cover
Contact Name
Zuhri Humaidi
Contact Email
kenhumaidi@gmail.com
Phone
+6285732105612
Journal Mail Official
universum.journal@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri Address: Jl. Sunan Ampel No.7, Ngronggo, Kec. Kota, Kota Kediri, Jawa Timur 64127
Location
Kota kediri,
Jawa timur
INDONESIA
UNIVERSUM : Jurnal KeIslaman dan Kebudayaan
ISSN : 19786948     EISSN : 25028650     DOI : 10.30762/universum
UNIVERSUM; Jurnal Keislaman dan Kebudayaan adalah Jurnal yang diterbitkan oleh LP2M Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kediri. Jurnal ini bertujuan mengembangkan kajian mengenai hadis dan menjadi wadah artikulasi bagi dosen, peneliti dan pemerhati kajian hadis untuk mendeseminasikan hasil penelitiannya yang terkait dengan studi hadis, yaitu kajian sanad, matan, living hadis dan studi manuskrip hadis.. UNIVERSUM; Jurnal Keislaman dan Kebudayaan memposisikan diri sebagai laboratorium pemikiran, tempat semua gagasan diolah dan didialogkan untuk memperkaya khzanah pemikiran hadis, baik klasik maupun kontemporer. UNIVERSUM; Jurnal Keislaman dan Kebudayaan diterbitkan secara berkala setiap enam bulan sekali pada bulan Januari dan Juli. Pada awalnya, UNIVERSUM; Jurnal Keislaman dan Kebudayaan diterbitkan pertama kali pada tahun 2007 dengan ISSN 1978-6948 yang dikeluarkan oleh LIPI dan masih bernama UNIVERSUM. Pada fase ini, lingkup kajiannya mencakup Islam dan Kebudayaan dan diterbitkan secara cetak. Seiring dengan transformasi jurnal di Indonesia, tahun 2015 jurnal ini berbenah dengan terbitan online versi OJS dan mendapat lisensi dari LIPI dengan E-ISSN 2502-6948. UNIVERSUM mengalami sedikit perubahan nama menjadi UNIVERSUM; Jurnal Keislaman dan Kebudayaan, sebagaimana dipakai saat ini. Perkembangan berikutnya, mulai tahun 2017 seiring dengan kebijakan penataan jurnal di lingkungan IAIN Kediri, Universum menfokuskan kajiannya pada hadis dan ilmu hadis, mencakup wilayah studi sanad, matan, living hadis dan studi manuskrip hadis.
Articles 82 Documents
SEJARAH KODIFIKASI SUNNAH: Telaah Historis Abad III dan IV H Asnan Purba
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i1.1

Abstract

This article aims to examine the codification of the Sunnah by focusing on studies in the 3rd and 4th centuries H, because this is an important phase of the process of bookkeeping sunnah or hadith. The compilation of hadith during the time of the Companions was not significant, because they still focused on the compilation of the Qur'an. Companions are also afraid that the verses of the Qur'an and Al-Hadith will be mixed up if they are recorded at the same time. Many of the Companions still memorized the Hadith of the Prophet, so the tradition of spreading it was in oral form. The need to immediately codify the hadith is increasingly urgent because during the Tabi'in period many fake traditions circulated, especially with political tendencies. This research is a library research with a chronological-historical approach. The results of the study indicate that the codification of hadith at this time took place massively on the initiative of Caliph Umar bin Abdul Aziz of the Umawiya Dynasty and the results of its performance can still be felt today. Artikel ini bertujuan untuk menelaah kodifikasi Sunnah dengan menggunakah pendekatan historis. Penulis menitik beratkan kajian ini pada rentang waktu abad ke-3 dan 4 H, karena pada masa ini adalah fase penting dari proses pembukuan sunnah atau hadis. Penyusunan hadis pada masa Sahabat belum signifikan, karena mereka masih memfokuskan perhatian pada penyusunan Al-Quran. Sahabat juga takut akan bercampurnya antara ayat-ayat Al-Qur'an dan Al-Hadis jika dibukukan dalam rentang waktu yang bersamaan. Para sahabat masih banyak yang hafal dengan Hadis-hadis Nabi, sehingga bentuk penyebarannya hanya dalam bentuk lisan. Kebutuhan untuk segera mengkodifikasi hadis semakin mendesak karena pada masa Tabi’in banyak beredar hadis-hadis palsu dengan tendensi politis. Penelitian ini masuk dalam kategori kajian pustaka (library research) dengan pendekatan kronologis-historis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kodifikasi hadis pada masa ini berlangsung secara massif atas prakarsa Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umawiyah dan hasil kinerjanya masih bisa dirasakan sampai saat ini.
TAKHRĪJ AL-HADĪTH TERHADAP HADIS-HADIS DALAM BUKU FIKIH MADRASAH ALIYAH Mukhamad Luqman Hakim; Ali Anwar
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i1.2

