cover
Contact Name
Fadli Kurnia
Contact Email
fadli.kurnia@univpancasila.ac.id
Phone
+6221-7864730
Journal Mail Official
Jurnal.artesis@univpancasila.ac.id
Editorial Address
Department of Civil Engineering 3rd Floor at Faculty of Engineering Building Lenteng Agung Raya St, Srengseng Sawah, Jagakarsa, South Jakarta, DKI Jakarta 12640
Location
Kota adm. jakarta selatan,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Artesis
Published by Universitas Pancasila
ISSN : 28096231     EISSN : 28094441     DOI : https://doi.org/10.35814/artesis
Artesis Journal is scientific journal published periodically every 6 (six) months (in May and November) by Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering - Universitas Pancasila. It contains papers related to student or student-lecturer research activities. Artesis Journal has an area of expertise consisting of Structural Engineering, Construction Engineering & Management, Geotechnical Engineering, Water Resources Engineering, and Transportation Engineering.
Articles 75 Documents
EVALUASI PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEKERJAAN PELAT LANTAI SEMI SISTEM DENGAN PELAT LANTAI BAJA KOMPOSIT PADA PROYEK PENGEMBANGAN GEDUNG BARU RSUD CENGKARENG Ersa Prakasa; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2701

Abstract

Pekerjaan struktur pelat lantai pada bangunan pada umumnya masih menggunakan metode pelat lantai konvensional maupun metode pelat lantai semi sistem dimana seluruh tahapan pekerjaan pelat lantai dikerjakan di tempat. Cara ini merupakan cara yang paling banyak digunakan pada pembangunan proyek gedung tinggi yang prosesnya membutuhkan waktu yang cukup lama. Dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi di Indonesia, sudah banyak metode alternatif yang digunakan pada pekerjaan struktur pelat lantai, salah satunya adalah penggantian material dengan menggunakan pelat floordeck. Pelat floordeck memiliki beberapa keunggulan yaitu proeses pekerjaannya bisa lebih cepat, menghemat penggunaan besi baja tulangan karena bekisting floordeck mempunyai fungsi sebagai tulangan positif pada pelat lantai, lalu dapat menghemat volume dari pengecoran karena floordeckmemiliki gelombang pelat yang dapat mereduksi volume pengecoran menjadi lebih sedikit. Penelitian ini dilakukanuntuk mengetahui Rencana Anggaran Biaya (RAB) pelat lantai metode semi sistem dengan pelat lantai metode pelatbaja komposit pada proyek pengembangan gedung baru RSUD Cengkareng pada lantai 2, 3, 4, dan 5. Hasil analisa diperoleh biaya pekerjaan struktur pelat lantai dengan menggunakan metode semi sistem adalah Rp. 5.557.702.365,00. Sedangkan untuk pelat lantai dengan metode pelat baja komposit yaitu Rp. 5.199.074.400,00. Dengan Selisih biaya pekerjaan sebesar Rp. 358.627.965,00. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode pelat lantai baja komposit dapat menghemat biaya sebesar 6,45%. Untuk durasi pekerjaan pelat lantai dengan metode semi sistem dalam satu lantainya dapat dikerjakan dalam waktu 42 hari, sedangkan dengan metode pelat baja komposit dalam satu lantainya dapat diselesaikan dalam waktu 23 hari. Penggunaan metode pelat lantai baja komposit dapat menghemat waktu 19 hari atau 45,23%.
ANALISIS STRUKTUR RUKO BETON BERTULANG AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN POLE DAN BTS Alifa Ginanjar; Jonbi
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2702

