cover
Contact Name
Bayu Eka Riarsa Thira
Contact Email
bayu.thira@stikesrespati-tsm.ac.id
Phone
+6281223004727
Journal Mail Official
lppm@stikesrespati-tsm.ac.id
Editorial Address
Jl. Singaparna KM. 11 Cikunir Singaparna Tasikmalaya Jawa Barat 46181
Location
Kab. tasikmalaya,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS Respati
ISSN : 20879822     EISSN : 29882699     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Kesehatan BIDKEMAS STIKes Respati Tasikmalaya, terlahir dari motivasi dan inovasi para dosen untuk ikut berkiprah mengembangkan dunia riset dalam bidang kesehatan. Adanya tuntutan informasi yang semakin berkembang maka keberadaan jurnal kesehatan BIDKEMAS ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang berarti bagi lingkungan akademik khususnya bidang kesehatan dan berdaya guna bagi institusi lainnya yang sangat membutuhkan informasi riset dalam lingkup profesi Kebidanan dan Kesehatan Masyarakat. Jurnal Kesehatan BIDKEMAS akan diterbitkan setiap pertengahan tahun (6 bulan sekali) dan memuat hasil riset untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan baik dalam kebidanan maupun kesehatan masyarakat. Keberadaan jurnal BIDKEMAS mendapatkan pengelolaan khusus dari dewan redaksi sehingga setiap terbitan diharapkan mampu mendapatkan penerimaan yang baik dikalangan pengguna.
Articles 172 Documents
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH PUSKESMAS CIHIDEUNG KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2012 Dadan Yogaswara, SKM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 4 No. 2 (2013): Agustus 2013
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v4i2.26

Abstract

Jumlah balita yang diperiksa dan didiagnosis terkena diare pada bulan JanuariFebuari 2012 yaitu 70 orang. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap kejadian diare di puskesmas Cihideung adalah faktor lingkungan yang mencakup keberadaan jamban, dimana masih banyak balita yang menggunakan sarana pemandian umum. Faktor lain yang dapat meningkatkan kejadian diare adalah pendapatan orang tua dan status gizi. Tujuan penelitian untuk mengetahui Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian diare pada balita di Wilayah Puskesmas Cihideung Kota Tasikmalaya tahun 2012 Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang berada di wilayah kerja puskesmas Cihideung tahun 2012. Sampel dalam penelitian ini adalah balita yang berada di wilayah kerja puskesmas Cihideung dan diperiksa di puskesmas Cihideung pada bulan Mei 2012. analis yang digunakan adalah Analisis univariat menghasilkan distribusi, frekuensi, dan proporsi dari berbagai karakteristik. Disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk mengetahui adanya hubungan antara variabel yang diteliti maka digunakan analisis data dengan menggunakan rumus Chi square. Hasil penelitian didapatkan responden yang menderita diare 18 balita dan tidak diare 45 balita. Status gizi di puskesmas Cihideung kota Tasikmalaya yang tergolong gizi lebih 2 balita, gizi baik 43 orang, gizi kurang 15 dan gizi buruk 3 balita. Mayoritas responden mempunyai pendapatan lebih dari UMR (66,7%) dan sebagian besar masyarakat mempunyai perilaku baik terhadap kesehatan (61,9%).Serta terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan kejadian diare pada balita,terdapat hubungan yang signifikan antara pendapatan orang tua dengan kejadian diare pada balita, terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku dengan kejadian diare pada balita. Kesimpulan penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi,pendapatan orang tua, serta perilaku dengan kejadian diare pada balita. Meningkatkan pendidikan kesehatan terutama tentang pengertian diare, penyebab, cara penularan, dan pencegahan kepada masyarakat, sehingga dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang penyakit diare.
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG YANG MEMPENGARUHI STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Tupriliany Danefi, SST. M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.27

