cover
Contact Name
Eko Pramudya Laksana
Contact Email
publisher@um.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
historiography.journal@um.ac.id
Editorial Address
Gedung A6, Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang No. 5, Malang Indonesia
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Historiography
ISSN : -     EISSN : 27984907     DOI : 10.17977
Core Subject : Humanities, Social,
Historiography: Journal of Indonesian History and Education publish original research papers, conceptual articles, review articles and case studies. The whole spectrum of Indonesian history, historical learning and history education, which includes, but is not limited to education systems, institutions, theories, themes, curriculum, educational values, historical heritage, media and sources of historical learning, and other related topics.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 4 (2022)" : 12 Documents clear
Asrama Indonesia Merdeka Sebagai Pembentuk Kader Muda Indonesia Afifah Jasmine Krisdintami; Kurniawati Kurniawati; Umasih Umasih
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.285 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p502-517

Abstract

This study examines the role of a dormitory called Dormitory of Free Indonesia. This hostel was founded by a Japanese Navy officer, namely Rear Admiral Tadashi Maeda, in October 1944 with the aim of forming young Indonesian political cadres. The method used in this study is the historical method which includes five stages, namely the selection of topics with intellectual approaches, heuristics, verifications, interpretations, and historiography. Based on the results of the research, the Dormitory of Free Indonesia has played a role in forming young political cadres who will later take on roles after Indonesian independence through regeneration which is carried out in the dormitory. The regeneration activities at this dormitory include learning in classes for six months and martial arts taught directly by the Japanese army. Some of the students who graduated from Dormitory of Free Indonesia were Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, and Chaerul Saleh. There is controversy about the spread of communism in the dormitories, as historian Kahin points out. However, this news was later dismissed by national figures who taught at the Dormitory of Free Indonesia, including Admiral Maeda. Penelitian ini ini mengkaji peran dari sebuah asrama bernama Asrama Indonesia Merdeka. Asrama ini didirikan oleh seorang perwira Angkatan Laut Jepang, yaitu Laksamana Muda Tadashi Maeda, pada bulan Oktober 1944 dengan tujuan untuk membentuk kader-kader politik muda Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis yang mencakup lima tahapan, yaitu pemilihan topik dengan pendekatan intelektual, heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian, Asrama Indonesia Merdeka berperan dalam membentuk kader-kader politik muda yang nantinya akan mengambil peranannya setelah kemerdekaan Indonesia melalui kaderisasi yang dilakukan di asrama. Aktivitas kaderisasi di asrama ini mencakup pembelajaran di kelas-kelas selama enam bulan dan seni bela diri yang diajarkan langsung oleh tentara Jepang. Beberapa murid-murid lulusan dari Asrama Indonesia Merdeka ialah Abdul Kadir Jusuf, Hasan Gayo, Sukarni, dan Chaerul Saleh. Terdapat kontroversi mengenai penyebaran paham komunis di dalam asrama, seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Kahin. Namun, kabar ini kemudian ditepis oleh tokoh-tokoh nasional yang mengajar di Asrama Indonesia Merdeka, termasuk Laksamana Maeda.
Dampak berdirinya Pabrik Gula Meritjan di Kediri terhadap ekonomi masyarakat sekitar pada tahun 19001932 Adin Nur Kholifah; Didit Ditya Fritambiradi; Khairunnisa Hening Septaningtyas; Prasepti Andriani
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1016.992 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p551-562

