cover
Contact Name
Firmansyah
Contact Email
fpanipahan@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jsi@uinsa.ac.id
Editorial Address
Jl. Dr. Ir. H. Soekarno No.682, Gn. Anyar, Kec. Gn. Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294: Program Studi Sosiologi FISIP UIN Sunan Ampel
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
The Sociology of Islam
ISSN : 27742814     EISSN : 27752143     DOI : https://doi.org/10.15642/jsi
Core Subject : Social,
Jurnal The Sociology of Islam memfokuskan kajiannya pada isu-isu kontemporer dalam masyarakat muslim, termasuk identitas agama, transformasi sosial, relasi gender, isu-isu tentang cyber-religion, hubungan lintas agama, radikalisme dan kajian sosiologis lain yang berkaitan dengan tema Islam dan masyarakat.
Articles 74 Documents
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PEDAGANG DI PASAR TRADISIONAL PASCA RELOKASI DAN PEMBANGUNAN PASAR MODERN Zunaidi, Muhammad
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 1 (2013): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.1.%p

Abstract

Dalam menjawab permasalahan di atas peneliti menggunakan metode deskripsi kualitatif dengan pengumpulan data berupa wawancara dan hasil yang peneliti peroleh ternyata banyak sekali yang terjadi setelah adanya relokasi pedagang dan pembangunan pasar modern Babat diantaranya: Alasan pedagang untuk pindah dagang tidak lain di latar belakangi oleh ketidak setujuan pedagang adanya relokasi dan pembangunan pasar modern dengan alasan takut akan nilai ketradisionalan pasar Babat akan luntur dan harga kios yang mahal. Berbagai respon yang muncul yakni adanya aksi demostrasi, berdagang di luar area pasar, dan melakukan gugatan dan upaya pemerintah dalam meredam hal tersebut dengan mengdakan upaya sosialisasi, mediasi-mediasi dengan tokoh masyarakat, investor, perwakilan pedagang tradisional,dan pemerintah kabupaten Lamongan Adanya pro dan kontara berakibat pada kehidupan sosial ekonomi pedagang dimana pedagang yang tradisional Babat sebelum adanya relokasi dan pembangunan pasar modern bersatu di pasar tradisional Babat setelah adanya hal tersebut pedagang tradisional Babat ada yang menempati pasar agrobis, pasar modern Babat dan ada yang menempati wilayah luar pasar. Dimana pedagang yang berda di luar area pasar Babat mengalami penurunan berbeda pada waktu berdagang di pasar tradisional. Selanjutnya pedagang tradisional yang berada di pasar modern terlihat relatif stabil dan yang terahir kehidupan social ekonomi pedagang yang berada di wilyah pasar agrobis mengalami peningkatan terutama bagi pedagang yang melayani grosir. Kata Kunci: Kehidupan Sosial Ekonomi, Pedagang Tradisional.
MAKNA JILBAB BAGI KOMUNITAS HIJABERS SURABAYA Riduwan, Faizol
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 1 (2013): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.1.%p

Abstract

Pakaian, dalam tradisi Islam, diatur dengan kriteria tertentu yang biasa dikenal sebagai konsep aurat. Salah satunya adalah jilbab bagi kaum perempuan. Pakaian ini menutupi semua tubuh, karena sangat tertutup sehingga tidak begitu disukai oleh masyarakat terutama kalangan remaja. Seiring dengan perkembangan gaya berbusana, mereka lebih memilih untuk memakai baju yang bergaya Eropa atau Amerika. Untuk mempertahankan jilbab tersebut maka muncullah suatu komunitas yaitu Komunitas Hijabers Surabaya. Komunitas ini membuat berbagai model jilbab yang dikreasikan dengan model terkini sehingga model jilbab lebih menarik dan dapat diterima oleh masyarakat. Komunitas ini menciptakan makna baru dalam berjilbab yaitu jilbab mampu menunjukkan bahwa seorang wanita mampu tampil Islami sekaligus tampil fashionable. Dengan pemaknaan baru ini terbukti eksistensi jilbab mampu bertahan dan diterima oleh masyarakat. Banyak masyarakat yang ingin bergabung dengan komunitas ini. Berbagai kegiatan tentang fashion sering dilakukan agar model jilbab terbaru mampu berkembang sehingga diterima oleh masyarakat. Pemaknaan baru tentang jilbab ini mampu merubah persepsi masyarakat dari jilbab yang merupakan pakaian yang ketinggalan jaman menjadi pakaian yang fashionable. Kata Kunci: hijaber, jilbab, mode
PERJUANGAN HIDUP SINGLE PARENT Layliyah, Zahrotul
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 1 (2013): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.1.%p

