrasi yaitu 2%, 4%, 6%, 8% dan 10% adalah 13,2 mm,15 mm, 16,4 mm, 17,8 mm, 18,6 mm. Sedangkan rata-rata diameter zona hambat pertumbuhan jamur Aspergillus niger yaitu 14 mm, 16 mm, 16,5 mm, 19,1 mm, 20,2 mm. Dari hasil data penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kemangi memiliki aktivitas antijamur dengan terbentuknya zona bening disekitaran sumuran. Kata kunci: Daun kemangi, antijamur, Candida albicans, Aspergillus niger Abstract. Fungal infection is a disease that is still a health problem in Indonesia. Basil leaves (Ocimum americanum L.) have various properties in the world of medicine, One of them is to treat diseases caused by fungal infection. This study aims to determine the antifungal activity of basil leaf extract on the growth of Candida albicans and Aspergillus niger. Extract was carried out using the agar diffusion method (wells) with concentrations of 2%, 4%, 6%, 8% and 10%. Positive control using ketoconazole and negative control using DMSO. The results showed that the average diameter of the growth inhibition zones of Candida albicans and Aspergillus niger with varying concentrations of 2%, 4%, 6%, 8% and 10% was 13,2 mm,15 mm, 16,4 mm, 17,8 mm, 18,6 mm. While the average diameter of the growth inhibition zone of Aspergillus niger is 14 mm, 16 mm, 16,5 mm, 19,1 mm, 20,2 mm. From the results of the research data above, it can be concluded that basil leaf extract has antifungal activity with the formation of clear zones around the wells. Keywords: Basil leaves, antifungal, Candida albicans, Aspergillus niger
Uji Aktivitas Antioksidan Kopi Robusta Gunung Tilu dan Lampung Siti Nurlita Permana; Taufik Muhammad Fakih; Budi P Soewondo
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8812

Abstract

Robusta coffee is coffee that has superior properties and is very fast growing, so that Robusta coffee is widely cultivated in several regions of Indonesia. Coffee contains compounds including phenolic compounds which contain antioxidants, one example is phenolic acids, polyphenols and flavonoids. The aims of this study were to look at the antioxidant activity and to compare the two types of robusta coffee contained in Mount Tilu and Lampung robusta coffee. The two types of Robusta coffee from Mount Tilu and Lampung were screened for phytochemicals which produced alkaloids, flavonoids, tannins, phenolics, saponins, steroids and terpenoids. Furthermore, Robusta coffee was tested for its antioxidant activity using the DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazyl) method with a wavelength of 517 nm. The value of antioxidant activity in Mount Tilu robusta coffee is at an IC50 value of 68.2598 ppm and Lampung robusta coffee with an IC50 value of 73.679 ppm. The results obtained for the two types of robusta coffee have strong antioxidants. Kopi robusta merupakan kopi yang memiliki sifat unggul dan sangat cepat berkembang, sehingga kopi robusta banyak di budidayakan di beberapa wilayah Indonesia.Kopi memiliki kandungan senyawa antara lain yaitu senyawa fenolik yang mengandung antioksidan salah satu contohnya yaitu asam fenolat, polifenol dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan yaitu untuk melihat aktivitas antioksidan serta membandingkan antara dua jenis kopi robusta yang terkandung pada kopi robusta Gunung Tilu dan Lampung. Pada ke dua jenis kopi robusta Gunung tilu dan Lampung dilakukan skrining fitokimia yang menghasilkan senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, fenolik, saponin, steroid dan terpenoid. Selanjutnya, kopi robusta dilakukan pengujian aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil) dengan panjang gelombang 517 nm. Nilai aktivitas antioksidan pada kopi robusta Gunung Tilu yaitu pada nilai IC50 68,2598 ppm dan kopi robusta Lampung dengan nilai IC50 73,679 ppm. Hasil yang diperoleh pada kedua jenis kopi robusta tersebut memiliki antioksidan yang kuat.
Uji Aktivitas Antioksidan Kopi Arabika (Coffea arabica) Papandayan dan Gunung Halu Nabila Shofura Mahardhika; Taufik Muhammad Fakih; Aulia Fikri Hidayat
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8822

