cover
Contact Name
Achsan
Contact Email
kjif@unjani.ac.id
Phone
+6222-6629821
Journal Mail Official
kjif@unjani.ac.id
Editorial Address
FAKULTAS FARMASI UNIVERSETAS JENDERAL ACHMAD YANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148, Cimahi, Jawa Barat, 40531, Indonesia
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi
ISSN : 23546565     EISSN : 25023438     DOI : https://doi.org/10.26874/kjif.v6i1.135
Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) merupakan media publikasi ilmiah dalam bidang kefarmasian yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI Jawa Barat). Ruang lingkup artikel yang diterbitkan adalah: Farmasetika, Kimia Farmasi, Kimia Analisa, Farmasi Fisika, Farmakognosi dan Etnobotani, Natural Produk, Farmakologi dan Toksikologi, Praktik Kefarmasian dan Farmasi Rumah Sakit, Farmakogenomik, Farmakoekonomi, Studi Kasus dan Uji Klinis.
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2014)" : 7 Documents clear
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN NANOPARTIKEL KITOSAN EKSTRAK ETANOL KELOPAK ROSELA (Hibiscus sabdariffa L)PADA TIKUS HIPERKOLESTEROL : PENGUKURAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) Andi Wijaya; Laela Hayu Nurani; Nurkhasa Nurkhasa
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.5

Abstract

Pemberian sediaan nanopartikel kitosan ekstrak rosela (NKER) dapat mencegah terjadinya stres oksidatif karena mengandung flavonoid antosianin yang berefek sebagai antioksidan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan nanopartikel kitosan ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap aktivitas antioksidan dengan mengukur kadar MDA.Penurunan stres oksidatif dapat diketahui dengan mengukur kadar malondealdehid (MDA) yang dihasilkan oleh reaksi peroksidasi lipid.Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus dewasa galur Sprague Dawley yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I diberikan diet pakan standar sebagai base line, kelompok II diinduksi dengan kolesterol murni. Kelompok III, IV dan V diinduksi kolesterol murni serta diberikan sediaan NKER dengan dosis berturut-turut 25mg/KgBB, 50 mg/KgBB dan 100 mg/KgBB. Perlakuan dilakukan selama 30 hari. Pada hari ke - 31 setiap tikus diambil darahnya untuk pengukuran kadar kolesterol total, serta pengukuran kadar MDA menggunakan metode Thiobarbituric acid reactive substance (TBARS).Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan kadar MDA pada tikus yang diinduksi kolesterol murni (kelompok II) dengan rerata kadar 7,13±0,22 nmol/ml berbeda bermakna dengan baseline dengan rerata kadar 0,87±0,77 nmol/ml (p≤0,05). Rerata kadar MDA pada kelompok III, IV dan V berturut adalah 5,49±0,18 nmol/ml; 4,18±0,37 nmol/ml; dan 2,18±0,15 nmol/ml, berbeda bermakna jika dibandingkan dengan kelompok baseline maupun dengan kelompok II (p≤0,05). Penurunan kadar MDA pada tikus hiperkolesterol yang diberikan sediaan NKER menunjukan bahwa sediaan NKER memiliki aktivitas sebagai antioksidan, dimana aktivitas antioksidan tertinggi dimiliki oleh sediaan NKER dosis 100mg/KgBB.
EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA CECENDET (Physalis angulata L.) PADA KADAR PROTEINURIA HEWAN MODEL LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK Suci Nar Vikasari; Afifah Bambang Sutjiatmo; Elin Yulinah Sukandar; Suryani Suryani; Puput Ayu Perdana
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.7