Abstract

Perkembangan telekomunikasi di Indonesia yang sangat pesat membuat para pelaku usaha dibidang telekomunikasi bersaing dalam mendirikan menara telekomunikasi untuk memenuhi seluruh jaringan se-Indonesia. Sebagai akibat dari peningkatan kebutuhan jasa layanan telekomunikasi ini, tower dan Base Transceiver Station (BTS) semakin mempunyai jarak yang relatif dekat terutama pada daerah perkotaan, masalah lahan untuk pembangunan tower menjadi salah satu faktor kendala dalam peningkatan jaringan telekomunikasi, sehingga pembangunan tower di atas gedung (roof top) menjadi salah satu solusinya. Hal itu dapat mempengaruhi struktur bangunan di bawah tower tersebut. Dalam penelitian ini melakukan analisis struktur bangunan akibat penambahan beban pada tower. Pada proses analisa menggunakan bantuan program komputer ETABS V 9.7.4. Hasil yang diperoleh adalah struktur bangunan utama tidak kuat menerima beban tambahan akibat kurangnya kapasitas geser. Luas tulangan perlu eksisting kolom yang dihasilkan adalah sebesar 1608 mm2. Kemudian, untuk luas tulangan perlu eksisting balok yang dihasilkan adalah sebesar 509 mm2 yang lebih kecil dibandingkan luas tulangan minimum. Pada eksiting balok terdapat kekurangan kapasitas geser yang dihasilkan. Akibat dari kekurangan kapasitas geser tersebut maka balok ekisting membutuhkan perkuatan. Perkuatan menggunakan Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP). Analisis perkuatan balok tersebut menghasilkan balok dilapisi 1 lembar tipe Sika Carbodur S812
PERSEPSI PEJALAN KAKI TERHADAP FASILITAS PENYEBRANGAN Wita Meutia; Sasya Utami Putri
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2703

Abstract

Lingkar Kebun Raya Bogor saat ini lebih diminati sebagai rekreasi keluarga yang dikunjungi oleh pejalan kaki. Secara geografis lingkar Kebun Raya Bogor diapit oleh 4 ruas jalan sepanjang 4,2 KM dan memiliki 13 titik fasilitas penyeberangan. Setiap tahun grafik pengunjung lingkar Kebun Raya Bogor selalu mengalami kenaikan serta diimbangi dengan pembangunan fasilitas pejalan kaki oleh Pemerintah Kota Bogor. Sayangnya, dalam penerapan kebijakan dan penataan jalur pejalan kaki, khususnya jalur penyeberangan, masih ditemukan kendala, diantaranya yaitu fasilitas penyeberangan seperti lampu bantu penyeberangan yang rusak, cat zebra cross yang memudar, hingga dimensi underpass yang tidak memenuhi kriteria pedoman yang berlaku. Selain itu, permasalahan lain seperti perilaku pengemudi kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi pejalan kaki terhadap kondisi fasilitas penyebrangan di Lingkar Kebun Raya Bogor. Data dalam penelitian diambil dengan menyebarkan kuesioner Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi pejalan kaki terhadap fasilitas penyebrangan di Lingkar Kebun Raya Bogor telah baik.
ANALISIS PERBANDINGAN BEKISTING KONVENSIONAL DENGAN BEKISTING ALUMINIUM DITINJAU DARI ASPEK BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN Muhammad Ilham; Ayu Herzanita
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2704

Abstract

Perkembangan teknologi konstruksi di Indonesia saat ini mengalami kemajuan pesat, sangat banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja, baik secara struktur maupun manajemen konstruksi bangunan harus terjamin dari segi mutu, biaya yang ekonomis, dan waktu yang efektif. Secara umum penelitian ini bermaksud untuk mengetahui perbandingan biaya dan waktu dari pekerjaan bekisting konvensional dan bekisting aluminium. Pada proyek The Lana Apartment yang awalnya menggunakan bekisting konvensional, untuk mempercepat progress pekerjaan pada pelaksanaan dilapangan bekisting aluminium menjadi opsi yang dipilih untuk itu, maka dibuatlah sebuah analisis yang menampilkan perbandingan antara kedua metode perbandingan biaya dan waktu hanya dari lantai 7 sampai lantai 39 / Roof Top pada tower 2 namun tidak termasuk pembahasan kehilangan material, waste material, dan proses fabrikasi. Metode penelitian meliputi tinjauan pustaka tentang bekisting aluminium dengan bekisting konvensional, tentang Rencana Anggaran Biaya dan waktu pelaksanaan, mengumpulkan data harga satuan, Analisa biaya dan produktifitas waktu untuk dilakukan perbandingan.Pada proyek The Lana Apartment Setelah dilakukan penelitian, ternyata metode pekerjaan bekisting aluminium lebih mahal 25,05 % dari bekisting konvensional, tetapi dari segi waktu pelaksanaan bekisting aluminium lebih cepat 30,42% dari bekisting aluminium. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan dari segi biaya menggunakan metode bekisting aluminium lebih mahal, tetapi dari segi waktu pelaksanaan lebih cepat.
PENGGUNAAN ABU BATUBARA SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN ASPAL BETON AC - WC Iqbal Zulfikar
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2705

