cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Kedokteran Diponegoro
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 25408844     DOI : -
Core Subject : Health,
JKD : JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO ( ISSN : 2540-8844 ) adalah jurnal yang berisi tentang artikel bidang kedokteran dan kesehatan karya civitas akademika dari Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang dan peneliti dari luar yang membutuhkan publikasi . JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO terbit empat kali per tahun. JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO diterbitkan oleh Program Studi Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro Semarang.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO" : 9 Documents clear
PENGARUH IRIGASI HIDUNG TERHADAP KUALITAS HIDUP PEROKOK Delvi Wahyu Oktaviani Usman; Anna Mailasari; Dwi Marliawati
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.29 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18379

Abstract

LatarBelakang:Rokok dapat menimbulkan gejala pada hidung yang berakibat pada penurunan kualitas hidup. Gejala hidung dapat dikurangi dengan pemberian irigasi hidung. Irigasi hidung dengan larutan salin isotonis dapat mengurangi gejala pada hidung.Tujuan: Mengetahui pengaruh pemberian irigasi hidung terhadap kualitas hidup pada perokok.Metode:PenelitianinimerupakanpenelitianquasieksperimentaldenganrancanganPre Test Post Test Control Group Design. Penelitianinimenggunakanduakelompok, yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Tiapkelompokterdiridari36 orang. Kelompok perlakuan mendapatkan perlakuan irigasi hidung selama 14 hari, sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat irigasi hidung. Skor kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner SNOT-20.Hasil:Terdapat penurunan skor kualitas hidup yang bermakna pada kelompok perlakuan p=0,009(p<0,05)Kesimpulan: Irigasi hidungterbuktimeningkatkankualitas hidup pada perokok secarasignifikan.
PENGARUH EKSTRAK DAUN SERAI (CYMBOPOGON CITRATUS) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS Prananda Adiguna; Oedijani Santoso
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.282 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18384

Abstract

Latar Belakang:  Prevalensi karies yang cukup tinggi di dunia memunculkan suatu tindakan alternatif pencegahan  dengan bakteri yang paling dominan dalam rongga mulut antara lain Streptococcus mutans. Daun serai (Cymbopogon citratus) mengandung Alkaloid, Flavonoid, dan beberapa monoterpene yang berfungsi sebagai antimikrobial, anti-bakterial, molluscidal, antifungal, dan lain-lain.Tujuan:  Mengetahui pengaruh ekstrak daun serai (Cymbopogon citratus) pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas (kemampuan untuk hidup) Streptococcus mutans yang diukur dengan zona hambatnya.Metode:  Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan desain penelitian Post test only control group design dengan sampel meliputi kertas cakram yang direndam dalam aquadestilata steril (kontrol) dan yang direndam dalam ekstrak daun serai (perlakuan) 25%, 50%, 75%, dan 100%; lalu diletakkan ke dalam cawan petri yang telah ditanami bakteri Streptococcus mutans. Data yang dikumpulkan merupakan data kuantitatif dengan pengukuran zona hambat. Analisis data dilakukan dengan uji Saphiro Wilk dan Lavene’s test dengan tingkat kemaknaan jika hasil p<0,05 dilanjutkan uji Kruskall Wallis dengan tingkat kemaknaan jika hasil p>0,05.Hasil Penelitian:  Diameter zona hambat terhadap Streptococcus mutans pada kelompok yang diberi perlakuan ekstrak daun serai pada konsentrasi 25%, 50%, dan 75% sama besar diameter zona hambatnya dengan kelompok kontrol (-), terkecuali pada konsentrasi 100% yang diameter zona hambatnya sedikit lebih besar. Sebaran data tidak normal (p=0,06) dan uji homogenitas (Lavene’s test) tidak dapat dilakukan. Penilaian perbedaan zona hambat antar kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=0,08).Kesimpulan:  Tidak terdapat  daya hambat oleh ekstrak daun serai pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas bakteri Steptococcus mutans. Besar persentase ekstrak daun serai tidak berpengaruh terhadap ukuran zona hambat yang dihasilkan.
HUBUNGAN KADAR LAKTAT TERHADAP LAMA PERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INTENSIF PADA PASIEN PASCABEDAH PINTAS ARTERI KORONER Dhika Adhi Pratama; Sulistiyati Bayu Utami; Ariosta Ariosta
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.025 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18380

