cover
Contact Name
Bachtiar Effendi
Contact Email
bachtiareaje@gmail.com
Phone
+6222-6030483
Journal Mail Official
jurnaltekmira@gmail.com
Editorial Address
https://jurnal.tekmira.esdm.go.id/index.php/minerba/about/editorialTeam
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara
ISSN : 25278789     EISSN : 19796560     DOI : 10.30556/jtmb
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara adalah Jurnal yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara (Puslitbang tekMIRA). Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara terbit pada bulan Januari, Mei, September, memuat karya-karya ilmiah yang berkaitan dengan litbang mineral dan batubara mulai dari eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, ekstraksi, pemanfaatan, lingkungan, kebijakan dan keekonomian termasuk ulasan ilmiah terkait.
Articles 257 Documents
ANALISIS DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN TEMBAGA TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI PAPUA Meitha Suciyanti; Triswan Suseno; Ridwan Saleh
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No1.2018.394

Abstract

Dengan analisis pengganda output (output multiplier), pengganda pendapatan dan pengganda tenaga kerja sektor pertambangan tembaga, akan dapat diketahui seberapa besar peranan sektor tersebut terhadap pembentukan output, PDRB, serta potensi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Papua. Dari pengganda output setiap satu juta rupiah ekspor (domestik maupun luar negeri) konsentrat tembaga akan meningkatkan output Provinsi Papua menjadi 1,377 juta rupiah. Komposisinya adalah satu juta rupiah sebagai produk konsentrat tembaga (direct); 0,244 juta rupiah peningkatan output di Papua karena adanya mekanisme keterkaitan antar-industri (direct, indirect); dan 0,133 juta rupiah peningkatan output karena penambahan belanja rumah tangga penerima upah secara langsung dan tidak langsung dari keberadaan usaha pertambangan tembaga (induced effect). Angka dampak pendapatan sektor pertambangan tembaga sebesar 2,41 artinya dari setiap satu juta rupiah pendapatan pekerja di sektor pertambangan tembaga, akan meningkatkan pendapatan seluruh pekerja di Provinsi Papua menjadi sebesar 2,41 juta rupiah. Komposisinya adalah satu juta diterima oleh pekerja di sektor pertambangan tembaga; 0,26 juta rupiah diterima oleh pekerja di sektor lainnya akibat mekanisme keterkaitan antar-industri; dan 1,15 juta rupiah pendapatan pekerja di sektor lainnya akibat mekanisme induksi pendapatan. Angka pengganda tenaga kerja sektor pertambangan tembaga pada level Provinsi adalah 4,65; yang artinya dari setiap pekerja yang bekerja di sektor pertambangan bijih logam (termasuk sektor pertambangan tembaga) akan meningkatkan kesempatan kerja di seluruh sektor menjadi 4,65 orang. Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis model Input-Output menunjukkan bahwa usaha pertambangan tembaga memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap peningkatan output, pendapatan dan kesempatan kerja di tingkat Provinsi Papua.
IDENTIFIKASI KETERDAPATAN UNSUR LOGAM TANAH JARANG DALAM ABU BATUBARA PUSAT LISTRIK TENAGA UAP OMBILIN, SUMATERA BARAT Suganal Suganal; Datin Fatia Umar; Hasudungan Eric Mamby
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No2.2018.395