Abstract

Penderita lupus eritematosus sistemik menggunakan imunosupresan untuk mengurangi manifestasi klinik yang timbul, diantaranya adalah proteinuria.  Penelitian sebelumnya menunjukkan herba cecendet (Physalis angulata L.) mempunyai efek imunosupresan. Pristana merupakan senyawa yang dapat menginduksi lupus pada tikus. Penelitian ini dilakukan untuk menguji efek ekstrak etanol herba cecendet terhadap proteinuria pada tikus Wistar yang diinduksi pristana.Pembuatan ekstrak etanol herba cecendet dilakukan menggunakan seperangkat alat Soxhlet. Pemodelan Lupus Eritematosus Sistemik dilakukan dengan induksi 0,5 mL pristana ip. Empat minggu setelah induksi pristana, ekstrak etanol herba cecendet dosis 50 dan 100 mg/kg bb diberikan selama6 minggu, dan sebagai pembanding digunakan Metilprednisolon1,4 mg/kg bb serta siklofosfamid35 mg/kg bb. Kadar protein dalam urin diukur pada setiap 3 minggu.Hasil uji proteinuria menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol herba cecendet dosis 50 mg/kg bb selama 6 minggu dapat menghambat kenaikan protein dalam urin dan berbeda jika dibandingkan kontrol (p<0,1), sedangkan ekstrak etanol herba cecendet dosis 100 mg/kg bb dapat menghambat kenaikan protein dalam urin meskipun tidak berbeda bermakna jika dibandingkan kontrol (p>0,1).Dapat disimpulkan bahwa dosis terbaik ekstrak etanol herba cecendet untuk menurunkan kadar proteinuria adalah 50 mg/kg bb.
UJI TERATOGENIK EKSTRAK AIR DAUN KECUBUNG GUNUNG (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl.) PADA TIKUS WISTAR Ita Nur Anisa; Ismi Muslimah; Afifah Bambang Sutjiatmo; Andreanus Soemardji
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.8

Abstract

Daun dan Bunga Kecubung gunung secara empiris telah digunakan sebagai anti asma atau bronkodilator. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Ita Nur Anisa,dkk) bahwa daun kecubung gunung memiliki efek bronkodilator pada dosis 25 mg/kg bb dan hasil uji toksisitas akut ekstrak air daun kecubung gunung menyebabkan 60% kematian pada hewan percobaan pada dosis 5000 mg/kg bb. Untuk memperoleh informasi lebih spesifik, maka dilakukan uji teratogenik untuk melihat abnormalitas fetus yang terjadi karena pemberian zat selama fase perkembangan embrio atau organogenesis, meliputi abnormalitas bagian tubuh luar, jaringan lunak serta kerangka fetus. Pengujian ini dilakukan secara in vivo pada hewan percobaan. Ekstrak air daun kecubung gunung (Brugmansia suaveolens Bercht & Presl.) diberikan pada tikus dewasa betina hamil pada dosis 23,77 mg/kg bb, 95,0 mg/kg bb dan 950,5 mg/kg bb selama fase organogenesis secara peroral pada hari ke-6 sampai hari ke-15 kehamilan, kemudian tikus dibedah pada hari ke-20 kehamilan. Pemberian dosis 950,5 mg/kg bb menyebabkan penurunan bobot rata-rata induk pada H-20 kehamilan dan menyebabkan penurunan jumlah fetus serta pemberian semua dosis uji menyebabkan penurunan bobot rata-rata fetus. Penurunan tersebut berbeda bermakna secara statistic antara kelompok kontrol dengan kelompok dosis uji pada (p<0,05). Semua dosis yang digunakan tidak berpengaruh pada fisik fetus dan tidak menyebabkan kelainan pada jaringan lunak dan jumlah kerangka fetus.
PENGARUH PEMBERIAN SEDIAAN NANOPARTIKEL KITOSAN EKSTRAK ETANOL ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) PADA TIKUS HIPERKOLESTEROL TERHADAP PROFIL LIPID. Meta Safitri; Nurkhasanah Nurkhasanah; Laela Hayu Nurani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.9

