cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 175 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 175 Documents clear
PERBEDAAN INDEX ERITROSIT PADA PASIEN ANEMIA GAGAL GINJAL KRONIK DAN THALASSEMIA MAYOR Yoanita Pratiwi Budiwiyono; Banundari Rachmawati; Meita Hendrianingtyas
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.67 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15989

Abstract

Latar Belakang: Pasien GGK dan thalassemia keduanya mengalami anemia mikrositik hipokromik. Beberapa rumus index eritrosit dapat digunakan sebagai parameter penapisan thalassemia. Beberapa contohnya yaitu: Mentzer Index (MI), RBC distribution width index (RDWI), Hisham Index (HI) dan Hameed Index (HA).Tujuan: Membuktikan perbedaan index eritrosit pada pasien gagal ginjal kronik dan thalassemia.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan belah lintang. Masing-masing populasi berjumlah 40 orang. Data Complete Blood Count (CBC) yang didapat dengan menggunakan alat analisa hematologi otomatis dimasukkan ke dalam rumus MI, RDWI, HI, dan HA. Uji statistik menggunakan uji T tidak berpasangan.Hasil: Rerata MI pada GGK yaitu 28,03 dan pada thalassemia yaitu 20,24 . Rerata RDWI pada GGK yaitu 399,64 dan pada thalassemia yaitu 402,01. Rerata HI pada GGK yaitu 132,39 dan pada thalassemia yaitu 138,49. Rerata HA pada GGK yaitu 14,37 dan pada thalassemia yaitu 23,8. Terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok pada MI (p=0,00) dan HA (p=0,01). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok pada RDWI (p=0,917) dan HI (p=0,448).Kesimpulan: Terdapat perbedaan MI dan HA, tetapi tidak terdapat perbedaan pada RDWI dan HI antara 2 kelompok.
KERUSAKAN HEPAR DAN KADAR ENZIM KATALASE TIKUS WISTAR TERPAPAR FLUPHENAZINE DECANOATE Gloria Seraphine Ratna Utari; Astika Widy Utomo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.653 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14456

Abstract

Latar belakang : Fluphenazine decanoate merupakan obat anti psikotik golongan tipikal yang dikonsumsi dalam jangka lama. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan stress oksidatif. Enzim katalase merupakan salah satu marker stress okisdatif, kerusakan sel akibat stress oksidatif juga dapat dilihat dari histopatologi sel hepar berupa kerusakan ringan hingga kematian sel. Penelitian ini meneliti tentang kerusakan histopatologi hepar dan kadar enzim katalase setelah diberi fluphenazine decanoate.Tujuan : Mengetahui kerusakan histopatologi hepar dan kadar enzim katalase akibat pemberian fluphenazine decanoate dosis bertingkatMetode : Penelitian eksperimental ini menggunakan rancangan post-test only control group design. 15 ekor tikus jantan wistar dibagi 3 kelompok secara acak, yaitu kelompok kontrol (K) diberi diet standar dan injeksi sesame oil, kelompok perlakuan I (P1) diberi diet standar dan injeksi fluphenazine decanoate 1 mg/kgBB, dan kelompok perlakuan PII (P2) diberi diet standar dan injeksi fluphenazine decanoate 2 mg/kgBB selama 28 hari. Hari ke-28 tikus diterminasi dan diambil organ hepar. Sebagian organ hepar dijadikan ekstrak untuk pengukuran kadar katalase dan sebagian dibuat preparat histopatologiHasil : Kadar katalase tertinggi dengan persentase 62,5% dan kerusakan histopatologi terparah dengan skor histopatologi 2,5 didapatkan pada kelompok dengan pemberian fluphenazine decanoate dosis 2 mg/kgBB. Terdapat perbedaan kadar katalase kelompok kontrol dengan kelompok PI walaupun tidak signifikan, sedangkan kelompok lain menunjukkan hubungan yang bermakna.Kesimpulan : Terdapat kerusakan histopatologi hepar dan peningkatan kadar enzim katalase tikus wistar terpapar fluphenazine decanoate dosis 2 mg.
DISTRIBUSI GEOGRAFIS DAN TINGKAT KEPARAHAN PASIEN KARSINOMA HEPATOSELELULER ETIOLOGI VIRUS HEPATITIS B DI RS.DR KARIADI Muhammad Nadhim RP; Ch. Suharti Ch. Suharti; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.84 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15494

