cover
Contact Name
Joseph H Sianipar
Contact Email
josephhsianipar@gmail.com
Phone
+62818537111
Journal Mail Official
stft@suryanusantara.ac.id
Editorial Address
Jl. Rakutta Sembiring, Pondok Sayur, Siantar Martoba. Pematangsiantar
Location
Kota pematangsiantar,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara
ISSN : 23391359     EISSN : -     DOI : -
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mempublikasikan berbagai hasil penelitian dari dosen-dosen theologi STFT Surya Nusantara. Scope dari penelitian di dalam jurnal ini mencakup bidang ministry atau pelayanan jemaat yang lebih dikenal dengan applied theology (konsentrasi kepemimpinan gereja), kemudian Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga penelitian dibidang historika atau sejarah gereja, Jurnal ini menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat maupun gereja dalam menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam masyarakat dan jemaat
Articles 50 Documents
IMPLIKASI HUBUNGAN KRISTUS DAN BUDAYA DALAM BERBAGAI KONTEKS PENGINJILAN YANG DIHADAPI MURID KRISTUS Roedy Silitonga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.138 KB)

Abstract

This paper is expected to provide direction and encouragement for every disciple of Christ to realize the responsibility of carrying out evangelism and transforming culture on this earth. It is important for Disciples of Christ to understand precisely the relationship between Christ and culture, both in evangelism and in transforming culture. Because by being aware of this, a student can properly carry out evangelism to anyone in diverse cultural contexts. Cultural transformation is only possible by Disciples of Christ who have lived in Christ and are aware of their responsibilities here on earth. Cultural diversity and uniqueness will not weaken a disciple of Christ to preach the gospel properly. Instead the condition is a good opportunity to clear the purpose of the disciples of Christ called and sent by God. Because Christ's disciples not only carry out evangelization of all nations and also transform the culture of anyone who is already in His mandate
PENYELIDIKAN YESUS HISTORIS (THE QUEST OF HISTORICAL JESUS) Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (238.034 KB)

Abstract

Yesus Kristus adalah sosok yang paling kontroversial di dunia. Hal ini nyata dari perdebatan mengenai pribadi Yesus yang telah berlangsung selama berabad-abad. Sejak abad keempat perdebatan itu difokuskan pada sifat keilahian Yesus namun sejak abad ke 18 timbul diskusi mengenai historisitas Yesus. Diskusi ini dimulai sejak sekitar abad XVIII saat Gotthold Ephraim Lessing menerbitkan fragmen-fragmen berjudul Fragments from an Unnamed Author yang dikenal kemudian sebagai Wolgenbuttel Fragments (antara 1774 sampai 1778). Cuplikan-cuplikan tulisan tersebut berasal dari karangan seorang sarjana Jerman bernama Hermann Samuel Reimarus (1694-1768) yang melakukan pendekatan untuk pertama kalinya dari sudut pandang analisis historis dalam menjawab pertanyaan tentang siapa Yesus. Perkembangan studi mengenai Yesus sejarah berlanjut hingga kini yang dikenal dengan The Third Quest of Jesus.
PENGARUH IMPLEMENTASI TUGAS PANGGILAN GEREJA TERHADAP PETUMBUHAN IMAN WARGA JEMAAT ANTARDENOMINASI DI KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2020 Elfri Darlin Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.754 KB)

Abstract

The quality of growth and decline of the community's faith demands on the participations and involvements of all elements in society, including Church’s Christian community. The church’s Christian comunity is expected to play an active role in overcoming the problems of the nation by carrying out the church's calling Task, namely “koinonia”, “diakonia” and “marturia”. The purpose of this study was to determine whether there is an effect of the implementation of Church’s Calling Task towards the growth of faith of the congregation and to find out how much the effect of the implementation of Church’s Calling Task (X) towards the growth of faith of the congregation among inter-denominational Churches in Pematangsiantar city (Y). Based on the research results, it was found that the growth of the congregation's faith (Y) can be influenced by the implementation of the Church's Calling Task (X). The method used in this research is descriptive analysis method, using a survey method, by distributing questionnaires to 40 respondents, as the representatives of 105 pastors of interdenominational Churches in Pematangsiantar city. The conclusions of the research results are as follows: (1) There is a strong and significant influence between the implementation of Church’s Calling Task (X) towards the Growth of faith of the Congregation (Y). Evidenced by the regression equation Y = 56.449 + 0.452 X2 with R = 0.424, t test = 2.888, and F count = 8.343 with P-value = 0.000 at α
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN BAGI MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI PERGURUAN TINGGI ADVENT SURYA NUSANTARA PEMATANGSIANTAR Gerbin Tamba
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.327 KB)

