cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
FIKkeS
ISSN : 19786735     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN" : 7 Documents clear
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERSEDIAAN SUMBER ATAU FASILITAS DENGAN PERILAKU REMAJA PUTRI DALAM MENJAGA KEBERSIHAN ORGAN GENITALIA UNTUK MENCEGAH KEPUTIHAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PATI Cahyo Adi Suminar
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.866 KB)

Abstract

Masalah kesehatan reproduksi yang sering terjadi pada remaja putri salah satunya adalah keputihan. Keputihan yang terjadi dapat bersifat fisiologis (normal) maupun patologis (tidak normal). Perilaku menjaga kebersihan organ genitalia merupakan cara untuk mencegah terjadinya keputihan yang tidak normal pada remaja putri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan ketersediaan sumber atau fasilitas dengan perilaku remaja putri dalam menjaga kebersihan organ genitalia untuk mencegah keputihan di Madrasah Aliyah Negeri 2 Pati. Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Proses penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 1-4 September 2010 dengan menggunakan metode simple random sampling dan jumlah sampel 82 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi ada 48 orang (58,5%), pengetahuan sedang 12 orang (14,6%) dan pengetahuan rendah ada 22 orang (26,8%). Responden yang memiliki sikap mendukung ada 60 orang (73,2%) dan tidak mendukung ada 22 orang (26,8%). Responden yang memiliki sumber atau fasilitas adekuat ada 58 orang (70,7%) dan yang tidak adekuat ada 24 orang (29,3%). Responden yang memiliki perilaku baik ada 59 orang (72,0%) dan perilaku buruk ada 23 orang (28,0%). Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan ketersediaan sumber atau fasilitas dengan perilaku remaja putri dalam menjaga keberihan organ genitalia untuk mencegah keputihan (p value < 0,05).Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Sikap, Sumber atau Fasilitas, Perilaku Remaja Putri dalam Menjaga Kebersihan Organ Genitalia, Keputihan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PERAWAT DALAM MENERAPKAN PROSEDUR TINDAKAN PENCEGAHAN UNIVERSAL DI INSTALASI BEDAH SENTRAL RSUP DR. KARIADI SEMARANG Afip Khoidrudin; Vivi Yosafianti Pohan; Riwayati -
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.795 KB)

Abstract

Latar Belakang : Bulan November 2008 November 2009 Instalasi Bedah Sentral (IBS) RSUP Dr. Kariadi Semarang telah 12 kali melakukan operasi infeksius, 8 pasien dengan HBsAg (+) dan 4 pasien dengan HIV (+). Hal ini menunjukkan bahwa resiko tertular Hepatitis dan HIV juga terjadi pada perawat IBS. Hal ini membutuhkan suatu tindakan pencegahan universal bagi petugas yang bekerja di kamar operasi. Menurut Tim Pengendali Mutu Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2005, nilai pencapaian standar prosedur tindakan pencegahan universal di kamar operasi baru mencapai angka 70% dari standar yang ditetapkan Depkes yaitu sebesar 80%.Jenis Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan rancangan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh perawat Instalasi Bedah Sentral berjumlah 60 orang. Sampel penelitian yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi sebanyak 40 orang.Kesimpulan : Hasil Penelitian adalah pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 17 orang (42,5%). Sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 18 orang (45,0%). Ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan pembedahan sebagian besar mendukung, yaitu memiliki 8 macam alat pelindung pribadi (3 macam alat pelindung pribadi standar dan 5 macam alat pelindung pribadi khusus) sebanyak 25 orang (62,5%). Motivasi perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup sebanyak 18 orang (45,0%). Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar tidak baik sebanyak 24 orang (60%). Ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,004) < 0,05). Ada hubungan antara sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,003) < 0,05). Ada hubungan antara ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan pembedahan dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang (p value (0,020) < 0,05). Ada hubungan antara motivasi perawat terhadap penerapan prosedur tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang ( p value (0,003) < dari 0,05).Saran : Perlu adanya pelatihan secara berkala yang diberikan kepada perawat di Instalasi Bedah Sentral RSUP Dr.Kariadi Semarang tentang materi tindakan pencegahan universal agar perawat dapat menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal dengan baik.Kata kunci: Perilaku perawat, Tindakan pencegahan universal
PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI SINDROM KLIMAKTERIUM DI DESA PRAMBATAN KIDUL KECAMATAN KALIWUNGU KABUPATEN KUDUS Dwi Endah Ayu Ermawati; Shobirun -; Ernawati -
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.57 KB)