Abstract

Latar Belakang : Karsinoma hepatoseluler (KHS) menduduki peringkat kelima dari seluruh keganasan di seluruh dunia. KHS merupakan 10-20% dari seluruh penyakit hepar di Indonesia. Belum terdapat data distribusi geografis pasien KHS etiologi virus Hepatitis B di Jawa Tengah.Tujuan : Mengetahui distribusi geografis dan hubungan lokasi asal pasien dengan tingkat keparahan KHS etiologi virus Hepatitis B di RSUP Dr Kariadi Semarang.Metode : Penelitian retrospektif melalui rekam medis pasien KHS yang dirawat di RSUP Dr Kariadi Semarang tahun 2013-2015. Variabel yang dianalisis meliputi Distribusi tempat tinggal pasien (desa/kota), Karakteristik Klinik : usia, jenis kelamin, ,Tingkat keparahan: skor Child-Pugh,Staging BCLC, dan kadar AFP . Data diolah menggunakan program SPSS, tingkat kemaknaan p<0,05.Hasil : Didapatkan 103 pasien KHS dengan distribusi geografis asal pasien terbanyak dari Demak (22,3%), Semarang (17,5%), Grobogan (14,6%). Rasio laki-laki : perempuan 4,4 : 1, rerata umur 47±12,8, Child-Pugh A, 14 (13,6%) , Child-Pugh B, 54 (52,4%), Child-Pugh C 35 (34,0%) , 7 (6,8%) BCLC A (early stage), BCLC B (intermediate stage)41 (39,8%) . BCLC C (advanced stage) 21 (20,4%) . 34(33%) BCLC D (terminal stage) atau stadium akhir. AFP 70% > 400. Tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara distribusi geografi pasien (desa/kota) dengan karakteristik klinik dan tingkat keparahan.Simpulan : Didapatkan gambaran distribusi geografis pasien dengan KHS yang berobat di RSUP Dr Kariadi dengan urutan 3 terbanyak adalah Demak , Semarang, Grobogan. Tidak didapatkan hubungan antara distribusi geografis pasien dengan karakteristik klinik dan tingkat keparahan KHS ( Usia, Jenis Kelamin, Staging BCLC , Kadar Child-Pugh dan Kadar AFP). 
HUBUNGAN LUKA BAKAR DERAJAT SEDANG DAN BERAT MENURUT KATEGORI AMERICAN BURN ASSOCIATION DAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN SEPSIS DI RSUP DR. KARIADI Radityo Febrianto; Nur Farhanah; Erythrina Permata Sari
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.089 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15781

Abstract

Latar Belakang : Sepsis karena luka bakar merupakan suatu respon sistemik terhadap infeksi yang mempunyai karakter sebagai jejas inflamasi secara jelas. Data statistik menunjukan pasien dengan komplikasi inflamasi memiliki kecenderungan bertumbuh secara konstan 78% - 80%. Trauma luka bakar parah menyebabkan sindroma respon inflamasi sistemik yang dapat mengarah kepada sepsis dan sepsis derajat berat.Tujuan : Mengetahui hubungan luka bakar dan faktor – faktor yang meliputi usia, jenis kelamin, hemoglobin, leukosit, elektrolit, kreatinin, albumin, penyakit komorbid, dan tempat perawatan dengan kejadian sepsis di RSUP Dr. KariadiMetode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan model penelitian retrospektif, yang dilakukan mulai bulan April – Juni 2016. Kasus adalah pasien luka bakar derajat sedang dan berat yang mengalami sepsis sedangkan kontrol adalah pasien yang mengalami luka bakar derajat sedang dan berat di RSUP Dr. Kariadi. Data diambil dari catatan medik kemudian di analisis menggunakan program SPSSHasil : Di dapatkan 11 penderita sepsis karena luka bakar derajat sedang dan berat dan 47 penderita luka bakar sedang dan berat tanpa sepsis sebagai kontrol. Variabel yang secara statistik memilliki hubungan yang bermakna adalah variabel perancu hemoglobin (p=0,023), albumin (p=0,012), penyakit komorbid (p=0,035), dan tempat perawatan (p=0,003).Kesimpulan : Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara luka bakar derajat sedang dan berat dengan kejadian sepsis di RSUP Dr. Kariadi, namun variabel perancu yang memiliki hubungan bermakna yaitu hemoglobin, albumin, penyakit komorbid, dan tempat perawatan perlu dipertimbangkan.
HUBUNGAN MEROKOK DENGAN AGREGASI TROMBOSIT PADA MAHASISWA DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Aulia Mufidah; Purwanto Adhipireno
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.014 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14249

