cover
Contact Name
Achsan
Contact Email
kjif@unjani.ac.id
Phone
+6222-6629821
Journal Mail Official
kjif@unjani.ac.id
Editorial Address
FAKULTAS FARMASI UNIVERSETAS JENDERAL ACHMAD YANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO BOX 148, Cimahi, Jawa Barat, 40531, Indonesia
Location
Kota cimahi,
Jawa barat
INDONESIA
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi
ISSN : 23546565     EISSN : 25023438     DOI : https://doi.org/10.26874/kjif.v6i1.135
Kartika: Jurnal Ilmiah Farmasi (KJIF) merupakan media publikasi ilmiah dalam bidang kefarmasian yang diterbitkan oleh Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, bekerjasama dengan Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI Jawa Barat). Ruang lingkup artikel yang diterbitkan adalah: Farmasetika, Kimia Farmasi, Kimia Analisa, Farmasi Fisika, Farmakognosi dan Etnobotani, Natural Produk, Farmakologi dan Toksikologi, Praktik Kefarmasian dan Farmasi Rumah Sakit, Farmakogenomik, Farmakoekonomi, Studi Kasus dan Uji Klinis.
Articles 114 Documents
PRODUKSI PENISILIN OLEH Penicillium chrysogenum L112 DENGAN VARIASI KECEPATAN AGITASI PADA FERMENTOR 1 L Saadah D Rachman; Agus Safari; Fazli Fazl; Dian S Kamara; Abubakar Sidik; Linar Z Udin; Safri Ishmayana
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.59

Abstract

ABSTRAKPenisilin merupakan golongan antibiotika β-laktam yang memiliki nilai komersial tinggi karenadigunakan secara luas untuk memproduksi antibiotik semisintetik lain (amoksilin, ampisilin) sertamempunyai kemampuan mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Proses produksi penisilinpada skala industri dilakukan dalam skala besar memerlukan kondisi agitasi optimum. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui pengaruh agitasi terhadap pembentukan penisilin dari Penicilliumchrysogenum L112, yang mempunyai aktivitas antibiotika tertinggi terhadap beberapa bakteri uji. P.chrysogenum L112 yang telah diregenerasi pada suhu 30°C selama 7 hari disuspensikan dengan airsuling steril. Suspensi ini diinokulasikan ke dalam media vegetasi sebanyak 2% (v/v). Selanjutnyadiaktivasi pada 120 rpm dan 28°C selama 60 jam. Hasil aktivasi diinokulasi ke dalam mediafermentasi sebanyak 10% (v/v), fermentasi menggunakan fermentor skala 1 L dengan kondisi pH 7,aerasi 1 vvm, suhu 28°C selama 240 jam. Kecepatan agitasi divariasikan pada 100, 150 dan 200 rpm.Setiap 24 jam dilakukan pengambilan contoh untuk keperluan analisa yang meliputi pengukuran pH,berat kering sel, uji aktivitas antibiotika dan konsentrasi glukosa. Hasil penelitian menunjukkanbahwa agitasi dan waktu inkubasi berpengaruh terhadap kemampuan Penicillium chrysogenum L112dalam menghasilkan penisilin. Setiap bakteri uji memberikan respon yang berbeda terhadap aktivitasantibiotika penisilin yang dihasilkan. Aktivitas antibiotika penisilin terbaik ditunjukkan pada agitasi150 rpm pada waktu inkubasi 192 jam dengan aktivitas penghambatan tertinggi terhadap Escherichiacoli dengan zona bening 37 mm.Kata Kunci: penisilin, antibiotika, Penicillium chrysogenum, fermentasiABSTRACTPenicillin refers to a group of β-lactam antibiotics with high commercial value because it is precursorfor semi synthetic antibiotics such as amoxicillin and ampicillin. It also has high antibacterialactivity. Penicillin production in industrial scale uses large fermentation reactor which requireoptimum agitation. The present study was conducted to investigate the effect of agitation speed onpenicillin production using Penicillium chrysogenum L112, which have high antibiotics activityagainst some bacteria. P. chrysogenum L112 which regenerated at 30°C for 7 days was suspendedwith distilled water. The suspension was inoculated to vegetation media to reach 2% (v/v) finalconcentration. It was then followed by activation at 28°C for 60 hours with 120 rpm agitation speed.The activated culture was inoculated to fermentation media to give 10% (v/v) final concentration in a1 L fermenter at pH 7 and 28°C, aeration of 1 vvm, for 240 hours. Agitation speed was varied at 100,150 and 200 rpm. Sample was collected every 24 hours and checked for its pH, dry cell weight, andantibiotics activity. The results of the present study indicate that agitation speed and time ofincubation affected the P. chrysogenum ability to produce penicillin. The crude extract showeddifferent effect when tested against different bacteria, which indicate different amount of penicillinproduced. The best antibiotics activity was found at 150 rpm agitation speed, incubation time of 192hours. The highest inhibition was found for Escherichia coli which showed 37 mm clear zone.Keywords: penicillin, antibiotics, Penicillium chrysogenum, fermentation
KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN RAWAT JALAN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG Ananda Muhammad Naafi; Dyah Aryani Perwitasari; Endang Darmawan
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.60

