cover
Contact Name
Joseph H Sianipar
Contact Email
josephhsianipar@gmail.com
Phone
+62818537111
Journal Mail Official
stft@suryanusantara.ac.id
Editorial Address
Jl. Rakutta Sembiring, Pondok Sayur, Siantar Martoba. Pematangsiantar
Location
Kota pematangsiantar,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara
ISSN : 23391359     EISSN : -     DOI : -
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mempublikasikan berbagai hasil penelitian dari dosen-dosen theologi STFT Surya Nusantara. Scope dari penelitian di dalam jurnal ini mencakup bidang ministry atau pelayanan jemaat yang lebih dikenal dengan applied theology (konsentrasi kepemimpinan gereja), kemudian Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga penelitian dibidang historika atau sejarah gereja, Jurnal ini menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat maupun gereja dalam menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam masyarakat dan jemaat
Articles 50 Documents
KEPEMIMPINAN GEMBALA BAGI KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DALAM MEMIMPIN PARA DOSEN DI TEACHERS COLLEGE Wiputra Cendana
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (30.778 KB)

Abstract

The shepherding leadership model that Jesus did in the world has posed a perfect model for the leaders who are willing to do the shepherding leadership. The higher education or organization faces a challenge to implement the shepherding leadership. An intentional personal relationship with Jesus Christ becomes the initial foundation to comprehend the shepherding leadership that will be implemented later on. This research is aimed to know The Shepherding Leadership Towards Study Program Chair in Leading the Lecturers in Teachers College. The Shepherding Leadership is one of the roles of a study program chair at the Faculty of Education Teachers College. This research is a phenomenology qualitative research with in-depth interview and semi-structured interview as the techniques for gathering the data. The data validation will be examined using validation from the lecturers as the interviewees. The result of the research shows that the study program chair as the shepherd has taken their roles in completing each of their works well, while the duty as a shepherd needs to be done in a focus and intention always.
UMAT YANG SISA PADA AKHIR ZAMAN Ferdiko Billi Peranginangin
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.911 KB)

Abstract

Umat yang sisa pada akhir zaman adalah orang-orang yang berdiri teguh mempertahankan kebenaran Firman Allah dan memisahkan diri dari kejahatan yang merajalela. Setiap orang percaya dipanggil secara pribadi supaya turut bergabung dengan umat yang sisa pada akhir zaman. Tetapi banyak yang tidak mengetahui untuk apa mereka dipanggil dan banyak yang merasa bingung mengapa mereka dipanggil bergabung dengan umat yang sisa pada akhir zaman. Pada akhir zaman, menjelang kedatangan Yesus yang kedua kali semakin banyak denominasi-denominasi yang berdiri dan menyatakan diri sebagai umat yang sisa pada akhir zaman. Sehingga timbul pertanyaan : Dapatkah setiap orang Kristen menyatakan dirinya sebagai umat yang sisa pada akhir zaman? dan siapakah umat yang sisa pada akhir zaman? Oleh karena itu penulis bertujuan untuk memberikan pemahaman yang jelas sehubungan dengan umat yang sisa pada akhir zaman menurut alkitab dan roh nubuat. Menurut alkitab dan roh nubuat Umat yang sisa pada akhir zaman memiliki tiga ciri yakni: memiliki iman kepada Yesus, umat yang sisa percaya bahwa yesus adalah mesias yang dinubatkan dan keselamatan hanya melalui Yesus. Menuruti hukum-hukum Allah; umat yang sisa menuruti hukum Allah yang asli belum di ubah oleh tradisi manusia, dan memiliki kesaksian Yesus. Umat yang sisa pada akhir zaman memiliki gaya hidup yang selaras dengan asas-asas surga dan mereka memiliki tugas yang khusus pada akhir zaman yaitu mengumandangkan pekabaran tiga malaikat.
PENGARUH KEPEMIMPINAN PENDETA TERHADAP PERTUMBUHAN JEMAAT DI GMAHK SIMALINGKAR, MEDAN. Krismadi Naibaho
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.364 KB)

