ANTHROPOS: JURNAL ANTROPOLOGI SOSIAL DAN BUDAYA (JOURNAL OF SOCIAL AND CULTURAL ANTHROPOLOGY)
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya(Journal of Social and Cultural Anthropology) is a Journal of Social and Cultural Anthropology for information and communication resources for academics, and observers of Social and Cultural Anthropology, Educational Social and Cultural Anthropology/Sociology, Methodology of Social and Cultural Anthropology/Sociology. The published paper is the result of research, reflection, and actual critical study with respect to the themes of Social and Cultural Anthropology/Sociology. All papers are blind peer-review. The scope of Anthropos is the Science of Social and Cultural Anthropology/Sociology. Published twice a year (Juli and January) and first published for print and online edition in July 2015
Articles
161 Documents
Eksistensi Ulos pada Upacara Kematian Sari matua pada Masyarakat Batak Toba
Irna Maria Situmorang;
Bahrul Khair Amal
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 1 (2016): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v2i1.7501
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna dan fungsi ulos, kapan diberikan dan siapa penerima ulos serta perubahan apa saja yang terjadi dimasa sekarang pada upacara kematian Sari matua. Penelitian ini dilaksanakan di desa Parsanggarahan kecamatan Simangumban kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data yang digunakan adalah dengan penelitian lapangan berupa observasi dan wawancara kepada informan dan teknik wawancara. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pada upacara kematian Sari matua, ulos yang sering dipakai dalam berbagai kegiatan dalam upacara sekarang telah mengalami perubahan. Ulos sampe tua di masa sekarang tidak diberikan lagi dengan alasan terlalu berat konsekwensi yang akan diterima jika melanggar aturan yang diberikan, bahkan banyak masyarakat tidak mengetahui ulos sampe tua. Kalaupun tahu tetap saja ulos sampe tua tidak diberikan karena banyak sekarang orang yang sudah diberikan ulos sampe tua tetapi kawin lagi. Padahal diberikan ulos sampe tua yang artinya harus sampai tua menjaga semua anaknya, agar jangan ada kawin lagi di kemudian hari.
Implementasi Mata Pelajaran Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa Madrasah Ibtidaiyah Negeri 3 Tapanuli Tengah
Sapirin Sapirin;
Adlan Adlan;
Candra Wijaya
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 4, No 2 (2019): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v4i2.12030
Character education is understood as an effort to instill intelligence in thinking, appreciation in the form of attitudes, and experiences in the form of behavior that is in accordance with the noble values that are the identity of themselves. Character education instilled in Islamic education is the creation of the nature of students who have moral character. The importance of character education because some of the problems of the current generation are moral crises. The research method used in qualitative research with field research uses a descriptive approach. Based on the data analysis found The form of character education material in moral akidah learning at MIN 3 Middle Tapanuli requires teaching, exemplary, and reflection of morals, worship, and aqeedah. The most important points in character education teach children to behave according to the guidance of the Koran and the Sunnah. Implementation of Character Education in moral learning in MIN 3 Central Tapanuli is carried out in three ways, namely learning activities in the classroom, activities outside the classroom, and activities outside of school. Existing facilities and infrastructure are recognized or not have helped provide convenience in character education in moral akidah learning at MIN 3 Central Tapanuli with existing materials and using methods of habituation, exemplary, and reflection as well as methods that activate students in the process learning.
Peranan Mahasiswa dan Lembaga dalam Membangun Toleransi Keragaman Budaya di Sekolah Tinggi Theologia Biblika Jakarta
Enny Irawaty
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 6, No 1 (2020): ANTHROPOS JULI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v6i1.17628
Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara peranan lembaga dan mahasiswa dalam membangun toleransi keragaman budaya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antara peranan mahasiswa dan lembaga dalam membangun toleransi keragaman budaya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yakni uji analisis regresi berganda, uji validitas, dan uji reabilitas. Penelitian ini dilakukan di STT Biblika Jakarta. Pengambilan data, peneliti menggunakan 2 jenis kuisioner untuk 2 variabel yang diteliti. Setiap kuisioner terdapat 20 item pertanyaan, dengan skala linkert; Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 – 15 November 2019 di STT Biblika Jakarta. Sampel yang digunakan berjumlah 30 mahasiswa dari semester 1 sampai semester 8. Jenis kelamin responden yakni pria dan wanita. Usia para responden antara 19 – 30 tahun, dengan asal daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Nias, Kalimantan Barat, Halmahera, Mentawai dan Sumatra Utara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa di STT Biblika Jakarta memiliki tingkat kesadaran yang rendah dalam menghargai dan memahami keragaman budaya. Peran lembaga STT Biblika Jakarta meliliki pengaruh sebesar 97,3% terhadap tingkat kesadaran pada mahasiswa dalam menghargai dan memahami keragaman budaya.