Abstract

ABSTRAK Skizofrenia adalah gangguan mental yang menyebabkan seseorang menjadi disfungsional secara fisiologis untuk dirinya sendiri maupun interaksi secara sosial. Kepatuhan minum obat dapat dideteksi melalui pengisian beberapa jenis kuisioner kepatuhan minum obat antara lain Medication Adherence Rating Scale (MARS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien rawat jalan skizofrenia dan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pasien dengan tingkat kepatuhan minum obat pasien rawat jalan skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. Rancangan penelitian ini menggunakan metode observasional yang memakai desain penelitian Cross Sectional. Analisa data dilakukan dengan uji Cross tabulation. Hasil penelitian menunjukkan 40 pasien rawat jalan skizofrenia yang memenuhi kriteria inklusi terdiri dari 60% laki-laki dan 40% perempuan. Pasien dengan tingkat kepatuhan rendah sebanyak 2,5%, 90% pasien memiliki tingkat kepatuhan sedang, dan 7,5% pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi. Untuk melihat hubungan karakteristik pasien (usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan) dengan tingkat kepatuhan minum obat pasien digunakan analisis bivariat dengan uji Cross tabulation dan diperoleh nilai signifikansi berturut-turut 0,723; 0,066; 0,595; dan 0,078 (p>0,05). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara karakteristik pasien dengan tingkat kepatuhan pasien rawat jalan skizofrenia tersebut. Kata kunci:  Skizofrenia, kepatuhan pasien, MARS, rawat jalan ABSTRACT Schizophrenia is a mental disorder that makes someone physiologically dysfunctional both on interaction with himself and with people around him. The medication adherence can be measured by some questioners, one of them is Medication Adherence Rating Scale (MARS). The study is aimed to know the picture of the medication adherence level of the Schizophrenia outpatients and the relationship between the patients’ characteristic and the medication adherence at Prof. Dr. Soerojo Mental Hospital Magelang. The research design applied on the study is observational method which is applied Cross Sectional research design. The analysis was carried out with Cross tabulation test. The result shows that from 40 Schizophrenia outpatients who achieved inclusion criteria is consist of 60% man and 40% woman. The patients with low level medication adherence are 2.5%, medium level are 90%, and high level are 7.5%. The test to analyze the relationship between the patients characteristic (age, gender, education, occupation) with the medication adherence level is bivariat analysis with Cross tabulation test. The result shows significance value consecutively 0.723; 0.066; 0.595; and 0.078 (p>0.05).  It can be concluded from the result that there is no relationship between the patients characteristic and the patients medication adherence level. Keywords:  Schizophrenia, patients adherence, MARS, outpatients
ANALISIS MASALAH TERKAIT OBAT PADA PASIEN LANJUT USIA PENDERITA OSTEOARTRITIS DI POLI ORTOPEDI DI SALAH SATU RUMAH SAKIT DI BANDUNG Ani Anggriani; Ida Lisni; Dede Siti Rahmah Faujiah
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.61