Abstract

Since the Dutch colonization of the archipelago, Karise and Kediri have experienced industrialization. One of them with the establishment of the Meritjan Sugar Factory. In its development, Meritjan Sugar Factory has an influence on the surrounding community in Kediri. The background of the establishment of the Meritjan Sugar Factory is due to its strategic location and sugar being the most sought after export commodity. In its development, the Meritjan Sugar Factory was able to survive until the end of the Dutch occupation, because it had a good operational system. The purpose of writing this article is to explain the impact of the establishment of the Meritjan Sugar Factory on the economy of the surrounding community. With the historical research method, this article concludes that the establishment of the Mritjan Sugar Factory has an economic impact in the form of increasing employment opportunities and the existence of facilities that can be used by the community around the factory. Sejak penjajahan Nusantara oleh Belanda, Karisedanan Kediri telah terjadi industrialisasi. Salah satunya dengan didirikannya Pabrik Gula Meritjan. Dalam perkembanganya, Pabrik Gula Meritjan memberikan pengaruh terhadap masyarakat di sekitarnya di Kediri. Latar belakang didirikanya Pabrik Gula Meritjan adalah karena letak yang strategis dan gula tengah menjadi komoditi ekspor paling dicari. Dalam perkembanganya Pabrik Gula Meritjan mampu bertahan hingga akhir pendudukan Belanda, karena memiliki sitem operasional yang baik. Tujaun penulisan artikel ini adalah memaparkan dampak berdirinya Pabrik Gula Meritjan terhadap ekonomi masyarakat di sekitarnya. Dengan metode penelitian sejarah artikel ini menyimpulkan bahwa dengan berdirinya Pabrik Gula Mritjan memberikan pengaruh ekonomi berupa bertambahnya lapangan pekerjaan serta adanya fasilitas yang dapat digunakan oleh masyarakat di sekitar pabrik.
Dinamika industri Roti Micky bagi kehidupan sosial-ekonomi Masyarakat Sisir 1993-2020 Sya'fa Nabila Kurnia Wahyuda; Lutfiah Ayundasari
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1006.35 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p518-526

Abstract

The industrial sector is one type of sector that is quite busy among the people of Indonesia. The industrial sector, it is divided into the food industry, which is further divided into types of business units, one of which is UMKM (Micro, Small and Medium Enterprises). Bread is a type of food that contains carbohydrates, protein, and gluten derived from wheat flour dough. This becomes the factor in the emergence of Micky’s Bread industry. The purpose of this article is to discuss and review the historical dynamics of Micky’s Bread industry and its impact on the Sisir community from 1993 to 2020. The research method used is the historical method which consists of heuristics, source criticism, and interpretation, and in the last step is historiography. The results and discussion of this article are (1) the history of Micky’s bread industry in 1993-2020, (2) the socio-economic conditions of the Sisir community, and (3) the influence of the Micky bread industry on the Sisir community.Sektor industri merupakan salah satu jenis sektor yang cukup ramai di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam sektor industri terbagi atas industri pangan, dengan terbagi lagi atas jenis unit usaha salah satunya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Roti adalah suatu jenis makanan yang mengandung karbohidrat, protein, dan gluten yang berasal dari adonan tepung terigu. Hal ini menjadi faktor kemunculan industri Roti Micky. Tujuan pembahasan artikel ini membahas dan mengulas dinamika sejarah industri Roti Micky dan dampaknya bagi masyarakat Sisir sejak tahun 1993-2020. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yang terdiri dari heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan di langkah terakhir adalah historiografi. Adapun hasil dan pembahasan artikel ini (1) Sejarah industri Roti Micky tahun 1993-2020, (2) Kondisi sosial-ekonomi masyarakat Sisir, dan (3) Pengaruh industri Roti Micky bagi masyarakat Sisir. 
Peran PT. Perkebunan Nusantara XII Afdeling Sirah Kencong terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sirah Kencong tahun 1995-2015 Ramadani Tri Arianti; Dewa Agung Gede Agung; Arif Subekti
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (963.969 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p576-587