Abstract

Kepemimpinan seorang pendeta dapat dilihat dari kualitas kerohanian dan pelayanannya kepada anggota jemaat, jika seorang p-endeta menunjukkan kualitas yang baik dalam kepemimpinan dan kerohaniannya maka gereja akan bertumbuh secara rohani maupun kuantitas. Salah satu kendala yang dihadapi saat ini adalah kehadiran pendeta yang memiliki masalah, baik dalam kualitas kepemimpinan maupun Dallam kerohanian mereka. Ditulis dalam Mazmur 23:1-6, Yehezkiel 34:1-30 dan Yohanes 10:1-15. Ketika seorang pendeta mengulangi dan menyadari bahwa ia telah menerima panggilan diawal pelayanannya, maa itu aan membantu meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kerohaniannya. Karena itu seorang pendeta menuntut dua hal: berkomitmen pada panggilan yaitu misi seorang pendeta, gereja dan organisasi untuk memberikan kepemimpinan yang positif dan pengaruh rohani untuk mempengaruhi anggota jemaat dalam mencapai tujuan gereja dan organisasi. Alhasil, anggota siding akkan bekerja bersama dengan pendeta dalam mencapai misi gereja Allah di bumi ini. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang digunakan untuk menguji hipotesis dan menjawab semua pertanyaan yang berkaitan dengan subjekk yang diteliti. Berdasarkan hasil penelitian di jemaat Maranatha Simalingkar Medan,maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif antara kepemimpinan pendeta terhadap pertumbuhan gereja.
DOGMA ALLAH TRITUNGGAL DAN MASALAH DISTORSI AJARAN TRINITAS Elfri Darlin Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.231 KB)

Abstract

The teachings about the Trinity of God developed continuously from century to century. From recognition there is only One God, namely Jehovah and three divine persons (that is, in the days of the Old and NewTestaments), then developed from each century into various understandings. Although the council tried to integrate the idea of the Trinity, the problem could not be solved through the council. This happened not without the influence of the political rulers of the Roman empire in the first century to the fourth century. Then, it can be stated that there is a distortion that occurs about the Trinity or the Triune God. This study aims to find out the theological problems arisingfrom the distortion of the teachings of the Trinity by Roman authority.The method used is literature research, using a historical approach model. This research produces several ideas and understandings that are expected to contribute to the scientific world, especially in the distortion discourse of the teachings of the Trinity. The conclusions obtained from this literature study are as follows: (1) The Trinity in the pre-distortion era of teachings is the recognition of the existence of one God, Yahweh and acknowledging the plurality of the Divine person. (2) The teachings of the trinity develop from time to time due to the influence of the church (in this case bishops and church thinkers). Finally, the teachings of the trinity are more influenced by church traditions than by Bible reviews. (3) The Bible as the main source of teachings about God has been distorted by and on the authority of Rome. The distortion is carried out through councils (for political interests), amending Bible verses, and inculturation of pagan Roman beliefs with Christian beliefs. For this reason, the writer gives the following suggestions: (1) Care needs to be taken in translating the trinity and interpreting God, because the power of Rome in the first to fourth centuries has distorted the teachings of the trinity. (2) The trinity discourse needs to be carried out further research by subsequent researchers.
PENGARUH PEMAHAMAN ANGGOTA JEMAAT TENTANG KONSEP PERTUMBUHAN GEREJA YANG SEHAT DAN SEIMBANG TERHADAP PERTUMBUHAN GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH DISTRIK SIANTAR Abimael Laia
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 7 No. 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.019 KB)

Abstract

Masalah Pemahaman Anggota Jemaat Tentang Konsep Pertumbuhan Gereja Yang Sehat Dan Seimbang Terhadap Pertumbuhan Gereja, itulah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti apakah ada pengaruh pemahaman tentang konsep pertumbuhan gereja yang sehat dan seimbang terhadap pertumbuhan GMAHK Distrik Siantar 5 tahun terakhir. Penelitian ini dilakukan di GMAHK Distrik Siantar dengan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang didapatkan melalui instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kemudian diuji dengan uji statistik atau menggunakan bantuan program Microsoft Excel dan Spss for Windows Release 21. Hasil uji statistinormalitas dengan nilai sig – 0,253 dimana hasil tersebut; lebih besar dari nilai signifikansi (
PENGARUH PERAN PENDETA JEMAAT UNTUK MEMPERTUMBUHKAN IMAN WARGA JEMAAT ANTAR DENOMINASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR Elfri Darlin Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.999 KB)

