cover
Contact Name
Joseph H Sianipar
Contact Email
josephhsianipar@gmail.com
Phone
+62818537111
Journal Mail Official
stft@suryanusantara.ac.id
Editorial Address
Jl. Rakutta Sembiring, Pondok Sayur, Siantar Martoba. Pematangsiantar
Location
Kota pematangsiantar,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara
ISSN : 23391359     EISSN : -     DOI : -
Tujuan dari jurnal ini adalah untuk mempublikasikan berbagai hasil penelitian dari dosen-dosen theologi STFT Surya Nusantara. Scope dari penelitian di dalam jurnal ini mencakup bidang ministry atau pelayanan jemaat yang lebih dikenal dengan applied theology (konsentrasi kepemimpinan gereja), kemudian Biblika (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, juga penelitian dibidang historika atau sejarah gereja, Jurnal ini menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat maupun gereja dalam menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan yang ada di dalam masyarakat dan jemaat
Articles 50 Documents
REDEMPTIVE OR PUNITIVE APPROACH? Sonny Marlen Sipayung
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 1 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (270.882 KB)

Abstract

Berbagai pendekatan dapat dibuat untuk menolong anggota Gereja bertumbuh dalam Iman serta dapat hidup berdampingan dengan sesama baik di Gereja maupun dalam Masyarakat. Pada kenyataannya sekarang ini terjadi penyelewengan dalam iman dan akibatnya terjadi pelanggaran pelanggaran norma. Bagaimanakah Gereja menyikapi pelanggaran pelanggaran di dalam Gereja? Pendekatan disiplin yang manakah yang akan diterapkan? Agar Gereja dan Umat dapat berjalan berdampingan dalam menuntun kepada keselamatan yang dijanjikan Tuhan. Banyak anggota gereja yang pada akhirnya meninggalkan gereja oleh karna tindakan disiplin yang diberikan gereja atas pelanggaran dosa yang dilakukannya. Hal ini terjadi ketika pendekatan Punitive approach dilaksanakan. Sementara ada anggota gereja lainnya yang juga memiliki pelanggaran yang sama, namun tetap berada di dalam gereja oleh karna pendekatan yang dibuat gereja adalah pendekatan Redemptive. Dari kedua pendekatan diatas dapat disimpulkan bahwa Redemptive Approach harus di praktekkan dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran di dalam kehidupan gerejani agar anggota tidak merasa di hakimi dan dimusuhi, tetapi sebaliknya mereka merasa tegoran itu adalah tegoran kasih yang bertujuan untuk menjaga kesucian gereja dan juga menuntun mereka untuk hidup kekal yang Tuhan janjikan.
EXPOSURE TO ROCK MUSIC: THEIR RELATIONSHIP TO THE RELIGIOUS HABITS OF INDONESIAN COLLEGE STUDENTS Donald Loffie Muntu
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.799 KB)

Abstract

Penelitian ini dibuat untuk melihat hubungan rock musik dengan kehidupan kerohanian mahasiswa Indonesia di Universitas Advent Philipina antara tahun 2007-2008. Dengan mempertimbangkan faktor umur, agama, jenis kelamin, dan tahun masuk sebagai moderator yang berubah-ubah. Mahasiswa Indonesia “kadang-kadang” mempelajari sendiri akan rock music. kebanyakan mereka mendengarkan rock musik dengan teman mereka, dan mendengarkan rock musik pada hari yang telah ditentukan. Mahasiswa kebanyakan mendengarkan rock musik 5-7 menit sekali dengar dan saat duduk di bangku SMP. Mahasiswa Indonesia mempunyai nilai yang “sangat baik” kehidupan kerohaniannya di dalam hal berdoa, belajar Alkitab, dan bersekutu dan “baik” hanya untuk bersaksi. Hasil untuk hubungan yang telah dianalisa menyatakan bahwa ada sebuah hubungan, rock musik dan kehidupan kerohanian. Hubungan yang terlihat hanya antara rock musik dan berdoa, mendengarkan rock musik dengan teman dan belajar Alkitab, bersekutu, dan kehidupan kerohanian. Juga, seringkali apakah kamu mendengarkan rock musik seringkali mempunyai hubungan dengan bersekutu, dan kehidupan kerohanian, dan hubungan waktu kepada berdoa, belajar Alkitab, bersekutu, dan kehidupan kerohanian. Yang menjadi penyebab kemunduran dari kehidupan kerohanian adalah lamanya mahasiswa Indonesia mendengarkan rock musik per jam.
THE BIBLICAL MODEL FOR RETAINING NEW CONVERTS IN THE CHURCH Jones M Sagala
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.173 KB)

