cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
publisher@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
historiography.journal@um.ac.id
Editorial Address
Gedung A6, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5, Malang Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Historiography
ISSN : -     EISSN : 27984907     DOI : 10.17977
Core Subject : Humanities, Social,
Historiography: Journal of Indonesian History and Education publish original research papers, conceptual articles, review articles and case studies. The whole spectrum of Indonesian history, historical learning and history education, which includes, but is not limited to education systems, institutions, theories, themes, curriculum, educational values, historical heritage, media and sources of historical learning, and other related topics.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 4 (2021)" : 12 Documents clear
Variasi olahan sambal di Hindia-Belanda abad 19 sampai awal Abad 20 Hadyan Nandana Santosa
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.32 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p452-458

Abstract

The 1864 chef bitja became the first cookbook in the Netherlands. Recipes contained in the book indicate a mixture of earthly and European cuisine. The recipe for chili sauce became a major dominance in this book. More than the indis' culture that began to develop since the 17th century became a major influence on the formation of different types of cuisine. Even the Indian culture produced the rijsttafel meal, which also included a variety of the local sambel dish. Moreover, the sambel in the Dutch Indian era was able to produce a variety of different forms of sambel. It thus began to identify the variations of childishly refined on Dutch subjects from the 19th to early 20th centuriesKokki Bitja yang terbit di tahun 1864, merupakan buku resep masakan pertama yang ada di Hindia-belanda. Resep-resep masakan yang termuat dalam buku itu mengindikasikan memuat mengenai perpaduan antara masakan kalangan bumiputra dengan masakan Eropa. Resep pembuatan sambal menjadi dominasi besar di dalam buku ini. Terlebih kebudayaan Indis yang mulai berkembang sejak abad ke-17 menjadi pengaruh besar terhadap terbentuknya perpaduan jenis masakan. Bahkan kebudayaan Indis tersebut menghasilkan cara makan Rijsttafel yang berpadu dengan variasi menu masakan lokal berupa sambel. Selain itu, sambel dalam proses akulturasi masa Hindia Belanda tersebut mampu menghasilkan macam-macam variasi bentuk cita rasa sambel. Sehingga bermula dari sinilah tulisan ini mengidentifikasikan berbagai variasi olahan sambal yang ada di bumi jajahan Belanda pada abad 19 sampai awal abad 20.
Soepomo di Dunia Pers: Kiprahnya dalam Majalah Mimbar Indonesia (1947-1958) Ronitua Arif Siregar; Nur'aeni Marta; Muhammad Hasmi Yanuardi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (934.503 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p494-505

Abstract

Soepomo is known as a national hero who has contributed a lot in the field of law in Indonesia. This study discusses the other side of Soepomo, namely his work in the world of the press. The method used in this research is the historical method which consists of heuristics, verification, interpretation, and historiography. The source materials used in this research are in the form of written magazines and books. The results show that Soepomo is one of the leading figures in the Indonesia press. He is one of the founders of the Mimbar Indonesia magazine. The positions he occupied were from the Editorial Board to the Advidory Board. Because of his work in this magazine, Soepomo was appointed as a member of Honory Council of the Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).Soepomo dikenal sebagai pahlawan nasional yang banyak berjasa dalam bidang hukum di Indonesia. Penelitian ini membahas sisi lain dari Soepomo, yaitu kiprahnya dalam dunia pers. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang terdiri atas heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Bahan sumber yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tertulis berupa majalah dan buku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Soepomo termasuk ke dalam tokoh pers Indonesia. Ia merupakan salah satu tokoh pendiri dari majalah Mimbar Indonesia. Jabatan yang didudukinya adalah sebagai Dewan Redaksi hingga menjadi Dewan Penasihat. Karena kiprahnya dalam majalah ini, Soepomo diangkat sebagai anggota dari Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).
Harga diri dan prasangka: masyarakat multikultural di Batavia abad 17 sampai 19 Muhammad Imam Hibatullah
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1353.106 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p405-418