Abstract

This research focuses on tracking the sources of hadiths contained in the book of Jurisprudent Madrasah Aliyah on the main hadith books as compiled by mukharrij and determining the quality of hadith. In order to trace the source and understanding of hadith is used the books of hadith written by mukharrijnya and sharh each of these books. While the references used to determine the quality of sanad, in which there is a narration, which leads to the quality of each hadith will be used the book rijāl al-hadīth. While the technique for determining the quality of hadith will be used the opinion of Jumhūr al-'ulamā', who argues that the terms and indicators of the validity of sanad hadith are the connected sanadnya, the quality rāwī 'ādil, rāwīnya dābit, avoid shudhūdh, and avoid 'illat. The results of this study found 933 sources of hadith from 151 hadith contained in the Book of Jurisprudency Class X, XI, and XII. Each hadith was found to an average of 6.18 hadith sources. Of the 151 sahīh li dhātihi quality hadiths as many as 101 (66.88%), Sahīh li Ghairihi as many as 2 (1.32%), Hasan li Dhātihi as many as 24 (15.89%), Hasan li Ghairihi as many as 2 (1.32%), and Da'īf as many as 22 (14.57%) Penelitian ini memfokuskan pada pelacakan sumber hadis-hadis yang terdapat pada buku Fikih Madrasah Aliyah pada kitab-kitab hadis pokok sebagaimana disusun oleh mukharrij dan penentuan kualitas hadis. Dalam rangka melacak sumber dan pemahaman hadis digunakan kitab-kitab hadis yang ditulis oleh mukharrijnya dan sharh masing-masing kitab tersebut. Sedangkan referensi yang digunakan untuk menentukan kualitas sanad, yang di dalamnya terdapat periwayat, yang berujung pada kualitas hadis masing-masing akan digunakan kitab rijāl al-hadīth. Sedangkan teknik untuk menentukan kualitas hadis akan digunakan pendapat Jumhūr al-`ulamā', yang berpendapat bahwa syarat dan indikator kesahīhan sanad hadis adalah sanadnya bersambung, rāwīnya berkualitas `ādil, rāwīnya dābit, terhindar dari shudhūdh, dan terhindar dari `illat. Hasil dari penelitian ini ditemukan 933 sumber hadis dari 151 hadis yang terdapat dalam Buku Fikih Kelas X, XI, dan XII. Setiap satu hadis diketemukan rata-rata 6,18 sumber hadis. Dari 151 hadis yang berkualitas Sahīh li Dhātihi sebanyak 101 (66,88%), Sahīh li Ghairihi sebanyak 2 (1,32%), Hasan li Dhātihi sebanyak 24 (15,89%), Hasan li Ghairihi sebanyak 2 (1,32%), dan Da’īf sebanyak 22 (14,57%)
REKONSEPTUALISASI IJTIHAD MUHAMMAD : TELAAH HERMENEUTIS PEMIKIRAN MUHAMMAD SYAHRUR TENTANG AS-SUNNAH Alim Khoiri
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i1.3

Abstract

This study aims to explain and analyze the reconceptualization of the Prophet Muhammad's ijtihad in Muhammad Syahrur's view. This type of research is library research, namely, examining data related to the discussion by examining two primary books written by M. Syahrur, namely al-Kitāb wa al-Qur'ān Qirā'ah Mu'āshirah and Nahwa al- Ushl al-Jadīdah li al-Fiqh al-Islāmī. This study concludes that the product of the Prophet's ijtihad outside of matters of hudud, worship, hudud and unseen matters is not a revelation. Syahrur gave a new definition of as-Sunnah. As-Sunnah in language means ease or easy flow. This is in accordance with what the Prophet did by applying the laws easily and moving within the scope of God's limits. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis rekonseptualisasi ijtihad nabi Muhammad dalam pandangan Muhammad Syahrur. Jenis penelitian ini adalah library research (penelitian pustaka) yaitu, meneliti data yang berkaitan dengan pembahasan dengan cara menelaah dua kitab primer yang ditulis oleh M. Syahrur yakni al-Kitāb wa al-Qur’ān Qirā’ah Mu’āshirah dan Nahwa al-Ushūl al-Jadīdah li al-Fiqh al-Islāmī. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa Produk ijtihad Nabi di luar persoalan hudud, ibadah, hudud dan hal-hal ghaib bukanlah termasuk wahyu. Syahrur memberikan definisi baru tentang as-Sunnah. As-Sunnah secara bahasa berarti kemudahan atau aliran yang mudah. Hal ini sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Nabi dengan menerapkan hukum-hukum dengan mudah dan bergerak dalam cakupan batasan-batasan Tuhan.
EXPLORE THE CONCEPT AUTHENTICITY OF HADITH THOUGHT PERSPECTIVE NABIA ABBOTT TURKEY Muh. Ilham Kurniawan
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i1.10