Abstract

Latar Belakang : Penyakit jantung koroner merupakan salah satu masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab nomor satu kematian di dunia setiap tahunnya. Salah satu penatalaksaan yang dapat dilakukan adalah bedah pintas arteri koroner (BPAK). Hiperlaktatemia pascabedah dengan Cardiopulmonary Bypass dikaitkan dengan rendahnya perfusi jaringan, yang akan memperburuk luaran pascabedah. maka dibutuhkan suatu penanda untuk memprediksi luaran pascabedah.Tujuan : Mengetahui adanya hubungan kadar laktat dengan lama rawat inap di ruang Instalasi Rawat Intensif pada pasien pasca BPAK.Metode : Penelitian ini merupakan penelitian korelasi observasional dengan rancangan Kohort Prospektif. Subjek penelitian sebanyak 55 orang dipilih secara consecutive sampling dari pasien pascabedah pintas arteri koroner di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Uji hipotesis menggunakan uji komparatif Mann-Whitney dan Uji Korelasi Spearman.Hasil : Terdapat korelasi yang bermakna antara kadar laktat dan lama rawat  IRIN. (p=0,002). Nilai korelasi spearman (0,400) menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara variabel. Tidak terdapat perbedaan bermakna lama rawat antara kelompok kadar laktat <4 mmol/L dan ≥4 mmol/L (p=0,612). Rata-rata kadar laktat darah pada pasien pascabedah pintas arteri koroner adalah 4,1 mmol/L.Simpulan : Terdapat hubungan kadar laktat dengan lama rawat di Instalasi Rawat Intensif pada pasien pascabedah pintas arteri koroner. Tidak terdapat perbedaan bermakna lama rawat inap pada pasien pascabedah katup jantung rematik dengan kadar laktat <4 mmol/L dan ≥4 mmol/L.
PERBEDAAN PROFIL SPIROMETRI PADA PETUGAS SPBU Redyaksa Drestanta Ariandoko; Awal Prasetyo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (338.459 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18385

Abstract

LATAR BELAKANG : Uap Bahan Bakar Minyak (BBM) mengandung bahan kimia beracun yang berpotensi menyebabkan kelainan patologi pada saluran nafas. Petugas SPBU di Indonesia tidak memakai masker untuk mengurangi atau menghilangkan efek paparan uap atau gas yang dihasilkan oleh BBM sehingga dapat mengganggu fisiologi paru yang diukur dengan spirometer.TUJUAN : Mengukur profil spirometri petugas SPBU (Vital Capacity, Forced Vital Capacity, Forced Expiratory Volume in One Second/VC, FVC, FEV1) dan membuktikan keterkaitannya dengan usia, jenis kelamin, dan lama kerja.METODE : Studi observasional analitik dengan rancangan cross sectional.  Pada petugas SPBU  sebanyak 32 orang dilakukan pengukuran spirometri meliputi VC, FVC, FEV1 dan dilakukan Mann-WhitneyHASIL : Terdapat hubungan bermakna antara VC dengan jenis kelamin (p=<0,05), antara VC dengan lama kerja (p<0,05). Tidak terdapat hubungan bermakna antara FVC dan FEV1 dengan usia, jenis kelamin, dan lama kerja (p>0,05). Tidak terdapat hubungan bermakna antara profil spirometri petugas SPBU dan non petugas SPBU.SIMPULAN : Jenis kelamin dan lama kerja memiliki hubungan bermakna dengan VC. Usia, jenis kelamin, dan lama kerja tidak memiliki hubungan bermakna dengan FVC dan FEV1.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PROGRESIVITAS MIOPIA PADA MAHASISWA KEDOKTERAN Inez Sharfina Primadiani; Fifin Luthfia Rahmi
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.895 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18381