Abstract

Pemenuhan kebutuhan gizi bayi dan balita sangat perlu mendapat perhatian yang serius, Faktor penyebab langsung status gizi kurang pada balita yaitu adanya penyakit infeksi, pola makan yang tidak seimbang. Faktor penyebab tidak langsung diantaranya yaitu rendahn ya pendidikan dan pengetahuan, sikap, jumlah anggota keluarga, pendapatan, pemanfaatan pelayanan kesehatan. Laporan Puskesmas Singaparna pada tahun 2011 kasus gizi buruk sebesar 0,34% mengalami kenaikan pada tahun 2012 sebesar 0,35% sedangkan untuk kasus gizi kurang sebesar 5,25% dari 4855 balita pada tahun 2011 dan pada tahun 2012 gizi kurang sebesar 5,37 % dari 4267 balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor langsung dan tidak langsung yang mempengaruhi status gizi balita. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Populasi dan sampel adalah seluruh ibu yang mempunyai balita usia 12-59 sebanyak 3643 balita. Sampel sebanyak 347 orang diperoleh dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan univariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat faktor langsung dan tidak langsung. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa pola makan balita sebagian besar baik sebesar 83,6% , penyakit infeksi sebagian besar responden tidak memiliki penyakit infeksi sebesar 58,5%, pengetahuan ibu tentang gizi sebagian besar responden berpengetahuan baik yaitu 57,1%, sikap sebagian besar responden dengan sikap positif yaitu 73,5%, Pendidikan sebagian besar responden berpendidikan rendah yaitu 62,2%, Jumlah anggota keluarga sebagain besar keluarga kecil yaitu 57,9%, sebagian besar responden dalam memanfaatan pelayanan kesehatan atau datang ke posyandu yaitu 56,6% , pendapatan keluarga sebagian besar berpendapatan cukup yaitu 58,8%). Disarankan Puskesmas melakukan promosi kesehatan yang bersifat lintas sektoral dengan memberdayagunakan sumber daya yang ada termasuk keluarga dan masyarakat agar berjalan efektif dan efisien.
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI PRIA DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DI KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Hapi Apriasih, SST.,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.28

Abstract

Saat ini Indonesia telah mulai melaksanakan pembangunan yang berorientasi pada keadilan dan kesetaraan gender dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tetapi persentase penggunaan alat kontrasepsi pria baru sekitar 3,5 persen, sebagian di antaranya berupa vasektomi. Berdasarkan data di Kecamatan Singaparna cakupan penggunaan KB pria masih rendah dibanding penggunaan KB lain yaitu hanya 0,53% (10 orang akseptor MOP dan 35 orang akseptor kondom).Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara pengetahuan suami tentang alat kontrasepsi pria dengan penggunaan kontrasepsi di kecamatan singaparna kabupaten tasikmalaya tahun 2013. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, jenis penelitian analitik dengan desain case control. Kasus yaitu suami PUS yang menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 45 orang dan kontrol yaitu suami PUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi sebanyak 180 orang, Pengumpuan data yang digunakan adalah data primer dengan instrumen penelitian kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah univariat, bivariat dengan uji Chi-square. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa p value sebesar 0,000 artinya terdapat hubungan antara pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi pria. Suami atau responden yang berpengetahuan baik berpeluang sebesar 21,38 kali lebih besar untuk menggunakan kontrasepsi dibandingkan dengan pria yang berpengetahuan kurang. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor pengetahuan memberikan hubungan yang positif terhadap penggunaan alat kontrasepsi pria di Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 Saran penelitian ini adalah meningkatkan konseling tentang KB pada pasangan suami istri, penambahan jenis alat kontrasepsi pria dan kegiatan yang lebih ditekankan pada praktik.
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMANSARI KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Fenty Agustini, SST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.29

Abstract

Pemilihan jenis kontrasepsi pada setiap wanita bergantung pada beberapa faktor diantaranya umur, jumlah keluarga yang diinginkan, paritas, pengalaman metode yang lalu, status kesehatan, efektifitas, pertimbangan efek samping dan biaya. Laporan Puskesmas Tamansari tahun 2012 cakupan AKDR sebanyak 5,70%, Implan sebanyak 4,32%, cakupan MOW sebanyak 0,47%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan penggunaan kontrasepsi jangka panjang di Wilayah Kerja Puskesmas Tamansari Kota Tasikmalaya Tahun 2013. Metode penelitian ini adalah analitik dan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling, setelah dilakukan penelitian jumlah sampel sebanyak 372 orang. Data diperoleh menggunakan instrumen dan dianalisis dengan menggunakan univariat dan bivariat Hasil penelitian ini diketahui terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang dengan (p value 0,002) Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara dukungan suami dengan pemilihan kontrasepsi jangka panjang. Pasangan usia subur agar meningkatkan pengetahuan program KB yang akhirnya dapat memilih kontrasepsi sesuai dengan tujuannya.
GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG RISIKO PERNIKAHAN DINI DI DESA SUKARAME KECAMATAN SUKARAME KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Aam Nursalam, SKM,M.Mkes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.31