Abstract

Logam Tanah Jarang (LTJ) merupakan sumber material penting dari abad ke-21, banyak digunakan sebagai penunjang kehidupan modern seperti mobil listrik, perangkat identifikasi kesehatan (MRI, X-ray, Scanner, contrast agent, dll), LCD, hard drive komputer, pembangkit listrik tenaga angin, teknologi hijau, perangkat night vision, sistem radar dan peralatan militer. Unsur LTJ antara lain terdapat pada abu hasil pembakaran batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Potensi produksi abu batubara dari PLTU di Indonesia mencapai 10 juta ton per tahun dan merupakan potensi sumber unsur LTJ yang bernilai tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterdapatan unsur LTJ dalam abu batubara dari PLTU Ombilin dan proses peningkatan kadarnya. Identifikasi dilakukan dengan analisis percontoh abu batubara menggunakan XRD, XRF, ICP dan SEM. Hasil analisis menunjukkan abu batubara PLTU Ombilin mengandung Cerium, Neodimium, Lantanum, Ittrium dan Samarium meskipun kadar unsur tersebut relatif rendah, yaitu kurang dari 100 ppm. Upaya peningkatan kadar melalui benefisiasi abu terbang telah dapat meningkatan kandungan unsur Sm dari 2 ppm menjadi 9,3267 ppm pada middling, dan pada ampas meningkat dari 2 ppm menjadi 3,9429 ppm. Kandungan unsur LTJ pada abu terbang lebih tinggi dibandingkan pada abu dasar, maka upaya ekstraksi akan lebih ekonomis dilakukan terhadap abu terbang dan seyogyanya disetarakan sebagai bahan baku atau sumber senyawa LTJ. Pemanfaatan abu terbang sebaiknya didahului oleh ekstraksi unsur-unsur LTJnya, selanjutnya digunakan sebagai bahan bangunan maupun peruntukkan lain seperti yang telah berlangsung saat ini.
ANALISIS BOBOT DAN PERINGKAT PORTER UNTUK MENGETAHUI AKTIVITAS YANG PALING BERPENGARUH DALAM RANTAI NILAI MINERAL BIJIH BESI DI INDONESIA Endang Mulyani; Harta Haryadi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No2.2018.407

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya bijih besi yang besar, namun industri domestik yang membutuhkan bahan baku olahan bijih besi masih dipasok impor, karena industri pengolahan bijih besi belum ada.Hal ini menandakan terputusnya rantai nilai dalam industri bijih besi. Tujuan penelitian ini adalah teridentifikasinya rantai nilai yang putus dari industri bijih besi dan berbagai kondisi yang menyebabkan aktivitas-aktivitas yang membentuk rantai nilai produk dari industri bijih besi tidak berjalan. Analisis ini menggunakan metode analisis bobot dan peringkat Porter. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan metode ini pada aktivitas primer, diketahui aktivitas operasi dan penyediaan insfrastruktur memiliki bobot peringkat tertinggi dengan skor 0,615 dibanding aktivitas lainnya, logistik ke dalam (0,461), logistik ke luar (0,307), penjualan dan promosi (0,153), pelayanan (0,153). Dalam aktivitas sekunder, manajemen sumber daya manusia memiliki bobot tertinggi yang mempengaruhi analisis rantai nilai dengan nilai skor (0,727), dibanding infrastruktur perusahaan sebesar 0,363, teknologi (0,545), pengadaan (0,181). Aktivitas-aktivitas yang memiliki bobot peringkat tinggi dalam rantai nilai industri bijih besi, mempunyai potensi untuk dikembangkan, sehingga menjadi unggulan bagi perusahaan untuk menghasilkan produk dari bahan baku menjadi produk yang bernilai tambah tinggi. Hasil analisis dapat menjadi masukan bagi pemerintah untuk membuat kebijakan meningkatkan aktivitas primer dan sekunder yang memiliki bobot rendah, sehingga rantai nilai bijih besi dapat berjalan.
ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN EKONOMI KHUSUS INDUSTRI NIKEL DI PROVINSI SULAWESI TENGGARA Meitha Suciyanti; Harta Haryadi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No2.2018.679

Abstract

Indonesia memiliki sumber daya nikel yang besar dengan jumlah 5.756.362.683 ton, sebagian besar berada di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua dan sebagian kecil di Papua Barat serta Kalimantan Timur. Langkah pemerintah melarang ekspor bijih nikel tanpa melalui pengolahan dan pemurnian sebagai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, mendorong pemerintah untuk menyediakan kawasan ekonomi khusus untuk membangun pabrik pengolahan dan pemurnian nikel. Tujuan kajian ini adalah tersusunnya rumusan strategi sebagai masukan untuk menentukan Kawasan Eknomi Khusus di Sulawesi Tenggara. Metodologi analisisnya menggunakan analisis strength, weakness, opportunities and threat. Hasil analisis menunjukkan, kawasan ini cocok dibangun di provinsi ini. Strategi yang harus diambil pemerintah provinsi adalah mendayagunakan sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional serta penggunaan teknologi modern untuk memanfaatkan sumber daya dan cadangan nikel yang dimilikinya untuk mengantisipasi ancaman kekurangan input bahan baku akibat provinsi lainnya tidak mau memasoknya. Di samping itu harus memperbaiki infrastruktur, mengatasi kekurangan energi untuk menghasilkan produk yang bernilai tinggi dalam rangka meraih peluang pasar ekspor yang besar dan untuk memasok bahan baku industri dalam negeri. Hasil analisis ini dapat dijadikan bahan masukan rumusan kebijakan bagi pemerintah dalam upaya menentukan Kawasan Ekonomi Khusus pabrik pengolahan dan pemurnian nikel di Sulawesi Tenggara.
TRANSFORMASI MINERAL PIROLUSIT PADA TEMPERATUR TINGGI Solihin Solihin; Aditya Wibawa
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No3.2018.682