Abstract

As one of the regions with a diverse culture, Nusantara has always been the center of meeting between different cultures and has never met one another before. This paper aims to discuss and describe the conditions of society in Batavia during the VOC period to the Dutch East Indies in the 17th to the 19th centuries. The character of the people of each ethnic group in Batavia has very significant differences. This cultural diversity also formed a new culture which would later survive even after Indonesia achieved independence and until the name Batavia changed to Jakarta. In addition to the physicality of the city, the ethnic composition of the people in Batavia was also filled with cycles of the rise and fall of certain ethnic groups which in turn contributed a major influence to the formation of an urban culture.Sebagai salah satu wilayah dengan budaya yang majemuk, Nusantara selalu menjadi pusat pertemuan antara berbagai budaya yang berbeda dan belum pernah saling bertemu satu sama lain sebelumnya. Tulisan ini bertujuan untuk membahas dan memaparkan kondisi masyarakat di Batavia selama masa VOC sampai Hindia Belanda pada abad ke-17 sampai abad ke-19. Karakter masyarakat dari masing-masing etnis yang ada di Batavia mempunyai perbedaan yang sangat signifikan. Keberagaman budaya ini pula yang membentuk kebudayaan baru yang nantinya akan terus bertahan bahkan setelah Indonesia mencapai kemerdekaan dan sampai nama Batavia berubah menjadi Jakarta. Di samping fisik kota, komposisi etnis masyarakat di Batavia juga dipenuhi dengan siklus timbul-tenggelamnya kelompok etnis tertentu yang pada akhirnya menyumbangkan pengaruh besar terhadap pembentukan sebuah kebudayaan perkotaan.
Historiografi Indonesiasentris: problematika dan tantangan Moch. Dimas Galuh Mahardika; Danan Tricahyono; Erisya Pebrianti Pratiwi; Fahmi Nur Ramadhan
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1068.421 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p459-469

Abstract

The historical journey of the Indonesian nation needs to be written in its entirety that accommodates various perspectives in order to instill national identity. De-colonization is an attempt to dismantle something colonial, and accentuate something more national or at least 'different' from the colonial. In doing this work there are several problems and challenges that must be faced in order to be able to formulate a complete narrative of Indonesian history by pivoting to nationality. Various efforts have been made to formulate this goal such as, for example, Semniar Sedjarah Nasional 1957 which is considered as the initial milestone of Indonesian historiography. The ideas that appear in the forum are a form of seriousness in formulating Indonesian historiography. Some internal problems post-independence also coloring the pattern of Indonesian historiography.Perjalanan sejarah bangsa Indonesia perlu ditulis secara utuh yang mengakomodir berbagai perspektif dalam rangka menanamkan identitas nasional. De-kolonisasi merupakan suatu usaha untuk membongkar sesuatu yang kolonial, dan menonjolkan sesuatu yang lebih bersifat nasional atau paling tidak ‘berbeda’ dari yang kolonial. Di dalam melakukan pekerjaan ini terdapat beberapa problem dan tantangan yang harus dihadapi untuk dapat merumuskan narasi sejarah Indonesia yang utuh dengan berporos pada nasionalitas. Berbagai usaha telah dilakukan untuk merumuskan tujuan ini seperti misalnya, Seminar Sedjarah Nasional 1957 yang dianggap sebagai tonggak awal historiografi Indonesia. Berbagai gagasan yang muncul dalam forum tersebut merupakan bentuk keseriusan dalam merumuskan historiografi Indonesia. Beberapa problem internal pasca kemerdekaan turut mewarnai corak historiografi Indonesia.
Merawat ingatan peristiwa genosida dan dominasi VOC di Banda tahun 1621 (dalam perspektif sosial-ekonomi) Nur Isma Lailiyah; Ana Khairunnisaa; Elizabeth Dewi Ekaristiningrum
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (977.938 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p506-514

