cover
Contact Name
Risko
Contact Email
risko@physics.untan.ac.id
Phone
+6285750630630
Journal Mail Official
manfishjournal@gmail.com
Editorial Address
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Bansir Laut, Kec. Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Indonesia.
Location
Kota pontianak,
Kalimantan barat
INDONESIA
Manfish Journal
ISSN : 27212815     EISSN : 27212939     DOI : https://doi.org/10.31573/manfish.v2i3
Marine Science, Aquaculture, Fishery Product Processing, Capture Fisheries, Marine Biology, Oceanography, Fishery Biotechnology, Marine and Coastal, Remote Sensing, Conservation
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL" : 7 Documents clear
Tingkat Kesukaan Konsumen pada Serbuk Minuman Instan Rumput Laut (Eucheuma Cottoni) Evi Evi Fitriyani; Lukas Wibowo Sasongko; Vivin Primadini
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.234 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.365

Abstract

Minuman rumput laut merupakan salah satu produk diversifikasi minuman pangan yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat luas. Minuman ini memberikan suatu kelebihan seagai serbuk instan rumput laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat tingkat kesukaan konsumen pada minuman rumput laut. Penelitian ini dilakukan dua tahap yaitu tahap pertama pembuatan minuman rumput laut dan tahap kedua pengujian tingkat kesukaan pada minuman rumput laut dan serbuk minuman. Formulasi yang digunakan adalah Rumput laut Kontrol (0% gula, 0% Essens), Rumput laut EG 25% (25% gula, 1% Essens), Rumput laut EG 50% (50% gula, 1% Essens), Rumput laut EG 75% (75% Gula, 1% Essens). Hasil penelitian menunjukkan bahwa serbuk minuman rumput laut yang disukai oleh konsumen pada formulasi 3 (gula 50%) dengan nilai kenampakan 7 (suka), warna 7 (suka), aroma 5 (biasa), tekstur 6 (agak suka), dan rasa 7 (suka).
Keanekaragaman dan Keterkaitan Moluska pada Ekosistem Mangrove di Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Agung Adi Prasetia; Raka Nur Sukma; Suwarsih Suwarsih; Marita Ika Joesidawati; Perdana Ixbal Spanton M
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.047 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.381

Abstract

Kecamatan palang terletak di ujung timur perbatasan antara Tuban-Lamongan. Pantai kawasan Kecamatan Palang hanya ada beberapa titik wilayah tertentu yang tumbuh ekosistem mangrove. Ekosistem Mangrove bermanfaat bagi abrasi pantai, selain itu ekosistem mangrove juga bermanfaat bagi kehidupan fauna yang berada di sekitarnya salah satunya adalah Moluska dari kelas Gastropoda. Penelitian ini terdiri dari 3 stasiun, terletak di desa Tasikmadu, Gesikharjo, dan Pliwetan, Kecamatan Palang. Metode penelitian ini menggunakan metode Transek garis (Line Transek) ukuran 5x5 dengan 3 kali pengulangan setiap stasiun. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan ada 9 jenis spesies Gastropoda dari 4 Family. Gastropoda yang ditemukan adalah Cerithidea Cingulata, Pila Scutata, Telescopim Telescopium, Neritodryas Cornea, Littorina Melanostoma, Littorina Scabra, Nedillitorina Pyramidalis, Neritina Turitta, Cerithidea Obtusa. Spesies yang paling banyak ditemukan adalah spesies Cerithdea Cornea, spesies ini memilih substrat hidupnya mengelompok menempel pada batang dan akar pohon mangrove air tawar. Spesies Cerithidea Cingulata banyak ditemukan di ekosistem mangrove ditepi laut, habitat spesies ini berada di pasir berlumpur sebagai substrat hidupnya. Secara keseluruhan dari 3 stasiun memiliki indeks nilai keanekaragaman kecil. Berdasakan dari perbandingan antara kerapatan mangrove dengan kepadatan Moluska untuk mengetahui hubungan ke-eratan antara kedua variabel tersebut R2 (Koefisien Determinasi) menunjukan nilai 0,723, sedangkan nilai R (Koefisien Korelasi) memiliki nilai 0,850. Nilai dari kedua variabel tersebut dapat menerangkan bahwa kedua variabel memiliki saling berhubungan.
Struktur Vegetasi Hutan Mangrove di Kawasan Pesisir Desa Bakau Besar Kabupaten Mempawah Beki Beki; Nora Idiawati; Yusuf Arief Nurahman
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.288 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.382