Abstract

ABSTRAK Osteoartritis (OA) adalah penyakit nyeri sendi yang paling sering ditemukan dan menjadi penyebab kecacatan, terutama pada usia lanjut. Masalah medis yang kompleks yang umumnya ditemui pada pasien lanjut usia, menyebabkan golongan usia ini rentan terhadap timbulnya masalah-masalah yang berkaitan dengan obat yang dapat mempengaruhi hasil terapi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menilai kejadian masalah terkait obat pada pasien lanjut usia penderita osteoartritis. Penelitian ini bersifat deskriptif, meliputi penetapan kriteria pasien, penetapan kriteria obat, kriteria penggunaan obat, pengumpulan data dari rekam medik secara retrospektif, dan analisa data. Hasil penelitian ditemukan jumlah pasien osteoartritis adalah 34 pasien, pasien terbanyak adalah perempuan sebesar 70.6 %. Jumlah pasien berdasarkan penggunaan obat terbanyak adalah golongan NSAID yaitu natrium diklofenak sebanyak 58.8 %. Masalah terkait obat yang terjadi adalah adanya potensi interaksi obat antara obat golongan NSAID (Diklofenak, AsamMefenamat) terhadap obat golongan H-2 bloker (Ranitidin) yaitu 11.7%. Kata kunci : Masalah Terkait Obat, Lanjut Usia, Osteoartritis ABSTRACT Osteoarthritis (OA) is a disease of joint pain is most commonly found and the cause of disability, especially in the elderly. Complex medical problems commonly seen in elderly patients, causing this age group is vulnerable to the onset of the problems related to drugs use (Drug Related Problems) which may affect the outcome of therapy. The purpose of this study is to identify and assess the incidence of Drug Related Problems in elderly patients of osteoarthritis. The study was descriptive, covering the establishment of criteria for patients, criteria of drugs, drug use criteria, collecting data from medical records retrospectively, and data analysis. The research found the number of patients with osteoarthritis is 34, women 70.6%. The number of patients is based on the use of drugs is the highest class of NSAIDs is diclofenac sodium as much as 58.8%. DRPs is happening is the potential for drug interactions between drugs known as NSAIDs (Diclofenac, Mefenamic Acid) to the class of drugs H-2 blockers (Ranitidine) is 11.7%. Keywords    : Drug related problems (DRPs), the elderly, osteoarthritis
OPTIMASI INDUKSI KALUS TANAMAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl) DENGAN BERBAGAI VARIASI ZAT PENGATUR TUMBUH Fahrauk Faramayuda; Elfahmi -; Riska Sigit Ramelan
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.62

Abstract

ABSTRAK Cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan dengan metode kultur jaringan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh zat pengatur tumbuh (ZPT) yaitu 2,4 dichlorophenoxiacetic asam (2,4-D), 6-benzilaminopurin (BAP) dan kinetin terhadap pertumbuhan kalus dan produksi metabolit sekunder dari cabe jawa. Penelitian ini menggunakan rancangan dengan dua perbandingan ZPT yaitu 2,4-D : BAP (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0ppm) dan 2,4 : Kinetin (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0 ppm). Data yang dikumpulkan adalah data kualitatif (morfologi kalus termasuk tekstur, warna kalus dan metabolisme sekunder) dan data kuantitatif (kalus berat basah dan berat kering). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ZPT 2,4-D:BAP (0,5ppm:0,5ppm) sebagai konsentrasi optimum untuk menginduksi kalus. Metabolit sekunder dari kalus cabe jawa dianalisis dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) mengguakan fase gerak n-heksan : etil asetat (3:7) dan toluen : etil asetat (1:1). Berdasarkan hasil KLT tersebut menunjukkan pola kromatogram kalus cabe jawa yang menunjukkan senyawa steroid, triterpenoid dan flavonoid. Kata Kunci : Daun Cabe Jawa, Kultur Jaringan, Zat Pengatur Tumbuh, Kromatografi Lapis Tipis. ABSTRACT Piper retrofractum Vahl is a medicinal plant potentially to be developed with in vitro culture method. The objectives of the research were to study the effect of 2,4-dichlorophenoxiacetic acid (2,4-D), 6-benzilaminopurin (BAP) and kinetin on callus growth and secondary metabolism production from Piper retrofractum Vahl. The research used factorial completely randomized design with two factors 2,4-D : BAP (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0ppm) and 2,4:Kinetin (0 : 0,5ppm, 0,5 : 0,5ppm, 0,5 : 0 ppm). Data that be collected were qualitative data (callus morphology included texture, colour of callus and secondary metabolism from Thin Layer Chromatography’s method) and quantitative data (callus wet weight and callus dry weight). The result of the research indicated that the treatment with addition plant regulation 2,4-D : BAP (0,5 ppm : 0,5 ppm) on MS medium as an optimum combination concentration to induce callus. Secondary metabolites was analyzed by qualitative methods for callus and cabe jawa leaves without in vitro culture using Thin Layer Chromatography (TLC) eluted by n-hexane : acetate etil (3:7) and toluene : acetate etil (1:1). Based on TLC results show that callus cabe jawa containing steroid, triterpenoids and flavonoid. Keyword : Cabe Jawa leaves, Plant Tissue Culture, Growth Hormone, Thin Layer Chromatography.
ISOLASI SENYAWA AKTIF ANTIJAMUR Fusarium oxysporum Schlecht DARI DAUN CENGKEH Yenni Karlina; Sukrasno .; I Nyoman Puge
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.63

