cover
Contact Name
Amaq Fadholly
Contact Email
Amaqfadholly@apps.ipb.ac.id
Phone
+6285784750924
Journal Mail Official
jvetbiomed@apps.ipb.ac.id
Editorial Address
Jalan Agatis Kampus IPB Dramaga, Bogor, 16680, Jawa Barat, Indonesia
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Veteriner dan Biomedis
ISSN : -     EISSN : 29872257     DOI : https://doi.org/10.29244/jvetbiomed
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Veteriner dan Biomedis bertujuan untuk menerbitkan dan menyebarluaskan kajian ilmiah hasil penelitian, pemikiran, dan kajian analisis-kritis mengenai penelitian bidang ilmu kedokteran hewan dan ilmu biomedis. Jurnal Veteriner dan Biomedis menerima artikel ilmiah dengan ruang lingkup penelitian di bidang Kedokteran Dasar Veteriner, Reproduksi Veteriner, Kesehatan Masayarakat Veteriner, Klinik Veteriner, Mikrobiologi Medis, Biologi Molekular, Biomedis, dan topik kajian lainnya yang relevan.
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol. 1 No. 2 (2023): September" : 9 Documents clear
Identifikasi Telur Fasciola sp. Berdasarkan Pemeriksaan Koprologi dan Efektivitas Albendazole pada Sapi Limosin Salma Salas Sholekhah; Shelly Kusumarini
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.59-64.

Abstract

Fasciolosis merupakan penyakit yang menyebabkan gangguan pencernaan dan penurunan produktivitas ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Dampak infeksi Fasciolosis pada ternak adalah menurunnya berat badan, terdapatnya lesi pada hepar, rusaknya hepar akibat sirosis hingga kematian. Infeksi Fasciolosis dapat menyebabkan kerugian ekonomi apabila tidak dilakukan pengobatan dengan tepat. Pengobatan infeksi Fasciola sp. dapat menggunakan antelmintik seperti albendazole atau nitroxinil. Sapi ras limosin yang berada di peternakan rakyat desa Kucur, Kabupaten Malang terdiri atas dua ekor sapi betina yang berumur 1,5 dan 2 tahun yang berada dalam satu kandang. Dilakukan pemeriksaan feses pada kedua sapi menggunakan metode natif. Berdasarkan hasil pemeriksaan feses yang dilakukan, ditemukan adanya telur cacing pada sapi betina berumur 1,5 tahun. Metode dilanjutkan menggunakan Parfitt and Banks untuk mengkonfirmasi telur Fasciola sp. Hasil pemeriksaan menunjukkan telur bentuk oval, terdapat operculum dan berwarna kuning keemasan. Sapi yang terinfeksi Fascilosis diberikan terapi albendazole. Dilakukan pemeriksaan feses pada hari ke 0, 3 dan 7 post terapi. Efek dari pemberian albendazole terhadap sapi ras limosin yang terinfeksi Fasciola sp. mencapai 100% pada hari ke-7 dengan tidak ditemukannya telur didalam feses.
Pengaruh Pemeliharaan Intensif pada Kambing Terhadap Infeksi Parasit Cacing Gastrointestinal di Desa Rajabasa Lama Kabupaten Lampung Timur Vindo Rossy Pertiwi; Otto Sahat Martua Silaen
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.72-76.

Abstract

Ternak kambing merupakan alternatif bagi pemenuhan kebutuhan protein hewani karena memiliki siklus reproduksi yang lebih cepat dibandingkan sapi dan kerbau. Pemeliharaan intensif yang tidak tepat dapat berdampak negatif pada kesehatan kambing, terutama terkait dengan infeksi parasit cacing gastrointestinal. Desa Rajabasa Lama salah satu wilayah yang potensial untuk ternak kambing. Namun ternak sebagian besar dikandangkan dengan model panggung di area dekat rumah. Hal ini dapat menjadi masalah kesehatan bagi ternak dan manusia. Pada penelitian ini menggunakan sampe feses kambing sejumlah 50 ekor dengan menggunakan metode natif dan apung. Hasil penelitian menunjukan adanya telur Oesophagostomum sp. (36%), telur Strongyloides sp. (22%), dan telur Moniezia sp. (8%). Kejadian infeksi parasit di Desa Rajabasa Lama dapat dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan. Secara umum, pemeliharaan kambing di wilayah tersebut dilakukan secara intensif. Sistem pemeliharaan intensif yaitu menempatkan ternak di dalam kandang dan tidak digembalakan serta dapat akibat dari pemberian pakan berupa rumput hijauan dan tambahan berupa onggok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah infeksi parasit cacing gastrointestinal merupakan masalah yang signifikan dalam pemeliharaan kambing di Desa Rajabasa Lama, Kabupaten Lampung Timur. Hal ini menunjukkan bahwa langkah-langkah pengendalian dan pencegahan infeksi perlu diterapkan secara efektif.
Efektivitas Minyak Kemiri (Aleurites moluccana L.) sebagai Penumbuh Rambut pada Tikus (Rattus norvegicus) Nabila Martha Ludi Miftahurahma; Andriyanto; Wasmen Manalu; Abdul Zahid Ilyas
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.65-71.