Abstract

Plantations in Indonesia are quite interesting to discuss, this article is written to discuss one of the plantations in East Java, more precisely in the Blitar area which has a tea plantation called Sirah Kencong tea plantation. Writing this article examines the role of PT. Perkebunan Nusantara XII on the socio-economic life of the Sirah Kencong community. The method used in this paper follows the stages of historical research methods, starting from heuristics, criticism, interpretation and historiography. The results of the research are in the form of a discussion of the early history of plantations, developments that occurred in the plantation environment after the clearing of plantation land such as the construction of public facilities, as well as the construction of health facilities for communities around the plantations.Perkebunan di Indonesia merupakan hal yang cukup menarik untuk dibahas, artikel ini ditulis untuk membahas salah satu perkebunan yang ada di Jawa Timur, lebih tepatnya di daerah Blitar yang memiliki perkebunan teh dengan nama perkebunan teh Sirah Kencong. Penulisan artikel ini mengkaji mengenai peran PT. Perkebunan Nusantara XII terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Sirah Kencong. Metode yang digunakan dalam penulisan kali ini mengikuti tahap-tahap metode penelitian sejarah, dimulai dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian berupa pembahasan mengenai sejarah awal perkebunan, perkembangan yang terjadi di lingkungan perkebunan setelah adanya pembukaan lahan perkebunanan seperti pembangunan fasilitas umum, serta pembangunan fasilitas kesehatan untuk masyarakat di sekitar perkebunan.
Strategi kepemimpinan dr. Moehammad Saleh dalam mempertahankan kemerdekaan di Kota Probolinggo 1947-1948 Paundra Wangsa Fajar Kusuma
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (950.067 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p464-471

Abstract

Writing this article aims to determine the role of dr. Moehammad Saleh in defending independence in Probolinggo City. The focus of writing the article lies in the leadership strategy used by dr. Muhammad Saleh. The research method used is the historical method with the stages of heuristics, verification, interpretation, and historiography. The results showed that dr. Moehammad Saleh played an important role in stemming the military aggression in Probolinggo City. The strategy carried out by dr. Moehammad Salehh is not a physical war, but a guided guerrilla. Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengetahui peran dr. Moehammad Saleh dalam mempertahankan kemerdekaan di Kota Probolinggo. Fokus penulisan artikel terletak pada strategi kepemimpinan yang digunakan oleh dr. Moehammad Saleh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah dengan tahapan heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dr. Moehammad Saleh berperan penting dalam membendung agresi militer di Kota Probolinggo. Strategi yang dilakukan oleh dr. Moehammad Salehh bukannlah perang fisik, melainkan gerilya terpimpin. Peran lain yang dilakukan ialah menyediakan obat-obatan bagi pejuang agresi yang terluka. 
Penggunaan media infografis berbasis QR-Code untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran Sejarah pada siswa kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 5 Malang Eliva Diah Oktiana; Novilia Eka Putri; Rahmatullah Syarifudin; R. Reza Hudianto; Hariati Hariati
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1088.806 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p527-539