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian Sediaan Nanopartikel Kitosan Ekstrak Etanol Rosela (SNKEER) terhadap profil lipid tikus galur Sprague Dawley yang diinduksi hiperkolesterol. Pembuatan SNKEER dilakukan berdasarkan hasil optimasi dengan perbandingan 2:1:1/10 (ekstrak etanol rosela (EER) : kitosan : TPP), selanjutnya dilakukan uji in vivo dengan menggunakan Tikus putih betina galur Sprague Dawley (SD) umur 6-8 minggu sejumlah 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok I (K1) adalah kelompok kontrol diberi pakan standar; kelompok II (K2) diinduksi hiperkolesterol; serta kelompok III (3), IV (4), dan V (5) diinduksi hiperkolesterol dan SNKEER masing-masing dengan  dosis 25, 50, dan 100 mg/kgBB, selama 30 hari. Pada hari ke 31 semua hewan uji diambil darahnya melalui vena orbitalis mata untuk dilakukan pengukuran profil lipid (Kolesterol Total, kadar LDL, HDL, Trigliserida). Analisis yang dilakukan terhadap penelitian ini adalah One Way Analisis Of Variance (ANOVA) dengan uji lanjutan Tukey 5 %.Hasil penelitian rata-rata pengukuran profil lipid adalah sebagai berikut : pada pengukuran Kolesterol K1, K2, K3, K4,K5 berturut-turut yaitu 106,76; 233,45; 197,63; 158,61; 133,94 mg/dl, Trigliserida : 73,33; 125,51; 107,97; 90,43; 80,87 mg/dl, HDL: 44,41; 14,45; 18,19; 23,68; 30,90mg/dl , LDL: 51,58; 72,24; 63,16; 54,61; 51,84 mg/dl.  Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa kelompok SNKEER dosis (25, 50, 100 mg/kgBB) dapat berpengaruh signifikan terhadap perbaikan  profil lipid terutama dalam menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan kadar LDL serta dapat meningkatkan kadar HDL secara signifikan bila dibandingkan dengan kelompok hiperkolesterol (K2). Adapun kelompok perlakuan yang memberikan hasil perbaikan profil lipid  terbaik adalah kelompok SNKEER dosis 100 mg/kgBB bila dibandingkan dengan semua kelompok perlakuan (P<0,05).
EVALUASI PENGGUNAAN OBAT PENYAKIT DEGENERATIF DI POLIKLINIK SPESIALIS RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. HASAN SADIKIN BANDUNG Pudjiastuti Kartidjo; Ririn Puspadewi; Titta Sutarna; Nira Purnamasari
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.10

Abstract

Telah dilakukan penelitian evaluasi penggunaan obat penyakit degeneratif di Poliklinik Spesialis Rawat Jalan Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Hasan Sadikin Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui kerasionalan penggunaan obat yang diresepkan dan digunakan untuk kasus penyakit degeneratif yaitu penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2. Metode penelitian meliputi penelusuran pustaka, penetapan kriteria pasien dan kriteria obat, penyusunan kriteria penggunaan obat untuk penyakit Diabetes Mellitus Tipe 2, pengumpulan data, serta analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Data diambil secara retrospektif dari data Instalasi Farmasi  dan  data rekaman medik selama periode 14 Januari sampai dengan 31 Mei 2013. Analisa kuantitatif dilakukan untuk mengetahui pola penggunaan obat oleh pasien berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, diagnosis, golongan obat, dan bentuk sediaan. Analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui ketepatan indikasi, dosis, aturan pakai, lama pengobatan; kejadian duplikasi, efek samping obat dan interaksi obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua obat Anti Diabetes Mellitus yang digunakan tepat indikasi, terdapat 1 kasus yang kurang dosis, dan terdapat 4  aturan pakai yang kurang tepat. Lama pengobatan telah tepat, dan tidak ditemukan kejadian duplikasi pada pemberian obat. Terdapat 33 kejadian interaksi obat yang digolongkan berdasar intensitas interaksi yaitu terdiri dari  3 kejadian interaksi obat serius, 17 signifikan dan 13  minor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlu selalu dilakukan pengkajian resep lebih mendalam, terutama pada aturan pakai obat dan interaksi obat yang terjadi pada kasus Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan komplikasi dan penyakit penyerta.
UJI EFEK ANTITUKAK LAMBUNG EKSTRAK AIR HERBA BAYAM MERAH(Amaranthus tricolor L.)TERHADAP TIKUS WISTAR BETINA Novia Anggraeni Hanafi; Afifah Bambang Sutjiatmo; Suci Nar Vikasari
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.11