Abstract

Penggenapan akan Amanah Agung Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya: “Pergilah dan jadikanlah bangsa murid-Ku” hingga saat ini terlaksana sampai kepada pulau–pulau di ujung dunia ini. Dari masa ke masa, pertobatan dari orang – orang yang menjadi percaya kepada Kristus dan menjadi perkumpulan dan persekutuan umat Tuhan menjadi satu tubuh. Sejak para rasul dan jemaat mula-mula, pertambahan umat di tubuh Kristus secara umum di dunia kekristenan menjadi dua kategori: umat yang lama dan umat yang baru. Sehingga hal ini menjadi tantangan yang besar seiring besar juga kuantitas orang percaya yang baru bertobat.Oleh karena itu, Firman Tuhan yang adalah dasar penginjilan dan pertobatan, maka tentunya Alkitab juga menyediakan metode mempertahankan dan memelihara umat Kristiani yang baru bertobat di dalam iman kepada Kristus.Dalam artikel ini membahas metode mempertahankan dan pemuridan anggota baru melalui anggota – anggota gereja setempat. Dan Paul J. Bucknell memberikan contribusinya dengan menerapkan 3 langkah untuk pertumbuhan dan pendewasaan seorang Kristen yang dapat diuraikan dari sejak seorang pencari iman, bertobat menerima Yesus Kristus, seorang Kristen awal pertumbuhan iman, menuju kedewasaan dan berbuah dalam imannya dan akhirnya melanjutkan menjadi seseorang yang memimpin seorang pencari kebenaran kepada iman.
KEPEMIMPINAN: KUNCI KEPADA KEBERHASILAN KERJASAMA TIM Joseph H Sianipar
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.477 KB)

Abstract

Meskipun ada banyak teori tentang kepemimpinan dan kerjasama tim, hubungan antara keduanya belum begitu jelas. Studi ini mempelajari tentang pengaruh kepemimpinan terhadap kerjasama tim. Pepatah Cina menyebutkan, “burung membawa sayapnya, namun sayap burung tersebut membawa burung itu” (Adair, 2001, p.109). Ilustrasi ini ditulis untuk menggambarkan betapa erat hubungan antara kepemimpinan dan kerjasama tim. Banyak orang menyadari bahwa kepemimpinan dan kerjasama tim tidak dapat dipisahkan (Bass, 1990; Guzzo & Dickson, 1996; Yukl & Van Fleet, 1992). Dari responden yang memberikan tanggapan, mayoritas respondensetuju bahwa pemimpin gereja sudah terbiasa bekerjasama dalam tim. Analisa dalam studi ini terhadap faktor kepemimpinan menyatakan bahwa para responden merasa siap untuk mengesampingkan kepentingan pribadi untuk kebaikan tim kerja, para pemimpin juga siap mempromosikan kepemimpinan partisipatif, mereka juga rela mendelegasikan tanggungjawab dengan efektif untuk mencapai hasil yang lebih besar, bahkan para pemimpin juga rela untuk menyediakan pelatihan yang dapat menolong tim kerja untuk dapat bekerja sebagai tim.
IDENTIFICATION OF THE “TWENTY FOUR ELDERS” IN REVELATION 4:4 Zainal Sibagariang
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.796 KB)