Abstract

The low level of community faith can occur due to various factors such as: Lack of moral and religious education from parents to the children, adolescents and young people in the household, lack of moral education in schools, and less role of clergy (pastors of the congregation) carry out their responsibilities fully to the members of their congregations. The purpose of this study was to determine how much influence the role of the Church Pastors on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar city. The method used in this research is descriptive method. Data were collected by distributing questionnaires to 40 respondents representing 105 inter-denominational pastors in Pematangsiantar city. Then the data collected is analyzed and discussed. The results showed that the growth of faith of the members of the congregation (Y) can be influenced by the role of the Pastors of the Church (X). The influence of the role of the Church Pastors (X) on the growth of the faith of church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is in a significant level. The magnitude of the influence of the role of the Church pastor (X) on the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is 32%. The relationship between the role of the Pastor of the Church (X) with the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantar city (Y) is illustrated through the linear regression equation Y = 28,978 + 0,643X. that is, for every unit to improve the role of the Church Pastor (X), the growth of the faith of the church members among the inter-denominational congregation in Pematangsiantar City (Y) will increase by 0.643 times from the present condition with a constant of 28.978.For this reason, the pastor of the church needs to improve the quality of his role, especially as a shepherd, a spiritual leader, and as a trainer to increase the growth of faith of the church members among the inter-denominational congregations in Pematangsiantarcity.
PANDANGAN ANGGOTA JEMAAT TERHADAP PENGINJILAN MELALUI KELOMPOK KECIL DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHDISTRIK DAIRI SELATAN Marudut Matanari
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.999 KB)

Abstract

Allah mendirikan jemaat-Nya dengan tujuan untuk memulihkan citra-Nya dalam diri manusia dan mengembalikan nya kepada kesempurnaan seperti ketika manusia diciptakan pertama kali di taman Eden. Dan salah satu metode yang harus digunakan jemaat untuk memulihkan kesempurnaa Tuhan dalam diri manusia adalah melalui kelompok kecil. Pembentukan kelompok kecil dalam jemaat mempunyai landasan yang kuat, baik di lihat dari sudut Alkitab maupun Roh Nubuat. Kelompok kecil adalah bersumber dari Allah. Sebagai suatu alat dalam penginjilan kelompok kecil mempunyai pengaruh yang besar terhadap penarikan jiwa. Meskipun kelompok kecil mempunyai pengaruh besar terhadap penarikan jiwa namun didapati beberapa jemaat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh (GMAHK) tidak memiliki kelompok kecil sebagai suatu alat di dalam pekerjaan penginjilan. Mungkin karena anggota jemaat lebih sibuk melakukan pekerjaan rumah atau bisnis. Dan sekiranyapun dalam suatu gereja didapati kelompok kecil, tetapi kelompok-kelompok kecil itu tidak berjalan dengan sesungguhnya. Sehingga ada banyak kelompok kecil yang tidak berkembang oleh karena tidak berjalan dengan struktur yang ada. Hal ini terjadi biasanya karena anggota jemaat kurang paham terhadap bagaimana cara membentuk dan menjalankan kelompok kecil yang benar.
SEBUAH TINJAUAN SINGKAT MENGENAI KUALIFIKASI PEMIMPIN DARI PERSPEKTIF KITAB NEHEMIA (4 PASAL PERTAMA) Luke Eka Putra
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.375 KB)

Abstract

Tema kepemimpinan dalam dunia kita sekarang menjadi tema yang cukup luas berkembang. Namun faktor-faktor atau kualifikasi apakah yang harus kita ketahui untuk seseorang menjadi seorang pemimpin dari sudut pandang Alkitab? Sehingga dalam memilih seorang pemimpin kita harus tahu apa yang menjadi kualifikasinya, sehingga pemimpin yang terpilih dapat mengelola dan memberikan sumbangsih bagi sebuah bangsa yang dipimpinnya demi masa depan. Artikel ini bertujuan membuka dan memberikan wawasan secara pengetahuan tentang kualifikasi pemimpin yang layak memimpin dari perspektif kitab Nehemia 1 – 4 melalui metode eksposisi.
TINGKAT KETERLIBATAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH DAERAH SUMATERA KAWASAN UTARA TERHADAP PEKERJAAN PENGINJILAN MELALUI LITERATUR Litner Otan Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.611 KB)

