cover
Contact Name
Rachma
Contact Email
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaledukasikemenag@gmail.com
Editorial Address
https://jurnaledukasi.kemenag.go.id/index.php/edukasi/about/editorialTeam
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
EDUKASI
ISSN : 16936418     EISSN : 2580247X     DOI : https://doi.org/10.32729/edukasi
Focus: EDUKASI is a scientific journal dedicated to the study and research of Religion and Religious Education. It is committed to enriching and expanding the body of scientific knowledge relevant for policy-making and the advancement of theoretical and conceptual frameworks. The journal aims to provide valuable literature, data, and information to governmental bodies, education practitioners, and academics to support decision-making and further studies. Scope: EDUKASI is a scientific journal focused on research and development in the field of religious education. The journal accepts articles that make significant contributions to understanding and solving issues in religious education, whether in formal or non-formal institutions. The topics covered include: Management of Religious Education Institutions Roles and Practices of Religious Educators Management and Funding of Religious Education Evaluation, Quality Assurance, and Accreditation of Religious Education The Role of Students in Religious Education Study of educational aspects relating to various diciplines such as psychology, sociology, management, philosophy, theology, anthropology, and political science to enrich the discourse on religious education.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 588 Documents
EVALUASI IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI MADRASAH Sumarni Sumarni
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v15i3.453

Abstract

AbstractThe Ministry of Religion in 2014 conducted apilot implementation of the 2013 curriculum for thesubjects of Islamic Education and Arabic. This studyfocuses on the policy of implementation and implementation of Curriculum 2013 in Madrasah Aliyah (MA) of West Java. This study uses quantitativeapproach. The research subjects were madrasahhead, teacher, learner, supervisor, and madrasahcommittee. The instruments used were questionnaires, interview guides, and documentation. Thedata was analyzed using quantitative descriptivetechnique. The results show that most respondentsunderstand the purpose of the implemented curriculum 2013 and the scientifc approach used. Inthe implementation of the 2013 curriculum, mostof the respondents also stated that PAI teachersalready have the ability to learn in the 2013 curriculum. The 2013 Curriculum Implementationalso has a positive impact for students, teachersand Madrasah Aliyah. Nevertheless, there are stillsome problems that arise related to infrastructure,teacher training, teacher and student handbooks,and the absence of monitoring and evaluationmonitoring from the government towards the implementation of Curriculum 2013. AbstrakKementerian Agama pada tahun 2014melakukan uji coba implementasi kurikulumm2013 untuk mata pelajaran Pendidikan AgamaIslam dan Bahasa Arab. Studi ini memfokuskanpada kebijakan implementasi dan penelahaanterhadap implementasi Kurikulum 2013 diMadrasah Aliyah (MA) wilayah Jawa Barat.Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif. Subjek penelitian adalah kepalamadrasah, guru, peserta didik, pengawas, dankomite madrasah. Instrumen yang digunakanyaitu lembar angket, pedoman wawancara,dan dokumentasi. Analisis data menggunakanteknik deskriptif kuantitatif. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa sebagian besar respondenmemahami tujuan dari diimplementasikankurikulum 2013 dan pendekatan saintifk yangdigunakan. Dalam implementasi kurikulum 2013,sebagian besar responden juga menyatakan yakinbahwa para guru PAI sudah memiliki kemampuandalam pembelajaran dengan kurikulum 2013.Implementasi Kurikulum 2013 juga memilikidampak positif baik bagi peserta didik, guru, danKepala MA. Namun demikian masih ada beberapapermasalahan yang muncul terkait dengan saranaprasarana, pelatihan guru, buku pegangan untukguru dan siswa, serta tidak adanya evaluasi danmonitoring monitoring dari pemerintah terhadapimplemntasi Kurikulum 2013.
PENINGKATAN KOMPETENSI PENYUSUNAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) MELALUI DIKLAT MODEL IN ON IN Endang Fadli
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v15i3.454

