cover
Contact Name
Saputro Edi Hartono
Contact Email
padmaedihartono@gmail.com
Phone
+6282121211075
Journal Mail Official
jurnal.pelitdharma@stabn-sriwijaya.ac.id
Editorial Address
Jalan Edutown BSD City, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, 15339
Location
Kota tangerang,
Banten
INDONESIA
Jurnal Pelita Dharma
ISSN : 24426482     EISSN : 29628512     DOI : -
Jurnal Pelita Dharma merupakan jurnal yang dikelola oleh Program Studi Kepenyuluhan Buddha yang terbit dua kali dalam setahun yakni bulan Juni dan Desember. Artikel yang masuk dalam jurnal ini merupakan hasil penelitian dan kajian pustaka yang mencakup kajian agama dan keagamaan Buddha.
Articles 49 Documents
Pelatihan dan Pengembangan Diri Wirausaha Buddhis sebagai Jalan Tengah untuk Dunia Usaha (Studi Kasus pada STIE XYZ di Cikarang) Franky Okto en Bernando
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Approaching 2020 the business competition is felt by all parties involved to be increasingly competitive. In this case, the Indonesian government, one of the countries that cannot avoid free trade in 2020. Government is realizes the importance of human resources readiness in order to create new entrepreneurs. To achieve this goal, Indonesia government is requiring an entrepreneurship-based curriculum to be applied in various public and private universities in Indonesia (PTN and PTS). The entrepreneurship-based curriculum is creating for student to learn the entrepreneurship theory and direct practice of making new business models. In the current business study, the entrepreneurs applied many good or bad strategies in order to be able to survive and maintain their business moreover to win business competition. All existing strategies were then republished in several studies and become study case in entrepreneurship management classes. The models give guidance for business player to be able to survive and gain profit in all possible ways or even makes the competitor lost its business. This study aims to understand the correlation of training behavior patterns towards selfdevelopment through the entrepreneurship-based curriculum. This research will use descriptive qualitative method combine with data collection techniques i.e. interviews, observation, and documentation. The results of this study are: (a) The curriculum for entrepreneurship education affects the interests and motivations of entrepreneurship; (b) Entrepreneurship practice will form readiness and character of entrepreneurship.Persaingan usaha mendekati tahun 2020 dirasakan oleh semua pihak yang terlibat dirasakan semakin kompetitif. Pemerintah Indonesia dalam hal ini salah satu negara yang tidak bisa menghindari perdagangan bebas 2020 menyadari pentingnya kesiapan sumber daya manusia dalam menciptakan wirausahawan baru. Salah satu bentuk persiapan yang dilakukan Pemerintah Indonesiaadalah dengan mewajibkan mata kurikulum berbasis kewirausahaan diterapkan di berbagai PTN/PTS. Kurikulum tersebut meliputi pembelajaran secara teori dan praktik langsung pembuatan model bisnis baru. Pada pembelajaran yang ada para pelaku usaha melakukan banyak strategi yang baik maupun buruk agar dapat bisa bertahan dan kemudian memenangkan persaingan usaha. Segala strategi yang ada kemudian di publikasikan kembali dalam beberapa kajian yang dilanjutkan pada kelas-kelas manajemen kewirausahaan. Perilaku buruk yang dilakukan sebagian besar para wirausahaan yang ada saat ini merupakan cerminan dasar dari pola-pola yang ada sejak lama. Kemudian hal ini diajarkan kembali dalam bentuk kurikulum strategi bisnis dan kemudian hal ini berkembang menjadi pola buruk yang baru. Pola ini mengajarkan untuk dapat bertahan dan memperoleh keuntungan dengan segala cara yang dapat dilakukan termasuk cara membuat para pesaing yang ada untuk tutup. Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi pola perilaku pelatihan terhadap pengembangan diri melalui kurikulum kewirausahaan. Penelitian ini termasuk jenis kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dengan wawancara, observasi, serta dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah: (a) kurikulum pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap minat dan motivasi berwirausaha; (b) praktikum kewirausahaan membentuk kesiapan dan karakter kewirausahaan.