Abstract

This article discusses the Genocide and VOC domination in Banda in 1621 by examining it from a socio-economic perspective. Nutmeg, the main commodity of the Banda Islands in Central Maluku, has become a commodity that is quite sought after by Europeans from the 15th to 19th centuries. The high price and the fall of Constantinople resulted in the exploration of shipping to find sources of spices started by the Europeans which came to be known as the Spice Route and making Banda the axis of the global economy. With such a strong appeal, the VOC ordered Admiral Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) to control the clove and nutmeg commodity areas for the VOC either by negotiation or by force. This study aims to obtain an overview of the socio-economic conditions under the domination of the VOC in the Genocide incident in Banda. With this aim, in writing this article using the method of literature review through searching related historical sources. The results of this study obtained information that the socio-economic people of Banda experienced oppression, trade monopoly, prohibited the Banda people from carrying out a free trade system and the Banda people lived in disrespect of the VOC for their rights.Artikel ini membahas tentang peristiwa Genosida dan dominasi VOC di Banda tahun 1621 dengan mengkajinya berdasarkan perspektif sosial-ekonomi. Pala, komoditas utama Kepulauan Banda di Maluku Tengah ini menjadi komoditas yang cukup dicari oleh Bangsa Eropa sejak abad ke-15 sampai 19. Harganya yang tinggi dan jatuhnya Konstantinopel mengakibatkan eksplorasi pelayaran mencari sumber rempah dimulai oleh Bangsa Eropa yang kemudian dikenal sebagai pelayaran jalur rempah dan menjadikan Banda sebagai poros ekonomi global. Dengan daya tariknya yang begitu kuat VOC memerintahkan Laksamana Jan Pieterszoon Coen (1587-1629) untuk menguasai wilayah komoditas cengkeh dan pala untuk VOC baik dengan cara perundingan maupun kekerasan. Kajian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang sosial ekonomi di bawah dominasi VOC dalam peristiwa Genosida di Banda. Dengan tujuan tersebut, dalam penulisan artikel ini menggunakan metode kajian literatur melalui penelusuran sumber-sumber sejarah terkait. Hasil dari kajian ini memperoleh informasi bahwa sosial ekonomi rakyat Banda mengalami penindasan, monopoli perdagangan, melarang rakyat Banda melakukan sistem perdagangan bebas dan rakyat Banda hidup dalam ketidakhormatan VOC pada hak-hak mereka. 
Pengaruh media pembelajaran sejarah film Guru Bangsa Tjokroaminoto terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X MIPA A2 SMA Negeri 3 Malang Safira Putri Andriani; Dewa Agung Gede Agung; Arif Subekti
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1081.443 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p419-429

Abstract

This article aims to evaluate the influence of the use of historical movies as a learning medium on students' critical thinking abilities. The historical movie used in this study is Guru Bangsa Tjokroaminoto. This research is a pre-experimental quantitative study with one-group pretest-posttest design. The samples in this study were 30 students of X MIPA A2 3rd Senior High School Malang. Wilcoxon test results showed improvements and differences in students' critical thinking ability. Students' critical thinking ability increased by 26 percent with an average of 67.33 to 90.67. It can be concluded that use of the Guru Bangsa Tjokroaminoto movie as a learning medium has an influence on improving students' critical thinking skill. Artikel ini memiliki tujuan untuk menjelaskan adanya pengaruh penggunaan film sejarah sebagai media pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Film sejarah yang digunakan pada penelitian ini yaitu film Guru bangsa Tjokroaminoto. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif pra-eksperimen dengan desain one-group pretest-post-test design. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 siswa kelas X MIPA A2 SMA Negeri 3 Malang. Dari hasil uji Wilcoxon menunjukkan adanya peningkatan dan perbedaan hasil kemampuan berpikir kritis siswa. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebesar 26 persen dengan rata-rata dari 67.33 menjadi 90.67. Dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan film Guru bangsa Tjokroaminoto sebagai media pembelajaran memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa.
Persepsi Peserta Didik terhadap Penggunaan Media Film dalam Pembelajaran Sejarah di SMA Negeri 42 Jakarta Siti Almaesaroh; Kurniawati Kurniawati; Muhammad Fakhruddin
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1028.288 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p470-478