Abstract

AbstrakThis paper presents the results of research on Substantive Technical Training for Promoting Competence Research Action Class VIII (DTSPK PTK VIII). The objective is to examine the implementation of DTSPK PTK VIII in on in model, more specifically to know the improvement of competence of compilation of Class Action Research paper (PTK). This research was conducted using case study method with the data collected through questionnaire, interview, and documentation. This research concludes that the competence of DTSPK PTK VIII participants in the preparation of paper of PTK after following the in on model is good meaning DTSPK PTK VIII in on model can increase the competence of writing papers of PTK. AbstrakTulisan ini menyajikan hasil penelitian pada Diklat Teknis Substantif Peningkatan Kompetensi Penelitian Tindakan Kelas Angkatan VIII (DTSPK PTK VIII). Tujuannya adalah mengkaji pelaksanaan DTSPK PTK VIII model in on in yang lebih khususnya untuk mengetahui peningkatan kompetensi penyusunan karya tulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus, yang data-datanya dikumpulkan melalui angket, wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kompetensi peserta DTSPK PTK VIII pada penyusunan karya tulis PTK setelah mengikuti diklat model in on in adalah baik. MakaDTSPK PTK VIII model in on in dapat meningkatkan kompetensi penyusunan karya tulis PTK.
KAPASITAS UIN ALAUDDIN MAKASSAR PASCA ALIH STATUS Muhammad Rais
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v15i3.455

Abstract

AbstractThis article describes the capacity and performance achievements of UIN Alauddin post-status change. This study uses qualitative methods with the data obtained through indepth interviews, observation and documentation studies. The results of this study shows that the capacity and performance of UIN Alauddin has increased, both from the interest and expectations of society and improved governance of institutional organizations, personnel, increasingly competitive infrastructure, increasingly proportional fnancing, learning, cooperation, and community service. Nevertheless, there are still a number of weaknesses and challenges, such as the process of institutional transformation is not working properly in terms of integration and interconnection of science, limited publication of research results through national and international journals.  AbstrakArtikel ini mendeskripsikan tentang kapasitas dan capaian kinerja uIN Alauddin pasca alihstatus. Studi ini menggunakan metode kualitatif, sumber data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil studi ini menemukan bahwa, kapasitas serta kinerja uIN Alauddin mengalami peningkatan, baik dari animo dan ekspektasi masyarakat. Selain itu, semakin membaiknya tata kelola organisasi kelembagaan, ketenagaan, infrastruktur yang semakin kompetitif, pembiayaan yang semakin proporsional, pembelajaran, kerjasama, dan pengkhidmatan pada masyarakat. Meskipun demikian, masih terdapat sejumlah kelemahan dan tantangan, misalnya proses transformasi institusional belum berjalan sebagaimana semestinya dalam hal intergrasi dan interkoneksi keilmuan, masih terbatasnya publikasi hasilhasil penelitian melalui jurnal nasional maupuninternasional.
PENANAMAN KARAKTER MODERAT DI MA’HAD ALY SITUBONDO Asror Baisuki; Ta'rif Ta'rif
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v15i3.456