Abstract

Abstrak Hutan mangrove yang terdapat di Pesisir Desa Bakau Besar telah banyak mengalami degradasi akibat pembuatan tambak udang dan penebangan hutan manggove untuk dijadikan bahan bangun oleh masyarakat Desa Bakau Besar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui jenis mangrove, zonasi dan struktur hutan mangrove yang terdapat di Desa Bakau Besar. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 s.d 5 Juli 2020 dengan menggunakan 3 stasiun yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Setiap stasiun dibagi menjadi tiga plot pengamatan yang diukur tegak lurus dari garis pantai ke arah darat menggunakan transek kuadran dengan kriteria pohon, pancang dan semai. Setiap plot berjarak 20 m dengan plot lainnya. Hasil Terdapat 4 jenis mangrove yang ada di Pesisir Desa Bakau Besar, Kabupaten Mempawah, Kalimatan Barat yang terdiri Avicennia lanata, Avicennia Marina, Rhizophora apiculata dan Soneratia alba. Pada lokasi penelitian jenis mangrove Avicennia lanata yang mendominansi 72% dari semua jenis mangrove dari tingkat pohon, pancang dan semai yang ditemukan di Desa Bakau Besar. Pola penyebaran individu setiap jenis umumnya mengelompok sesuai dengan zonasi mangrove dilokasi. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa stasiun I, II dan III merupakan zona daerah terbuka karana ditemukanya mangrove jenis Avicennia marina, Avicennia lanata, dan Soneratia alba sedangkan stasiun III pada plot 2 dan 3 sudah masuk zona daerah tengah karena selain ditemukanya Avicennia marina dan Avicennia lanata juga ditemukanya jenis Rhizophora apiculata pada tingkat semai. Kata kunci: Komposisi, Hutan Mangrove, Bakau Besar Abstract The mangrove forest located on the coast of Bakau Besar Village has experienced a lot of degradation due to the creation of shrimp ponds and the cutting down of mangrove forests to be used as building materials by the people of Bakau Besar Village. The purpose of this study was to determine the types of mangroves, zoning and structure of mangrove forests in Bakau Besar Village. This research was conducted from 4 to 5 July 2020 using 3 stations that were determined by purposive sampling method. Each station is divided into three observation plots measured perpendicular from the coastline to the land using quadrant transects with the criteria of trees, saplings and seedlings. Each plot is 20 m apart from the other plots. Results There were 4 types of mangroves in the coastal areas of Bakau Besar Village, Mempawah Regency, West Kalimantan which consisted of Avicennia lanata, Avicennia Marina, Rhizophora apiculata and Soneratia alba. At the research location, the mangrove species Avicennia lanata, which dominates 72% of all mangrove species from the tree, sapling and seedling levels found in Bakau Besar Village. The distribution patterns of each individual species are generally grouped according to the mangrove zoning in the location. Based on the results of the research, it is known that stations I, II and III are open zone zones because mangroves of Avicennia marina, Avicennia lanata, and Soneratia alba are found, while station III on plots 2 and 3 has entered the central zone because besides Avicennia marina and Avicennia lanata found found Rhizophora apiculata species at the seedling level. Keywords: Composition, Mangrove Forest, Large Mangrove
Pengukuran Kecepatan Arus Permukaan Dengan Metode Langrangian di Estuari Mempawah Richi Riandi; Apriansyah Apriansyah; Risko Risko
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.646 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.384