Abstract

Talking about improving the quality of learning, it is necessary to use or use learning media that is tailored to the needs of students. The purpose of writing this article is to measure the increase in learning outcomes that students get in history subjects by using infographic media based on QR-Code in class XI MIPA 6 SMA Negeri 5 Malang. The writing of this article is based on a quantitative descriptive method. The data collected in the study were obtained through a multiple-choice test instrument that was given objectively. The test is given in 3 stages, which include pre-cycle tests, cycle I and cycle II, where before being given a test each cycle will be given treatment to achieve the predetermined target. At the pre-cycle stage the percentage obtained from student learning completeness is only 18.8 percent. Furthermore, the first cycle of student learning completeness obtained by 68.8 percent. While the percentage of student learning completeness in the second cycle is 84.4 percent. The increase in mastery learning outcomes obtained by students from pre-cycle to Cycle II was 65.6 percent. Based on the description and results of the data analysis, it shows that the use of Qr-code-based infographic media can have a positive effect, namely being able to show an increase in student learning outcomes using cycle I and cycle II, as well as meeting the criteria for the percentage of completeness in history subjects which means This classroom action research can be declared successful.Berbicara mengeni peningkatan kualitas pembelajaran maka diperlukan pemanfaatan atau penggunaan media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Tujuan penulisan artikel ini untuk mengukur peningkatan hasil belajar yang siswa dapatkan dalam mata pelajaran sejarah dengan menggunakan media infografis berbasis QR-Code pada kelas XI MIPA 6 SMA Negeri 5 Malang. Penulisan artikel ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Data yang terkumpul dalam penelitian didapatkan melalui instrument tes berupa pilihan ganda yang diberikan secara objektif. Tes diberikan secara 3 tahap yaitu meliputi tes pra siklus, siklus I dan siklus II, di mana sebelum diberikan tes setiap siklusnya akan diberikan treatment untuk mencapai target yang sudah ditentukan. Pada tahap pra siklus persentase yang diperoleh dari ketuntasan belajar siswa hanya sebesar 18.8 persen. Selanjutnya, siklus I ketuntasan belajar siswa diperoleh sebesar 68.8 persen. Sedangkan presentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II adalah 84.4 persen. Adapun peningkatan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa dari pra siklus ke Siklus II sebesar 65.6 persen. Berdasarkan uraian dan hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media infografis berbasis QR-Code dapat memberikan efek positif yaitu mampu menunjukkan angka peningkatan terhadap hasil belajar yang dipeoleh siswa dengan menggunakan siklus I dan siklus II, serta memenuhi kriteria persentase ketuntasan pada mata pelajaran sejarah yang artinya penelitian tindakan kelas ini dapat dinyatakan berhasil. 
Eksistensi bangunan gaya kolonial Belanda di kawasan Kayutangan, Kota Malang pada tahun 1900-2021 Khamaliyah Nur Erine; Sakafitri Rimasari; Ari Sapto
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (997.798 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p588-602

Abstract

The history of the city of Malang has a long journey until the presence of the city of Malang is rapidly as it is today. Judging from its history, in 1914 the Kayutangan area to the Malang city square was used as the center of Malang city at that time. This is because the geographical location of Kayutangan is very strategic for trade and service routes and is used as a connecting route between Malang and Surabaya. The pattern of settlements is formed around the square with the pattern following the grouping of a plural society. Most of the colonial buildings in Malang adhere to Dutch architecture. Colonial buildings built before the 1920s have an "Indische Empire" architectural style which is an old European model building. In the years after the 1920s the colonial building had an architectural style of "Nieuwe Bouwen" which had been adapted to the climate and building techniques of the Dutch East Indies. The existence of the Dutch colonial style building at this time can still be enjoyed by the facade of the building. Contextual buildings are designed based on the existing environmental and climate systems to realize buildings that adopt Dutch colonial architecture and the system of structuring the routes prioritizes users' comfort and safety when passing through these routes. The author uses the historical method which has four stages including heuristics, source criticism, interpretation and historiography. The purpose of writing this article is to find out the historical background of the architectural development of the Kayutangan area, Malang and to analyze the existence of Dutch colonial buildings in the Kayutangan area, Malang in 1900-2021.Sejarah kota Malang memiliki perjalanan yang cukup panjang hingga hadirnya kota Malang yang pesat seperti saat ini. Ditinjau dari sejarahnya, pada tahun 1914 kawasan Kayutangan hingga alun-alun kota Malang dijadikan sebagai pusat kota Malang pada saat itu. Hal ini dikarenakan letak geografis Kayutangan sangat strategis untuk jalur perdagangan dan jasa serta dijadikan sebagai jalur penghubung antara Malang dengan Surabaya. Pola pemukiman terbentuk di sekeliling alun-alun dengan polanya mengikuti pengelompokan masyarakat majemuk. Sebagian besar bangunan kolonial di Malang menganut arsitektur Belanda. Bangunan kolonial yang dibangun sebelum tahun 1920-an memiliki gaya arsitektur “Indische Empire” yang merupakan bangunan model Eropa lama. Pada tahun setelah 1920-an bangunan kolonial memiliki gaya arsitektur “Nieuwe Bouwen” yang telah disesuaikan dengan iklim dan teknik bangunan Hindia Belanda. Eksistensi bangunan gaya kolonial Belanda pada masa kini masih bisa dinikmati fasade bangunannya. Bangunan kontekstual yang dirancang berdasarkan sistem lingkungan dan iklim yang ada untuk mewujudkan bangunan yang mengadopsi arsitektur kolonial Belanda dan sistem penataan jalur-jalur lebih memprioritaskan para penggunanya nyaman dan aman ketika melewati jalur tersebut. Penulis menggunakan metode sejarah yang memiliki empat tahap diantaranya heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui latar historis perkembangan arsitektur kawasan Kayutangan, Malang serta untuk menganalisis eksistensi bangunan kolonial Belanda di kawasan Kayutangan, Malang pada tahun 1900-2021.
Dari Besuki ke Bondowoso: Perkembangan kawasan frontier terakhir di Jawa 1800-1930 Jati Saputra Nuriansyah; Intan Aninditya; Moh. Yopi Putra Ramadhani; Hastrida Firdaus Iva; Rizqy Syahrul Romadhon
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1000.52 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p472-486