Abstract

Latar Belakang : Merokok merupakan faktor risiko beberapa macam penyakit. Salah satu mekanisme yang berperan penting adalah proses aterotrombosis. Proses ini dapat dipicu oleh agregasi trombosit. Nikotin dan senyawa oksidan yang terkandung dalam rokok merangsang ekskresi metabolit tromboksan dan menghambat pelepasan senyawa nitric oxide, yang memiliki peran dalam peningkatan aktivitas trombosit.Tujuan : Membuktikan hubungan antara lama merokok dengan agregasi trombosit serta hubungan antara jumlah batang rokok/hari dengan agregasi trombosit pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan belah lintang. Subyek penelitian yaitu 22 pria perokok dari kalangan mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode consecutive sampling. Pemeriksaan agregasi trombosit dilakukan dengan metode sediaan apus darah tepi. Pengambilan sampel darah dilakukan setelah 12 jam puasa. Analisis data penelitian menggunakan uji korelasi Pearson dan uji Spearman.Hasil : Terdapat 22 pria perokok yang sehat dengan rerata usia 21±2 tahun. Subyek merokok rata-rata sebanyak 10±6 batang per hari selama 54±32 bulan. Nilai rerata agregasi trombosit sebesar 68±8% dengan interpretasi normoagregasi. Hasil analisis uji Pearson antara lama merokok dengan agregasi trombosit tidak didapatkan hubungan yang bermakna (p=0,189, p>0,05). Hasil analisis uji Spearman antara jumlah rokok/hari dengan agregasi trombosit tidak didapatkan hubungan yang bermakna (p=0,439, p>0.05).Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lama merokok dengan agregasi trombosit, serta tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jumlah batang rokok/hari yang dikonsumsi dengan agregasi trombosit pada mahasiswa di lingkungan Universitas Diponegoro.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (CURCUMA LONGA) TERHADAP JUMLAH EOSINOFIL DI JARINGAN PARU PADA PENYAKIT ALERGI : STUDI EKSPERIMENTAL PADA MENCIT BALB/C YANG DIINDUKSI OVALBUMIN Tri Setya Ningrum; Suprihati Suprihati; Yanuar Iman Santosa
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (662.942 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15969

Abstract

Latar belakang: Kunyit (Curcuma longa) merupakan salah satu rempah yang sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Kandungan aktif dari kunyit yaitu curcumin mempunyai fungsi sebagai antiinflamasi pada reaksi alergi. Alergi bukan penyakit yang mematikan, tetapi penyakit ini dapat menjadi masalah kesehatan dan sosial ekonomi global.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak kunyit berpengaruh terhadap jumlah eosinofil di jaringan paru mencit BALB/c yang diinduksi ovalbumin.Metode: Penelitian eksperimental murni dengan rancangan post test only controlled group design. Sampel penelitian berupa 18 ekor mencit BALB/c yang dibagi secara acak menjadi tiga kelompok: kontrol negatif, kontrol positif yang diinduksi ovalbumin, dan kelompok perlakuan yang diinduksi ovalbumin dan diberikan ekstrak kunyit dengan dosis 100 mg/kgBB. Pemberian ekstrak dilakukan per oral melaui sonde selama 16 hari. Pada akhir penelitian mencit diterminasi, organ paru diambil untuk dilakukan pemeriksaan histopatologi, dan dilakukan perhitungan jumlah eosinofil di jaringan peribronkhial paru.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol negatif, kontrol positif, dan perlakuan (p=0,000). Rerata jumlah eosinofil lebih tinggi secara bermakna pada kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kontrol negatif (p=0,000) dan lebih rendah secara bermakna pada kelompok perlakuan dibandingkan dengan kontrol positif (p=0,016).Kesimpulan: Pemberian ekstrak kunyit dapat menurunkan jumlah eosinofil di jaringan paru mencit yang diinduksi ovalbumin.
PENGARUH PEMBERIAN RANITIDINE TERHADAP HISTOPATOLOGI HIPOKAMPUS TIKUS WISTAR DENGAN INTOKSIKASI METANOL AKUT Fernando Fernando; Mohammad Thohar Arifin; Ika Pawitra Miranti
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.801 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14432