Praktik Puja Bakti Pai Wan Fo sebagai Wujud Upaya Kausalya Nyoto Nyoto
Jurnal Pelita Dharma Vol. 5 No. 2 Edisi Juni 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mahayana carries out rituals with various purposes, one of the purposes of performing devotional worship is to increase confidence in Buddha Dharma. One way to increase the faith (sradha) of the people is by carrying out the devotional service of the pai wan fo. This worship service is carried out by paying homage to 11,000 Buddhas held for 15 days to welcome the Chinese New Year. The implementation of the worship service was held from 1 to 15 on the lunar calendar or better known as ce it and cap go. This study aims to find out the understanding of the people about upaya kausalya, the purposes and benefits of the devotional service of the pai wan fo, and the constraints on the implementation of pai wan fo. The type of study is descriptive qualitative. So that the data obtained is satisfactory, the authors carry out observations, interviews, and documentation so that the data obtained is accurate. The results of this study are known to the understanding of the people about upaya kausalya, the purposes and benefits of the devotional service of the pai wan fo, and the constraints on the implementation of pai wan fo. From the implementation of this study, it is also known that the implementation of the devotional pai wan fo is to practice Dharma.Aliran Mahayana melaksanakan ritual dengan berbagai tujuan, salah satu adalah meningkatkan keyakinan kepada Buddha Dharma. Salah satu cara agar keyakinan (sradha) umat meningkat adalah dengan melaksanakan puja bakti pai wan fo. Puja bakti ini dilaksanakan dengan memberikan penghormatan kepada 11.000 Buddha yang dilaksanakan selama 15 hari untuk menyambut tahun baru Imlek. Pelaksanaan puja bakti ini dilaksanakan mulai tanggal 1 sampai 15 pada penanggalan lunar atau lebih dikenal dengan istilah ce it sampai cap go. Penelitian yang dilaksanakan untuk mengetahui pemahaman umat tentang upaya kausalya, tujuan dan manfaat puja bakti pai wan fo, dan kendala pelaksanaan puja bakti pai wan fo. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah diketahui pemahaman umat tentang upaya kausalya, tujuan dan manfaat puja bakti pai wan fo, dan kendala pelaksanaan puja bakti pai wan fo. Dari pelaksanaan penelitian ini diketahui juga bahwa pelaksanaan puja bakti pai wan fo adalah untuk mempraktikkan Dharma.
Makna Ceng Beng Dalam Perspektif Buddha Dharma Lalita Vistari SWD
Jurnal Pelita Dharma Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 2014
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

For the culture of the Chinese community there are two prayers are intended for families who have died in the year, namely : prayer known 3 months Ceng Beng , and prayers in the month 7 (Cit Gwee) known Cioko or Chau Tu . The difference of the second prayer is as follows : Ceng Beng prayer is prayer that is intended for families who have died are still recognizable , while prayer Cit Gwee or more Cioko aims addressed to families who have forgotten (creatures abandoned) by relatives , [hat happens because their family had died all (generation runs) and their families have left the religion of their ancestors , who did not embrace the new religion emphasizes devotion to the ancestors . Prayer Ceng Beng , Cit Cioko Gwee or is relevant to the ceremony in Buddhism , namely Pattidana (ceremony merits).