Abstract

Remaja merupakan masa trasisi atau peralihan dari masa kanakkanak ke masa dewasa, yang diawali dengan puberitas. Pada masa ini terjadi berbagai perubahan, baik dari segi fisik, sosial, maupun emosional, yang di awali oleh datangnya haid (perempuan) dan mimpi basah pertama (laki-laki). Berdasarkan survey dan pengambilan data yang dilakukan di Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya periode 2009-2010 tercatat dari 1.037 pasangan menikah, 16% diantaranya pasangan yang menikah dini yaitu sebanyak 165 pasangan. Berdasarkan data dari Puskesmas Sukarame periode 2009 sampai Mei 2010 tercatat sebanyak 120 orang ibu hamil dan bersalin yang usianya kurang dari 20 tahun dan diantaranya mengalami masalah dalam kehamilan yaitu mengalami abortus sebanyak 25%, sedangkan komplikasi persalinannya yaitu ketuban pecah dini 25%, sungsang 5%, Bayi Baru Lahir Rendah 20%, IUFD 5%, perdarahan 15%, dan yang tidak mengalami komplikasi sebanyak 25 %. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran pengetahuan orangtua yang mempunyai remaja putri tentang risiko pernikahan dini di Desa Sukarame Kecamatan Sukarame Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Desain penelitian menggunakan metode Survey deskriptif dimana penelitian diarahkan untuk mendeskriftikan atau menguraikan suatau keadaan didalam suatu komunitas atau masyarakat.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang memiliki remaja di Desa Sukarame Kecamatan Sukarame tahun 2013 yaitu 51 orang. Tehnik pengambilan sampling dilakukan secara total sampling. Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan frekuensi dari tiap sub variabel dan persentase setiap variabel dalam bentuk tabel dan narasi untuk mendeskripsikan sejauh mana pengetahuan orangtua yang memiliki remaja putri tentang risiko pernikahan dini Hasil penelitian didapatkan Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang risiko pernikahan dini frekuensi terbanyak berpengetahuan rendah yaitu sebanyak 24 orang (47,1%), dan frekuensi terkecil berpengetahuan sedang sebanyak 12 orang (23.5%). Rekomendasi penelitian adalah Perlu adanya peningkatan dari orang tua yang mempunyai remaja putri untuk meningkatkan pengetahuannya melalui konseling secara pro aktif kepada tenaga kesehatan atau dengan mengikuti kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MASA PUBER DI SDN PENGADILAN KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 Dadan Yogaswara, SKM,MKM
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 1 (2014): Februari 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i1.32

Abstract

Dibeberapa negara maju pubertas terjadi pada usia yang semakin dini, beberapa anak perempuan telah mengalami pubertas pada usia yang baru mencapai 7 tahun. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SDN Pengadilan didapatkan banyak siswa yang mengalami pubertas dini, khususnya pada siswa kelas VI. Sebanyak 80 persen siswa kelas VI sudah mengalami perubahan pada tubuhnya, khususnya perubahan fisik yang tidak mereka sadari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja tentang masa puber di SDN pengadilan Kota Tasikmalaya tahun 2013. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Siswa Kelas VI SDN Pengadilan sebanyak 34 orang, terdiri dari 17 orang putri dan 17 orang putra. Sampel dalam penelitian ini, diambil dengan total sampling yaitu Semua Siswa Kelas VI SDN Pengadilan sebanyak 34 orang. Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Kuesioner. Jenis pertanyaan adalah pertanyaan tertutup. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan remaja tentang pengertian masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 76,47%, tentang perubahan fisik masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 76,47% serta tentang perubahan psikologis masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 55,88% dan pengetahuan remaja tentang masa puber sebagian besar termasuk dalam kategori baik yaitu 58,82%. Rekomendasi penelitian adalah diharapkan penelitian ini dijadikan masukan dan bahan pertimbangan kepada institusi pendidikan untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan tentang masa puber pada remaja secara benar dan tepat.
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAMMELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Widya Maya Ningrum, S.ST, M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.34