Abstract

Wanita dengan klimakterium akan terjadi perubahan-perubahan tertentu yang dapat menyebabkan gangguan-gangguan ringan sampai berat. Perubahan dan gangguan itu sifatnya berbeda-beda. Gangguan-gangguan baik fisik maupun psikologis dapat menyebabkan kecemasan pada wanita. Kecemasan pada sindrom klimakterium akan muncul apabila dilatarbelakangi pengetahuan yang rendah. Hal ini juga terjadi pada sebagian wanita yang tinggal di Desa Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi sindrom klimakterium di Desa Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Jenis penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu-ibu usia klimakterik yaitu kelompok usia 40-50 tahun yang tinggal di Desa Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus yang berjumlah 93 orang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan proporsional random sampling dengan jumlah 76 orang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan ibu tentang klimakterium adalah rendah yaitu 55,3%, dan tingkat kecemasan wanita usia klimakterium sebagian besar adalah berat yaitu 65,8%. Hasil uji korelasi Spearman rho didapatkan koefisien korelasi sebesar -0,682 dengan nilai p sebesar 0,000 (P< 0,05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negative yang signifikan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi sindrom klimakterium di Desa Prambatan Kidul Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Kudus. Artinya jika pengetahuan wanita tinggi maka tingkat kecemasannya akan menurun dan sebaliknya.Berdasarkan hal tersebut di atas diharapkan kepada para ibu terutama pada usia klimakterium untuk mencari dan memperluas pengetahuan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sindrom klimakterium terutama gejala-gejala yang timbul pada masa ini. Sehingga dengan pengetahuan yang baik akan mengurangi tingkat kecemasan ibu mengenai sindrom klimakterium ini.Kata Kunci : Sindrom klimakterium, Tingkat kecemasan
HUBUNGAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN JATUH PADA LANJUT USIA DI KELURAHAN NGIJO GUNUNG PATI SEMARANG Ariastika Irine Sofyan; Heryanto Adi Nugroho; Rahayu Astuti
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.356 KB)

Abstract

Jatuh merupakan kejadian terbesar kecelakaan pada lanjut usia. Kejadian jatuh harus dicegah agar jatuh tidak terjadi berulang-ulang. Salah satunya adalah dengan cara identifikasi faktor resiko, di antaranya adalah kondisi lingkungan fisik rumah yang berbahaya. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian jatuh pada lanjut usia, jenis penelitian correlation study, pendekatan cross sectional, dengan subyek penelitian adalah lanjut usia yang tinggal di kelurahan Ngijo, Gunung Pati Semarang. Proses penelitian telah dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2010 di Kota Semarang. Jumlah populasi sebanyak 201 responden dan sampel 133 responden. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah proportional random sampling. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata umur 69 tahun dengan pendidikan lanjut usia tertinggi SD. Responden yang pernah jatuh(n=46) dan tidak pernah jatuh(n=87). Kondisi lingkungan yang membahayakan(n=79) dan lingkungan tidak membahayakan(n=54). Ada hubungan yang signifikan antara kondisi lingkungan fisik rumah dengan kejadian jatuh pada lanjut usia (?<0,05), berarti bahwa kondisi lingkungan fisik rumah mempengaruhi kejadian jatuh pada lanjut usia, sebagian besar lanjut usia yang pernah mengalami kejadian jatuh memiliki kondisi lingkungan fisik rumah yang membahayakan Berdasarkan hasil tersebut perlu pendidikan kesehatan, penyuluhan dan komunikasi dengan warga mengenai pentingnya memodifikasi kondisi lingkungan fisik rumah yang aman bagi lanjut usia dalam meminimalkan kejadian jatuh pada lanjut di rumahKata Kunci : jatuh, lanjut usia, lingkungan fisik
STUDI FENOMENOLOGIS TENTANG PENERIMAAN ORANGTUA TERHADAP ANAK AUTIS DI SLB NEGERI SEMARANG Dwi Suswanti Anggarini; Tri Hartiti, SKM, M.Kes; Ali Rosidi, SKM, M.Kes
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (258.245 KB)

Abstract

Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan neurologis yang muncul pada saat anak mencapai usia 3 tahun. Orangtua yang mempunyai anak autis, pada umumnya akan mengalami berbagai macam perasaan, antara lain perasaan menyangkal, menangis, stress, dan sedih. Keberadaan anak autis dalam suatu keluarga dapat memberikan pengaruh pada sikap penerimaan orang tua terhadap anaknya yang autis.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengalaman orangtua dalam menerima kondisi anaknya yang autis di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis, yang menggunakan metode observasi dan wawancara mendalam. Populasi yang diteliti yakni seluruh orangtua yang memiliki anak autis di SLB Negeri Semarang dan menggunakan sampel sebanyak 6 orangtua yang diambil secara Purposive Sampel.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman orangtua dalam menerima anaknya yang autis ditunjukkan dari cara mereka (orangtua) merawat anaknya layaknya anak anak normal pada umumnya, seperti memandikan, menyuapi, menemani belajar, serta mengajak anak bermain. Adapun kendala mereka (orangtua) dalam merawat anaknya yang autis, antara lain perilaku hiperaktif anak yang kadang tidak dapat dikendalikan, terbatasnya sarana terapi, serta kondisi financial keluarga yang kurang mendukung. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan dalam merawat anaknya yang autis tersebut, orangtua lebih memperhatikan diit (diit khusus anak autis) untuk mengurangi perilaku hiperaktif anak dan orangtua akan selalu berpikir secara kreatif dalam menciptakan sesuatu yang baru untuk mengoptimalkan upaya penyembuhan sebagai bentuk kasih sayang dan perhatian mereka terhadap anaknya yang autis.Kata Kunci : Autisme, Orangtua, Penerimaan
KEPERCAYAAN (TRUST) PASIEN KEPADA PERAWAT DALAM MENJALANKAN PERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN DI BANGSAL KELAS 3 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG Arnoldus Mean Saho; Madya Sulisna; Edy Wuryanto
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.051 KB)