Fenomena Ritual Mandi 7 Sumur Keramat di Vihara Gayatri, Cilangkap, Depok, Jawa Barat Ryan Alviano; Madiyono Madiyono; Nyoto Nyoto
Jurnal Pelita Dharma Vol. 9 No. 1 Edisi Desember 2022
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cleansing ritual of bathing at the 7 Gayatri Vihara Wells wasperformes not only by Buddhists but also by communities of diverse culturalbackground. It is known that most who perform the cleansing ritual areBuddhist. This fact it is interesting to research in the meaning of the 7 SacredWell in the society especially buddhist who perform cleansing ritual. Purposeof this research is to know the meaning of the 7 Sacred Well in The GayatriVihara, Cilangkap, Depok, West Java.The research uses qualitative approach with phenomenon model.Informant in this research are the owners, the believer, and the visitor of 7Sacred Well at the Gayatri Vihara. Data collecting technique used isobservation, interview, and documentation. Data analyzed using Miles,Huberman, and Saldana. Data validity technique are done with credibilitytest, transferability, dependability, and confirmability.The research concluded (1) the process concist of the ritual at 7 Wellsincludes cleansing the body with seven dipper at each wells, going to amerta’spools, plunging eight times, then cleansing the body of eight dipper at themiddle well, one dipper was taken to rinse (something); three times; prostrateat the well, toss a coin, follow instruction for cleansing; pray according tointention and believe; pray first before cleansing; cleansing first then prays.The purpose of the visitor are to prays and perform cleansing ritual,recreation, and asking help in resolving mortal problem. The expectation ofvisitors to perform the cleansing ritual is to gain health, trouble-freeingprosperity, get married, be reassure and hopeless. The cleansing ritual wasalso performed on kliwon Tuesday night, kliwon Friday, first suro night,bakcang days, a light moon night, and a dark moon night. Where at nightcleansing there is keyholder who helps the cleansing ritual and there is aceremony that become socialating between believer, visitors, and community;(2) visitors take to mean the ritual to outward and inner cleansing, reliefer,trust and believe, and just to be clean. Then the visitors view of the ritualphenomena at 7 Wells Gayatri Vihara if it believes it is can get beneficial thewells, there is for good, and purification and cleansing; (3) impact in spiritualsense are nothing (only an object of hope) and serene and sincere in the courseof life’s sorrows. Later on the life lessons gained form cleansing ritual for visitors are they have no lessons, and easy to concentrate, and more ease tofacing with life’s problems.
Peran Dharmaduta dalam Upaya Membentuk Perilaku Keberagamaan Umat Buddha melalui Metode Pembiasaan Sukarti Sukarti
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The low belief of Buddhists can be seen from the indicators of religious behavior. Indicators of religious behavior appear in the activities carried out by people both in the temple and at home. The purpose of coaching in the context of Buddhist education is to improve the quality of saddha (faith) and devotion to Buddhists in various aspects of life. This study aims to describe the role of Dharmaduta in shaping religious behavior in fostering people through the habituation method. This research is a qualitative research with descriptive method. The research was carried out in the Madiun Residency area, on the grounds that there were Buddhists and Buddhist formation by Dharmaduta. Data is collected through observation, interviews and documentation. The test for the validity of the data uses triangulation techniques and data source methods. A dharmaduta is an intelligent servant in Buddhism, which means providing services to the people based on their competence and intellect. Religious behavior that is formed in Buddhists is a reflection of the implementation of Buddhist teachings. Habits that are formed will have an effect on increasing Buddhist faith and morality. The religious behavior of Buddhists refers to the ten ways of doing good (dasa puññakiriyavatthu). Habit on behavior that arises based on role models, and special experiences of leaders who in this case are dharmaduta. Rendahnya keyakinan umat Buddha dapat ketahui dari indikator perilaku keberagamaan. Indikator perilaku keberagamaan tampak pada kegiatan yang dilakukan umat baik di vihara maupun di rumah. Tujuan pembinaan dalam konteks penyuluhan agama Buddha adalah meningkatkan kualitas saddha (keyakinan) dan bakti umat Buddha dalam berbagai segi kehidupan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran Dharmaduta dalam membentuk perilaku keberagamaan pada pembinaan umat melalui metode pembiasaan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian dilaksanakan di wilayah Karesidenan Madiun, dengan alasan, terdapat umat Buddha dan pembinaan umat Buddha oleh Dharmaduta. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi metode dan sumber data. Seorang dharmaduta merupakan pelayan yang intelek dalam agama Buddha, artinya memberikan pelayanan kepada umat dengan berlandaskan pada kompetensi dan intelektualitas yang dimiliki. Perilaku keberagamaan yang terbentuk pada umat Buddha merupakan cerminan dari pelaksanaan ajaran Buddha. Pembiasaan yang terbentuk akan memberikan efek pada meningkatnya keyakinan dan moralitas umat Buddha. Perilaku keberagamaan umat Buddha mengacu pada sepuluh cara berbuat baik (dasa puññakiriyavatthu). Pembiasaan pada perilaku yang muncul berdasarkan teladan, dan pengalaman khusus dari para pemimpin, yaitu para dharmaduta.