Abstract

Judging from its origin, the meaning of the word orientalism has narrowed its object and is understood as a study of Islam carried out by Westerners including customs, culture, language and literature, especially Islamic studies in the East. Around the 19th-20th centuries various issues regarding the authenticity of Hadith began to emerge, including at that time there was widespread study of orientalist figures regarding the status of Hadith. The orientalists doubted the Hadith because it was judged that the codification process took a long time from the events of its transmission. The study of Hadith in the eyes of orientalists was very popular at the time, this was evidenced by the many orientalist writings that took part in this study, including Ignaz Goldziher, Joseph Schact, Juyn Boll, Harald Motzki and Nabia Abbott. The urgency of the study of the Prophet's Hadith has also been explained by Shuyudi Ismail. First, strengthen the belief that the Prophet's Hadith is the source of Islamic law. Second, emphasizing that not all of the Prophet's Hadith written at the time of the Prophet were still alive. The study conducted by the orientalists focused on research on the development of Hadith literature which used several methods to find evidence of doubts about the Hadith of the Prophet SAW. This was also done by Nabia Abbott who paid attention to the study of Hadith and at the same time became the author's discourse to explore how her thoughts and what needed to be clarified regarding the criticisms made by Nabia Abbott about Hadith with a comparison of opinions from Muslim scholars so that the discussion in this paper finds a point. clear the errors and doubts of the orientalists regarding the authenticity of the Prophet's Hadith.
LIVING HADITH: MARKETING PRACTICES WITH THE PRINCIPLES OF BUYING AND SELLING CASH SYSTEMS, CASH TEMPO, AND CREDIT Arif Zunaidi
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i1.11

Abstract

The business world requires businessmen to compete with each other to win the market. One of the activities needed to dominate the market is marketing activities. With the right techniques and systems that can reach consumers, marketing choices can certainly bring in new customers or retain old ones. Some parts of marketing techniques in the buying and selling business use the principles of buying and selling cash, cash tempo, and credit. One of the businessmen who applies this principle is Mega Elektronik & Handphones, located in Nganjuk city. Where in its business activities, the three sales methods are carried out in order to attract consumers. This study uses a qualitative method with a descriptive approach. The purpose of this study is to analyze the business activities owned by Mega Elektoonik & Mobile in terms of hadith. The results of this research conclude that the activities carried out by this business do not conflict with the hadith. This means that of the three ways in which sales activities are carried out, they are still within the corridor of not violating the applicable laws in sharia marketing. Dunia bisnis mengharuskkan para pelakunya untuk saling bersaing demi memenangkan pasar. Salah satu aktivitas yang dibutuhkan untuk menguasai pasar adalah kegiatan marketing. Dengan tehnik yang tepat dan system yang dapat menjangkau konsumen, maka pilihan marketing tentunya dapat meendatangkan para pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan lama. Beberapa bagian dari tehnik marketing dalam bisnis jual beli adalah menggunakan prinsip jula beli cash, cash tempo dan kredit. Salah satu pelaku yang menerapkan prinsip tersebut adalah Mega Elektonik dan handphone yang berada di kota Nganjuk. Dimana dalam kegiatan bisnisnya, tiga metode penjualan tersebut diakukan demi menarik para konsumen. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa dari kegatan usaha yang dimiliki oleh Mega Elektoonik & Handphone ditinjau dalam hadist. Hasil dari peneltian ini menyiimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh usaha ini tidak bertentangan dengan hadist. Artinya dari ketiga cara dalam keegiatan penjualan tersebut masih dalam koridor tidak menyalahi hukum yang berlaku dalam marketing syariah.
ILMU JARH} WA AL-TA‘DI Muhamad Basyrul Muvid; Berlian Tahta Arsyillah; Muammar
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i1.12