Abstract

Latar Belakang  : Sebagian besar miopia berkembang pada anak usia sekolah dan akan stabil pada usia remaja. Namun, pada sebagian orang akan menunjukkan perubahan ketika usia dewasa muda pada saat duduk di bangku perkuliahan. Faktor-faktor yang mempengaruhi progresivitas miopia belum jelas, namun bukti mengatakan bahwa adanya kondisi multifaktorial antara lain genetik dan faktor lingkungan dapat menyebabkan berkembangnya miopia.Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi progresivitas miopia pada mahasiswa kedokteran.Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 59 orang dipilih secara simple random sampling dari mahasiswa kedokteran umum Universitas Diponegoro angkatan 2013 dengan mengisi kuesioner. Uji hipotesis menggunakan uji Chi-Square.Hasil : Sebanyak 5 responden (8,5%) adalah penderita myopia progresif, dan 54 (91,5%) tidak progresif. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat keluarga dengan progresivitas miopia (p = 0,23). Tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara jarak, lama, posisi, dan intensitas cahaya pada aktivitas melihat dekat dengan progresivitas miopia (p>0,05).Simpulan : Riwayat keluarga miopia, jarak, lama, posisi, dan intensitas cahaya aktivitas melihat dekat yang merupakan faktor-faktor yang dapat menyebabkan miopia pada penelitian ini tidak terbukti sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi progresivitas miopia.
PENGARUH EKSTRAK DAUN KEMANGI (OCIMUM BASILICUM LINN) PADA BERBAGAI KONSENTRASI TERHADAP VIABILITAS BAKTERI STREPTOCOCCUS MUTANS : STUDI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO Rina Nuzulia; Oedijani Santoso
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.747 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18386

Abstract

Latar Belakang: Kesehatan gigi merupakan suatu masalah kesehatan yang memerlukan penanganan komprehensif,salah satunya karies gigi. Prevalensi karies yang cukup tinggi di Indonesia mempunyai etiologi yang salah satunya disebabkan oleh Streptococcus mutans. Tindakan alternatif pencegahan dengan daun kemangi (Ocimum basilicum Linn) yang memiliki manfaat sebagai penghilang rasa sakit (analgesik), antibakteri dan antijamur dengan kandungan kimia Flavonoid, glikosid, asam gallic dan esternya, asam kaffeic dan minyak atsiri yang mengandung eugenol sebagai komponen utama.Tujuan: Mengetahui pengaruh ekstrak daun kemangi (Ocimum basilicum Linn) pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas Streptococcus mutans yang diukur dengan zona hambatnya.Metode: Penelitian ini menggunakan jenis Post test only control group design dengan cara kertas cakram yang direndam dalam aquadestilata steril (kontrol) dan yang direndam dalam ekstrak daun kemagi (perlakuan) dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%; lalu diletakkan ke dalam cawan petri yang telah ditanami bakteri Streptococcus mutans.Hasil Penelitian:  Diameter zona hambat terhadap Streptococcus mutans pada kelompok yang diberi perlakuan ekstrak daun kemangi pada konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100% sama besar diameter zona hambatnya dengan kelompok kontrol (-). Sehingga perhitungan statistika tidak perlu dilakukan karena zona hambat kelompok perlakuan sama dengan zona kontrol. Penilaian perbedaan zona hambat antar kelompok menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan (p=1,0).Kesimpulan:  Tidak adanya daya hambat oleh ekstrak daun kemangi pada berbagai konsentrasi terhadap viabilitas bakteri Steptococcus mutans. Masing-masing persentase ekstrak daun kemangi tidak berpengaruh terhadap ukuran zona hambat yang dihasilkan.
PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG DITERAPI DENGAN CONTINUOUS AMBULATORY PERITONEAL DIALYSIS ATAU HEMODIALISIS Muchammad Ramadhan Abdul Ghaffar; Shofa Chasani; Fanti Saktini
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.092 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18382