Implementasi Ham dan Demokrasi dalam Masyarakat Majemuk Setia Dharma
Jurnal Pelita Dharma Vol. 1 No. 1 Edisi Desember 2014
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tinjauan implementasi HAM dan Demokrasi dalam masyarakat majemuk ditulis berdasarkan tinjauan pustaka, membahas penerapan Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi dalam masyarakat Indonesia yang pluralisme dalam suku bangsa, agama, adat istiadat, dan bahasa. Dengan pendekatan kualitatif dan kajian pustaka, penerapan Hak Asasi yang paling dasar dan kehidupan demokrasi, perlu dipahami oleh semua warga negara, agar kehidupan yang harmonis, rukun, damai, sejahtera, dan dapat hidup berdampingan dalam kebersamaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Berbhineka Tunggal Ika terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Kata demokrasi, yang terdiri dari kata Demos (rakyat) dan Krasi/Kratein adalah kekuasaan yang berarti kekuasaan berada di tangan rakyat. Kekuasaan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemerintahan yang seluruh rakyatnya turut serta memerintah dengan perantaraan wakilnya, pemerintahan rakyat, gagasan atau pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara tanpa diskriminasi. Aksi-aksi intoleransi pada kasus kekerasan atas nama agama yang terjadi menempati urutan pertama, disusul dengan latar belakang strata ekonomi, etnis/suku, politik, pendidikan, gender, dan dari daerah asal, merupakan latar belakang pemicu diskriminasi. Demikian pula Tujuh Pelanggaran HAM masa lalu, antara lain kasus Peristiwa 1965-1966, Penembakan Misterius 1982-1985, Talangsari di Lampung 1989, dan Penghilangan Orang Secara Paksa 1997-1998, Peristiwa Kerusuhan Mei 1998, Peristiwa Trisakti, Semanggi I dan Semanggi II, serta Peristiwa Wasior dan Wamena 2003, menunggu untuk diproses secara hukum dalam implementasi HAM dan Demokrasi. 