Abstract

Ada 2 rumusan masalah yang hendak dikaji dalam skripsi ini, yaitu: (1) Bagaimana perjuangan single parent dalam menghidupi keluarga di Dusun Sekarwoyo Desa Sukomulyo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik? (2) Kendala apa yang dihadapi single parent dalam perjuangan menghidupi keluarga di Dusun Sekarwoyo Desa Sukomulyo Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dan bagaimana solusinya? Untuk menjawab pertanyaan diatas secara mendetail, peneliti menggunakan pendekatan dengan metode kualitatif deskriptif. Metode ini yang akan menggambarkan dan menjelaskan wujud keluarga single parent dan bagaimana perjuangan yang dilakukan single parent dalam menghidupi keluarga. Inilah yang akan dipaparkan dalam skripsi ini. Dari penelitian di lapangan ditemukan bahwa (1) perjuangan yang dilakukan single parent adalah bekerja, membuka usaha sampingan, mendidik dan membesarkan anak, berdoa dan berusaha. (2) kendala yang dihadapi single parent adalah anak nakal tidak nurut sama orang tua, status janda yang menjadi hambatan, masalah ekonomi. Sedangkan solusi dari kendala tersebut adalah bekerja lebih keras lagi, mengatur keuangan dengan baik, berdoa kepada Allah dan melaksanakan sholat. Kata Kunci: Perjuangan Hidup Single Parent, Menghidupi Keluarga.
INDONESIAN RELIGIOUS EVOLUTION: Applying Bellah’s Theory in Indonesian Context Murtafi Haris, Achmad
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 2 (2013): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.2.%p

Abstract

Religious adherents usually pay no attention to the evolution of religions. They believe in religion as a matter of taken for granted without considering the historical aspect which in the end becomes his believed religion. Robert Bellah has clarified the historicity of religion and found the evolutional process of religions which are similar to the evolution of human civilization. His research finally ends with the conclusion that religions evolve and develop from the simple entity to the complex one. Bellah has classified religious evolution into five periods. Firstly is the period of Primitive Religion which is then followed by Archaic Religion, Historical religion, Early Modern Religion and comes in the end the period of Modern Religion. Each period has distinct characteristic which is coincident with the phase of human civilization of the time. Having paid attention to Bella’s insight upon religious evolution this paper tries to implement the theory in the context of Indonesia. Some of paper’s invention discloses the different way of religious participation among modern Indonesian Muslims who are no longer dependent on religious institutional interpretation. Key Word: religions, evolution, civilization, Indonesia.
Jamaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) Dalam Perspektif Kekerasan Negara: Dua Kasus Dari Surabaya Jawa Timur dan Lombok NTB Gaffar, Abdul
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 2 (2013): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.2.%p