Abstract

Rambut memiliki fungsi proteksi dan fungsi estetika sebagai penunjang penampilan. Rambut rontok merupakan masalah yang banyak dijumpai dan mengakibatkan kebotakan. Kebotakan dapat dicegah dengan produk sintetis maupun herbal, namun produk sintetis dapat menimbulkan efek samping. Minyak kemiri mampu menjadi alternatif pengobatan karena terbuat dari bahan alam dan aman digunakan. Penelitian ini bertujuan menguji efektivitas minyak kemiri sebagai penumbuh rambut. Kelompok perlakuan terdiri atas kelompok kontrol tanpa pengolesan (A), kelompok dengan pengolesan sekali sehari (B), kelompok dengan pengolesan dua kali sehari (C), dan kelompok dengan pengolesan tiga kali sehari (D). Panjang rambut diukur dan uji iritasi dilakukan pada hari ke-6, 9, 12, dan 15 setiap hari secara topikal pada bagian punggung tikus yang telah dicukur. Hasil penelitian menujukkan bahwa minyak kemiri memiliki efektivitas sebagai penumbuh rambut. Uji efektivitas minyak kemiri sebagai penumbuh rambut secara statistik memperlihatkan pertumbuhan rambut yang lebih cepat dibandingkan kontrol pada frekuensi pengolesan tiga kali sehari dan tidak berbeda nyata dibandingkan dengan pengolesan satu kali dan dua kali sehari. Uji iritasi menunjukkan tidak terdapat iritasi pada punggung tikus.
Efektivitas Infusa Daun Pelawan Merah (Tristaniopsis merguensis) sebagai Antidiare pada Mencit (Mus musculus) Inayati ilmi; Adi Winarto; Aulia Mustika; Lina Noviyanti Sutardi
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.84-91.

Abstract

Pelawan merah (Tristaniopsis merguensis) merupakan tanaman yang banyak ditemukan di pulau Bangka. Bagian dari tanaman pelawan seperti akar, batang, dan daunnya banyak dimanfaatkan oleh masyarakat secara turun-temurun sebagai bahan obat untuk berbagai penyakit, salah satunya adalah diare. Daun pelawan merah mengandung metabolit sekunder seperti alkaloid, tanin, dan saponin yang dikenal sebagai zat aktif yang berkhasiat sebagai antidiare. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan data ilmiah mengenai efektivitas antidiare dari infusa daun pelawan merah (Tristaniopsis merguensis) dengan menggunakan metode proteksi intestinal dan transit intestinal. Penelitian ini juga dilakukan untuk menentukan konsentrasi efektif yang memberikan efek antidiare terbaik pada mencit. Penelitian ini menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi lima kelompok yaitu kontrol negatif, kontrol positif, dan tiga kelompok perlakuan yang diberi infusa daun pelawan merah dengan konsentrasi 50%, 75%, dan 100% secara oral. Parameter yang diamati pada metode proteksi intestinal yaitu frekuensi dan konsistensi feses. Parameter yang diamati pada metode transit intestinal yaitu rasio panjang lintasan penanda. Penelitian ini menunjukkan kelompok perlakuan konsentrasi 75% dan 100% memiliki efek antidiare pada kedua metode uji. Efek antidiare terbaik ditunjukkan pada kelompok perlakuan konsentrasi 100% pada kedua metode uji.
Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif Esktrak Jintan Hitam (Nigella sativa) Terhadap Bakteri MRSA secara In Silico Dea Khalissa Anidya; Rini Madyastuti Purwono; Dimas Andrianto; Nina Tri Kusumawati
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.92-102.