Abstract

Terbinanya hubungan percaya merupakan media dalam mengembangkan hubungan antara perawat dan klien maupun keluarga untuk melakukan suatu tindakan penolongan yang nyaman bagi klien. Hubungan saling percaya ini merupakan proses interaksi antara perawat dan klien untuk mengekspresikan kebutuhan, memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan koping, salah satunya dengan mengatasi masalah kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kepercayaan pasien kepada perawat dalam menjalankan perawatan dengan tingkat kecemasan pasien di bangsal kelas 3 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pasien bangsal kelas 3 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling dengan jumlah 221 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kepercayaan responden adalah tinggi yaitu 87,3%, dan sebagian besar kecemasan responden adalah ringan yaitu 48,0%. Hasil uji korelasi spearmans rho didapatkan nilai r sebesar -0,406 dengan nilai p sebesar 0,000. Artiya adanya hubungan negatif antara kepercayaan dengan tingkat kecemasan. Berdasarkan hasil tersebut maka rumah sakit diharapkan dapat melakukan pembinaan kepada para perawatnya untuk membangun hubungan interpersonal antara perawat-klien terutama membangun kepercayaan pasien terhadap perawatKata Kunci : Kepercayaan, Tingkat kecemasan
PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH SEBELUM DAN SETELAH DI BERIKAN PENDIDIKAN SEKS DI SMA N 2 MRANGGEN TAHUN 2010 Boediono -; Arwani -; Amin Samiasih
FIKkeS Vol 4, No 1 (2011): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : FIKkeS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (259.27 KB)

Abstract

Perilaku seksual merupakan perilaku yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota badan antara pria dan wanita yang telah mencapai pada tahap hubungan intim, yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Remaja Indonesia (SKRI) yang dilakukan pada tahun 2002-2003 oleh BPS menyebutkan laki-laki berusia 20-24 tahun belum menikah yang memiliki teman pernah melakukan hubungan seksual sebanyak 57,5 persen dan yang berusia 15-19 tahun sebanyak 43,8 persen. Sedangkan perempuan berusia 20-24 tahun belum menikah yang memiliki teman dan pernah melakukan hubungan seksual sebanyak 63 persen. Sementara itu perempuan berusia 15-19 tahun belum menikah yang memiliki teman dan pernah melakukan hubungan seksual mencapai angka sebesar 42,3 persen. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan sikap remaja tentang perilaku seksual pranikah, salah satunya melalui kegiatan pendidikan kesehatan. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah SMA N 2 Mranggen masih terdapat siswi yang hamil diluar nikah, salah satu faktor yang menyebabkannya adalah kurangnya informasi perilaku seksual pranikah. Tujuan penelitian: Untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang hubungan sekspranikah di SMA N 2 Mranggen tahun Ajaran 2009/2010 sebelum dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan.jenis Penelitian ini merupakan penilaian pra ekspirimen. Rancangan penelitian menggunakan one group pra test post test dengan populasi siswa kelas XI di SMA N 2 Mranggen sebanyak 226 orang dan sampel yang diambil adalah sampel yang di pilih secara proposonat random sampling dari seluruh total populasi yang berjumlah 70 orang. Variabel independent adalah pendidikan seks Variabel dependent adalah tingkat pengetahuandan sikap remaja tentang seksual pranikah. Uji statistik yang digunakan t-dependent/ paired t-test. Hasil penelitian: Sebagian besar tingkat pengetahuan remaja sebelum diberi pendidikan kesehatan seks adalah cukup yaitu sebesar 33 orang (55%) dan sikap remaja tentang perilaku seksual pranikah sebagian besar adalah sangat tidak setuju yaitu 53 orang (83,3%), sedangkan tingkat pengetahuan remaja sesudah diberi pendidikan kesehatan sebagian besar adalah baik yaitu sebesar 50 orang (83,3%) dan sikap remaja sebagian besar sangat tidak setuju yaitu 58 orang ( 96,7% ). Hasil analisis data pengaruh pendidikan kesehatan seksual pranikah terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual pranikah terdapat pengaruh yang signifikan ditunjukkan dengan hasil nilai P-Value = 0,000 < 0,05.Simpulan: Pendidikan kesehatan seks berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja tentang perilaku seksual pranikah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P-value = 0,000 < 0,05. Kata kunci: Pendidikan seks, pengetahuan dan sikap remaja, perilaku seksual

Page 1 of 1 | Total Record : 7