Abstract

AbstractThe emergence of religious ideologies amid increasingly complex social conditions is believed to be one of the factors driving social conflict in society. Radicalism and liberalism have their respective roles in tipping the social conflict. These two religious ideologies compete in maintaining the vision and mission in their own respective way, the radical group in its conservative way while the liberal group with modernization. Therefore, it is necessary for the presence of a third group that can reconcile the two previous groups. The conciliatory effort has been started by Ma’had ‘Aly Situbondo by instilling moderate character to the santri so as not to lean to the right (radical) and left (liberal). This study aims to examine in depth about the ways of cadres of fiqh experts (Ma’had ‘Aly) in instilling a moderate character to the students and to identify the moderate character that has been embedded in the santri. This research shows that the ways Ma’had ‘Aly pursued in moderating the moderate character of the santri is a model of integration. The integration in question is integration in the academic field as well as integration in the daily activities of santri. These two models of integration can form a moderate character in the souls of the santri, but the most dominant in the formation of such characters is the use of intensive fiqh ushul. The use of ushul fiqh for Ma’had ‘Aly is a must that should not be ignored in any legal study.AbstrakMunculnya ideologi-ideologi keagamaan ditengah kondisi sosial yang semakin kompleks diyakini sebagai salah satu faktor pemicu konflik sosial di tengah masyarakat. Radikalisme dan liberalisme memiliki perannya masing-masing dalam memperuncing konflik sosial tersebut. Dua ideologi keagamaan ini, bersaing dalam mempertahankan visi dan misi dengan caranya sendiri, kelomok radikal dengan caranya yang konservativ sedangkan kelompok liberal dengan modernisasi. oleh kerena itu, perlu kehadiran kelomok ketiga yang bisa mendamaikan pertikaian dua kelompok terdahulu. upaya mendamaikan tersebut sudah dimulai oleh Ma’had ‘Aly Situbondo dengan cara menanamkan karakter moderat kepada para santri agar tidak condong ke arah kanan (radikal) dan kiri (liberal). Penelitian ini bertujuan untuk menelaah secara mendalam tentang cara-cara lembaga kader ahli fqh (Ma’had ‘Aly) ini dalam menanamkan karakter moderat terhadap para santri serta juga ingin mengetahui karakter moderat apasajakah yang sudah tertanam pada diri para santri. Melalui penelitian ini, dihasilkan bahwa cara-cara yang ditempuh Ma’had ‘Aly dalam menanamkan karakter moderat terhadap para santri adalah model integrasi. Integrasi yang dimaksud adalah integrasi dalam bidang akademik dan juga integrasi dalam kegiatan sehari-hari santri. Dua model integrasi inilah yang dapat membentuk karakter moderat pada jiwa para santri, namun yang paling dominan dalam pembentukan karakter tersebut adalah penggunaan ushul fqh secara intensiv. Penggunaan ushul fqh bagi Ma’had ‘Aly adalah sebuah keharusan yang tidak boleh diacuhkan dalam setiap kajian hukum.
MULTIKULTURALISME PESERTA DIDIK MUSLIM DI YOGYAKARTA A. M. Wibowo
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v16i1.457

Abstract

ABSTRACTThis study attempts to measure the multiculturalism of Muslimsstudent in high school level in Special region of Yogyakarta as the impact of the implementation of Islamic religious education in the School. Multiculturalism measured includes multiculturalism of Muslim students in high school (SMA), vocational (SMK) and Madrasah Aliyah (MA) education units in urban and rural areas. The focus of this research was conducted in Yogyakarta City and Kulonprogo Regency of Yogyakarta Special Region with Working Hypothesis (H1) (1) there is difference of multiculturalism of Muslim students between high school students, SMK, MA between urban and rural, (2) there is difference of multiculturalism of Muslims Student SMA, SMK, MA is seen from urban and rural, (3) there is interaction between the type of school and school location (rural or urban). By using quantitative research method with two way analysis tool of anova, this research has found 3 findings that are (1) there is difference of multiculturalism of Muslim students between SMA, SMK and MA students, (2) there is difference of multiculturalism level between school in urban and rural areas, where Muslimsstudent in rural schools are more multicultural than students who attend school in urban areas, (3) there is no interaction between the type of education and the area of multicultural education. ABSTRAKPenelitian ini mencoba mengukur multikulturalisme peserta didik muslim pada satuan pendidikan setingkat SMA di Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai dampak dari implementasi pendidikan agama Islam di Sekolah. Multikulturalisme yang diukur mencakup uji beda multikulturalisme peserta didik muslim pada satuan pendidikan SMA, SMK, dan Madrasah Aliyah di perkotaan maupun di pedesaan. Lokus penelitian ini dilakukan di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Kulonprogo Daerah Istimewa Yogyakarta dengan Hipotesa kerja (H1) (1) terdapat perbedaan multikulturalisme peserta didik muslim antara peserta didik SMA, SMK, MA antara di perkotaan dengan di pedesaan, (2) terdapat perbedaan multikulturalisme peserta didik Muslim SMA, SMK, MA dilihat dari perkotaan dan Pedesaan, (3) terdapat interaksi antara jenis sekolah dan letak sekolah (pedesaan atau perkotaan). Dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan alat uji analisis two way anova penelitian ini berhasil menemukan 3temuan yaitu (1) terdapat perbedaan multikulturalisme peserta didik muslim antara peserta didik SMA, SMK dan MA, (2) terdapat perbedaan tingkat multikulturalisme antara sekolah yang berada di perkotaan dan pedesaan, dimana  muslim yang bersekolah di pedesaan lebih multiculturalis dibandingkan   yangbersekolah di perkotaan, (3) tidak terdapat interaksi antara jenis pendidikan dan wilayah terhadap pendidikan multikultural.
INDEKS LAYANAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SMA DAN SMK DI 34 IBU KOTA PROVINSI Hayadin Ode Hayadin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v16i1.458