Abstract

ABSTRAK Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi dan identifikasi senyawa aktif antijamur dari ekstrak  n-heksan, etil asetat ,methanol dan minyak atsiri tanaman obat daun cengkeh ( Syzygium aromaticum (L.) Merrill and Perry), terhadap pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum Schlecht. Uji aktivitas antijamur menggunakan metode difusi agar dengan menghitung  prosentase penghambatan pertumbuhan radial miselium jamur pada hari ke tujuh. Konsentrasi ekstrak  yang digunakan untuk uji aktivitas antijamur, yaitu 2,5%, 5%, dan 10%. Ekstrak n-heksan dan minyak atsiri daun cengkeh memiliki aktivitas antijamur tinggi, yaitu 76-100%. Selanjutnya, ekstrak n-heksan difraksinasi menggunakan kromatografi cair vakum, kromatografi kolom dan kromatotron. Identifikasi senyawa dianalisis dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Kromatografi Gas-Spektroskopi Massa (KG-SM). Pada ekstrak n-heksan yang didapatkan 2 subfraksi. Subfraksi 1 memiliki aktivitas antijamur 32,72% pada konsentrasi 5% dan subfraksi 2 dengan aktivitasnya 90,90% pada konsentrasi 2,5%. Data KG-SM menunjukkan kandungan utama subfraksi 1 adanya senyawa karyofilen (BM 204) dan subfraksi 2 eugenol (BM 164). Kata kunci : Antijamur, Fusarium oxysporium, tanaman obat ABSTRACT This research has been performed, the isolation and identification the antifungal activity of extracts of n-hexane, ethyl acetate, methanol and essential oils from medicinal plant cloves (Syzygium aromaticum (L.) Merrill and Perry), against the growth of the fungus Fusarium oxysporum Schlecht. Antifungal activity test, using the jelly diffusion method by calculating the percentage inhibition of radial growth of fungal mycelium on the seventh day. Concentration of extract used to test the antifungal activity was 2.5%, 5% and 10%. N-hexane extracts and essential oils of clove leaf has a high antifungal activity, which is 76-100%. Further, n-hexane extract was fractionated using vacuum liquid chromatography, chromatography columns and chromatotron. Identification of the compound was analyzed by Thin Layer Chromatography (TLC) and Gas Chromatography-Mass Spectroscopy (GC-MS).  In the n-hexane extract obtained 2 subfractions. Subfraction 1 has antifungal activity of 32.72% at concentration of 5% and subfraction 2 has antifungal activity of 90.90% at concentration of 2,5%. GC-MS data shows that the  major component of subfraction 1 was caryophyllene (M = 204) and  subfraction  2 was eugenol (M =164). Keywords : Antifungal, Fusarium oxysporium, medicinal plant cloves. 
PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L) SEBAGAI BAHAN AKTIF PEMBUATAN SEDIAAN KRIM TABIR SURYA Titta Hartyana Sutarna; Fikri Alatas; Nur Achsan Al Hakim
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.64