Abstract

Penggunaan perkerasan lentur atau flexible pavment (Laston) semakin meluas dikarenakan kemudahan dalam pelaksanaan pengerjaan jalan tersebut sehingga banyak pembangunan yang dilakukan di Indonesia menggunakan perkerasan jalan lentur terutama Laston, Laston memiliki beberapa lapisan diantaranya Laston AC-WC, Laston AC-BC, dan Laston-Pondasi. Laston AC-WC sering mengalami kerusakan dikarenakan lapisan tersebut terletak pada permukaan jalan sehingga langsung bersentuhan dengan kendaraan dan cuaca. Sehingga permukaan jalan menjadi berlubang, licin dan bergelombang. Sehingga dapat membahayakan bagi pengguna lalu lintas. Oleh karena itu, harus dilakukan perbaikan pada permukaan jalan tersebut. Maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengembangkan kualitas dari perkerasan lentur agar menjadi lebih tahan lama dan ketahanan aus perkerasan tersebut menjadi lebih baik. Dengan menggunakan material altenatif batubara dikarenakan material tersebut tersedia. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen. Mutu yang direncanakan untuk perancangan campuran tidak ditentukan, tetapi diberikan batasan yang sesuai dengan standar-standar yang berlaku dimana pada penelitian ini yang di jadikan acuan standar tersebut adalah Spesfikasi Umum Bina Marga 2018. Benda uji memiliki 3 variabel dengan kadar agregat halus 100% pasir, agregat halus 75% pasir dan 25% abu batubara, dan 50% pasir dan 50% abu batubara dengan masing-masing kadar aspal 5% - 7%. Selanjutnya dilakukan Marshall test terhadap benda uji dan mendapatkan hasil terbaik jika dibandingkan dengan variabel agregat halus 100% pasir yaitu pada variabel 75% pasir dan 25% abu batubara dengan 6,5% kadar aspal menujukan nilai stabilitas sebesar 1604,39 dengan nilai flow 2,58 dan menghasilkan Marshall quantient (MQ) sebesar 653,37 kg/mm.
ANALISIS VALUE ENGINEERING PADA PENGEMBANGAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT (BRT) Fury Rahwani; Herawati Zetha; Azaria Andreas
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2706

Abstract

Sistem Bus Rapid Transit (BRT) dapat meningkatkan perkembangan prasarana dan sarana. Bus Rapid Transit (BRT) merupakan sistem transportasi berbasis bus yang berkapasitas dan berkecepatan tinggi, serta memiliki kualitas layanan yang baik dengan biaya yang relatif murah. Bus Rapid Transit (BRT) juga mengombinasikan beberapa elemen seperti jalur khusus bus yang pada umumnya berada pada median jalan, penarikan tarif off-board, level branding, prioritas bus pada persimpangan dan elemen kualitas layanan lainnya (seperti teknologi informasi serta beranding yang kuat). Pentingnya pengembangan sistem bus rapid transit (BRT) ditandai dengan nilai manfaat dan kegunaan yang dirasakan masyarakat diberbagai hal karena cukup beralasan jika meningkatkan pengembangan prasarana dan sarana dapat mempermudah aksesibilitas dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Dalam mencapai prasarana dan sarana tersebut teknik rekayasa nilai (Value Engineering) secara umum merupakan teknik perancangan sistem yang sistematis dengan menggunakan teknik-teknik untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan, merupakan nilai-nilai dan mengembangkan alternatif-alternatif sehingga tercapai keseimbangan fungsional terbaik antara biaya, keadaan dan performasi dari suatu sistem atau produk. Langkah selanjutnya setelah semua fungsi diidentifikasi maka fungsi-fungsi disusun di dalam FAST (Function Analysis System Technique) diagram. Analisis yang dilakukan, komponen variabel yang didapat diintegrasikan untuk meningkatkan nilai tambah pada pengembangan Sistem Bus Rapid Transit (BRT) di Kota Bekasi, maka didapatkan variabel berikut: Ruang Iklan, Ruang Publik, Parkiran Sepeda, Jalur Sepeda, Substop Docking Bay Berganda, Integrasi Bike-Sharing, dan ATM.
EVALUASI KINERJA PEDESTRIAN KAMPUS UNIVERSITAS PANCASILA Karto Hariando Malau; Irfan Ihsani; Diyanti
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2707