Abstract

AbstractThe research aimed to find out the religious education services in schools to students based on their respective religions, as indicated by the availability of religious teachers according to the religion of the students, the availability of religious learning facilities, and the capacity of learning services organized by the teachers of religious education. The study conducted in 2016, using survey methods at 34 provincial capitals in Indonesia. The study population was senior high schools and vocational senior high schools. The sample selected by proportional random sampling technique, by calculating the representation of vocational schools and non-vocational ones, and also public and private status proportionally. The data collecting instrument used questionnaires. Technique of collecting data by using surveyor those who were supervisor at each region. They were given coached first before performed the task, and then undertaken spot check to school targeted by the researchers. The results showed that the number of religious education services nationally included in the high category, which was 7.8 point. The score was an aggregation of the availability of religious teachers, the availability of religious instructional means, and the capacity of religious teachers in serving studets on religious activities and learning in schools. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui layanan pendidikan agama kepada siswa berdasarkan agama masing-masing, yang ditunjukan dengan indikator ketersediaan guru agama sesuai agama siswa, ketersediaan fasilitas pembelajaranagama, dan kapasitas layanan pembelajaran yang diselenggarakan oleh guru pendidikan agama. Penelitian di lakukan pada tahun 2016, menggunakan metode survei pada 34 ibu kota provinsi di Indonesia. Populasi penelitian adalah sekolah memengah atas (SMA) dan sekolah menengah Keterampilan (SMK). Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik proportional random sampling, dengan menghitung keterwakilan SMA, SMK berstatus negeri dan swasta secara proporsional. Responden penelitian adalah pimpian sekolah atau tata usaha. Instrumen pengumpul data menggunakan kuisioner. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan surveyor yang berstatus sebagai supervisor (pengaweas sekolah) yang berasal dari masing-masing kota. Mereka diberikan arahan (coaching) terlebih dahulu, dan dilakukan spotcheck ke sekolah sasaran oleh peneliti. Hasil penelitian menunjukan bahwa angka layanan pendidikan agama secara nasional termasuk dalam kategori tinggi, yakni sebesar 7,8. Angka tersebut adalah agregat dari ketersediaan guru, ketersediaan sarana pembelajaran agama, dan kapasitas guru agama dalam melayani sisswa dalam aktivitas dan pembelajaran agama.
STUDI KASUS LABORATORIUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN 3 BANDUNG Achmad Dudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v16i1.459

Abstract

AbstractIslamic Religious Education (Pendidikan Agama Islam/PAI) is provided by following the guidance that religion shall be taught to human beings with a vision of manifesting pious people who only afraid of Allah SWT and have noble morality, and aims to produce people who are honest, fair, virtuous, ethical, respectful, disciplined, harmonious and productive, both personally and socially. The demands of such vision promote the development of PAI laboratory in accordance with the relevant education level. This study aims to evaluate the PAI laboratory at schools from the point of view of standard level, utilization, assessment of learners and determinants of PAI laboratory management. The method deployed in this research is qualitative evaluative through a case study carried out at SMAN 3 Bandung commenced as of July until December 2016. The research findings indicate that the PAI laboratory of SMAN 3 Bandung has reached an adequate level of standard and utilization in the management of the said PAI laboratory. This can be understood by the existence of positive assessment by the students and some supports delivered for management factors of the PAI laboratory of SMAN 3 Bandung. Furthermore, in this study, it is recommended the need of maintaining and improving the level of standard, utilization, and supporting factors of PAI laboratory management, in order for it to function effectively and optimally. AbstrakPendidikan Agama Islam (PAI) diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial. Tuntutan visi ini mendorong dikembangkannya laboratorium PAI sesuai dengan jenjang pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi laboratorium PAI di sekolah dilihat dari tingkat standar, pemanfaatan, penilaian peserta didik dan faktor penentu pengelolaan laboratorium PAI. Metode dalam penelitian ini adalah kualitatif evaluatif, dengan studi kasus di SMAN 3 Bandung pada bulan Juli hingga Desember 2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laboratorium PAI SMAN 3 Bandung telah mencapai tingkat standar, dan pemanfaatan yang memadai dalam pengelolaan laboratorium PAI. Hal itu dapat di pahami dengan adanya penilaian yang positif dari siswa dan dukungan terhadap faktor pengelolaan laboratorium PAI SMAN 3 Bandung. Selanjutnya dalam penelitian ini direkomendasikan perlunya mempertahankan dan meningkatkan tingkat standar, pemanfaatan, dan faktor pendukung pengelolaan laboratorium PAI, agar fungsinya efektif dan lebih maksimal.
KONSTRUKSI KURIKULUM SAINS ISLAM KEINDONESIAAN (INTEGRASI ISLAM, SAINS KEALAMAN, SAINS HUMANIORA DAN KEINDONESIAAN) Ahmad Muttaqin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v16i1.460