Abstract

Mangan adalah unsur penting yang digunakan oleh beberapa industri a.l. sebagai unsur pemadu dalam industri baterai dan baja khusus. Reduksi merupakan tahap yang sangat penting dalam proses pengolahan mangan. Tujuan dari penelitian ini untuk menyelidiki perilaku reduksi konsentrat mangan yang berasal dari Sumbawa. Konsentrat mangan ini mengandung pirolusit dan kuarsa. Pemanasan campuran konsentrat mangan dan batubara menghasilkan senyawa Mn3O4 yang stabil sampai temperatur 700°C. Menurunnya tekanan parsial reduktor pada temperatur 800°C menyebabkan Mn3O4 teroksidasi kembali menjadi Mn2O3 yang stabil sampai temperatur 1100°C. Selama pemanasan, kuarsa diperkirakan mengalami perubahan struktur kristal menjadi silika nonkristalin. Akhirnya, silika nonkristalin tersebut bereaksi dengan mangan oksida pada temperatur 1200°C membentuk mangan silikat.
ANALISIS DAMPAK SEKTOR PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO Triswan Suseno
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No2.2019.688

Abstract

Sektor pertambangan mineral logam, walaupun kontribusinya kecil, akan tetapi masih menjadi salah satu sektor andalan dalam menggerakkan roda perekonomian Nasional. Dengan semakin berkurangnya sumber daya di sektor ini, diduga perannya semakin berkurang pula. Tujuan analisis ini adalah mengukur dampak kontribusi sektor terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto di masa lalu, saat ini dan di masa yang akan datang. Untuk mengukur hubungan antara sumberdaya dengan peran sektor digunakan model regresi linear, sedangkan untuk mengetahui keberartian kontribusi sektor ini dilakukan dengan menguji koefisien regresinya. Data yang digunakan untuk mendukung perhitungan dan analisis adalah data Produk Domestik Bruto dari tahun 2000-2015, atas dasar harga konstan tahun 2000. Hasil perhitungan dan analisis menunjukkan bahwa besarnya kontribusi sektor ini sangat kecil dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan Produk Domestik Bruto. Selama ini, usaha pertambangan yang hanya menjual bahan baku mineral memberikan dampak yang kecil terhadap Produk Domestik Bruto. Agar sektor ini dapat menjadi penggerak ekonomi yang lebih besar, harus dilakukan studi lanjut mengenai pembangunan industri pengolahan dan pemurnian (smelter) logam untuk meningkatkan nilai tambah sektor tersebut, sehingga mampu memberikan peran yang lebih besar terhadap Produk Domestik Bruto.
IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK KEKAR BATUBARA LAPISAN BATUBARA D BERBASIS PENGAMATAN SINGKAPAN, KORELASI DATA LOG SONIK DAN KUALITAS MASSA BATUAN (RQD) Sarif Subarna Yudha; Asep Bahtiar Purnama
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No2.2019.690

Abstract

Kekar batubara adalah rekahan alami di dalam lapisan batubara yang berperan penting dalam stimulasi pembentukan rongga pada proses gasifikasi batubara bawah permukaan. Oleh karena itu, penelitian mengenai karakteristik kekar batubara yang berkembang di dalam lapisan batubara penting dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kekar batubara yang berada di daerah Macang Sakti, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, hubungan antara kekar batubara yang ada di permukaan dan kekar batubara yang berada di bawah permukaan. Objek yang diteliti adalah Lapisan Batubara D yang berada di konsesi pertambangan PT. Astaka Dodol. Penelitian ini dilakukan melalui pengambilan data lapangan dan mengorelasikan data pengamatan kekar batubara singkapan dengan data hasil pengeboran berupa data log sonik dan rock quality designation (RQD). Hasilnya, kekar batubara yang berada pada lapisan batubara tersebut merupakan kekar batubara endogenik, terlihat dari arah orientasinya yang relatif tegak lurus terhadap bidang perlapisan batubara. Frekuensi kekar muka pada lapisan batubara tersebut berkisar 10-20 kekar batubara tiap 2 m2. Dari data log sonik dan RQD, kekar batubara pada lapisan batubara umumnya berarah  NNE-WSW  dan  berkembang mulai dari bagian atas sampai dengan bagian bawah Lapisan Batubara D dengan frekuensi kekar muka berkisar 10-20 kekar batubara pada area pengamatan 2 m2. Hal ini mengakibatkan perolehan dan nilai RQD yang jelek pada saat melakukan pengeboran inti. Lapisan batubara kurva log sonik mengalami naik-turun gelombang, sedangkan pada batuan lain relatif lebih konstan. Hal ini menunjukkan bahwa lapisan batubara tersebut memiliki karakteristik kekar batubara yang dominan.
ANALISIS RANTAI NILAI BESI BAJA DI INDONESIA Ijang Suherman; Ridwan Saleh
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol14.No3.2018.696