Abstract

Pendidikan Agama di Indonesia merupakan amanat undang-undang dan oleh karenanya bersifat wajib (compulsory).Tak terkecuali juga Perguruan Tinggi yang sudah “berbasis agama” seperti Perguruan Tinggi Advent. Lembaga-lembaga pendidikan Advent adalah salah satu dari instrument instrumen penting Gereja Masehi Adventis Hari Ketujuh (GMAHK) dalam menggenapi misinya melalui pelayanan pendidikan. Pendidikan Advent berusaha untuk menyediakan pendidikan yang berpusat kepada Allah dan membangun diantara para siswa pandangan dunia (worldview) dengan pengajaran dan pembelajaran yang paling berkualitas. “Pendidikan Advent mengimpartasikan lebih dari pengetahuan akademik, ia mendorong perkembangan manusia seutuhnya yang seimbang” (pernyataan filsafat pendidikan GMAHK) Mengingat akan sifatnya yang “Kristen” maka model pendidikan moral Kristiani pun diterapkan dalam pengajaran dan kegiatan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi Advent, seperti pembacaan Alkitab, ibadah kampus, pembinaan asrama, dan sebagainya. Ini belum terhitung kegiatan-kegiatan lain di luar kegiatan akademik seperti retret, pekan doa, seminar, dll. Kehidupan kampus yang “Kristen” ini tak pelak membawa dampak bagi matakuliah Agama Kristen di kampus. Mahasiswa mempertanyakan relevansi matakuliah ini, mengingat pelajaran agama sudah mereka dapatkan sehari-hari, baik di kampus maupun diluar kegiatan reguler. Matakuliah agama seringkali hanya sekedar “tempelan” untuk memenuhi tuntutan matakuliah wajib. Pengajaran Agama Kristen pun seolah berada di persimpangan dan membingungkan pengajar maupun mahasiswa. Tulisan ini merupakan sebuah usaha untuk menjawab dilema tersebut. Bahwa dalam lembaga Kristen pun, matakuliah Agama tetaplah relevan. Relevansi mata kuliah agama Kristen ditunjukkan melalui kemampuannya mengintegrasikan nilai-nilai Alkitab dengan keilmuan umum.
ANALISA TEKS 1 TIMOTIUS 6:10 SERTA PENERAPANNYA DALAM KEHIDUPAN KEKRISTENAN David Soputra
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 8 No. 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.8 KB)

Abstract

Kejahatan di bidang keuangan adalah suatu kejahatan yang sudah ada sejak zaman Perjanjian Lama maupun pada zaman Perjanjian Baru. Bahkan kejahatan tersebut semakin merajalela hingga akhir zaman ini. Untuk itu dalam suratnya kepada Timotius, Rasul Paulus mengingatkan kembali agar setiap umat Allah kembali kejalan yang benar. Rasul Paulus dalam 1 Timotius 6:10 menekankan kembali bahwa “akar dari segala kejahatan itu adalah cinta uang”. Ia mengingatkan bahwa banyak orang-orang yang melakukan ini pada akhirnya mengingkari imannya dan jatuh kedalam bermacam-macam penderitaan dan sengsara. Metoda dalam penelitian ini adalah metoda kualitatif, yang bersifat historitikal analisa konteks. Banyak kebenaran-kebenaran yang kita dapatkan melalui kajian ayat ini. Salah satunya ialah agar setiap umat Allah memperlengkapi kehidupannya dengan rasa berkecukupan, dan mengutamakan Allah dalam segala aspek kehidupannya, dan menjauhkan diri dari segala godaan yang boleh jadi membawa mereka ke dalam kesusahan dan berbagai macam penderitaan. Sebagai kesimpulannya, penulis mengajak agar semua umat Allah kembali kepada tugas utamanya sebagai umat Allah, yakni kabar Injil, dan menjadi imamat yang rajani yang menceritakan hanya kebenaran Allah saja.
MEMAHAMI KENOSIS DALAM FILIPI 2:12,13 LEWAT KONSEP PERTENTANGAN BESAR Manogang Simanjuntak
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.858 KB)