Abstract

This article describes the development of the Besuki residency as the last frontier area on the island of Java for the period 1800-1930. This writing is motivated by the development of government and the socio-economic life of the people in the Besuki Residency area. The methods used in this study include heuristics, verification, interpretation, and historiography. The purposes of writing this article are 1) To find out the development of government in Besuki Residency; 2) To describe the economic development in Besuki Residency; and 3) To describe the social conditions of the Besuki Residency community.Dalam artikel ini memuat tentang perkembangan Karesidenan Besuki sebagai wilayah frontier terakhir di Pulau Jawa periode 1800-1930. Penulisan ini dilatar belakangi oleh perkembangan pemerintahan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah Karesidenan Besuki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Adapun tujuan dari penulisan artikel ini yaitu 1) Untuk mengetahui perkembangan pemerintahan di Karesidenan Besuki; 2) Untuk mendeskripsikan perkembangan ekonomi di Karesidenan Besuki; dan 3) Untuk menjabarkan keadaan sosial masyarakat Karesidenan Besuki.
Sunan Bonang dan pendidikan pada abad 15-16 Masehi: Membumikan nilai luhur melalui edutainment Vita Sabrina Azda Laili; Labuda Shofiya Ananda
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1114.267 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p540-550

Abstract

The phenomenon of learning loss as impact of the tedious and limited learning process due to the pandemic has become an obstacle in achieving national learning goals following Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 concerning the National Education System, especially in instilling noble values. This fact indicates (the learning process in Indonesia both during and after the pandemic) is not following the concept of active, creative, effective, and fun learning. Edutainment which is a step in combining elements of education and entertainment in harmony to create a fun learning process (joyful learning) can be a powerful alternative to overcome the obstacles in education that been described. This argument is evidenced by the existence of living and social values in society, especially in Java in this modern era as the impact of Sunan Bonang's implementation of edutainment in the transfer of knowledge and importance around the 15th-16th century AD. This phenomenon shows that the concept of local education is not only traditional, but also visionary, adaptive, selective, and effective. So that it is possible to be adopted and modified and continue to developed as a means to achieve national education goals. Adoption, modification, and development is the goal of the research process using historical research methods and this descriptive qualitative approach.Fenomena learning loss sebagai dampak dari proses pembelajaran yang membosankan dan terbatas akibat pandemi menjadi kendala dalam mencapai tujuan pembelajaran nasional sesuai dengan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, khususnya dalam menanamkan nilai-nilai luhur.  Fakta tersebut mengindikasikan bahwa proses pembelajaran di Indonesia, baik selama dan pasca pandemi tidak sesuai dengan konsep pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Edutainment yang merupakan suatu langkah mengkombinasikan unsur pendidikan dan hiburan secara harmonis untuk menciptakan proses pembelajaran yang menyenangkan (joyful learning) dapat menjadi alternatif yang sangkil untuk mengatasi kendala dalam pendidikan yang telah dipaparkan. Argumen tersebut dibuktikan dari eksistensi nilai-nilai hidup dan bersosial masyarakat, khususnya Jawa di era modern ini sebagai dampak implementasi edutainment oleh Sunan Bonang dalam proses transfer of knowledge dan transfer of value sekitar abad ke 15-16 masehi. Fenomena ini memperlihatkan bahwa konsep pendidikan lokal tidak hanya bersifat tradisional dan tertinggal namun justru visioner, adaptif, selektif, dan efektif. Sehingga memungkinkan untuk diadopsi dan dimodifikasi serta terus dikembangkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Adopsi, modifikasi, dan pengembangan tersebutlah yang menjadi tujuan dari proses penelitian dengan menggunakan metode penelitian sejarah serta pendekatan kualitatif deskriptif ini.
Pengembangan media pembelajaran peta digital berbasis thinglink materi sejarah Kerajaan Islam Sumatra di SMAN 2 Malang Rama Maulana Muhammad Razif; Slamet Sujud Purnawan Jati; Ahmad Khoirul Yaskhudi
Historiography: Journal of Indonesian History and Education Vol 2, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (708.888 KB) | DOI: 10.17977/um081v2i42022p603-617