Abstract

ABSTRACTSenyawa yang mampu menghambat oksidasi molekul lain adalah senyawa antioksidan. Daun teh hijau dikenal sebagai tanaman yang mengandung senyawa katekin. Senyawa katekin  diketahui merupakan antioksidan. Dari penelitian yang dilakukan, daun teh hijau diketahui memiliki IC50 sebesar 3,17µg/mL. Penelitian ini ditujukan untuk memanfaatkan daun teh hijau sebagai zat aktif dalam sediaan krim antioksidan. Dibuat 4 Formulasi sediaan krim antioksidan yaitu F0 yang berisi basis krim tanpa ekstrak daun teh hijau dan F1, F2 serta F3 yang masing-masing berisi 0,5%; 1% dan 5%. Evaluasi sediaan meliputi pemeriksaan organoleptis, pengukuran pH, viskositas dan stabilitas antioksidan selama penyimpanan 28 hari. Hasil menunjukkan baik F0, F1, F2 maupun F3 tidak mengalami perubahan secara organoleptis, pengukuran pH dan viskositas dapat dikatakan stabil. Hasil pengukuran persen peredaman pada formulasi F0, F1,F2 dan F3 pada hari ke 28 menunjukkan nilai persen peredaman masing-masing yaitu 50,44%; 88,92%; 92,86%; 94,46%.  Kata Kunci: Camellia sinensis L, Ekstrak daun Teh Hijau, krim, antioksidan.
KOMBINASI EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) DAN DAUN SIRSAK (Annona muricata L.) DALAM MENGHAMBAT BAKTERI Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus Sri Sudewi; Widya Astuty Lolo
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.65

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini tentang pemanfaatan bahan herbal yang sudah diketahui khasiat dan nilai terapinya dengan cara melakukan kombinasi dua macam bagian tanaman herbal  dimana  secara empiris masing-masing bagian tanaman tersebut sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat luas dalam pengobatan penyakit. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui daya hambat kombinasi ekstrak buah mengkudu dan daun sirsak pada konsentrasi efektif  dalam menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus. Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96 %.  Pengujian daya hambat dilakukan dengan metode difusi agar (difusi Kirby dan Bauer) dengan cara sumuran dan menggunakan ciprofloxacin sebagai kontrol positif serta aquadest sebagai kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak buah mengkudu dan daun sirsak pada konsentrasi 1000 µg menghasilkan zona hambat bakteri E.Coli dan S.Aureus sebesar 22, 625 dan 25,5 mm dengan kontrol positif sebesar 43,625 dan 46, 375 mm. Berdasarkan hasil penelitian, dapat dsimpulkan bahwa kombinasi ekstrak buah mengkudu dan daun sirsak dapat menghambat pertumbuhan bakteri E.coli dan S.aureus.           Kata kunci : daya hambat, ekstrak, bakteri ABSTRACT The research about utilization the known  herbal of its efficacy and therapy value by combinated two part of herbal plant while it has been used by society in disease medication empirically. This research was carried out for know inhibitory at combination of mengkudu fruits and sirsak leaves extract by effective concentration in inhibited growth E.coli and S. Aureus. Extraction was done by maceration with ethanol 96%. The test of inhibitory was carried out by agar difussion (Kirby and Bauer difussion) by pitting method and ciprofloxacin as positive control and aquadest as negative control. The result showed that combination of mengkudu fruits and sirsak leaves extract at 1000 µg  produced inhibitory zone of E. Coli and S. Aureus as 43,625 and 46, 375 mm. Based on the result,its concluded that combination of mengkudu fruits and sirsak leaves extract at 100% concentration could inhibited the E. coli and S. aureus growth.            Keywords : Inhibitory, extract, bactery
POTENSI DAUN RUMPUT BELANG SEBAGAI OBAT TRADISIONAL YANG BERKHASIAT ANTIMIKROBA Ririn Puspadewi; Putranti Adirestuti; Mira Andam Dewi; Naomi Oktavia A
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 4 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v4i2.66