Abstract

Herba bayam merah (Amaranthus tricolor Linn) dilaporkan dapat mengatasi gangguan lambung yang disebabkan asam berlebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antitukak lambung ekstrak air herba bayam merah. Ekstrak air herba bayam merah dibuat dengan cara perendaman pada air dingin selama 2 jam, selanjutnya disaring dan filtrat dikeringkan menggunakan freeze dry. Dosis ekstrak air herba bayam merah yang digunakan adalah 47,5; 95, dan 190 mg/kg bb, dan digunakan simetidin72 mg/kg bb sebagai pembanding. Induksi tukak lambung dilakukan dengan pemberian asetosal500 mg/kg bb dan pengikatan pilorus. Parameter yang diukur adalah keasaman lambung, jumlah tukak, diameter tukak, indeks tukak. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak air dosis 47,5; 95, dan 190 mg/kg bb mampu menurunkan keasaman lambung, menurunkan jumlah tukak lambung dan memperkecil diameter tukak lambung jika dibandingkan kelompok kontrol. Dosis ekstrak air herba bayam merah yang paling efektif sebagai anti tukak lambung adalah 190 mg/kg bb dan setara dengan pembanding simetidin 72 mg/kg bb (p>0,05).
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN SEDIAAN NANOPARTIKEL KITOSAN EKSTRAK ETANOL ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) PADA TIKUS HIPERKOLESTEROL TERHADAP AKTIVITAS ENZIM SOD Elya Zulfa; Nurkhasanah Nurkhasanah; Laela Hayu Nurani
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v2i1.26

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek sediaan nanopartikel kitosan ekstrak etanol rosela (SNKEER) terhadap aktivitas enzim SOD pada tikus hiperkolesterol. Pembuatan SNKEER dilakukan berdasarkan hasil optimasi terbaik dengan perbandingan 2:1:1/10 (ekstrak etanol rosela : kitosan : TPP), selanjutnya dilakukan uji in vivo dengan menyiapkan tikus putih betina galur Sprague Dawley (SD) umur 6-8 minggu dengan berat badan 150-250 g sejumlah 25 ekor dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok I adalah kelompok kontrol diberi pakan standar; kelompok II diinduksi hiperkolesterol ; kelompok III, IV, dan V diinduksi hiperkolesterol dan SNKEER masing-masing dengan dosis 25mg/ Kg BB/ hari, 50 mg/ Kg BB/ hari, dan 100 mg/ Kg BB/ hari selama 30  hari. Pada hari ke 31 semua tikus di ambil darahnya melalui vena orbitalis mata untuk dilakukan pengukuran aktivitas SOD dengan metode Ransod Standard. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dilanjutkan dengan uji tukey 5%. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengukuran aktivitas SOD pada kelompok I, kelompok II, kelompok III, kelompok IV, dan kelompok V berturut-turut adalah sebagai berikut : 50,96 U/ml, 6,13 U/ml, 16,09 U/ml, 21,07 U/ml, 23,75 U/ml. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kelompok pemberian terapi SNKEER dengan variasi dosis (25,50,100) mg/kg BB/hari dapat secara signifikan meningkatkan aktivitas SOD bila dibandingkan dengan kelompok hiperkolesterol (P<0,05), peningkatan aktivitas SOD secara signifikan tertinggi terlihat pada kelompok V, yaitu kelompok hiperkolesterol yang diberi SNKEER 100 mg/kg BB/hari bila dibandingkan dengan  kelompok perlakuan SNKEER dosis 50 mg/kgBB/hari dan 100 mg/kgBB/hari (P<0,05).

Page 1 of 1 | Total Record : 7