Abstract

Pada Penelitian ini penulis melakukan penelitian di sepanjang jalur pedestrian Universitas Pancasila. Yang dimana terfokus dengan Segmen jalur pedestrian yang diteliti, ialah diawali dari Fakultas Farmasi, Fakultas Pariwisata dan menuju jalur pedestrian lapangan bola Fakultas Hukum. Panjang segmen jalur pedestrian yang diteliti adalah sepanjang 140 meter. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendorong aktivitas berjalan dan meneliti bagaimana keadaan dan kondisi jalur tersebut, jalur pedestrian kampus harus memiliki rute yang jelas, aman, mudah dijumpai, menyenangkan, dan mendukung interaksi antar civitas akademika. Walkability adalah informasi kelayakan berjalan dari interaksi antara fasilitas pejalan kaki dan dukungan keseluruhan untuk lingkungan pejalan kaki. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji persepsi responden terhadap jalur pedestrian rute Fakultas Farmasi dan Fakultas Pariwisata sampai dengan Lapangan Bola Fakultas Hukum Universitas Pancasila. Persepsi responden diperoleh melalui kuesioner google form yang di gambarkan dengan memberikan penilaian terhadap 10 parameter indeks walkability dari ADB (Asian Development Bank). Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis korelasi deskriptif dengan jenis korelasional. Hasil kajian memperlihatkan hubungan korelasi antara beberapa variabel yaitu 10 parameter indeks walkability dengan kebijakan dalam mengatur pedestrian adalah adanya tingkat tidak berpengaruh bahkan sampai menurunkan minat berjalan kaki karena penggunaan sepeda motor yang melebihi 50% dari total 96 responden. Dari hasil analisa hubungan antar variabel maka diperlukan pemberian kebijakan yang lebih serta meningkatkan fasilitas pada jalur pedestrian kampus untuk mempengaruhi minat Mahasiswa dalam berjalan kaki.
ANALISA KEKUATAN BANGUAN TERHADAP GAYA GEMPA DENGAN METODE LINEAR RESPON SPEKTRUM Azmi Rafsanjani; Fadli Kurnia
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2708

Abstract

Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng tektonik Hindia-Australia, lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia. Pertemuan ketiga lempeng ini menyebabkan Indonesia sangat berpotensi mengalami gempa. Gempa – gempa tersebut telah menyebabkan ribuan korban jiwa, kerusakan serta keruntuhan infrastruktur dan bangunan. Dengan adanya kejadian gempa di Indonesia, maka banyak dikembangkan analisis – analisis gempa terhadap struktur. Pada penelitain sebelumnya, Gedung PPATK sudah dianalisis dengan menggunakan metode pushover yang berkesimpulan bahwa beban gempa maksimum yang mampu diterima sebesar 730,383 kN dan batas kinerja bangunan berada di level IO, namun dikarenakan metode pushover tidak dapat menghasilkan nilai simpangan, maka penulis mencari parameter tersebut dengan metode Respon Spektrum supaya semakin melengkapi analisis gempa terhadap bangunan tersebut. Metode yang akan penulis gunakan ialah metode Respon Spektrum. Hasil studi menunjukkan bahwa berat total bangunan setelah dilakukan pemodelan ulang sebesar 3.041.822 kg, Base Shear 2.267,08 kN, Gempa Dinamik arah-x sebesar 1775,93 kN dan 1865,28 kN untuk arah-y. Nilai simpangan per lantai yang diijinkan sebesar 84 mm dan hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua simpangan antar lantai lebih kecil dari yang diijinkan.
EVALUASI METODE NILAI MARK-UP HARGA PENAWARAN KONTRAKTOR PADA LELANG ELEKTRONIK UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN DAN REHABILITASI GEDUNG Faathir Al Kasa; Ayu Herzanita
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2709