Ritual Mendoakan Sapi (Akandh path ghaia/menya) pada Etnis Punjabi di Kota Medan
Puspitawati Puspitawati;
Ayu Febryani
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 1 (2015): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v1i1.5067
Kota Medan dengan heterogenitasnya telah memunculkan ragam kebudayaan pada masing-masing suku bangsa di wilayahnya. Salah satunya ialah etnis Punjabi khususnya para peternak sapi/kerbau yang secara kontinu melaksanakan tradisi perayaan mendoakan sapi/ kerbau. Perayaan Akand path ghaia/menya dilaksanakan dengan membaca kitab Guru Granth Sahib selama ±48 jam atau tiga hari dua malam tanpa berhenti oleh lima orang pathee. Berdasarkan metode penelitian kualitatif dengan pen-dekatan etnografi diperoleh hasil penelitian sebagai berikut; Tradisi ini sudah berlangsung sejak tahun 1940-an yang dilaksana-kan dari rumah ke rumah. Kemudian sejak 1980-an sudah ditetapkan pelaksanaannya di rumah ibadah (Gurdwara). Secara umum tujuan dilaksanakannya tradisi ini sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas berkah yang telah diberikan kepada para peternak sapi Punjabi. Kegiatan inti ialah membaca kitab Guru Granth Sahib Ji dari mulai ibadah pagi/asa di var sampai dengan salok mahla nouva (pembacaan penutupan). Pihak yang terlibat adalah peternak sapi/kerbau, pathee (pembaca kitab Guru Granth Sahib), penGurus yayasan, sevadar, dan seluruh etnis Sikh Punjabi. Makna simbolis salah satunya terdapat pada pembagian Karah Parshad, pembacaan kitab, dan makanan di langgar yang tidak boleh berhenti/habis. Kata Kunci: Tradisi; Akand Path Ghaia/Menya; Guru Granth Sahib
Analisis Hubungan Pembelajaran Kewirausahaan dengan Minat Berwirausaha pada Politknik Lp3i Medan Kampus Medan Baru
Endang Haryati;
Aspita Aspita Harahap
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 4, No 1 (2018): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v4i1.10159
Penelitian ini dilakukan di Politeknik LP3I Medan Kampus Medan Baru beralamat jalan Sei Serayu No. 48D. Pembelajaran kewirausahaan adalah suatu proses kegiatan guru untuk membuat dan mendorong seseorang belajar, sikap prilaku mandiri untuk mencapai prestasi maksimal. Minat berwirausaha adalah kecenderungan untuk memperhatikan dan menyukai beberapa kegiatan dalam menciptakan bisnis bertujuan mencapai keuntungan. Peneliti bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara pembelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha Pada Politeknik LP3I Medan Kampus Madan Baru. Hasil Penelitan untuk uji kolerasi pearson product moment diperoleh sebesar 0,451, Hasil uji t pada nilai t hitung > t babel (4,951 > 0,677), dan uji koefisien determinasi pada angka R Square sebesar 0,203 atau 20.3%. Kesimpulan dari penelitian besarnya hubungan pembelajaran dengan minat berwiraushaa sebesar 0,451 dilihat pada hasil uji kolerasi, maka hubungan pembelajaran kewirausahaan dengan minat berwirausaha memiliki hubungan sedang berdasarka interval koefisien kolerasi 0,400 – 0,599 yaitu sedang. Pembelajaran kewirausahaan memiliki hubungan degan minat berwirausaha dilihat pada hasil uji t yaitu t hitung > t tabel = 4,951 > 0,677. Maka Ha diterima yang berarti pembelajara kewirausahaan ada hubungan dengan minat berwirausaha.
The Special is Women: Suatu Ritual Adat Masuk Minta di Tanimbar Provinsi Maluku
Matelda Wearulun;
Yurulina Gulo
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 6, No 1 (2020): ANTHROPOS JULI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v6i1.16635
This paper aims to describe a traditional ritual in Tanimbar-Maluku, which is the ritual of asking for requests or applications with its own uniqueness in which the position and value of women are very high because they have a special room that no one can find, with this ritual, women's existence is in the spotlight both in the scope of the family and society in dealing with polemic about the position of women today. The problem in this paper is focused on the value of women in adat which can be implemented or equated with the reality of social life so that the position of men and women can be equal. To approach this problem the theoretical references from the theory of cultural structuralism and the theory of postmodern feminism are used to collaborate between interconnected cultural and feminist roles. The data is collected through observation and interview results from the informant descriptively ... and the data analysis conducted is qualitative analysis. The results obtained are ritual entrance asking to pay attention to the position and values of women; it is not arbitrary to get women (Tanimbar) so this paper provides a concrete contribution that reconstructs the understanding of women's position and values in cultural and social contexts so that there is a balance between men and women.