Abstract

Latar belakang : Metanol merupakan salah satu senyawa yang dapat merusak secara sistemik akibat dari asidosis. Salah satu organ yang terkena dampak adalah hipokampus. Ranitidine diketahui dapat menurunkan kadar asam format dalam darah sehingga dapat mengurangi dampak toksik dari metanol.Tujuan : Mengetahui pengaruh pemberian ranitidine terhadap histopatologi hipokampus tikus Wistar dengan intoksikasi metanol akut.Metode : Penelitian true experimental dengan rancangan parallel post test only control group design ini menggunakan tikus strain Wistar jantan usia 2-3 bulan (n=15) yang secara random dibagi menjadi 3 kelompok (kelompok kontrol negatif (n=5), kelompok kontrol positif (n=5), dan perlakuan (n=5)). Pada 8 jam setelah pemberian perlakuan, otak tikus diambil dan diperiksa persentase nekrosis dari sel hipokampus dengan pengecatan HE . Uji statistik yang digunakan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan.Hasil : Pada penelitian ini didapatkan peningkatan jumlah sel nekrosis hipokampus pada kelompok kontrol positif dibandingkan kontrol negatif dan penurunan pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol positif. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol positif dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (p=0.008), dan perlakuan (p=0.008). Akan tetapi tidak ada perbedaan antara kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif (p=0.690).Simpulan : Permberian ranitidine dapat mengurangi derajat nekrosis sel pada sel hipokampus tikus Wistar dengan intoksikasi metanol akut.
PENGARUH PEMAKAIAN SABUN SULFUR TERHADAP JUMLAH LESI AKNE VULGARIS: PENELITIAN KLINIS PADA MAHASISWI PENDERITA AKNE VULGARIS YANG DIBERI TERAPI STANDAR TRETINOIN 0,025% + TSF 15 Mejestha Rouli Puspitasari; Puguh Riyanto
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.125 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14814

Abstract

Latar Belakang : Akne vulgaris (AV) adalah kelainan kulit pada unit pilosebasea yang ditandai dengan komedo terbuka dan tertutup, papul, pustul, sampai pseudokista. Walaupun tidak berbahaya, AV mempunyai dampak besar bagi fisik maupun psikologis. Oleh karena itu, diperlukan penanganan yang tepat dan cepat untuk memperbaiki prognosis penderita. Sabun sulfur sebagai keratolitik dan antimokroba digunakan sebagai salah satu terapi AV.Tujuan : Membuktikan pengaruh pemakaian sabun sulfur terhadap jumlah lesi akne vulgaris.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan desain Randomized Controlled Trial. Subjek penelitian berjumlah 40 orang yang terdiri dari 20 orang kelompok control dan 20 orang kelompok perlakuan. Kelompok kontrol diberikan obat topikal AV tretinoin 0,025% dan tabir surya SPF 15, sedangkan kelompok perlakuan diberikan tretinoin 0,025%, tabir surya SPF 15, dan sabun sulfur. Hari pertama dihitung jumlah lesi AV awal kemudian setelah subjek 4 minggu diberi perlakuan sesuai kelompoknya, dihitung jumlah lesi AV akhir. Uji statistik menggunakan uji T berpasangan dan uji T tidak berpasangan.Hasil : Rata-rata total lesi AV awal adalah 64,80 pada kelompok control dan 53,90 pada kelompok perlakuan. Rata-rata total lesi AV akhir kelompok control adalah 55,35 dan pada kelompok perlakuan adalah 38,15. Pada uji T berpasangan didapatkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada total lesi awal dan akhir kelompok control (p=0,060) dan didapatkan perbedaan signifikan pada total lesi awal dan akhir kelompok perlakuan (p=0,017). Pada uji T tidak berpasangan didapatkan selisih total lesi AV pada kedua kelompok memiliki perbedaan yang bermakna (p=0,012).Kesimpulan : Pemberian sabun sulfur dapat menurunkan jumlah lesi akne vulgaris
FAKTOR RISIKO KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KENDURUAN, KABUPATEN TUBAN Lingga Hageng Kurnia Santosa; Shofa Chasani; Setyo Gundhi Pramudo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.268 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.14806