Abstract

Peningkatan nilai tambah (PNT) sebagaimana diamanatkan dalam UU RI No. 4/2009, bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi seluruh pemangku kepentingan, baik bagi perusahaan tambang, industri hilir, masyarakat dan pemerintah. Potensi pasar produk olahan berbasis besi baja baik secara global maupun nasional, belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Kebutuhan domestik masih banyak yang dipenuhi dari impor, upaya pengolahan dan pemurnian bijih besi di dalam negeri masih menghadapi permasalahan sehingga masih banyak mata rantai industri hulu-hilir yang terputus. Penelitian ini bertujuan memetakan rantai pasokan beserta aliran produknya dan kaitannya dengan identifikasi permasalahan, menganalisis perkembangan produk dalam rantai nilai, menganalisis kinerja rantai industri, serta dampaknya terhadap perekonomian nasional. Dengan demikian upaya peningkatan keterkaitan industri hulu dan hilir besi baja melalui program PNT, sebagaimana yang diamanatkan dalam UU No.4 Tahun 2009 dapat berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan. Pendekatan penelitian dilakukan melalui survei langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukkan pada rantai industri hulu, yaitu rantai pengolahan bijih besi menjadi sponge iron masih ada tantangan inovasi teknologi yang berbahan baku bijih besi berkadar rendah. Pada rantai industri hilir, yaitu rantai industri baja kasar/semi finished product perkembangannya mengandalkan bahan baku sponge iron impor. Apabila tantangan tersebut dapat diatasi dan investasi dapat terealisasi, maka pada 2020, diperkirakan akan tercipta total nilai ekonomi sekitar USD 15,632 miliar, nilai tambah USD 1,707 miliar, dan serapan tenaga kerja sekitar 90.898 orang. Kontribusi terhadap perekonomian nasional dapat mendongkrak Produk Domestik Bruto sekitar 0,203%.
KESTABILAN TEBING BATAS UNTUK MENERAPKAN METODE PENAMBANGAN GURDI PADA CADANGAN BATUBARA MARGINAL DI PASER, KALIMANTAN TIMUR Nova Fathona; Zulfahmi Zulfahmi
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol15.No1.2019.697

Abstract

Penambangan gurdi adalah metode yang sesuai untuk mengambil bahan galian pada dinding-dinding tebing batas dan dioperasikan tanpa melakukan pengupasan tanah penutup. Pada kasus ini, kestabilan batuan adalah aspek yang penting untuk dikaji. Pada studi ini dilakukan pemodelan numerik dengan metode elemen hingga menggunakan perangkat lunak Ansys untuk menemukan kondisi yang stabil dan recovery penambangan yang optimum. Lubang bor gurdi dibuat dengan variasi kedalaman 50, 80, 120, dan 200 m, sedangkan geometri penambangan gurdi dirancang dengan spasi antar panel sebesar 0,5 m, barrier pillar 3 m, jumlah panel 5, dan kemiringan bor penambangan gurdi sebesar 6° menggunakan kepala pemotong (cutter head) berdiameter 8 m. Hasil kajian menunjukkan bahwa metode ini aman dan baik untuk diterapkan dilihat dari hasil analisis faktor keamanan dan deformasi yang terjadi setelah disimulasikan lubang gurdi pada tebing batas untuk nilai faktor keamanan menunjukkan nilai yang stabil. Kedalaman 50 m, nilai faktor keamanannya sebesar 1,9804; kedalaman 80 m nilai faktor keamanannya sebesar 1,8603, kedalaman 120 m nilai faktor keamanannya sebesar 1,8279, dan kedalaman 200 m nilai faktor keamanannya sebesar 1,6623. Total deformasi menunjukkan nilai yang tidak besar. Pada kedalaman 50 m, total deformasi maksimal sebesar 0,013438 m, kedalaman 80 m total deformasi maksimal sebesar 0,013436 m, kedalaman 120 m total deformasi maksimal sebesar 0,013520 m, dan kedalaman 200 m total deformasi maksimal sebesar 0,013883 m.
PENYUSUNAN POKOK-POKOK MATERI REGULASI PENGUSAHAAN UNDERGROUND COAL GASIFICATION (UCG) Bambang Yunianto
Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015
Publisher : Balai Besar Pengujian Mineral dan Batubara tekMIRA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30556/jtmb.Vol11.No2.2015.708