Abstract

Kopi merupakan minuman yang populer di kalangan masyarakat Indonesia di seluruh dunia karena memiliki rasa dan cita rasa yang khas serta bermanfaat bagi kesehatan. Kopi mengandung antioksidan yang salah satunya berasal dari senyawa fenolik yang disebut asam klorogenat. Antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan menekan efek negatifnya. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50 kopi Arabika Gunung Halu sebesar 56,3463 ppm, dan Kopi Arabika Papandayan sebesar 58,2608 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan yang diperoleh pada kedua jenis kopi arabika menunjukkan tingkat aktivitas antioksidan yang kuat. Kopi adalah minuman populer di kalangan orang Indonesia di seluruh dunia karena memiliki rasa dan rasa yang berbeda dan bermanfaat bagi kesehatan seseorang. kopi mengandung antioksidan, salah satunya berasal dari senyawa fenolik yang disebut asam klorogenik. Antioksidan dapat membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas dan menekan efek negatifnya. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan menggunakan metode DPPH ( 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl ) pada panjang gelombang 517 nm. Nilai IC50 dari kopi Arabika Gunung Halu adalah 56,3463 ppm, dan yang dari Kopi Arabika Papandayan adalah 58,2608 ppm. Hasil tes aktivitas antioksidan yang diperoleh pada kedua jenis kopi Arabica menunjukkan tingkat aktivitas antioksidan yang kuat.
Studi Literatur Pengembangan Sediaan Mucoadhesive Drug Delivery System (MDDS) untuk Penghantaran Metformin Hidroklorida Zalfa Ainun Rozak; Sani Ega Priani; Fitrianti Darusman
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 3 No. 2 (2023): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsp.v3i2.8874

Abstract

Abstrak. Metformin HCl memiliki beberapa masalah seperti bioavailabilitas yang rendah, waktu paruh yang pendek dan jendela penyerapan yang sempit, sehingga perlu dikembangkan sistem penghantaran obat yang berkelanjutan untuk mengatasi keterbatasan tersebut. Mucoadhesive Drug Delivery System (MDDS) adalah sistem yang mampu mengikat permukaan sel epitel lambung, sehingga berfungsi sebagai sarana potensial untuk memperpanjang retensi di lambung dengan meningkatkan durasi kontak obat dengan membran biologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan formula optimum serta pengaruhnya terhadap nilai AUC dan bioavailabilitas. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic literatur review dengan cara mencari artikel internasional dari penerbit bereputasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sediaan MDDS yang sudah dikembangkan untuk zat aktif metformin HCl telah memuhi persyaratan sediaan yang baik karena memiliki waktu mukoadhesif yang optimum (>6 jam). Selain itu, sediaan MDDS ini mampu meningkatkan nilai bioavailabilitas serta AUC dari metformin HCl dalam rentang 65 – 113%. Sediaan MDDS dapat dijadikan solusi untuk perbaikan efektivitas pengobatan dari zat aktif metformin HCl dalam tubuh dengan pengujian yang lebih lanjut. Abstract. Metformin HCl has several problems such as low bioavailability, short half-life and narrow absorption window, so it is necessary to develop a sustainable drug delivery system to overcome these limitations. Mucoadhesive Drug Delivery System (MDDS) is a system capable of binding to the surface of gastric epithelial cells, thereby functioning as a potential means to extend retention in the stomach by increasing the duration of drug contact with biological membranes. This study aims to determine the optimum formula and its effect on AUC values and bioavailability. The research method used is systematic literature review by searching for international articles from reputable publishers. The results of this study indicate that the MDDS preparation that has been developed for the active substance metformin HCl has met the requirements of a good preparation because it has an optimum mucoadhesive time (> 6 hours). In addition, this MDDS preparation was able to increase the bioavailability and AUC values of metformin HCl in the range of 65 – 113%. MDDS preparations can be used as a solution to improve the effectiveness of the treatment of the active substance metformin HCl in the body with further testing.