Abstract

Melalui pekerjaan penginjilan literatur, Allah memanggil putra-putriNya, baik yang berpendidikan formal maupun informal supaya terlibat dan bekerjasama dengan malaikat sorga untuk menyampaikan firmanNya melalui literatur ke seluruh dunia. Melalui pengkhotbah diam-diam inilah orang banyak bebas menyelidiki firman Allah. Sungguh pekerjaan ini adalah pekerjaan yang mulia, dan banyak jiwa dimenangkan. Tetapi bilamana dilihat fakta yang terjadi sekarang ini di setiap gereja, hampir tidak ada lagi penginjil literatur. Keadaan ini sungguh sangat memprihatinkan, seharusnya dimana ada gereja, disana ada pekerjaan penginjilan literatur. Seberapa besar tingkat keterlibatan anggota jemaat di dalam pekerjaan penginjilan literatur, apa penyebab kurangnya minat anggot aterhadap penginjilan literatur dan bagaimana memperkembang minat anggota jemaat agar telibat dalam pekerjaan penginjilan literatur?. Berdasarkan identifikasi ini, penulis mengadakan penelitian dan memaparkan hasil penelitian sebagai berikut: Tingkat Keterlibatan Anggota Jemaat Dalam Penginjilan Literatur adalah 0,34% (sangat rendah). Faktor-faktor penyebab kurangnya minat anggota jemaat dalam pekerjaan penginjilan literatur adalah: Tidak Ada Pengalaman (84%); Kurangnya Informasi Tentang Penginjilan Literatur (74%); Tidak Ada Penuntun/Praktek (73%); Tidak Ada Modal (70%). Untuk memperkembang minat anggota gereja agar terlibat dalam pelayananpekerjaan penginjilan literatur dibutuhkan: Informasi Yang Jelas Untuk Merekrut Anggota Baru (97%) dan Anggota Mengetahui Pentingnya Penginjilan Literatur (70%). Saran agar supaya para Gembala Jemaat dan para Pimpinan Penerbitan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Daerah Sumatera Kawasan Utara, kiranya lebih sering memberikan seminar tentang Penginjilan Literatur dan bekerjasama merekrut dan melatih anggota yang mau bergabung dala pekerjaan penginjilan literatur.
IDENTIFICATION OF IMMANUEL IN THE CONTEXT OF ISAIAH 7:14 Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 1 (2020): January
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.769 KB)

Abstract

For many scholars the identification of Immanuel and his mother in Isaiah 7:14 had been a dispute for a long time. For Christian the verse Isaiah 7:14 is one of the most popular items in the foretold the future conception and birth of a child by a virgin, the “fulfillment” of which is described in the Gospels of Matthew and Luke with the accounts of Mary’s conceiving a child of the Holy Spirit and giving birth to Jesus. However many scholar questioned refute Christian’ application of this verse. The prophet Isaiah’s use of the term עַלְמָ֗ה (‘almah) and עִמָּ֥נוּאֵֽל (‘imanu'el ) in 7:14 would pose a problem. To whom Isaiah’s Immanuel and his mother intended? What is the correct interpretation of the the Immanuel and his mother of this verse contextually? This research primarily uses the inductive method to arrive at answers. Through theological reflection the following steps will be taken: firstly, the background of great controversy and analysis of the word א֑וֹת (‘ot), עַלְמָ֗ה (‘almah), הָרָה֙ (harah), and עִמָּ֥נוּאֵֽל (‘imanu'el ) in its lexical-grammatical, structural, contextual aspects. From the literary context studying and historical context of the Isaiah one must accept that this prophecy has a double meaning. Firstly is the fulfillment of the prophecy in Isaiah time and secondly the eschatological fulfillment. The text cannot be understood only from Isaiah 7:14 only, but should be explored into broader text in order to be able to interpret this prophecy correctly.