Abstract

Ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak yang makin lama makin besar, disebabkan oleh tidak berimbangnya pertumbuhan produksi minyak dengan peningkatan konsumsi di dalam negeri. Di sisi lain, produksi gas alam Indonesia juga akan mengalami penurunan pada beberapa tahun ke depan. Untuk itu, perlu alternatif pemenuhan minyak dan gas dari sumber lain untuk menjaga ketahanan energi dan pertumbuhan ekonomi. Gasifikasi batubara bawah permukaan atau Underground Coal Gasification merupakan salah satu alternatif solusi terhadap persoalan tersebut, karena gasifikasi batubara dapat menghasilkan syngas yang dapat dikonversi menjadi minyak dan/atau gas alam sinte- sis. Berdasarkan analisis Strength, Weakness, Opportunity, and Threat, diperoleh informasi pentingnya memanfaatkan cadangan batubara bawah permukaan sebagai sumber energi alternatif untuk menopang ketahanan energi nasional. Dalam pemanfaatan cadangan batubara tersebut, diperlukan regulasi pengusahaannya yang menarik yang dapat men- datangkan devisa negara dan menguntungkan seluruh pemangku kepentingan. Sesuai peraturan perundang-undangan, Indonesia sebetulnya telah memberi pilihan bahwa pengusahaan batubara tersebut sebaiknya dikelola sesuai peraturan di bidang mineral dan batubara, yakni Undang-Undang Nomor 4/2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara beserta produk hukum turunannya. Sedangkan di bagian hilir yang terkait dengan pemasaran produk batubara tersebut, diperlukan rezim minyak dan gas bumi serta rezim energi baru terbarukan untuk mengaturnya.

Page 6 of 26 | Total Record : 257


Filter by Year

2009 2024


Filter By Issues
All Issue Vol 20 No 1 (2024): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2024 Vol 19 No 3 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2023 Vol 19 No 2 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2023 Vol 19 No 1 (2023): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2023 Vol 18 No 3 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2022 Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2022 Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2022 Vol 17 No 3 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2021 Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2021 Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2021 Vol 16 No 3 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2020 Vol 16 No 2 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2020 Vol 16 No 1 (2020): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2020 Vol 15 No 3 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2019 Vol 15 No 2 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2019 Vol 15 No 1 (2019): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2019 Vol 14 No 3 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2018 Vol 14 No 2 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2018 Vol 14 No 1 (2018): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2018 Vol 13 No 3 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2017 Vol 13 No 2 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2017 Vol 13 No 1 (2017): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2017 Vol 12 No 3 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2016 Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2016 Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2016 Vol 11 No 3 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2015 Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2015 Vol 11 No 1 (2015): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2015 Vol 10 No 3 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2014 Vol 10 No 2 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2014 Vol 10 No 1 (2014): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2014 Vol 9 No 3 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2013 Vol 9 No 2 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2013 Vol 9 No 1 (2013): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2013 Vol 8 No 3 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi September 2012 Vol 8 No 2 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2012 Vol 8 No 1 (2012): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2012 Vol 7 No 4 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2011 Vol 7 No 3 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2011 Vol 7 No 2 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2011 Vol 7 No 1 (2011): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2011 Vol 6 No 4 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2010 Vol 6 No 3 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2010 Vol 6 No 2 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi April 2010 Vol 6 No 1 (2010): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2010 Vol 5 No 4 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Oktober 2009 Vol 5 No 3 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Juli 2009 Vol 5 No 2 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Mei 2009 Vol 5 No 1 (2009): Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara Edisi Januari 2009 More Issue