Abstract

AbstractEfforts to integrate Islam and science have been implemented in some formal educational institutions, especially in Indonesia. Each institution has its own way and characteristic in integrating Islam and science. For example, the Trensains curriculum applied in SMA Trensains Muhammadiyah of Sragen and SMA Trensains of Tebuireng that combines only between Islam and natural science without integration of any social science. What will be discussed in this article is how to develop Islamic science curriculum. This study deploys paradigm of integration and interconnection introduced by Amin Abdullah. This study concludes, first, the effort to develop Islamic science curriculum must integrate not only Islam and natural science but also social sciences of humanities. Second, based on the paradigm of contextual education, Islamic science curriculum should consider the context and culture of Indonesian. This is in purpose of transferring knowledge and solutions to address real issues in life.AbstrakUpaya integrasi Islam dan sains telah diterapkan dalam beberapa lembaga pendidikan formal terutama di Indonesia. Setiap lembaga memiliki cara dan ciri khas tersendiri dalam mengintegrasikan Islam dan sains. Sebagai contoh, kurikulum Trensains yang diterapkan di SMA Trensains Muhammadiyah Sragen dan SMA Trensains Tebuireng hanya menggabungkan antara Islam dan ilmu pengetahuan alam tanpa ilmu pengetahuan sosial. Apa yang akan didiskusikan dalam artikel ini adalah bagaimana mengembangkan kurikulum sains Islam. Penelitian ini menggunakan paradigma integrasi dan interkoneksi yang diperkenalkan oleh Amin Abdullah. Penelitian ini menyimpulkan, pertama, upaya mengembangkan kurikulum sains Islam harus mengintegrasikan bukan hanya Islam dan sains kealaman tetapi juga sains sosial humaniora. Kedua, berdasarkan paradigma pendidikan kontekstual, kurikulum sains Islam harus mempertimbangkan konteks dan kultur bangsa Indonesia. Tujuan ini untuk mentransfer pengetahuan dan solusi ke dalam persoalan real dalam kehidupan.
LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI Muhamad Murtadlo
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v16i1.461

Abstract

AbstractNowadays many Indonesian citizens work in Saudi Arabia and send their children to school in the country. Many are also prospective students seeking scholarships in Saudi Arabia. This study will examine how the actual form and practice of educational services for Indonesian citizens in Saudi Arabia and how the implications of such education services for Indonesia. The research was conducted by qualitative method through literature study and visitation. The study found that education services for Indonesian citizens in the country are still below expectations and in some ways below the standard. In addition, from the graduates, there is a tendency to develop a certain religious understanding that is somewhat different from the needs of moderate Islamic development (wasatiyah) in Indonesian country.Abstrak Hari ini banyak Warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi dan menyekolahkan anaknya di negeri tersebut. Banyak juga para calon mahasiswa yang mencari beasiswa pendidikan di Arab Saudi. Penelitian ini iningi mengkaji bagaimana sebenarnya bentuk dan praktek layanan pendidikan bagi anak WNI di Arab Saudi dan bagaimana implikasi layanan pendidikan tersebut bagi Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui kajian kepustakaan dan visitasi. Penelitian menemukan bahwa layanan pendidikan bagi WNI di negeri tersebut masih dibawah ekspektasi dan dalam beberapa hal di bawah standar. Di samping itu dari lulusannya ada kecenderungan mengembangkan paham keagaman tertentu  yang agak berbeda dengan kebutuhan pengembangan Islam moderat (wasatiyah) di Indonesia.
Kompetensi dan Peran Mu'allim dalam Pendidikan Dody Riyadi H.S.
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32729/edukasi.v17i2.462