Abstract

Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel abnormal pada serviks yang terjadi pada suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu liang senggama (vagina). Dan diantara banyak faktor yang mempengaruhi kesadaran ibu untuk melakukan deteksi dini terhadap kanker servik, diantarany adalah faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai, dan tradisi; faktor pemungkin adalah faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, yang meliputi sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku yang terwujud dalam lingkungan fisik; dan selanjutnya adalah faktor pendorong, yaitu faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Berdasarkan laporan puskesmas Desa Cikunir tahun 2013, tercatat jumlah wanita usia subur 1.547 orang. Dan berdasarkan laporan dari Puskesmas Singaparna belum ada yang tercatat pernah melakukan deteksi kanker servik dengan melakukan IVA test atau pap’ smear. Hal ini menunjukan masih kurang pedulinya wanita melakukan pemeriksaan deteksi dini padahal sangat rentan untuk menderita kanker servik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam melakukan deteksi dini kanker servik di Desa cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya tahun 2013 Penelitian ini merupakan jenis kuantitatif dengan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mengambarkan faktor yang mempengaruhi perilaku wanita dalam melakukan deteksi dini kanker serviks. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan terlebih dahulu mempersiapkan berbagai format yang dibutuhkan sebagai instrumen guna memudahkan pengumpulan data. Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data langsung didapatkan dari responden melalui intrumen yang dibagikan dan diisi langsung oleh responden, Pengumpulan data sekunder sebagai data pendukung dilakukan dengan cara melakukan telaah dokumen yang sesuai dengan substansi dan kebutuhan penelitian. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang deteksi dini kanker serviks sebagian besar kategori cukup sehingga hal ini sangat relevan dengan sikap yang ditunjukan oleh responden, dimana hasilnya sebagaian besar menunjukan sikap negatif. Ketika pengetahuan cukup dan sikap negatif perilaku yang muncul dari responden adalah sebagian besar tidak melakukan deteksi dini kanker serviks.
PERSPEKTIF GENDER PADA MASYARAKAT SUNDA DI DESA CIKUNIR KECAMATAN SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Santi Susanti, SST,M.Kes
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.35

Abstract

Latar Belakang. Kesetaraan gender bukan melulu mengenai perempuan tetapi mengenai perempuan dan laki-laki. Dalam banyak hal perempuan di Indonesia telah mencapai kemajuan pesat, meskipun masih cukup jauh dari pencapaian kesetaraan gender. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil pencapaian tujuan Pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang ke-3 khususnya dalam mencapai tujuan lapangan pekerjaan dan keterwakilan dalam parlemen yang dimiliki perempuan Indonesia masih kurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran perspektif gender masyarakat sunda wilayah Desa Cikunir pada tahun 2013. Metode Penelitian. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur (PUS) di Wilayah Desa Cikunir Periode Maret s.d Mei 2013 dengan jumlah PUS adalah 1348. Tekhnik sampel menggunakan sratified random sampling dengan menggunakan dusun sebagai strata. Besar sampel menggunakan tabel krecjie dengan taraf signifikan 5% maka besar sampel diperoleh 299 sampel. Analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian diketahui bahwa perspektif gender masyarakat sunda di Desa Cikunir Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar berperspektif positif (53%). Meskipun demikian tidak dapat dipandang sebelah mata meskipun hanya sebagian kecil yang berperspektif negatif (47%) . Penempatan perempuan yang tidak seimbang akan menciptakan ketidakharmonisan dalam membina kehidupan rumah tangga dan masyarakat. Saran. Hendaknya Suami Istri dapat proaktif dalam mencari informasi tentang gender dapat melalui televisi, radio, koran, tokoh agama atau petugas kesehatan di puskesmas, suami/istri hendaknya dapat saling menghormati hak dan kewajiban satu dengan yang lainnya, suami/istri hendaknya bertanggungjawab bersama-sama dalam membangun keharmonisan dan kesejahteraan keluarga
GAMBARAN UMUR, USIA KEHAMILAN, SERTA ALASAN IBU YANG MENGALAMI ABORTUS DI KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2010 S/D 2012 Purwati S.KM. M.ARS
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.36