Perubahan Sosial Pada Masyarakat Karo Yang Bermigrasi Ke Kota Duri
Sulian - Ekomila;
Karmila Br Sembiring
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 1 (2015): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v1i1.5076
Penelitian ini mengenai faktor pendorong dan faktor penarik masyarakat Karo melakukan migrasi serta perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat Karo. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor penarik dan faktor-faktor pendorong masyara-kat Karo melakukan migrasi serta perubahan sosial akibat migrasi tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, yang didasarkan pada penelitian lapangan, mengamati subjek dan objek penelitian dan mengikuti kegiatan mereka untuk mendapatkan data yang akurat dan faktual. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan bahwa faktor-faktor pendorong masyarakat Karo melakukan migrasi adalah atas kemauan sendiri tanpa adanya campur tangan dari pihak lain ataupun pemerintah. Selain itu ada juga faktor ekonomi, faktor sosial dan faktor adanya tuntutan pekerjaan yang mewajibkan berpindah tempat. Sedangkan faktor penarik masyarakat Karo melakukan migrasi ke Kota Duri adalah karena tersedianya lapangan pekerjaan, faktor ekonomi mencari pendapatan yang lebih tinggi, dan faktor kelengkapan sarana dan prasarana. Sedangkan perubahan sosial terjadi dengan sendirinya dimana proses adaptasi yang dilakukan masyarakat Karo memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut serta dalam pemerintahan dan berbagai instansi yang lainnya sehingga diterima oleh penduduk setempat. Kata Kunci: Faktor Pendorong, Faktor Penarik, Migrasi, Perubahan Sosial, Masyarakat Karo
Eksistensi Paranormal dan Penyembuh Alternatif dalam Kehidupan Masyarakat Medan
Agung Suharyanto
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 2 (2015): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v1i2.6244
The word shaman becomes one that smells negative, when it is associated with witchcraft or obscene. Many people who look skewed towards shaman because tesebut profession related to the occult and mystical. On the other hand, people do not hesitate to come to consultations even ask how to treat various diseases. Stories about the shaman becomes a very interesting thing, so many films that explore stories about them. The term shaman becomes very smelly negative, but when we see and follow the journey and their figures in various fields, they have a very religious side of life. They have many ways psychologically and ability to address various issues affecting. We also sometimes do not think with a simple appearance, they are able to survive in conditions that cornered because of the negative views of the surrounding community.
Evaluasi Kebijakan Revitalisasi dalam Pengelolaan Pasar Tradisional oleh Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan
Tengku Maya Magdina;
Muhammad Arif Nasution;
Husni Thamrin
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 4, No 1 (2018): Anthropos
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v4i1.9967
Revitalisasi pasar tradisional berarti mensinergikan potensi sumber daya yang dimiliki oleh pasar tradisional dengan mempertimbangkan semua aspek yang komprehensif, terintegrasi, dan holistik sehingga akan mampu meningkatkan daya saing pasar tradisional dengan selalu mempertahankan spesifikasi dan keunggulannya. Revitalisasi pasar tradisional harus dapat dilakukan dengan mengatur dan meningkatkan kualitasnya serta mengatasi kelemahannya yang menyebabkan menurunnya daya saingnya. Penelitian ini menggunakan teori kebijakan publik karena revitalisasi itu sendiri adalah kebijakan publik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Itu dilakukan Perusahaan Daerah Pasar, Medan, satu-satunya perusahaan yang diberi kewenangan menjadi Pemerintah Kota Medan untuk mengelola semua pasar di Medan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model revitalisasi pasar tradisional sosial didasarkan pada modal sosial. Hasil studi lapangan di dua pasar menunjukkan bahwa revitalisasi ditekankan pada dimensi fisik pasar tanpa mempertimbangkan dimensi lain. Modal sosial bahkan telah membuat mereka menurun dan gagal di pasar Sukaramai. Di sisi lain, revitalisasi akan berhasil ketika merangkul atau menggunakan dimensi lain seperti jaringan sosial, kepercayaan, dan kepatuhan pada peraturan atau norma. Juga ditemukan bahwa kebijakan revitalisasi pasar Sukaramai dianggap tidak berhasil sehingga perlu perbaikan, sementara pasar Titi Kuning memiliki kebijakan yang baik.
Kerukunan Umat Beragama di Desa Mopuya: Kajian Teologi Kerukunan Islam, Kristen, dan Hindu
Marcelina Priskila Pangkey
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 5, No 2 (2020): ANTHROPOS JANUARI
Publisher : Universitas Negeri Medan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.24114/antro.v5i2.15004
This study aims to describe and analyze the values of religious harmony in the village of Mopuya. This paper, becomes a common reference as social capital, and can sustainably be the main foundation or foundation in caring for the harmony of inter-religious dialogue relations in Mopuya village, Bolaang Mongondouw. Through the relation of religious harmony, the social cohesion of the Mopuya community has so far been maintained. This research uses a qualitative-descriptive approach. Primary data were obtained through in-depth interviews with: village government, religious leaders, and elements of community institutions as representatives of each religion. The results of the analysis of the data obtained show that tolerance of religious harmony that has been applied so far, can be used as the main foundation of inter-religious dialogue relations in Mopuya village. Referring to the values of tolerance which is a pattern of community life as social capital, the Mopuya community is able to offer patterns of inter-religious relations that prioritize relational values. The relationship between religion that has been preserved by the Mopuya villagers shows a social relationship that maintains a peaceful and respectful pluralism.