Abstract

Semakin tinggi penggunaan antibiotik akan meningkatkan risiko terjadinya resistensi bakteri. S. aureus merupakan bakteri penyebab mastitis tertinggi yaitu mencapai 67% diantara bakteri patogen penyebab mastitis lainnya. Akibat tingginya penggunaan antibiotik, terbentuklah strain S. aureus yang resisten yaitu MRSA. Bahan alami seperti jintan hitam bisa menjadi alternatif pengobatan penyakit menular bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji sifat an-tibakteri ekstrak jintan hitam terhadap bakteri MRSA (ID:3VSL) secara in silico dan mengetahui zat aktif mana yang mempunyai potensi antibakteri terbaik. Berdasarkan hasil LC-MS dari 89 zat aktif yang teridentifikasi, 9 diantaranya mempunyai potensi antibakteri yang cukup baik dibandingkan sefotaksim setelah dilakukan prediksi bioavailabilitas dan toksisitas lipinski. Hasil analisis penelitian menunjukkan 3 zat aktif yang terdiri dari prolylleucine, (2-(1,3-ben-zodioxol-5-yl)-4,5,6,7-tetramethyl-1H-benzimidazole, dan Bis(4-ethylbenzylidene)) Sorbitol merupakan ligan produk alami dengan aktivitas antibakteri terbaik serta menjadi kandidat bahan aktif alternatif pengganti antibiotik.
Pengujian Efektifitas Obat Penyembuhan Luka Gentavar® pada Hewan Model Tikus dan Uji Klinis Pada Anjing Elpita Tarigan; Mawar Subangkit; Yusa Irarang; Hamdika Yendri Putra; Dodi Irwan Suparno; Dertina Marni Purba; Vetty Ramadhaniah
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.51-58.

Abstract

Gentavar® merupakan produk antibiotika topikal yang dapat digunakan untuk mengurangi infeksi bakteri dalam penyembuhan luka terbuka Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektifitas kandidat obat penyembuh luka pada hewan model tikus. Tujuan lain penelitian ini adalah untuk menguji secara klinis sediaan yang digunakan pada hewan anjing. Hewan coba tikus dibuat model luka terbuka dengan metode insisi. Luka sayat dibuat sepanjang 1 cm pada bagian punggung tikus. Kemudian liakukan pengolesan sediaan. Dilakukan observasi selama 14 hari. Parameter yang diamati berupa kondisi luka dan histopatologi. Penelitian pada anjing dilakukan dengan mengoleskan sediaan pada luka terbuka anjing. Pengamatan dilakukan selama 7 hari terhadap kondisi luka. Persembuhan lebih cepat ditemukan apda kelompok tikus yang dioleskan sedian dua kali dosis dibandingkan dengan kontrol positif. Perbaikan yang ditemukan terlihat dari proporsi isa luka, pengamatan kondisi luka dan histopatologi. Pada hewan anjing ditemukan persembuhan lebih cepat ditemukan pada kelompok yang diberikan sediaan salep uji dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberikan sediaan. Sediaan Gentavar® memiliki khasiat dalam penyembuhan luka lebih efektif dibandingkan dengan kontrol positif. Efek maksimal ditemukan pada pemberian dua kali dosis sediaan.
Kejadian Infeksi Multispesies Cacing Parasit pada Sapi Perah di PT Nusantara Agri Sejati Ridi Arif; Olivia Hafizah Fitri; Dina Nurzuliana; Mohammad Alfinanda Santriagung
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.103-107.