Abstract

Identifikasi frasa “dua puluh empat tua-tua” dalam Wahyu 4:4 telah menjadi suatu topik perdebatan hangat dalam sejarah penafsiran buku Wahyu dan telah berlangsung berabad-abad. Para ahli telah memperdebatkan identifikasi 24 tua-tua ini dan masih menyampaikan pendapat yang berbeda-beda. Beberapa pakar berpendapat bahwa 24 tua-tua ini adalah mahluk-mahluk sorgawi yang melayani di tahta Allah. Namun sebahagian berpendapat mereka adalah manusia yang telah naik ke sorga. Perbedaan pendapat ini menimbulkan keingintahuan untuk meneliti lebih lanjut siapa sebenarnya 24 tua-tua tersebut. Apa yang teks asli alkitab katakan dan merujuk kepada kepada siapa Yohanes ketika menulis Wahyu ini adalah pertanyaan yang memerlukan studi lebih dalam agar dapat menginterpretasi penglihatan sorgawi ini dengan benar. Melalui metode eksege, studi ini berusaha untuk menemukan jawaban akan pertanyaan tersebut. Studi konteks historis dan literatur yang telah dilakukan dalam paper ini mengambil kesimpulan identifikasi mereka .
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PENGAJARAN DOKTRIN SANCTUARYDI KALANGAN ANGGOTA GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUHSEKOTAMADYA PEMATANGSIANTAR Elfri Darlin Sinaga
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.87 KB)

Abstract

The doctrine of sanctuary is absolutely necessary to be implemented by every church member of the Seventh-Day Adventist. The implementation of that teaching values of Sanctuary doctrine is veryimportant to all church membersbecause they need more of the required preparation with regards to the time of judgment and preparation for the Second coming of Christ. Some of the preparations required concerning to the work of the mediation of Christ in the Sanctuary, such as: to reject all forms of deviant teaching from the Bible, to conduct heart investigations and settle personal sins through repentance and confession of sin, and pray with a sincere heart to obtain sanctification and assurance of salvation. The last phaseof the priesthood ministration of Christis to conduct the cleansingof sinsof His peoplefromthe book of the recordsin Heavenas describedin the work ofthe high priestinthe annualservicein the earthly Sanctuary. But facts show that many of the church members lack of the required preparation for the time of investigative judgment and preparation for the second coming of Christ.The result of this study indicated that the level implementation of the teaching values of Sanctuary Doctrine among the church members was on the score value 2.5857 (partly implemented or not fully implemented). Based on the result, this research will give some input to church’s pastor in order to improve the spiritual life of his church members, especially amongthe memebers of Seventh-Day Adventist Church in Pematangsiantar municipality
THE BOOK OF PSALMS AND THE MISSION OF GOD: A BIBLICAL RESPONSE TO A DICHOTOMIZE VIEW OF MISSION Sonny M M Sipayung
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 5 No. 2 (2017)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (449.051 KB)

Abstract

Penegasan tentang status orang kafir adalah tema penting dalam Alkitab. Tema ini berlandaskan kepada sifat Allah yang pengasih dan menyelamatkan. Dalam buku kitab Mazmur, Pemazmur menyampaikan tema tentang belas kasih dan cinta kasih Tuhan untuk bangsa-bangsa. Dalam respons terhadap pernyataan perjanjian bagi umat umat Allah, tidak dapat dibantah bahwa Ia selalu memberikan kasihNya yang tidak pernah gagal dan perhatiannya kepada semua manusia. Ia membuat semua umat manusia sejajar dan layak untuk mendapat perhatianNya yang kekal itu. Bangsa bangsa akan mengingat, mengakui, menyerahkan diri, bergembira, dan menyembah Allah. Ada alasan eksplisit dan meyakinkan untuk memasukkan semua bangsa bangsa. Allah melayani kita sebagai pelindung bukan hanya untuk orang Israel tetapi juga untuk orang kafir. Jaminan misi Kristus bukan hanya bagi orang Israel, tetapi juga untuk kebebasan bagi bangsa lain sebagai bagian dari berkat perjanjian ketika kita memiliki hubungan dengaNya. Oleh karena itu, bangsa yang sempit, bersamaan dengan klaim pilih kasih dan eksklusivisme berlawanan dengan misi Allah sebagai pendekatan diskriminatif dari pengajaran Alkitab tentang Tuhan yang secara aktif bekerja sama dengan dan untuk bangsa-bangsa lain.
TANTANGAN ZAMAN & ANTISIPASI PENDIDIKAN KRISTEN HOLISTIK DALAM KONTEKS MASYARAKAT INDONESIA DILIHAT DARI BERBAGAI ASPEK Junry J Alow
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.978 KB)