Abstract

Estuari Mempawah merupakan salah satu perairan estuari yang terletak di batas wilayah antara Kecamatan Mempawah Hilir dan Kecamatan Mempawah Timur Kabupaten Mempawah. Penelitian dilakukan pada tanggal 23, 26 Februari dan tanggal 3-4 Maret 2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pergerakan arus permukaan di estuari Mempawah. Proses penelitian diawali dengan pengukuran pasang surut yang diambil secara kontinu selama 30 hari dengan interval pengukuran setiap satu jam. Data pasang surut digunakan sebagai acuan dalam penentuan kondisi pada saat pelepasan drifter otomatis. Hasil yang didapatkan menunjukkan drifter otomatis berfungsi dengan baik, hal ini didasarkan pengukuran arus menggunakan drifter otomatis memiliki perbedaan yang sangat kecil dengan hasil pengukuran mengunakan layang-layang arus sebesar 3,6 %. Data yang terekam oleh drifter otomatis berupa titik koordinat dengan interval waktu perekaman setiap 65 detik. Nilai rata-rata kecepatan arus maksimum sebesar 0,773 m/s dan kecepatan arus minimum 0,456 m/s pada tanggal 23 Februari, kecepatan arus maksimum 0,540 m/s dan kecepatan arus minimum 0,385 m/s (26 Februari), kecepatan arus maksimum 0,807 m/s dan kecepatan arus minimum 0,296 m/s (3 Maret) dan kecepatan arus maksimum 0,881 m/s dan kecepatan arus minimum 0,502 m/s (4 Maret).
Pengaruh Hormon Estradiol-17β dan Suhu Berbeda terhadap Agresivitas Benih Ikan Lele Clarias gariepinus Hylda Khairah Putri
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.443 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.412

Abstract

Fenomena kanibalisme pada ikan lele menjadi salah satu kendala dalam segmen pembenihan ikan lele yang menyebabkan tingginya mortalitas pada stadia larva dan benih. Kematian akibat kanibalisme dikuantifikasi sebagai penyumbang kematian lebih dari separuh kematian total selama masa pemeliharaan. Kanibalisme pada benih ikan lele diawali oleh tingkah laku agonistik yang merupakan indikasi perilaku agresif. Penggunaan Estradiol-17β melalui mekanisme negative feed-back diketahui mampu menurunkan perilaku agresif yang menyebabkan tindakan kanibalisme benih ikan lele. Selain itu, suhu menjadi faktor lingkungan yang memengaruhi tingkah laku ikan. Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap faktorial. Ada dua faktor yang diuji dalam penelitian yaitu faktor pertama adalah dosis hormon estradiol 17β (0 estradiol-17β mg.kg-1, 20 estradiol-17β mg.kg-1 dan 50 estradiol-17β mg.kg-1); dan faktor kedua adalah suhu media pemeliharaan (28 °C dan 31 °C). Hormon diberikan dengan metode coating menggunakan sprayer melalui pakan komersil. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pemberian dosis 50 mg.kg-1 pada suhu 28 °C memiliki jumlah benih dengan ukuran luka yang lebih kecil dan perilaku agonistik dengan serangan di bagian perut dan ekor lebih rendah dibandingkan perlakuan lain. Hasil penelitian tersebut dapat simpulkan bahwa penggunaan dosis 50 mg.kg-1 pada suhu 28 °C dapat menekan tingkat agresivitas dan kanibalisme.
Parameter Populasi Udang Jerbung (Penaeus Merguiensis) Yang di Daratkan di TPI Sungai Kakap Kalimantan Barat Jumadi Sudarso; Reza Alnanda; Sadri Sadri
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.747 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.421