Abstract

Menurut laporan Program Kesehatan Ibu dan Anak di UPTD Puskesmas Cineam, pada tahun 2010 terjadi kasus kematian Bayi/ Balita sebanyak 31 orang, kematian Ibu 1 orang dan kasus Abortus 42 orang sedangkan tahun 2011 Kematian Bayi / Balita sebanyak 12 orang dan kejadian Abortus sebanyak 36 orang dengan rincian menurut jenisnya sebagai berikut: Spontan 30 kasus, Inkomplitus 4 kasus, Iminens 1 kasus dan propokatus 1 kasus. Sedangkan rincian menurut kelompok umur kuranf dari 20 tahun 11,11%, umur 20-30 tahun 30,56% dan umur lebih dari30 tahun sebesar 58,33%. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh informasi tentang Gambaran umur, usia kehamilan, serta alasan ibu yang mengalami abortus di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010 s/d 2012.Manfaat penelitian ini adalah Untuk institusi (Puskesmas) sebagai bahan informasi tentang kejadian abortus yang terjadi di wilayah kerjanya. Selanjutnya dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam perencanaan sebagai intervensi kegiatan penanganan kasus abortus dimasa yang akan datang. Jenis  penelitian yang digunakan kuantitatif dengan metoda deskriptif, dimana penulis akan memperoleh Gambaran umur, usia kehamilan, serta alasan ibu yang mengalami abortus di Kecamatan Cineam Kabupaten Tasikmalaya tahun 2010 s/d 2012. Populasi  penelitian adalah ibu  yang pernah mengalami  abortus di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cineam dengan mengambil data pada tahun 2010 sebanyak 17 orang dan data tahun 2011 sebanyak 15 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara total sampling karena semua anggota populasi menjadi sampel penelitian, yaitu sebanyak 32 orang. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengacu pada laporan Puskesmas Cineam. Studi dokumentasi di digunakan untuk mendukung penelitian. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Mayoritas umur ibu yang mengalami abortus yaitu kelompok umur antara kurang dari 20 tahun dan lebih dari sama dengan 30 tahun yaitu sebanyak 26 orang (81,2 %), Mayoritas usia kehamilan yang mengalami abortus sebagian besar termasuk usia kehamilan muda yaitu sebanyak 30  orang (93,8%), Mayoritas alasan  tindakan aborsi adalah tepat ( secara alamiah dengan indikasi medis ) hanya 28,1%.  Keguguran dapat terjadi secara spontan atau buatan/ disengaja. Aborsi spontan biasanya terjadi sebelum kehamilan berusia 12 minggu (3 bulan) sedangkan aborsi buatan yang dilakukan setelah kehamilan 12 minggu dapat mengancam jiwa ibu.Saran yang direkomendasikan adalah puskesmas   harus lebih   meningkatkan   pemahaman masyarakat  tentang  kesehatan  reproduksi  khususnya  sehingga dapat mempersiapkan kehamilan yang sehat serta pihak puskesmas mampu mencari faktor utama penyebab kejadian abortus pada ibu hamil sehingga dapat dijadikan dasar dalam penyusunan perencanaan kegiatan pencegahan abortus pada ibu hamil melalui progran Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN 2013 Erwina Sumartini, S.ST
JURNAL KESEHATAN BIDKEMAS RESPATI Vol. 5 No. 2 (2014): Agustus 2014
Publisher : STIKes Respati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.48186/bidkes.v5i2.37

Abstract

Menurut data Puskesmas kejadian BBLR pada tahun 2012 berjumlah 74 Bayi dan tahun 2013 berjumlah 58 bayi. BBLR juga menjadi penyebab tertinggi dari kematian bayi di Puskesmas Singaparna, pada tahun 2013 kematian bayi akibat BBLR sebanyak 7 bayi (33,33%) dan pada tahun 2013 sebanyak 2 bayi (14,28%).Secara umum faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR diantaranya : 1) faktor ibu yaitu penyakit yang diderita ibu, komplikasi kehamilan, umur ibu, paritas, jarak kehamilan, riwayat BBLR, gizi ibu selama hamil, sosial ekonomi dan pengawasan antenatal yang kurang. 2) faktor janin yaitu : kelainan kromosom, infeksi janin kronik, disautosomia familia, radiasi, kehamilan ganda/kembar dan aplasia pancreas. Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Populasi penelitain adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi baru lahir dengan BBLR sebanyak 71 orang. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan usia 20-30 tahun (70.42%) dan paritas multipara (53.52%)sebagian besar dilahirkan oleh ibu dengan status gizi baik (tidak KEK 84.51%) sebagian besar dilahirkan oleh ibu yang tidak mempunyai komplikasi kehamilan (59.15%) dan tidak mempunyai penyakit saat hamil (90.14%) dan tidak mengalami hamil kembar (90.14%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa usia 20-30 tahun dan paritas multipara merupakan penyebab terbanyak kasus BBLR di wilayah kerja UPTD Puskesmas Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Saran bagi pihak Puskesmas adalah melakukan upaya untuk memotivasi setiap pasangan usia subur untuk mengatur jarak kehamilan di usia reproduksi dan lebih meningkatkan kualitas asuhan antenatal kepada seluruh ibu hamil dengan atau tanpa risiko kehamilan dengan menekankan asupan nutrisi pada ibu hamil dan mendeteksi sesegera mungkin setiap komplikasi yang terjadi pada ibu hamil, serta melakukan penanganan intensif terhadap penyakit yang diderita ibu saat hamil.

Page 3 of 18 | Total Record : 172