Abstract

Kenosis atau tindakan untuk mengosongkan diri, menurut kehendak Allah dan menjadi seorang hamba adalah sebuah pilihan. Merendahkan hati dan menurut hingga kematian adalah sebuah pilihan, meskipun tidak mudah. Pertentangan terbesar yang manusia hadapi adalah perjuangan untuk menaklukkan diri sendiri. Yang menjadi pertanyaan apakah manusia dapat mengosongkan diri dan merendahkan hati dengan kuasa kemauannya sendiri? Ataukah manusia membutuhkan bantuan Tuhan agar dapat memiliki kuasa kemauan untuk menaklukkan diri? Dapatkah manusia menyerahkan kuasa kemauannya kepada Allah? Apakah batasan atau perbedaan dari legalisme dan keselamatan lewat kasih karunia? Apakah yang dimaksud rasul Paulus, “Tetaplah kerjakan keselamatanmu (katergazomai) dengan takut dan gentar.” Apakah ini ada hubungannya dengan konsistensi dan usaha yang keras untuk mencapai keselamatan? Untuk kesehatan rohani, umat Tuhan tidak boleh bersikap pasif tetapi harus aktif. Kekristenan bukanlah sekedar menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi tetapi juga merupakan sebuah komitmen untuk berjalan bersama Yesus selamanya. Menyangkal dan meninggalkan kehidupan yang lama dan tetap dalam kehidupan yang baru dan terus menerus mengikuti teladan Yesus, inilah inti kekristenan.
MENINGKATKAN KEHIDUPAN SALING MENGASIHI DAN AKUNTABILITAS GEMBALA JEMAAT SEBAGAI UPAYA PENANGKALAN UNJUK RASA DI GEREJA ADVENT David Soputra
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.358 KB)

Abstract

Gereja Advent mengalami pertumbuhan yang pesat pada akhir-akhir ini. Diperkirakan pada tahun 2020 yang lalu jumlah anggota gereja Advent adalah 25 juta jiwa dengan laju pertumbuhan satu juta jiwa pertahun. Namun pertumbuhan jemaat ini diikuti pula dengan peningkatan rasa ketidakpuasan terhadap pemimpin yang pada akhirnya berujung dengan munculnya kelompok anti kepengurusan yang baru. Konflik ini pada akhirnya akan berujung dengan perpecahan gereja Advent dan mengakibatkan terganggunya implementasi visi, misi, dan tujuan penginjilan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data dari sumber-sumber jurnal, majalah, internet, dan buku. Hasil yang diperoleh ialah bahwa cara yang terbaik untuk menanggulangi gejolak demokrasi ini ialah dengan meningkatkan pemahaman anggota jemaat akan peran mereka sebagai pengemban pembawa kabar keselamatan. Roh kerendahan hati, kebersamaan, dan saling tolong menolong merupakan materi pelajaran yang harus ditingkatkan agar anggota jemaat semakin menyadari peran mereka sebagai pembawa kabar baik tersebut. Selain itu gembala jemaat gereja Advent juga harus meningkatkan kompetensi kepribadian, sosial, dan akuntabilitasnya, agar semua anggota jemaat dapat melihat satu pola keteladanan Kristus pada gembala jemaatnya.
KONSELING PERCERAIAN DAN PERNIKAHAN KEMBALI Freddy Manurung
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (169.109 KB)