Abstract

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian tentang pengujian ekstrak etanol dari daun rumput belang terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Shigella dysenteriae. Rumput belang (Zebrina pendula Schnizl.) merupakan tanaman hias yang budidayanya sangat mudah sehingga tanaman ini dapat ditemukan didataran rendah maupun dataran tinggi. Secara empiris memiliki rumput belang memiliki khasiat antara lain untuk mengatasi disentri dan bisul. Hasil pengujian ekstrak etanol 96 % terhadap Staphylococcus aureus memberikan hambatan terbesar pada konsentrasi 60% = 11,69±0,57 (mm),  Escherichia coli memberikan hambatan terbesar pada konsentrasi 80% = 12,83±0,68 (mm), Shigella dysenteriae memberikan hambatan terbesar pada konsentrasi 80% = 12,81±0,43 (mm). Hasil pemeriksaan golongan kandungan kimia pada ekstrak daun rumput belang terdapat flavonoid, polifenol, kuinon, monoterpenoid-seskuiterpenoid dan senyawa steroid-triterpenoid.  Kata kunci   :  daun rumput belang, Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan Shigella dysenteriae ABSTRACT A research on the testing of the ethanol extract of the leaves of rumput belang on the growth of Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Shigella dysenteriae. Striped grass (Zebrina pendula Schnizl.) Is an ornamental plant cultivation is very easy so that the plant can be found in lowland and highland. Empirically the leaves of rumput belang have properties among others, to overcome dysentery and ulcers. Results of testing the 96% ethanol extract against Staphylococcus aureus provide the biggest obstacle at a concentration of 60% = 11.69 ± 0.57 (mm), Escherichia coli provide the biggest obstacle at a concentration of 80% = 12.83 ± 0.68 (mm), Shigella dysenteriae provide the biggest obstacle at a concentration of 80% = 12.81 ± 0.43 (mm). Class examination results of chemical constituents in the leaves of rumput belang extracts are flavonoids, polyphenols, quinones, monoterpenoid-sesquiterpenoids and steroid-triterpenoid compounds. Keywords : the leaves of  rumput belang, Staphylococcus aureus, Escherichia coli and Shigella dysenteriae
EFEKTIFITAS GEL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum) PADA PERAWATAN PERIODONTITIS KRONIS Atia Nurul Sidiqa; Herryawan Herryawan
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v5i1.81