Abstract

Innovation and development of quality learning media is one of the demands in the modern era. Thus, teachers must have the skills to adopt the use of technology as a learning medium that helps improve the quality of learning. The purpose of this research is to produce a digital map learning media based on Thinglink on the material of the history of the Islamic kingdom in Sumatra and to test its effectiveness in learning. The subject of this research is class X IPS 1 SMAN 2 Malang with a total of 25 students. The learning media development model used is the ADDIE model which consists of 5 (five) stages, namely analyze, design, develop, implement, evaluate. Learning media created using the thinglink website and the Corel Photo Paint X7 application. The media produced is in the form of a digital map which contains an explanation in the form of PPt links, Youtube videos, and pictures of the territory of the kingdom. It is hoped that the Thinglink media can help students of class X Social Sciences understand more about the history of the Islamic Kingdom in Sumatra. The results of this study obtained results of 88.6 percent (very valid) from material and media experts. And the results obtained are 82.0 percent (very effective) in small group trials, and 84.0 percent (very effective) in large group trials. And it can be concluded that this media is suitable for use in history learning for class X at the high school level/equivalent. Thinglink media is also expected to increase students' motivation and learning outcomes in learning history.Inovasi dan pengembangan media pembelajaran yang berkualitas merupakan salah satu satu tuntutan di era modern. Demikian, guru harus memiliki keterampilan untuk mengadopsi pemanfaatan teknologi sebagai media pembelajaran yang membantu peningkatan kualitas belajar. Tujuan dari penelitian ialah menghasilkan media pembelajaran peta digital berbasis Thinglink pada materi sejarah kerajaan Islam di Sumatra dan menguji keefektifannya dalam pembelajaran Subjek penelitian ini adalah kelas X IPS 1 SMAN 2 Malang dengan jumlah 25 siswa. Model pengembangan media pembelajaran yang digunakan adalah model ADDIE yaitu terdiri dari 5 (lima) tahapan yaitu analyze, design, develop, implement, evaluate. Media pembelajaran yang dibuat menggunakan website thinglink dan aplikasi Corel Photo Paint X7. Media yang dihasilkan berbentuk peta digital yang didalamnya memuat penjelasan berupa link PPt, video Youtube, dan gambar dari wilayah kekuasaan pada kerajaan. Harapannya media Thinglink dapat membantu siswa kelas X IPS lebih memahami materi sejarah Kerajaan Islam di Sumatra. Hasil penelitian ini diperoleh hasil 88.6 persen (sangat valid) dari ahli materi dan media. Dan diperoleh hasil 82.0 persen (sangat efektif) pada uji coba kelompok kecil, dan 84.0 persen (sangat efektif) pada uji coba kelompok besar. Dan dapat ditarik kesimpulan bahwa media ini layak digunakan dalam pembelajaran sejarah kelas X tingkat SMA/sederajat. Media Thinglink juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah.

Page 1 of 2 | Total Record : 12