Abstract

This study attempts to analyze violence against the Ahmadiyya Community in two area, Surabaya East Java and Lombok NTB conducted by the state through the apparatus, both repressive apparatus such as the police and military and ideological apparatus such as MUI, as well as by the public as a form of direct violence. Various kinds of violence experienced by the Ahmadiyya Community in the two areas, namely East Java governor rule in 2011 has made some Ahmadiyya activities Surabaya became choked up and even some into the vacuum, while in Lombok is more pathetic, the Ahmadiyya Muslim Community has been displaced for seven years after they were expelled from their homes in Gegerung village District Lingsar of West Lombok to Boarding Transito Mataram, NTB. The method used in this study is the method qualitatve research, because research is preface the data collection techniques of observation and interviews conducted in Surabaya and the methods of literature conducted in Lombok. By using the framework of thinking violence theory Johan Galtung, power and knowledge Michael Foucault and the repressive apparatus of the theory and ideological apparatus of Louis Althusser, the study found that the state had committed violence against the Ahmadiyya Community, either directly or indirectly, such as neglect and lack of law enforcement against people who commit violence against the Ahmadiyya Community as experienced by the Ahmadiyya Muslim Lombok, and the MUI fatwa also rules the East Java Governor also encourages the public to direct violence against the Ahmadiyya Community, both in Surabaya and moreover that occurred in West Lombok, West Nusa Tenggara. Kata Kunci: Ahmadiyah, Nagara, MUI, Masyarakat, Kekerasan, Pengusiran.
PARADIGMA NAHDLATUL ‘ULAMA TERHADAP MODERNISASI Sunarto AS, A.
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 2 (2013): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.2.%p

Abstract

Islam in Indonesia has been running quite unique, from the beginning of Islam so easy and quick to respond, ollowed by the public until after the battle of thought put Islam in the public sphere. So many conceptual contribution is expected to respond to the needs of people from vfarious Islamic thinkers, even by young Muslims. And in this paper, the authors also conducted an in-depth study to search the Islamic identity that can be felt responsive and grounded in the soil of Indonesia. Studies done by dissecting the religious rules, "al-muhafazhah 'ala al-qadim al-Salih al-akhdzu wa bi al-jadid al-ashlah" and produce a pattern of thinking that should Islamization is based on substantial study, contextual, rational, and the earthiness that gave birth to Islamic thought in Indonesia responsive. NU is an organization that seeks to hold the renewal and modernization in all fields. so with that, it is not always referred to as a traditional Islamic organization. Kata Kunci: Islam Indonesia, Identitas Islam, Organisasi, Modernisasi, Tradisional.
Probabilitas Syariatisasi Negara Paska Orde Baru: Berkaca dari Strategi Kelompok Islamis Memperjuangkan Pengesahan RUU APP Al Akbar, Nuruddin
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 2 (2013): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.2.%p

Abstract

The article attempts to examine the Islamist group's efforts in the fight for the implementation of Islamic law in the frame issues that tend to be accepted by society in general. Framing the issue in such a manner intended to create broad support for Islamist agenda initiated. This article focuses the discussion on the APP bill case as a clear example of this strategy to frame the issue of Islamist groups to fight for their interests. This study is motivated from the debate among academics about the probability of syariatization of state in post-New Order era. Some people who can be termed as the skeptics, believes that the probability of syariatization is very small, because the power of the Islamists deemed not strong enough to fight for such agenda. On the other hand, there are also other camps that have different perceptions, which can be termed as the optimists. This camp believe that in post-New Order era, Islamist forces are so great and they are slowly transforming Indonesia towards an Islamic state in various ways. The article attempts to come out of the debate while providing an alternative perspective to understand the probability of syariatization of the state. The findings of this article indicate that the probability of the state is highly dependent on how Islamist groups are able to frame the issues that can be accepted and supported by the wide range of people. RUU APP-related cases, the Islamists were able to convince a wide audience about the need of syariatization, through an issue of morality. The use of the discourse of morality by the Islamists were able to bring the support of moderate Muslims such as Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama, even other group like Aliansi Selamatkan Anak Indonesia, which is actually not based on Islamic ideology Kata Kunci: Syariatisasi Negara, Islamis, RUU APP.
SEKTOR INFORMAL PERKOTAAN DAN IKHTIAR PEMBERDAYAANNYA Ilyas Rolis, Mohammad
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 2 (2013): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.2.%p

Abstract

Tulisan ini merupakan ringkasan penelitian penulis tentang gambaran kehidupan pelaku sektor informal perkotaan yang bergerak di bidang jasa angkutan yakni tukang becak di kota Probolinggo. Potret kehidupan meliputi lingkungan politik, sosial, ekonomi, kesehatan dan pengetahuan serta asset yang dimiliki oleh kalangan pekerja. Selanjutnya, dari asset ini bisa dikembangkan penguatan dalam bentuk kebijakan oleh pemerintah daerah. Kata Kunci: Sektor Informal, Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Perilaku Ritual Warok Ponorogo Dalam Perspektif Teori Tindakan Max Weber Taufiq, Amal
The Sociology of Islam Vol. 3 No. 2 (2013): Desember
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2013.3.2.%p