Abstract

The purpose of this article is to examine in detail about the science of jarh wa al-ta'dil as a tool to assess hadith narrators in terms of weaknesses (jahr) and also advantages (ta'dil). The research method used is literature study. The study resulted that first, the urgency of the Science of al-jarh} wa al-ta'dil as a step to determine whether the narration of a narrator can be accepted or should be rejected altogether. Second, the history of the science of jahr wa al-ta'dil has grown since the time of the companions. Third, the method or method of the ulama in explaining the behavior of the narrators and the conditions of the critics (al-jarh wa ta'dil) in assessing the narrators. Fourth, the conception and editorial of Jarh wa al-Ta'dil (lafaz-lafaz and maratib alfaz al-jarh wa al-ta'dil, contradictions (khilafiyah) between al-Jarh and al-Ta'dil, how to know al-jarh wa al-ta'dil, the critic (al-jarih) who evaluates the narrators, and the books that discuss the science of al-jarh wa al-ta'dil) Tujuan artikel ini adalah untuk mengkaji secara detail tentang Ilmu jarh wa al-ta’dil sebagai alat untuk menilai perawi hadits dalam segi kelemahan (jahr) dan juga keunggulan (ta’dil). Metode penelitian yang digunakan ialah studi kepustakaan. Kajian yang dihasilkan bahwa pertama, urgensi Ilmu al-jarh} wa al-ta‘dil sebagai langkah untuk menetapkan apakah periwayatan seorang rawi itu dapat diterima atau harus ditolak sama sekali. Kedua, sejarah ilmu jahr wa al-ta’dil ini tumbuh sejak dari zaman sahabat. Ketiga, cara atau metode ulama dalam menjelaskan perilaku para perawi dan syarat-syarat kritikus (al-jarh wa ta’dil) dalam menilai rawi. Keempat, konsepsi dan redaksi Jarh wa al-Ta’dil (lafaz-lafaz dan maratib alfaz al-jarh wa al-ta’dil, pertentangan (khilafiyah) antara al-Jarh dan al-Ta’dil, cara mengetahui al-jarh wa al-ta’dil, kritikus (al-jarih) yang menilai rawi, dan kitab-kitab yang membahas ilmu al-jarh wa al-ta’dil).
HERMENEUTIKA SEBAGAI METODE DAN TEORI MENAFSIRKAN HADIS Muhamad Ali Rozikin
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i2.137

Abstract

Hadith is an important source for Muslims. Because from Hadith that the teachings of the Qur'an can be understood correctly. Without support of understanding of hadith, it is difficult for a Muslim to understand Islam and apply it correctly. Therefore, this paper tries to discuss how hermeneutics is used as a method and theory in understanding a hadith. The goal is that Muslims can know and understand the content, so it can be used as a basis for every act of worship. Hadis merupakan sumber otoritas penting bagi umat Islam. Sebab dari Hadis lah ajaran Alqur’an dapat dipahami dengan benar. Tanpa didukung pemahaman hadis yang benar, sulit bagi seorang muslim dapat memahami Islam sekaligus mengaplikasikannya dengan benar. Oleh karena itu dalam tulisan ini berusaha membahas tentang bagaimana hermenutika dijadikan sebagai metode dan teori dalam memahami atau menafsirkan suatu hadis. Tujuanya adalah agar umat Islam dapat mengetahui dan memahami isi kandungan sebuah hadis, sehingga dapat dijadikan sebagai landasan dalam setiap amal ibadahnya.
STUDI LIVING HADIS STREET FEEDING SURABAYA Ajeng Ayu Almarátis Soliha; Nur Hidayati
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i2.183

Abstract

Sudah menjadi kewajiban kita untuk mencintai dan memiliki sikap peduli terhadap makhluk ciptaan Tuhan, termasuk menyayangi hewan peliharaan seperti kucing. Kegiatan Surabaya Street Feeding merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para pemuda Surabaya untuk melakukan aksi bermanfaat yang bertujuan untuk kesejahteraan kucing. Penelitian tentang Street Feeding Surabaya ini menggunakan teori sosiologi Max Weber. Penelitian ini menggunakan studi lapangan dengan mengkaji hadis-hadis yang menjelaskan larangan menyiksa hewan dan pahala merawat hewan.
KAJIAN HADIS DI KAWASAN BASRAH: Sebuah Analisis Tentang Penyebaran dan Perkembangan Hadis di Basrah Nurul Atik Hamida; Lau Han Sein
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i2.268