Abstract

ABSTRAK Periodontitis  merupakan  penyakit  jaringan  pendukung  gigi  yang  disebabkan  oleh  bakteri  patogen yang  terdapat  dalam  plak  gigi.  Eliminasi  bakteri  plak  dapat  dilakukan  secara  mekanis,  ataupun dikombinasikan  dengan  bahan  kemoterapeutik  yang  pemberiannya  dapat  secara  lokal  maupun sistemik.  Tujuan  penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui  pengaruh  gel  daun  sirih  merah  (Piper crocatum) sebagai terapi tambahan dari skeling dan penghalusan akar pada perawatan periodontitis kronis.  Penelitian  ini bersifat  randomized  controlled trial, single  blind,  split  mouth dengan  metode sebelum  dan  sesudah  perawatan.  Delapan  belas orang  penderita  periodontitis  kronis,  berusia  30-62 tahun  berpartisipasi  dalam  penelitian  ini.  Penelitian  dilakukan  dengan  membagi  rahang  subyek menjadi 2 sisi, yaitu sisi uji dan sisi kontrol. Kedua sisi diberikan perawatan skeling dan penghalusan akar, dengan sisi uji diberi tambahan aplikasi topikal gel daun sirih merah. Evaluasi  parameter  klinis  (kedalaman poket dan perdarahan gingiva) dilakukan 1 bulan paska perawatan. Data dianalisa secara statistik  menggunakan  uji t  berpasangan  untuk  perbandingan  sebelum  dan  sesudah  perawatan  pada masing-masing  sisi,  serta  uji  t  tidak  berpasangan  untuk  membandingkan  sisi  uji  dan  sisi  kontrol. Terdapat perbaikan seluruh parameter klinis di semua permukaan pada kedua sisi dengan permukaan distobukal sisi uji menunjukkan rata-rata perbaikan paling besar, yaitu masing-masing sebesar 43,7% periodontal probe depth (PPD) dan 92,3% bleeding on probing (BOP). Kesimpulanna bahwa aplikasi topikal gel daun sirih merah pada penderita periodontitis kronis dapat mengurangi kedalaman poket dan perdarahan gingiva.  Kata Kunci: gel daun sirih merah; periodontitis kronis; skeling; penghalusan akar.  ABSTRACT  Periodontitis is a disease of the supporting tissues of the teeth caused by pathogenic bacterial plaque. Elimination of bacterial plaque can be done mechanically, or in combination with chemotherapeutic agents that can use locally or systemically. The purpose of this study was to determine the effect of red betel leaf (Piper crocatum) gel as adjunctive therapy of scaling and root planing in the treatment of  chronic periodontitis.  This study is a  randomized control  trial,  single-blind, split  mouth  method before and after treatment. Eighty patients with chronic periodontitis, aged 30-62 years participated in the study. The study was conducted by dividing the subjects into 2 sides of the jaw, test side and control side. Both sides were treated scaling and root planing, with the test side given an additional topical application of red betel leaf gel. Evaluation of clinical parameters (pocket depth and gingival bleeding)  was  performed  1  month  after  treatment.  The  data  were  statistically  analyzed  using  the paired  t  test  for  comparison  before  and  after  treatment  on  each  side,  and  the  unpaired  t  test  to compare the test side and the control side. There is an improvement of all parameters in both two side whereas distobuccal test side shows average greatest improvement for all clinical parameters, each 43,7%  (PPD) and 92,3%  (BOP). Topical application of red betel leaf gel in patients with chronic periodontitis  can  reduced pocket  depth,  increasing  the  epithelial  attachment,  and  reduces  gingival bleeding.   Keywords: Red betel leaf gel, topical applications, scaling and root planing, chronic periodontitis.
KEMAMPUAN Aspergillus wentii DALAM MENGHASILKAN ASAM SITRAT Ririn Puspadewi; Rina Anugrah; Della Sabila
Kartika : Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 5 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Jenderal Achmad Yani, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/kjif.v5i1.83

Abstract

ABSTRAK Kegunaan  asam  sitrat  dalam  industri  makanan,  minuman  dan  farmasi  sangat  besar  salah  satunya adalah sebagai pengawet. Beberapa mikroorganisme diketahui dapat menghasilkan asam sitrat melalui proses fermentasi, diantaranya adalah Aspergillus wentii dengan memanfaatkan glukosa yang berasal dari  karbohidrat  sebagai  bahan  utama.  Berdasarkan  hal  ini  maka  telah  dilakukan  penelitian  untuk melihat kemampuan Aspergillus wentii dalam menghasilkan asam sitrat dengan menggunakan kulit singkong sebagai sumber karbohidrat. Hasil fermentasi antara Aspergillus wentii dan kulit singkong dilakukan uji keberadaan asam sitrat secara reaksi kimia. Untuk mengetahui jumlah asam sitrat yang dihasilkan  digunakan spektrofotometer  UV-Vis.  Analisis  kualitatif  menunjukan  bahwa  supernatan hasil fermentasi mengandung asam sitrat. Secara kuantitatif asam sitrat dapat dihasilkan pada masa inkubasi selama enam hari sebesar 0,312 % b/v.  Kata Kunci : Asam sitrat, Aspergillus wentii, fermentasi, kulit singkong. ABSTRACT  The usef of citric acid in the food, beverage and pharmaceutical industries is wide, one of them is as a preservative.  Some  microorganisms  are  known  to  produce  citric  acid  through  the  fermentation process,  such  as  Aspergillus  wentii.  Aspergillus  wentii  uses  carbohydrate  as  glucose  source  in fermantation.This research is conducted toevaluate the ability of Aspergillus wentii to produced citric acid  using  cassavaskin  as  carbohydrate.  The  level  of  citric  acid  is  tested  using  UV-Vis spectrophotometer. The result showed that citric acid is found in supernatant. Optimal incubation of fermentationis in six days and the level of citricacid is 0,312 % b/v  Keywords : citric acid, Aspergillus wentii, fermentation, cassava skin

Page 4 of 12 | Total Record : 114