Abstract

The purpose of this study was to determine students' perception on the use of film media for history education at SMA Negeri 42 Jakarta. The research method used in this study is descriptive quantitative. Research data were obtained from distributing online questionnaires to students at SMA Negeri 42 Jakarta with a total of 168 respondents from all grade as well as from both major i.e. natural sciences and social sciences. The results of this study are divided into three parts : 1) students’ interest on the use of films for learning history, 2) teachers role to facilitate learning history through films, and ) films effectiveness on students’ understanding of history material. Students' interest in the use of films for learning history are very high. Almost all students support the use of films on history education. Meanwhile teachers’ role to facilitate learning history through films is limited. According to students, teachers’ mostly only give homework and deliver explanations about the films. Additionally, students claim that films are quite effective for learning history. More than 80 percent of students answered that films helped their understanding of history material and are easier to understand than teacher explanations. Nonetheless, the history films watched do not always match the history material being studied.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi peserta didik terhadap penggunaan media film dalam pembelajaran sejarah di SMA Negeri 42 Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari membagikan kuesioner online kepada peserta didik. Didapatkan sebanyak 168 responden dari seluruh tingkatan kelas dan jurusan IPA maupun IPS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa minat peserta didik terhadap penggunaan film sangat tinggi. Namun tidak diimbangi dengan peran aktif guru dalam memfasilitasi pembelajaran menggunakan film. Hasil penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1) minat peserta didik terhadap penggunaan film dalam pembelajaran, 2) peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran menggunakan film, dan 3) efektivitas menonton film terhadap pemahaman pembelajaran sejarah. Minat peserta didik terhadap penggunaan film menunjukkan hasil yang sangat tinggi. Hampir semua peserta didik mendukung penggunaan media film. Sementara peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran menggunakan film masih terbatas. Menurut peserta didik, peran yang sering guru lakukan hanya memberikan tugas dan memaparkan penjelasan film. Terkait dengan efektivitas film, peserta didik mengaku bahwa pembelajaran melalui film cukup efektif. Lebih dari 80 persen peserta didik menjawab bahwa film membantu mereka memahami pelajaran sejarah dan lebih mudah dipahami dibanding penjelasan guru. Meskipun begitu, film sejarah yang ditonton tidak selalu sesuai dengan materi sejarah yang dipelajari.
Diaspora Bangsa Arab Hadrami: Pengaruh Arab-Indonesia di Jakarta 1900-2000 Raflie Rheznandya Ardiza
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1067.904 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p430-440

Abstract

This article aims to explore the diaspora life of the Hadrami people, also known as Arab-Indonesians from Hadramaut who live in the Jakarta area. Hadrami people who came to the archipelago before the 18th century acculturated with the local inhabitants of the archipelago. As a form of acculturation, many of their descendants use local names rather than Arabic. While those who came after the 18th century, less to do acculturation with the local population. This article is written based on information from several journals and books that tell stories about the Hadrami people, both written during the Colonial and Indonesian periods and written by both non-Arabs and Arabs. The result of writing this article is how the Hadrami people emerged and settled, contributing to the formation of social culture, both economic and religious in Jakarta.Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi tentang kehidupan diaspora masyarakat Hadrami yang disebut juga sebaga Arab-Indonesia asal Hadramaut yang tinggal di wilayah Jakarta. Kaum suku Hadrami datang ke Nusantara sebelum abad ke-18 berakulturasi dengan kaum penduduk lokal Nusantara. Sebagai bentuk dari akulturasi tersebut, banyak dari keturunan mereka yang menggunakan nama-nama lokal daripada nama Arab. Sedangkan kaum suku Hadrami yang datang setelah abad ke-18, tidak banyak yang melakukan akulturasi dengan penduduk lokal. Artikel ini ditulis Berdasarkan informasi dari beberapa jurnal dan buku yang membawakan kisah tentang kaum Hadrami, baik yang ditulis pada masa Kolonial maupun Indonesia dan baik ditulis oleh orang non-Arab maupun Arab. Hasil dari sebuah penulisan artikel ini adalah bagaimana orang-orang Hadrami muncul dan menetap, berkontibusi dalam pembentukan kebudayaan sosial baik ekonomi dan keagamaan di Jakarta.
Pengaruh pemberontakan Republik Maluku Selatan terhadap kondisi sosial politik di Indonesia Devi Putri Angelina; Lutfiah Ayundasari
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (956.559 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p479-486