Abstract

Latar belakang penelitian ini didasari fenomena empiris bahwa ada sebagain masyarakat Ponoroogo tepatnya kalangan warok yang sampai sekarang masih eksis dalam tradisi perilaku ritualnya dalam upaya mempertahankan jati diri ketimuran sekaligus untuk mempertahankan daya mesitik mereka. Munculnya perilaku rirtual ini sebagai respon positif terhadap tantangan global yang semakin menggerus budaya local. Terdapat kemiripan dalam terminology antara warok Ponorogo dengan wara’ (sufi) istilah wara’ yaitu menjauhkan diri dari segala sesuatu yang mengandung subhat (sesuatu yang belum diketahui hukumnya), wara’ adalah status social bagi seorang yang menempuh jalan sufi, status tersebut secara berurutan taubah, wara, zuhud, tawakal, sabar, dan kerelaan, sedangkan warok dalam terminology budaya Ponorogo adalah sebuah nama yang sekaligus symbol dari kelas dan status social yang tinggi di kalangan masyarakat, beberapa ajaran warok yang dijunjung tinggi disebut dengan sembilan kautaman. Untuk mempertahankan daya mistik warok pada tahap awal dimulai dengan mensucikan diri dengan tiga patrap (aktifitas) yaitu sucining suwara, sucininng tenogo, sucining roso. Selajutnya setelah melakukan tiga patrap diatas tahap berikutnya adalah melakukan lakon tirakat dengan mengurangi makan, mengurangi tidur dan mencegah sahwat, bersamaan dengan lakon ini mereka juga harus meninggalkan sirikan (pantangan ) yaitu molimo maling, madat, main, minum, madon dan ditambah dua macam yaitu madani dan mateni. Selajnutnya mereka harus melakukan puasa, ada sembilan macam puasa di kalangan warok yaitu puasa ngrowot, puasa ngidang, puasa mendem, puasa pate geni, puasa mutih, puasa ngalong, puasa ngasrep, puasa ngepel, dan puasa ngebleng. Dalam pespektif teori tindakan Max Weber perilaku diatas bisa diklasifikasikan dalam tindakan rasional berorientasi nilai, tindakan ini terarah pada nilai, bersifat rasional dan mampehitungkan manfaatnya, tetapi tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh si pelaku. Pelaku hanya beranggapan bahwa yang paling penting tindakan itu termasuk criteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat Kata kunci : Perilaku ritual, Warok
Analisis Digital Media Ethnography terhadap Tantangan Akademik dan Sosial-Ekonomi Mahasiswa atas Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 Muzakki, Akh
The Sociology of Islam Vol. 4 No. 1 (2021): June
Publisher : Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, UIN Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/jsi.2021.4.1.1-30

Abstract

The Covid-19 pandemic has expanded from just a health problem to also a social, economic and educational matter. This article examines the impact of the Covid-19 pandemic on the psycho-academic and socio-economic resilience of students at the same time. Students' combinative resilience to the two broad ranges of problems relies on their different responses to challenges of online learning during the pandemic period. By means of digital media ethnography over the substance of the materials presented by students in their own creative work of pamphlets produced as a final assignment for the Sociology of Education course in the so-called “even semester” of the 20019/2020 academic year, this article argues that the Covid-19 pandemic has had diverse impacts relating not only with the health dimension, but also with psycho-academic and socio-economic one in a combination. It further finds that the Covid-19 pandemic has given rise to psychological pressures along with socio-economic anxieties due to the academic-socio-economic strains faced by students in taking online learning during the pandemic. It also goes on to find that psychological pressures and socio-economic anxieties resulting from the ongoing pandemic of the Covid-19 have manifested themselves together in the form of saturation and a fairly high level of fatigue as well as a decrease in the socio-financial resilience of students during the online learning.