Abstract

Strategi penawaran sangatlah penting bagi perusahaan, nilai mark up sangat bergantung pada tujuan perusahaan, diantaranya adalah dengan memaksimalkan keuntungan. Ketika kontraktor ingin mengajukan penawaran yang terlalu tinggi supaya bisa mendapatkan keuntungan yang besar makan akan menyebabkan peluang untuk memenangkan proyek tersebut menjadi kecil. Sebaliknya, apabila kontraktor mengajukan harga penawaran yang rendah agar bisa memiliki peluang yang besar untuk menang akan menyebabkan keuntungan yang besar sulit di dapat Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung nilai mark up menggunakan pendekatan strategi penawaran dan untuk mengetahui strategi harga penawaran terbaik untuk memenangkan suatu tender dengan nilai mark up optimum dan keuntungan maksimum. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data pelelangan pembangunan dan rehabilitasi gedung yang sudah selesai dari tahun 2017-2019 di LPSE Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan pendekatan statistik, yaitu muti distribusi discrete, multi distribusi normal dan single distribusi normal. Model strategi penawaran yang digunakan yaitu Friedman Method, Gates Method dan Ackoff & Sasieni Method. Dengan menggunakan model Friedman menghasilkan mark up optimum sebesar 2 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit sebesar 0,0356. Dengan menggunakan model gates menghasilkan mark up optimum sebesar 2 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit 0,7111. Dengan menggunakan model ackoff & sasieni menghasilkan mark up optimum sebesar 4 % untuk multi distribusi discrete dengan expected profit 0,7111.
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PADA PROYEK PEMELIHARAAN TROTOAR JALAN DI PROVINSI DKI JAKARTA (TROTOAR PASAR REBO) MENGGUNAKAN METODE EARNED VALUE Shabrina Nandaprasetya; Akhmad Dofir
Jurnal ARTESIS Vol 1 No 1 (2021): JURNAL ARTESIS
Publisher : Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/artesis.v1i1.2712

Abstract

Pembangunan proyek konstruksi, peremajaan, dan perbaikan fasilitas umum di ibukota Jakarta semakin berkembang pesat dan sangat dibutuhkan kinerja proyek yang efektif dan efisien termasuk proyek Pemeliharaan Trotoar Jalan di Provinsi DKI Jakarta (Trotoar Pasar Rebo). Salah satu metode yang digunakan untuk pengendalian biaya dan waktu adalah metode nilai hasil (earned value), yaitu konsep menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan atau dilaksanakan dengan indikator Planned Value, Estimated Value, dan Actual Cost. Progres proyek ini dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya cuaca, jam kerja, tenaga kerja, adendum, dan pekerjaan tambah kurang. Dari segi kinerja biaya, proyek ini memiliki kinerja yang kurang baik karena estimasi total biaya yang dikeluarkan melebihi biaya rencana yang ditunjukan dengan nilai Cost Variance yang bernilai negatif mencapai di minggu ke-18 dan nilai Cost Performance Index yang kurang dari 1 selama 18 minggu pengamatan dengan nilai Cost Performance Index sebesar 0,877 pada mingu ke-18. Biaya pengeluaran aktual diperkirakan lebih besar dari anggaran rencana dengan selisih sebesar 14% dari anggaran rencana. Proyek yang direncanakan selesai selama 120 hari kalender ini memiliki kinerja terhadap jadwal yang cukup baik pada minggu ke-4 sampai ke-12. Hal ini dapat dilihat dari Schedule Variance yang bernilai positif dan Schedule Performance Index yang bernilai lebih dari 1. Namun kinerja proyek memburuk di minggu ke-13 hingga ke-18 dengan nilai Schedule Vkmmariance yang negatif yaitu dan nilai Schedule Performance Index sebesar 0,840. Hal ini menandakan bahwa perlunya tindakan optimalisasi proyek agar biaya yang dikeluarkan tidak semakin membengkak dan penyelesaian proyek tidak semakin terlambat.