Abstract

Udang Jerbung (Penaeus merguiensis) merupakan salah satu jenis udang yang bernilai ekonomis yang banyak ditemukan di Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Tingginya permintaan pasar menyebabkan penurunan jumlah stok di alam, hal ini ditandai dengan ukuran udang jerbung yang tertangkap lebih kecil dari ukuran pertama kali pematangan gonadnya. Perhitungan dugaan stok udang jerbung dilakukan untuk menduga jumlah stok udang yang ada dialam. Penelitian ini bertujan untuk mengetahui parameter populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis) diperairan sungai Kakap, Provinsi Kalimantan Barat. Stok udang jubung dapat diduga menggunakan beberapa parameter, yaitu: pertumbuhan, ukuran pertama kali matang gonad, ukuran pertama kali tertangkap mortalitas dan laju eksploitasi dan nisbah kelamin. Analisis pendugaan pematangan gonad dan ukuran pertama kali udang tertangkap menggunakan metode SpearmanKarber. Hasil penelitian menunjukkan pendugaan ukuran pertama kali matang gonad (Lm) udang jerbung adalah 33.2 mm, sedangkan ukuran pertama kali tertangkap (Lc) adalah 27.7 mm, laju eksploitasi sebesar 0.74 atau 74%. Nilai Lc yang lebih kecil dari Lm (Lc < Lm) menjadi indikator terjadinya biological overfishing udang jerbung di Sungai Kakap.
Review : Penerapan Sistim Analysis and Critical Control Point (HACCP) Sebagai Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan Hasil Perikanan Belvi Vatria
Jurnal Kelautan, Lingkungan, dan Perikanan Vol 3 No 1 (2022): MANFISH JOURNAL
Publisher : Jurusan Ilmu Kelautan dan Perikanan Politeknik Negeri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.735 KB) | DOI: 10.31573/manfish.v2i2.422

Abstract

Saat ini sebagian besar negara-negara di dunia terus berusaha memastikan agar makanan yang dikonsumsi masyarakatnya tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi. Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) adalah suatu sistim manajemen mutu dan keamanan makanan termasuk hasil perikanan yang telah diakui efektifitasnya sehingga sebagian besar negara di dunia telah menerapkan HACCP sebagai sistim jaminan mutu dan keamanan makanan di negara mereka. Tujuan penelitian ini adalah menguraikan langkah-langkah penerapan sistim HACCP pada unit pengolahan hasil perikanan. Metode penelitian ini adalah studi kepustakaan melalui analisis deskriptif dengan menguraikan secara teratur berbagai data yang telah diperoleh kemudian disintesis sehingga menghasilkan pemahaman dan konsep yang jelas dan mudah dipahami. Penelitian ini menemukan bahwa sebelum menerapkan sistim HACCP terdapat program pra-syarat yang harus dipenuhi oleh unit pengolahan ikan (UPI). Pemenuhan program pra-syarat ini dimaksudkan untuk memastikan penerapan sistim HACCP dapat berjalan secara efektif dan efisien. Program pra-syarat tersebut terdiri dari: 1) pemenuhan syarat lokasi, lingkungan, bangunan, peralatan, 2) penerapan standar prosedur operasi pengolahan, 3) pemenuhan persyaratan standar prosedur operasi sanitasi, dan 4) program prasyarat lainnya seperti; program ketelusuran produk, prosedur penanganan keluhan pelanggan, dan pelatihan karyawan. Penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 12 langkah dalam penerapan sistim HACCP yaitu: 1) pembentukan tim HACCP, 2) deskripsi produk, 3) dentifikasi penggunaan produk, 4) penyusunan diagram alir, 5) konfirmasi diagram alir di lapangan, 6) analisis bahaya, 7) penentuan CCP, 8) penentuan batas kritis, 9) penyusunan sistem pemantauan pada setiap CCP, 10) penetapan tindakan koreksi, 11) penetapan prosedur verifikasi, dan 12) penetapan prosedur pencatatan.

Page 1 of 1 | Total Record : 7