Abstract

AbstractAmong the four components of education, mu’allim is the most important components which significantly influencies the other three components i.e student, subject, method. Mu’allim refers to Allah, whereas Adam and Muhammad became the first and the last students correspondingly. The first three chapters revealed to prophet Muhammad contained four competencies of mu’allim. The objective of this research is not only to redefine the concept of mu’allim, but also to describe various competencies and mu’allim’s role so as to allow its prophetic profession to be more significant in social institution. This research uses descriptive qualitative method with collecting documented data technique on written sources about mu’allim. Since it refers to Allah and prophet Muhammad, the sacrality of mu’allim concept cannot be interpreted merely as a teacher teaching religious study at school. Mastery of spiritual, intellectual, personal, and social competence makes mu’allim status prophetic, just as prophet Muhammad whose role was not limited only as a patron for his children at home and teacher for students at school, but also as social transformer. Since both teacher and lecturer are called mu’allim, therefore, intellectual competency does not only become mandatory to be mastered by lecturers but also by teachers so as to enable them to develop knowledge through scientific publications.Abstrak Di antara empat komponen utama pendidikan, mu’allim merupakan komponen terpenting yang berpengaruh signifikan terhadap tiga komponen lain, yakni murid, materi, metode. Mu’allim merujuk kepada Allah, sedangkan Adam dan Muhammad menjadi murid pertama dan terakhir Allah. Tiga surah pertama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad mengandung empat kompetensi mu’allim. Tujuan penelitian ini tak hanya untuk meredefinisi konsep mu’allim, namun juga untuk mendeskripsikan berbagai kompetensi dan peran mu’allim agar peran profesi profetik itu signifikan di institusi sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dokumentasi terhadap sumber tertulis mengenai mu’allim. Karena merujuk kepada Allah dan Nabi Muhammad, sakralitas konsep mu’allim tak cukup diartikan guru yang mengajarkan ilmu agama di sekolah. Penguasaan atas kompetensi spiritual, intelektual, personal, dan sosial membuat status mu’allim menjadi profetis seperti Nabi Muhammad yang tak hanya berperan sebagai pengasuh anak di keluarga dan pengajar murid di sekolah tetapi juga menjadi pentransformasi masyarakat. Karena baik guru maupun dosen disebut mu’allim, maka kompetensi intelektual, sebagai contoh, tak hanya wajib dikuasai dosen, tetapi juga mesti dimiliki guru agar dapat mengembangkan ilmu lewat publikasi ilmiah.

Filter by Year

2003 2024


Filter By Issues
All Issue Vol. 22 No. 2 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 22 No. 1 (2024): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 3 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 2 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 1 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 1 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 3 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 17 No. 1 (2019): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 3 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 2 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 15 No. 3 (2017): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 1, April 2017 EDUKASI | Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 1, April 2016 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 3, DESEMBER 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 3, DESEMBER 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL 2014 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 3, DESEMBER 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 3, DESEMBER 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 1, APRIL 2012 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 1, APRIL 2011 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 3, DESEMBER 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2010 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 4, DESEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 3, SEPTEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 2, JUNI 2009 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 4, DESEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 3, SEPTEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 2, JUNI 2008 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 3, SEPTEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 2, JUNI 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 1, MARET 2007 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 4, DESEMBER 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 3, JULI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 2, JUNI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 1, JANUARI 2006 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2005 Vol. 3 No. 2 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 3 No. 1 (2005): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 3, JULI 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2004 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 3, JULI 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 2, APRIL 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2003 More Issue