Abstract

This paper is a study that discusses the rebellion of the Republic of South Maluku. This rebellion was motivated by the many former soldiers of the KNIL (Dutch Indies Colonial Army) who were disappointed with the recognition of Dutch independence to Indonesia. In addition, he did not agree with the dissolution of the NIT (State of East Indonesia) and the return of Indonesia to a unitary state. Basically, the Republic of South Maluku could not be separated from the federal system of the Indonesian state during the Dutch Military Aggression. The formation of the Republic of South Maluku was also influenced by dissatisfaction with the process of the return of the United States of Indonesia to the Unitary State of the Republic of Indonesia. In addition, it is caused by factors of the interests of certain parties such as the selfishness of a leader who does not want to step down from office and many parties who are against the discourse of a unitary state. The formation of the Republic of South Maluku greatly influenced the socio-political conditions in Indonesia, including the disruption of relations between groups in Maluku and the division of the Unitary Republic of Indonesia.Tulisan ini merupakan kajian yang membahas tentang pemberontakan Republik Maluku Selatan. Pemberontakan ini dilatar belakangi oleh kekecewaan bekas prajurit KNIL (Tentara Kolonial Hindia Belanda) dengan pengakuan kemerdekaan Belanda kepada Indonesia. Selain itu tidak setujunya atas pembubaran Negara Indonesia Timur dan kembalinya Indonesia menjadi sebuah negara kesatuan. Pada dasarnya, Republik Maluku Selatan tidak bisa dilepaskan dari sistem federal negara Indonesia pada masa Agresi Militer Belanda. Terbentuknya Republik Maluku Selatan juga dipengaruhi oleh ketidakpuasan rakyat maluku dengan proses kembalinya Republik Indonesia Serikat menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu disebabkan oleh faktor kepentingan pihak-pihak tertentu seperti keegoisan seorang pemimpin yang tidak ingin lengser dari jabatan dan banyak pihak yang kontra dengan wacana negara kesatuan. Terbentuknya Republik Maluku Selatan sangat berpengaruh terhadap kondisi sosial politik di Indonesia, meliputi hubungan antar kelompok di Maluku terganggu dan terpecahnya NKRI.
Dinamika perkembangan Tari Mung Dhe Nganjuk 1970-2019 dan nilai-nilai karakter yang termuat di dalamnya Shilvi Khusna Dilla Agatta; Davia Faringggasari
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 1, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (789.083 KB) | DOI: 10.17977/um081v1i42021p441-451

Abstract

Mung Dhe dance comes from Garu Village, Baron District, Nganjuk Regency is a dance with the theme of heroism and love for the country. This dance movement depicts the movements of a soldier who is fighting and practicing the sword. Apart from being a means of entertainment, this dance was also used as a means of struggle. This dance was created as a form of disguise for Diponegoro soldiers in gathering their friends who were separated after losing the Java War. This disguise was done so that the Dutch would not find out. In the 1970s Mung Dhe dance was re-introduced after a vacum due to japaneese rule in Indonesia. But, after 1982 Mung Dhe Dance began to experience many developments and further increased its existence in the Nganjuk community. Mung Dhe dance also contains character education values in it. The problems discussed in this study are: (1) the history of the birth of Mung Dhe Dance in Nganjuk Regency. (2) The development of Mung Dhe Dance in 1982-2019. (3) The way the Mung Dhe dance is performed and character values contained therein. This study uses historical research methods and data collection in the form of library research, and interviews.Tari Mung Dhe berasal dari Desa Garu, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk merupakan sebuah tarian yang bertemakan kepahlawanan dan cinta tanah air. Gerakan tari ini menggambarkan gerakan seorang prajurit yang sedang berperang dan berlatih pedang. Selain menjadi sarana hiburan, tari ini dulu juga digunakan sebagai sarana perjuangan. Tarian ini diciptakan sebagai bentuk penyamaran prajurit Diponegoro dalam mengumpulkan teman-temannya yang terpisah akibat kalah dalam Perang Jawa. Penyamaran ini dilakukan agar tidak diketahui oleh pihak Belanda. Pada tahun 1970-an tari Mung Dhe diperkenalkan kembali setelah vakum akibat kekuasaan Jepang di Indonesia. Akan tetapi, setelah tahun 1982 Tari Mung Dhe mulai mengalami banyak perkembangan dan lebih meningkatkan eksistensinya di masyarakat Nganjuk. Tari Mung Dhe juga mengandung nilai-nilai pendidikan karakter didalamnya. Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) sejarah lahirnya Tari Mung Dhe di Kabupaten Nganjuk. (2) Perkembangan kesenian Tari Mung Dhe tahun 1970-2019. (3) Cara pementasan Tari Mung Dhe dan muatan nilai karakter yang terkandung di dalamya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dan pengambilan data berupa library research, dan wawancara.

Page 1 of 2 | Total Record : 12