Abstract

Latar Belakang : Salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan penting di seluruh dunia adalah hipertensi, dikarenakan prevalensinya yang tinggi dan terus meningkat serta hubungannya dengan penyakit kardiovaskuler, stroke, retinopati, dan penyakit ginja.Tujuan : Mengetahui hubungan faktor risiko hipertensi terhadap kejadian hipertensi derajat 1 dan derajat 2 pada Pasien yang berobat di Puskesmas Kenduruan , Kabupaten Tuban, Jawa Timur.Metode : Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 75 responden yang menderita hipertensi. Penelitian dilakukan di Puskesmas Kenduruan, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban pada bulan Maret 2016. Sampel diambil secara konsekutif sampling. Data diperoleh melalui kuesioner dan wawancara langsung serta pemeriksaan fisik berupa pengukuran tekanan darah, tinggi badan, dan berat badan. Analisis data dilakukan secara bertahap meliputi analisis univariat, analisis bivariat menggunakan uji Chi-square, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda metode Backward Stepwise (Likelihood Ratio) pada program SPSS.Hasil : Hasil uji statistik dengan regresi logistik berganda tidak menunjukkan adanya perbedaan antara faktor risiko hipertensi stage I dan hipertensi stage II pada masyarakat di Puskesmas Kenduruan, Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban. Dengan riwayat keluarga (p = 0,586; OR = 1,36 dan 95% CI = 0,449 – 4,117), usia ( p = 1,000; OR = 1,131 dan 95% CI = 0,27 – 4,72), merokok (p = 1,000; OR = 0,94 dan 95% CI = 0,18 – 5,05), obesitas (p = 0,749; OR = 1,18 dan 95% CI = 0,33 – 4,28), jenis kelamin ( p = 0,725; OR = 0,69 dan 95% CI = 0,19 – 2,54), konsumsi garam (p = 1,000; OR = 0,5 dan 95% CI = 0,06 – 4,35), konsumsi lemak (p = 0,72; OR = 0,082 dan 95% CI = 0,11 – 2,8 ), aktivitas fisik (p = 0,033; OR = 4,32; 95% CI = 1,28 – 14,58 ) dan konsumsi alkohol (p = 1,000 ).Simpulan : Riwayat keluarga, usia, merokok, obesitas, jenis kelamin, konsumsi garam, konsumsi lemak, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol tidak didapatkan hasil yang berbeda sebagai faktor-faktor risiko hipertensi stage I maupun hipertensi stage II.
PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK PRODUK X SEBAGAI ANTIINFLAMASI PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Pandhycha Veryza Pratama Arfan; Noor Wijayahadi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.281 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v5i4.15601

Abstract

Latar belakang: Indonesia adalah salah satu negara yang masih menggunakan tanaman untuk menyembuhkan suatu penyakit. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki sekitar 30.000 tanaman dan 7.000 diantaranya adalah tanaman obat. Produk X adalah salah satu contoh jamu yang dikembangkan dari tanaman obat yang mampu berperan sebagai antiinflamasi. Inflamasi merupakan suatu respon protektif tubuh terhadap benda asing yang menyebabkan jejas.Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ektrak produk x sebagai antiinflamasi pada tikus jantan galur wistar..Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan design randomized control group pre-post test design. Sampel sebanyak 24 ekor tikus yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian dibagi dalam 4 kelompok. Keempat kelompok mendapat injeksi λ-karagenan subplantar. Kelompok konttrol pembanding diinterensi dengan Na Diklofenak dan Kelompok perlakuan diintervensi dengan Produk X via sonde oral setelah terjadi edema. Uji Statistik menggunakan uji Oneway Anova, Kruskal-wallis, dan Mann Witney.Hasil penelitian: Pada uji Paired t-Test dan Wilcoxon terdapat perbedaan signifikan antar semua kelompok baik kelompok kontrol positif, kontrol pembanding dan perlakuan. Pada uji Mann-Whitney, terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol positif dengan kelompok pembanding dan perlakuan.Kesimpulan: Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Produk X dapat menekan inflamasi yang terjadi pada Tikus Wistar Jantan

Page 6 of 18 | Total Record : 175


Filter by Year

2016 2016


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue