cover
Contact Name
Eka Widiyananto
Contact Email
ewdynt@gmail.com
Phone
+628122089782
Journal Mail Official
jurnalarsitektur@sttcirebon.ac.id
Editorial Address
© Redaksi Jurnal Arsitektur Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon Gd.Lt.1 Jl.Evakuasi No.11, Cirebon 45135
Location
Kota cirebon,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Arsitektur
ISSN : 20879296     EISSN : 26856166     DOI : 10.59970/jas
Core Subject : Engineering,
Fokus Jurnal Arsitektur adalah mahasiswa dan dosen pembimbing untuk Mata Kuliah Metodologi Penelitian, Seminar atau Skripsi di Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon atau Prodi Arsitektur pada Perguruan Tinggi lain di Indonesia. Ruang lingkup pada Jurnal Arsitektur adalah ilmu kearsitekturan dengan bidang keilmuan diantaranya bidang keilmuan kota, perumahan dan permukiman, bidang keilmuan ilmu sejarah Arsitektur, filsafat dan teori arsitektur, bidang keilmuan teknologi bangunan, manajemen bangunan, building science, serta bidang keilmuan perancangan arsitektur.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur" : 6 Documents clear
POLA TATA RUANG MASJID KANOMAN Krisna Yunarto; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1163.196 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.16

Abstract

Keraton Kanoman adalah salah satu dari dua bangunan kesultanan Cirebon yang berdiri pada tahun 1678 M. Kebesaran Islam di Jawa bagian barat tidak lepas dari Kesultanan Cirebon. Masjid yang berada di area Keraton Kanoman selain digunakan sebagai tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan belajar Al Qur'an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran. Masjid Kanoman ini pernah menjadi pusat kegiatan penyebaran Islam di Jawa Barat. Para jamaah yang berdatangan tidak hanya dari wilayah Cirebon saja tetapi juga dari daerah sekitar bahkan sampai ke pelosok pulau Jawa. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tata ruang dalam Masjid sedangkan metode peelitian adalah pengamatan langsung dan literatur. Data identifikasi yang dapat disimpulkan dalam penelitian inia adalah dinding masjid dibangun dari bata merah sedangkan lantai dilapisi ubin berwarna abu-abu berukuran 30x30 cm, sementara atap tertutup genteng berbentuk tajuk bersusun. Puncaknya ditutup dengan mustaka. Di bagian atap itu, ditopang dengan empat pilar kayu jati bulat yang hingga sekarang masih dipertahankan keaslian arsitekturnya. Tata ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.
PENILAIAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN KUMUH DI KANOMAN UTARA KOTA CIREBON Aji Amirul Bahaduri; Farhatul Mutiah
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1287.131 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.17

Abstract

Beberapa kondisi permukiman di Kota Cirebon saat ini tergolong kumuh menurut SK Walikota No .665/Kep.70- BAPPEDA/2015. Berdasarkan SK tersebut besaran kawasan kumuh di Kota Cirebon adalah 59,60 Ha. Di Kota Cirebon terdpat 7 area lokasi permukiman kumuh yang harus mendapatkan perhatian. Salah satunya permukiman kumuh di kawasan Kanoman Utara (Winaon). Di lain sisi, Wilayah Kanoman merupakan kawasan yang lekat dengan sejarah Keraton Kanoman, Kawasan Pecinan, pasar, yang menjadi salah satu destinasi wisata. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan permukiman di Kanoman Utara, serta menilai tingkat kekumuhan sesuai dengan panduan Indikator Kumuh menurut Ditjen Cipta Karya: 2014. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, pendokumentasian dan analisis tingkat kekumuhan baik indikator nilai kondisi bangunan dan indikator nilai ketersediaan prasarana. Penilaian dilakukan dengan menghitung tiga indikator kondisi bangunan dan lima indikator ketersediaan sarana berupa keteraturan bangunan, kepadatan bangunan, kelayakan bangunan, aksesibilitas lingkungan, sistem drainase, sistem perlimbahan, dan sistem persampahan. Berdasarkan hasil penilaian indikator kumuh, RT 01 termasuk dalam kumuh sedang, dengan nilai (54,1). sedangkan RT O2, dengan nilai (54,75), RT 03 dengan nilai (53,4). RT 04 dengan nilai (52,4) dan, RT 05 dengan nilai (51) termasuk dalam indkator kumuh sedang, penyebab kekumuhan di Kanoman Utara karena perawatan prasarana di Kanoman Utara masih kurang dan tingkat Kepadatan penduduk di sana tinggi.
IDENTIFIKASI KENYAMANAN TERMAL DI RUANG STUDIO R.401 SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI CIREBON Rizko Nuzul Pasa Ramadhan; Eka Widiyananto
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1322.553 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.18

Abstract

Kenyamanan termal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan harus diperhatikan dalam perancangan sehingga kenyamanan tinggal yang diharapkan dapat tercapai. Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan termal adalah suhu udara, kecepatan angin, kelembaban, suhu permukaan ruang rata-rata, serta faktor manusia yaitu pakaian dan metabolism. Kota Cirebon yang berada pada daerah iklim tropis lembab memiliki karakteristik diantaranya radiasi matahari yang tinggi dan berlangsung hingga 12 jam dalam satu hari, suhu udara yang tinggi dengan perbedaan yang tipis antara suhu udara siang hari dan malam hari, kelembaban udara yang juga tinggi serta rata-rata kecepatan angin yang rendah sehingga dalam perencanaan dan perancangan arsitektur haruslah adaftif terhadap karakteristik iklim tropis lembab tersebut agar kenyamanan termal dapat tercapai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kenyamanan termal pada ruang dalam di R.401 selain itu juga dengan penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemilik/pengelola Kampus STTC untuk memperhatikan kondisi Ruang studio agar kenyamanan termal pada ruang R.401 dapat tercapai sehingga tidak mengganggu aktifiatas mahasiswa dalam proses belajar mengajar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan cara mengukur faktor-faktor kenyamanan untuk mengidentifikasi kenyamanan termal pada ruang studio R.401.
PERUBAHAN FUNGSI, LAHAN, DAN BANGUNAN DI KORIDOR JALAN YOS SUDARSO Rafika Azhar Nurfadhilah; Iwan Purnama
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1303.504 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.19

Abstract

Koridor Jalan Yos Sudarso merupakan wilayah yang memiliki nilai sejarah cukup tinggi hingga dijuluki sebagai Kota Tua. Seiring berjalannya waktu, pada Koridor Jalan Yos Sudarso telah terjadi perubahan fungsi, perubahan lahan dan perubahan bangunan. Perubahan tersebut dapat dilihat dari adanya perubahan fungsi, rehabilitas bangunan, penambahan fungsi dan penambahan bangunan, serta munculnya bangunan – bangunan modern di sepanjang koridor. Untuk hasil yang didapat, terdapat 5 bangunan tua yang masih berdiri kokoh di sepajang koridor yang sudah mengalami perubahan fungsi  seperti Kantor Residen Cirebon yang kini menjadi tanah yang kosong serta tanah kosong dibangun menjadi bangunan baru bergaya modern, perubahan lahan dengan adanya penambahan bangunan seperti Bank Indonesia dan Gereja Santo Yusuf dan rehabilitasi pada bangunan tua seperti pada bangunan Kantor Pos Indonesia.
ELEMEN PENDUKUNG TAMAN KOTA DI TAMAN KRUCUK DAN TAMAN BUNDERAN MUNJUL Ikin Rosikin; Farhatul Mutiah
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1494.135 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.20

Abstract

Sejak dibangun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 2012 lalu, Taman Krucuk yang berada di jalan Lohbener, Kesenden, Kejaksan, kota Cirebon, Jawa Barat belum kunjung selesai dan tidak terawat. Bahkan, sejak taman tersebut direvitalisasi dan dilimpahkan pengelolaannya dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke Pemkot Cirebon, kondisi taman tersebut kembali tidak terurus. Bahkan, pilar-pilar taman dipenuhi dengan coretan vandalisme. Taman dengan luas sekitar 500 meter persegi ini, memiliki sejumlah sarana dan prasarana penunjang untuk aktifitas serta rekreasi warga Kota Cirebon. Pada hari-hari taman ini sangat sepi pengunjung padahal taman ini sangat strategis yang berada dekat dengan pusat kota Cirebon. Atas dasar itu saya sebagai penulis yang akan meneliti dari segi unsur atau elemen atau fasilitas yang ada di dalam taman tersebut, tidak hanya taman krucuk yang ada di Cirebon saya juga meneliti taman yang ada di kabupaten majalengka yaitu Taman Bunderan Munjul. Taman Dirgantara Majalengka merupakan sebuah taman yang bertemakan kedirgantaraan yang berada di pintu masuk Kota Majalengka dari arah Sumedang atau Bandung, taman Kota ini memiliki sebuah ikon khusus, yaitu sebuah pesawat tempur berjenis A4 Skyhawk. Pesawat ini bukan reflika, tapi memang benar-benar pesawat tempur asli yang pernah dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara Republik Indonesia. Monumen pesawat ini sebagai simbol kejayaan Lapangan Udara milik TNI AU yaitu Lanud S.Sukani yang berada di Jatiwangi, selain itu sebagai ikon Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang ada di Majalengka Taman yang diresmikan pada tanggal 24 April 2012. Dalam pembuatan taman kota atau ruang luar terdiri dari dua bagian yaitu elemen yang bersifat lunak ( soft material ), dan elemen yang bersifat keras ( hard material ). Dengan adanya unsur – unsur atau elemen pendukung taman akan menarik pengunjung dan bisa berlama – lama ditaman tersebut.
PENGARUH LANGGAM ARSITEKTUR JAWA DAN SUNDA PADA MASJID KERAMAT KI BUYUT TRUSMI Indriyani .; Mudhofar .
Jurnal Arsitektur Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1185.572 KB) | DOI: 10.59970/jas.v11i2.21

Abstract

Masuknya Islam di Pulau Jawa tidak lepas dari keberadaan Cirebon yang merupakan salah satu wilayah dengan corak kebudayaan Islam tertua di Pulau Jawa. Pertumbuhan Cirebon menjadi wilayah bercorak Islam dimulai ketika Syarif Hidayatullah memimpin wilayah Cirebon mulai sekitar tahun 1479, sedangkan kedatangan dan penyebaran Islam di wilayah Cirebon sudah ada sebelum kedatangan Syarif Hidayatullah di tahun 1470 (Tjandrasasmitha, 2009: 163). Kompleks Situs Ki Buyut Trusmi merupakan kompleks bangunan kuno yang terletak di Kampung Dalem, Desa Trusmi Wetan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif kepada kunci kiayi masjid keramat buyut terusmi dengan cara obvervasi lapangan. Hasil dari tulisan ini mengungkapkan bahwa pada masjid Ki Buyut Trusmi terdapat pengaruh Arsitektur Jawa pada Atap nya dan pengaruh langgam arsitektur Jawa pada bagian interior masjid.

Page 1 of 1 | Total Record : 6