Metode Penanaman Nilai-Nilai Antikorupsi pada Remaja melalui Praktik Ariya Atthangika Magga Niken Wardani
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The purpose of this research are to describe the method to raise the value of anti-corruption to youth generation and to describe the implication of that method through Ariya Atthangika Magga practice at Vihara Buddha Prabha, Yogyakarta. This research uses a qualitative research mothod with a descriptive approach. Research data collection through observation and interviews with research subjects consisting of Buddhist leaders, adolescents, and teenage parent. The method to raise the value of anti corruption to the youth generation through Ariya Atthangika Magga practice is by method of verbal, nonverbal and simulation (SEMAI) the comprehension nine value of anti corruption through Atthangika-magga to the example of cases in a daily life that presented. The implication of raising the value of anti-corruption to the youth generation through Ariya Atthangika Magga practice are: (1) the deep comprehension about attitude and action of anti-corruption; (2) the comprehension about the effect and the consequence of doing corruption; (3) the change of perception of self confidence not to do a corruption even in a small number; and (4) the commitment to apllicate the value of anti corruption by using sīla, samādhi, and paññā in daily life. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja dan untuk mengetahui implikasi penerapan metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja melalui praktik ariya atthangika magga di Vihara Buddha Prabha Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data melalui observasi dan wawancara dengan subjek penelitian yang terdiri dari tokoh agama, remaja, dan orang tua remaja. Metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja melalui praktik ariya atthangika magga adalah dengan metode verbal, nonverbal, dan metode simulasi (SEMAI) pemahaman sembilan nilai-nilai antikorupsi melalui pengembangan Atthangika-magga terhadap contoh-contoh kasus dalam kehidupan sehari-hari yang disajikan. Implikasi penerapan metode penanaman nilai-nilai antikorupsi pada remaja melalui praktik ariya atthangika magga adalah: (1) pemahaman yang lebih mendalam tentang sikap dan tindakan antikorupsi; (2) pemahaman tentang dampak dan akibat dari melakukan tindakan korupsi; (3) perubahan persepsi kepercayaan diri untuk tidak melakukan tindakan korupsi lagi dalam bentuk sekecil apapun; dan (4) komitmen untuk menerapkan nilai-nilai antikorupsi dengan mengembangkan sīla, samādhi, dan paññā dalam kehidupan seharihari.
Pengaruh Teman Sebaya Dan Aktivitas Media Sosial Terhadap Keyakinan Pada Ajaran Buddha Dhamma Remaja Buddhis di Wihara Ariya Dipasena Donny Monardo; Ahsanul Khair Asdar; Rakay Indramayapanna
Jurnal Pelita Dharma Vol. 9 No. 2 Edisi Juni 2023
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dhamma merupakan suatu ajaran kebenaran yang diyakini oleh umat Buddha. Keyakinan terhadap ajaran Buddha Dhamma remaja Buddhis di wihara dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji pengaruh teman sebaya dan aktivitas media sosial pada keyakinan terhadap ajaran Buddha Dhamma remaja Buddhis di Wihara Ariya Dipasena. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode ex post facto. Responden penelitian ini adalah 60 orang remaja Buddhis di Wihara Ariya Dipasena. Hasil uji prasyarat menunjukkan bahwa data berdistribusi normal, pengaruh kedua variabel independen terhadap dependen bersifar linier, tidak terjadi autokorelasi, serta data penelitian dapat dianalisis dengan menggunakan regresi linier berganda, Hasil analisis data menggunakan regresi linier berganda menunjukkan nilai Fhitung = 6,717 dengan probabilitas signifikansi = 0,002. Adapun persamaan regresi linier berganda yang diperoleh yaitu Y = 23,124 + 0,088X1 + 0,161X2. Dukungan yang diberikan oleh variabel teman sebaya dan aktivitas media sosial pada keyakinan terhadap ajaran Buddha Dhamma remaja Buddhis di Wihara Ariya Dipasena sebesar 19,1%. Secara parsial, teman sebaya tidak berpengaruh pada keyakinan terhadap ajaran Buddha Dhamma remaja Buddhis di wihara jika aktivitas media sosial dikendalikan. Aktivitas media sosial tidak berpengaruh pada keyakinan terhadap ajaran Buddha Dhamma remaja Buddhis di Wihara Ariya Dipasena jika teman sebaya dikendalikan.