Abstract

Pernikahan dan keluarga merupakan suatu topik yang sangat mengena kepada setiap orang, karena tidak ada manusia yang lahir ke dunia tanpa merasakan dampak dari pernikahan dan hubungan keluarga. Namun tidak semua pernikahan berhasil, sebagian pernikahan berakhir dengan perceraian bahkan hal ini terjadi di kalangan umat Kristen. Jika seseorang merasa bahwa pernikahan yang mereka miliki saat ini salah apakah harus dipertahankan? Apakah nasehat Tuhan dalam Alkitab tentang pernikahan dan perceraian? Bagaimanakah dengan janji pernikahan yang sudah terucap? Perceraian sudah pasti merupakan masalah dan kita perlu menemukan jawaban atas masalah ini dalam Alkitab. Bahkan masalah juga ini sudah ada saat Yesus Kristus masih hidup di dunia. Pada saat itu banyak orang yang bertanya kepada Yesus , apakah diperkenankan bagi seorang suami untuk menceraikan istrinya karena alasan apapun juga? Namun Yesus menjawab, bahwa ada tertulis, apakah engkau tidak membaca, bahwa apa yang sudah dipersatukan Allah dalam pernikahan tidak dapat dipisahkan oleh manusia? Sebelum manusia menikah Allah berfirman, “Tidak baik jika manusia itu sendirian, Aku akan menjadikan penolong baginya.” Setelah penyatuan suami dan istri maka seyogyanya keadaan manusia berubah dari keadaan tidak baik menjadi baik. Namun, apabila manusia memilih perceraian maka sesungguhnya manusia kembali kepada keadaan yang tidak baik.
MAKNA “KEBENARAN” MENURUT INJIL YOHANES Joseph Hamonangan Sianipar
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (158.327 KB)

Abstract

Isu tentang makna kebenaran yang sesungguhnya menjadi pemicu perdebatan di antara manusia post modern. Masyarakat post-modern cenderung mempertahankan kebenaraan masing-masing, dan jika tidak ada kebenaran yang absolute maka sesungguhnya tidak ada kebenaran. Apakah Yesus Anak Allah ataukah Dia seorang kriminal yang patut disalibkan? Bagaimana kita mengenal kebenaran? Siapakah yang benar Yesus Kristus atau Barabas? Bagaimanakah jika manusia hidup di dunia tanpa mengetahui kebenaran itu? Berapa banyakkah manusia di dunia ini yang tidak mengetahui kebenaran dan seperti Pilatus bertanya-tanya dalam hidupnya “Apakah kebenaran itu?” Jikalau manusia tidak mengetahui kebenaran dapatkah manusia bertindak dan melakukan sesuatu yang benar? Injil Yohanes menjelaskan makna kebenaran dalam beberapa konteks. Kebenaran dapat berarti sebuah jaminan bahwa Allah dapat menepati janji-Nya.Kebenaran juga dapat berarti hubungan manusia dengan Allah yang dapat menjadikan manusia itu sendiri menjadi benar di hadapan Allah. Kebenaran juga dapat memiliki arti keberpihakan manusia kepada Allah.
“TODAY YOU SHALL BE WITH ME IN PARADISE”: AN EXEGETICAL STUDY OF LUKE 23:43 Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 9 No. 1 (2021)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (274.548 KB)

Abstract

Kalimat “hari ini kamu akan bersamaku di surga” (Gr. Αμήν σοι λέγω, σήμερον μετ᾽ ἐμοῦ ἔσῃ ἐν τῷ παραδείσῳ) dalam Lukas 23:43 telah menjadi perdebatan sejak awal kekristenan. Subjek perdebatannya adalah apakah penjahat yang disalib bersama Yesus itu langsung masuk surga pada hari itu juga atau hanya merupakan sebuah janji Yesus bahwa pada dia akan masuk surga di masa yang akan datang. Perdebatan ini muncul oleh karena manuskrip Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani kuno tidak memiliki tanda-tanda baca sehingga secara tata bahasa dan sintaks memberikan beberapa alternatif penerjemahan dan penafsiran. Dalam studi ini diberikan suatu solusi dengan melihat pemakaian kata keterangan sēmeron dengan kata penghubung hoti sehubungan dengan tata bahasa dan sintaks oleh Lukas yang menunjukkan kecenderungan tertentu. Selain itu, secara kontekstual menunjukkan bahwa penjahat tidak pergi ke surga pada hari penyaliban Yesus. Demikian juga studi intertekstualitas dari kata paradeiso menunjukkan bahwa surga adalah tempat tinggal Allah. Firdaus ini mengacu pada tempat tinggal masa depan umat Tuhan. Ini adalah gambaran tentang tempat yang ideal dalam kondisi terbaiknya dan realitas spiritual yang terbaik yaitu suatu taman kebahagiaan moral dan spiritual bagi umat Tuhan yang telah ditebus.