Abstract

Infeksi kecacingan merupakan kasus yang sering terjadi pada sapi perah yang dapat menimbulkan kerugian berupa penurunan produktivitas. Indikasi adanya infeksi kecacingan dilaporkan terjadi di PT. Nusantara Agri Sejati (NAS) yang memiliki populasi sapi perah yang cukup besar. Bukti laporan sebelumnya menunjukkan hasil pemeriksaan post-mortem dari sapi yang telah afkir yang positif ditemukan adanya cacing hati. Penelitian ini bertujuan untuk memeriksa kejadian infeksi cacing parasit terhadap sapi perah yang dipelihara di PT NAS. Pemeriksaan infeksi cacing parasit dilakukan dengan mengumpulkan sampel feses sebanyak 34 sampel dengan pengambilan secara acak pada kandang koloni sapi PT NAS. Sampel dikoleksi pada botol sampel dan dibawa menggunakan cooling box untuk diperiksa di Laboratorium Helminthologi Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB. Pemeriksaan meliputi uji flotasi, uji McMaster, dan filtrasi bertingkat. Hasil pemeriksaan menunjukkan infeksi yang ada di PT NAS bersifat multispesies dengan prevalensi tertinggi sampai terendah yaitu infeksi nematoda, cestoda, dan trematoda. Infeksi nematoda memili-ki prevalensi tertinggi karena infeksi dapat terjadi secara langsung. Infeksi cestoda dan trematoda membutuhkan inang antara yang menunjukkan bahwa siklus hidupnya dapat berlangsung di lingkungan PT NAS.
Karakteristik Morfologi Hati Ayam Cemani (Gallus gallus domesticus) Putri Syifa Camilla; Nurhidayat; Heru Setijanto; Supratikno; Chairun Nisa; Srihadi Agungpriyono; Danang Dwi Cahyadi; Dedi Rahmat Setiadi; Savitri Novelina
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.77-83.

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mempelajari morfologi hati ayam cemani (Gallus gallus domesticus) secara makroanatomi dan mikroanatomi. Penelitian ini menggunakan organ hati dari tiga ekor ayam cemani betina. Pengamatan makroanatomi untuk mempelajari morfometri yang meliputi panjang, lebar, tebal, dan berat organ hati. Pengamatan mikroanatomi dilakukan dengan menggunakan pewarnaan Haematoxylin-Eosin, untuk mengamati morfologi sel hati. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil dari pengamatan makroanatomi menunjukkan warna hati adalah merah kecoklatan dengan rata – rata bobot hati sebesar 19.3±2.5 gram. Pengamatan mikroanatomi menunjukkan hati diselaputi oleh jaringan ikat longgar pada permukaannya, kemudian terdapat kapsula Glisson. Di setiap lobulus hati terdapat vena centralis, cabang dari vena porta hepatica, cabang dari arteri hepatica, dan ductus choledochus. Parenkim hati terdiri dari hepatosit dan sinusoid. Sel – sel non parenkim yang terdapat di hati adalah sel Kupffer dan sel endotel. Sel pigmen melanin pada parenkim hati ditemukan dalam jumlah yang sedikit, sebagian besar pigmen melanin terdapat di sekitar vena porta, arteri hepatica, dan ductus choledochus.
Evaluasi Pemberian Produk Elektro Bio Stamino® Terhadap Performa Ayam Broiler Hamdika Yendri; Nugroho Sampurno; Fiqhi Alfiansyah; Akbar Wijaya Putra Purnama; Tukiran; Amrozi
Jurnal Veteriner dan Biomedis Vol. 1 No. 2 (2023): September
Publisher : Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jvetbiomed.1.2.108-114.

Abstract

Ayam broiler adalah jenis ayam yang dipelihara khusus untuk produksi daging yang cepat, sehingga pemeliharaan yang baik sangat penting untuk mencapai performa yang optimal. Kunci pemeliharaan ayam broiler dengan skala produksi adalah pakan, manajemen kandang, manajemen kesehatan, dan faktor eksternal. Perlu dikembangkan cara-cara yang baru dalam pemeliharaan ayam broiler agar menghasilkan kualitas yang baik. Salah satunya adalah dengan mengem-bangkan produk suplemen pendamping pakan. Sebanyak 12.000 ekor ayam DOC dibagi kedalam 2 kelompok yai-tu kelompok kontrol yang diberikan pemeliharaan secara normal. Kelompok berikutnya dalah kelompok EBS yaitu kelompok yang diberikan produk Elektro Bio Stamino® setiap hari didalam air minum dengan dosis 2 mL dalam 1 liter air minum. Pemberian sediaan dilakukan sebanyak 1 kali sehari. Parameter yang diamati meliputi penambahan bobot badan, Feed consumption rate dan Feed intake. Pengambilan data dilakukan selama 31 hari. Hasil penelitian menunjuk-kan kelompok yang diberikan sediaan Elektro Bio Stamino® memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal ini disebabkan nutrisi dan zat yang terkandung didalam produk mampu melengkapi kebutu-han nutrisi ayam selama masa pemeliharaan. Oleh karena itu pemberian Elektro Bio Stamino® memberikan efek positif terhadap performa ayam broiler.

Page 1 of 1 | Total Record : 9