Peran pandita Magabudhi dalam implementasi moderasi beragama di Kota Tangerang Selatan Liong Houw; Anwar Aman; Puja Subekti
Jurnal Pelita Dharma Vol. 10 No. 1 Edisi Desember 2023
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Moderasi beragama akhir-akhir ini sangat penting dilakukan mengingat kemajemukan yang ada di Indonesia dalam hal suku, bangsa, budaya, agama, dan antar golongan masyarakat yang plural dan multikultur. Masyarakat Indonesia yang agamis, meskipun Indonesia bukan negara agama, dapat kita saksikan dalam aktivitasnya sehari-hari yang tidak lepas dari nilai-nilai agama. Keberadaan agama sangat vital di Indonesia sehingga sudah menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perbedaan pemahaman dan penafsiran dalam beragama berimplikasi pada cara beragama yang berlebihan dan memunculkan sikap konservatif di satu sisi, dan liberal pada sisi lainnya. Menanggapi hal itu, Menteri Agama menuangkan Rencana Strategis Enam Misi Kementerian Agama RI ke dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 18 Tahun 2020.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana peran pandita MAGABUDHI dalam implementasi moderasi beragama di Kota Tangerang Selatan menyikapi PMA Nomor 18 Tahun 2020. Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi.Berdasarkan ajaran Buddha dalam Brahmavihara yang menjunjung tinggi sikap keragaman di dalam masyarakat, terutama masyarakat Buddhis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua pandita MAGABUDHI menyikapi perlu adanya toleransi, saling menghormati dan saling menghargai sesama intra maupun antar umat beragama. Selain itu, perlu juga dikembangkan upaya-upaya mencari persamaan dalam kerukunan intra umat beragama, maupun kerukunan antar umat beragama, serta menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti menyimpulkan pandita MAGABUDHI mengimplementasikannya melalui cara-cara mengembangkan kepedulian kepada sesama dengan sikap moral yang dilandasi dengan welas asih dan cinta kasih di tengah-tengah suasana pandemi Covid-19 masih berlangsung, baik kepada umat Buddha, maupun masyarakat luas dimana umat Buddha membaur dalam aktivitas sehari-hariAkhirnya peneliti menyarankan agar PC MAGABUDHI Kota Tangerang Selatan perlu meningkatkan pengetahuan dan kemampuan para anggotanya dengan cara memberikan pembekalan berupa pendidikan dan pelatihan yang lebih intensif. Pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan kompetensi para pandita MAGABUDHI. Melalui pendidikan dan pelatihan juga bisa menjadi standar yang menyetarakan kompetensi para anggotanya.
Analisis Penggunaan Media Kartu untuk Meningkatkan Kosakata Bahasa Inggris pada Tema Makna Sarana Puja di Sekolah Minggu Buddha Vihara Dhamma Sundara Dwi Maryani Rispatiningsih
Jurnal Pelita Dharma Vol. 6 No. 1 Edisi Desember 2019
Publisher : STABN Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Objectives of this study are (1) to know the teaching learning process of English subject at Vihara Dhamma Sundara Surakarta by using cards media; (2) to identify obstacles by teaching in Buddha Dhamma Virya Sunday school; and (3) to describe how to deal with obstacles. This research is using qualitative research, while the research method used descriptive research. These subjects of this study are 22 students at Vihara Dhamma Sundara Surakarta. The instrument used in this study is a test. The data collection techniques are using observation, interview, and documentation. For the data analysis techniques are using data reduction, data presentation, and conclusion. Based on the description of the data and data analysis, it is known that students of Buddha Sunday School in learning process using cards media are very enthusiastic and also can increase their vocabulary mastery. The obstacles that occur in teaching learning process using cards media are: time constraints, class management, and the last is different age in this class. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengetahui proses pembelajaran Bahasa Inggris di SMB Vihara Dhamma Sundara dengan menggunakan media kartu; (2) mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Sekolah Minggu Buddha; dan (3) mendiskripsikan cara menghadapi hambatan yang terjadi. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswaSekolah Minggu Buddha Dhamma Virya, Vihara Dhamma Sundara Surakarta sebanyak 22 siswa. Instrumen yang digunakan adalah tes. Berdasarkan deskripsi data dan analisis data yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa Sekolah Minggu Buddha dalam pembelajaran dengan menggunakan media kartu sangat antusias dan dapat meningkatkan kosakatanya. Hal ini didasarkan pada hasil tes yang