Abstract

Dunia berubah begitu cepat, para pendidik perlu mengimbangi dengan keterampilan yang terus di kembangkan, tuntutan zaman dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi begitu cepat berkembang tanpa antisipasi yang preventif maka para pendidik akan ketinggalan dengan zamannya, penyampaian materi kepada mahasiswa-mahasiswinya akan terasa ada gap dan jarak. Tulisan dalam jurnal ini akan memberikan informasi dan masukan kepada para pendidik dan pengajar mengenai pentingnya antisipasi kepada zaman yang serba cepat, instan dan disebut zaman ‘internet’ ini. Mengantisipasi adalah kata yang penting yang perlu dilakukan dalam rangka memberi pengaruh kepada masyarakat terutama para naradidik secara holistik yang berpanduan wawasan dunia Kristen. Dunia berubah dengan cepat, konteks perlu dilihat secara komprehensif sehingga teks, konteks dan pendidik menjadi terintegrasi, komprehensif dan holistik. Tidak ada yang tidak berubah. Perubahan bukanlah perubahan kecuali perubahan itu sendiri. Zaman akan selalu berubah, perlu diantisipasi dan disikapi, yang tidak berubah akan ditelan oleh perubahan zaman itu sendiri. Perubahan yang dinamis adalah sebuah keniscayaan sebagai respon yang bertanggung jawab.
ASPEK PEMIMPIN HEBAT MENURUT 2 TIMOTIUS 2:1-25 DITINJAU DARI ASPEK GRAMATIKAL DI GEREJA MASEHI ADVENT HARI KETUJUH INDONESIA Ferdinand Butarbutar
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.927 KB)

Abstract

The contents of this writing would be focussed more deeper to discuss and to explore message of 2 Timothy 2:1-25 from grammatical aspect and historical events of how apostle Paul sent letter to Timothy. Furthermore, analyzing the word, interpretate the meaning of the language,or dialects, which is an important order to Timothy as a young servant whom is going to carry its task to continue ministrerial mission and to fulfilled his heart as a strong leader near in the future. Then, Timotthy’s leadership style could be as an agood example to the member of the Seventh-Day Adventist Organization in Indonesia. Leader is a person who can guide, lead and supervise others to pursue a certain level of organization’s goal and to control its subordinates, Shelton Ken (2002:6). No one can doubt and blame the attending of a first missionary Pastor Ralp Waldo Munson whom had been arrive December year of 1889 in Padang (West Sumatra). This visitation became a pillar of the Sevent-Day Adventist movement in Indonesia. This research will describe more specifically from grammatical perspectives and historical views. The factors that are gong to elaborates are endure harship; hard working; patient; faithful; heartely; frankly speaking; empty word; self-control; able to teach; and humility. The approaching of this researchs using quailitative and explorative method, of course to describe furtherly the meaning of tne word from linguistic side
MEMAKNAI KERJA BERLANDASKAN ALKITAB DI INSTITUSI PENDIDIKAN KRISTEN Feteriadi F
Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara Vol. 6 No. 1 (2018)
Publisher : Jurnal Theologia Forum STFT Surya Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.029 KB)

Abstract

The word “Work” in English is divided into three: job, career, and vocation. A job is a work that someone does to get something in return. On the other hand, career is the development and progress (position or rank) of a person in his/her work. Finally, someone who does a specific work according to their calling based on God’s will is called a vocation. The meaning of work on this paper is vocation. Working is a part of someone's life. A person can not have a meaningful life when they are not working, and it doesn’t mean that everyone who works has a meaningful life. The purpose of this paper is to discuss the meaning of work, what is the purpose of working, and is work done to fulfill the survival instinct?. How do we make work meaningful? What are the implications of work towards the enhancement of quality in an institution? How do you recruit employees who embody the definition of work? How do employees working in UPH can be guided well so that they could perceive meaningful work? The author conducted a survey of one hundred new employees who just recently joined UPH, on how far do they define a meaningful work. Most of them did not have the awareness of the importance of defining work. The author took this as an opportunity to develop employees who have yet understand the meaning of work. With this, it opens up opportunities for the institution of UPH to continuously improve the quality, for the meaning of work has a direct implication on the quality of education in UPH.