Abstract

Basrah is a city that was built at the beginning of the development of Islam around the year 16 H, precisely during the reign of the caliph Umar bin al-Khattab. In the field of science, Basrah is one of the cities visited by many scholars to seek knowledge, including hadith scholars. The purpose of this study was to determine the study of hadith in Basrah City, both in its development and dissemination. This research is a library research with descriptive analysis method. The results of this study indicate that in Basrah there are many figures who teach Islamic knowledge, especially the Qur'an and Hadith. Hadith itself had entered Basrah during the period of Umar bin Khattab's friend, but at this time the hadith was not so developed because Umar chose to be careful in terms of transmitting hadith by doing al-tathabbut wa taqlil min al-riwayah (tightening or limiting the hadith). and reduce the transmission of hadith). In addition, in Basrah there are also a number of sahabat and tabi'in who live so that they become a reference for obtaining a history of hadith. With the many narrators of hadith from the generation of sahabat and tabi'in in this city, it proves that Basrah is included in the city that is used as a rihlah for religious leaders to demand or spread knowledge Basrah merupakan kota yang dibangun pada awal perkembangan Islam sekitar tahun 16 H, tepatnya pada masa pemerintahan khalifah Umar bin al-Khattab. Dalam bidang keilmuan, Basrah menjadi salah satu kota yang banyak di datangi para ulama untuk mencari ilmu termasuk para ulama hadis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kajian hadis di Kota Basrah, baik dalam perkembangan dan penyebaranya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode anasis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di Basrah banyak para tokoh yang mengajarkan ilmu keislaman, terutama al-Qur’an dan Hadis. Hadis sendiri sudah masuk ke Basrah pada masa periode sahabat Umar bin Khattab, akan tetapi pada masa ini hadis tidak begitu berkembang karena Umar memilih bersikap hati-hati dalam hal periwayatan hadis dengan melakukan al-tathabbut wa taqlil min al-riwayah (memperketat atau membatasi hadis dan mempersedikit periwayatan hadis). Selain itu, di Basrah juga terdapat sejumlah sahabat dan tabi’in yang berdomisili sehingga menjadi rujukan untuk mendapatkan sebuah riwayat hadis. Dengan banyaknya para perawi hadis dari generasi sahabat dan tabi’in di kota ini, membuktikan bahwa Basrah termasuk ke dalam kota yang dijadikan rihlah para tokoh Agama untuk menuntut atau menyebarkan ilmu.
PEMAHAMAN TERHADAP HADIS DENGAN PENDEKATAN LINGUISTIK susi wulandari; Muhid
UNIVERSUM: Jurnal Keislaman dan Kebudayaan Vol. 16 No. 2 (2022): December 2022
Publisher : LPPM IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/universum.v16i2.285

Abstract

The purpose of this research is as a scientific contribution in the approach to the science of hadith in to make it easier to understand the hadith mainly in terms of language, because language is a very important, component in knowing various things, for this reason in this study specifically the understanding of hadith with a linguistic approach is discussed. The method used in this paper is to use a linguistic approach, which is a type of qualitative research with literature review. The data was collected from various scientific works, namely the book and the journal, with other. Data collected with documentation and analysis techniques using a hadith science approach that focuses on a linguistic approach. The results and conclusions in this study are that the linguistic approach in understanding hadith is the method used to understand hadith by conducting language analysis as a process of interpreting opinions or some opinions about the intent or meaning contained in it, while understanding hadith using a linguistic approach can be done in the first way, understand difficult words that are suspected to be bi al-makna narration, the second use Gharib al-Hadith Science, the third distinguish the essential hadith and majazi, the fourth trace the asbabul wurud hadith Tujuan dari penelitian ini sebagai kontribusi keilmuan dalam pendekatan ilmu hadis agar dapat memudahkan memahami hadis utamanya dari segi bahasa, sebab bahasa merupakan komponen yang sangat urgen dalam mengetahui berbagai hal, untuk itu dalam penelitian ini secara spesifik dibahas pemahaman terhadap hadis dengan pendekatan linguistik. Metode yang digunakan dalam tulisan ini ialah menggunakan pendekatan linguistic, yang termasuk jenis penelitian kualitatif dengan kajian kepustakaan. Pengambilan data tersebut dari berbagai karya ilmiah yakni kitab, buku dan jurnal beserta data lainnya yang dilakukan pengumpulan menggunakan teknik dokumentasi serta analisis menggunakan pendekatan ilmu hadis yang terfokus pada pendekatan linguistic. Hasil serta kesimpulan dalam penelitian ini ialah pendekatan linguistic dalam memahami hadis merupakan cara yang digunakan untuk memahami hadis dengan melakukan analisis bahasa sebagai proses interpretasi pendapat maupun beberapa pendapat tantang maksud ataupun makna yang terdapat didalamnya, Sedangkan dalam memahami hadis menggunakan pendekatan linguistik dapat dilakukan dengan cara pertama, memahami kata-kata sukar yang ditengarai sebagai riwayat bi al-makna kedua, menggunakan Ilmu Gharib al-Hadis ketiga, membedakan hadis hakiki dan majazi keempat, menelusuri asbabul wurud hadis.