Abstract

Latar Belakang : Saat ini PGK merupakan merupakan masalah kesehatan yang dipandang sangat serius di dunia, terlebih lagi di negara-negara berkembang. Di Indonesia sendiri jumlah kasus PGK baru dalam setahun semakin meningkat pertahunnya. Modalitas Renal Replacement Therapy yang tepat penting untuk membantu pasien menghadapi penyakitnya. Pemilihan modalitas Renal Replacement Therapy yang sesuai diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien PGK.Tujuan  : Menganalisis perbedaan kualitas hidup pada pasien PGK dengan CAPD dan PGK dengan HD di Unit Dialisis RSUP Dr. Kariadi SemarangMetode : Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yang menggunakan desain cross sectional. Subjek penelitian dipilih secara consecutive sampling dari pasien PGK di Unit Dialisis RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pengumpulan data dengan pencatatan dari kuesioner KDQOL SF™1.3. Uji normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk dan independent t-test digunakan untuk uji hipotesis.Hasil    : Nilai keseluruhan kualitas hidup terdapat perbedaan yang signifikan dengan rerata lebih tinggi pada pasien PGK dengan CAPD (74,92 ± 11,24 dengan 54,88 ± 12,69). Setelah dilakukan Independent t-test didapatkan p < 0,05(0,000). Sampel dengan kualitas hidup baik lebih banyak ditemukan pada pasien PGK dengan CAPD yaitu 12 (60%) sampel sedangkan pada pasien PGK dengan HD hanya terdapat 1 (5%) sampel. Pada pasien PGK dengan CAPD juga didapatkan sampel dengan kualitas hidup cukup sebanyak 6 (30%) sampel dan sampel dengan kualitas hidup kurang sebanyak 2 (10%). Sementara itu, terdapat 6 (30%) sampel dengan kualitas hidup cukup dan 13 (65%) sampel dengan kualitas hidup kurang pada pasien PGK dengan HD.   Simpulan : Terdapat perbedaan kualitas hidup antara pasien PGK dengan CAPD dan PGK dengan HD di Unit Dialisis RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pasien CAPD memiliki rerata kualitas hidup yang lebih baik daripada pasien PGK dengan HD.
HUBUNGAN ANEMIA PADA BAYI PREMATUR DENGAN STATUS PERTUMBUHAN USIA 0-6 BULAN Shastia Kautsary Setiyadi; Adhie Nur Radityo
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.962 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18387

Abstract

Latar Belakang : Anemia pada bayi baru lahir merupakan abnormalitas yang paling sering ditemukan pada bayi baru lahir. Apabila terjadi pada bayi premature, salah satu komplikasi yang mungkin terjadi adalah terganggunya proses pertumbuhan dan juga proses perkembangan anak  Namun, penelitian yang khusus membahas mengenai hubungan riwayat anemia pada bayi premature dan status pertumbuhan masih sedikit sehingga penelitian ini perlu dilakukanTujuan Penelitian : Mengetahui apakah riwayat anemia pada bayi prematur memiliki hubungan dengan status pertumbuhan bayi usia 0 hingga 6 bulanMetode Penelitian observasional analitik dengan rancangan cross sectional pada 30 subjek dengan riwayat lahir premature dan anemia serta 30 subjek yang hanya memiliki riwayat lahir premature saja. Data subjek diambil dari data rekam medik RS Kariadi dan dihubungi untuk mendapatkan data antropometri saat 6 bulanHasil : Sebanyak 20% dari tiap kelompok subjek mengalami status pertumbuhan yang buruk Didapatkan nilai p hasil analisis hubungan riwayat anemia pada bayi premature dan status pertumbuhan sebesar 1.Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat anemia pada bayi premature dan status pertumbuhan bayi usia 0 hingga 6 bulan
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEJADIAN DEPRESI PADA PASIEN TUBERKULOSIS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG Nisrina Darin Nahda; Fathur Nur Kholis; Natalia Dewi Wardani; Hardian Hardian
Jurnal Kedokteran Diponegoro (Diponegoro Medical Journal) Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.947 KB) | DOI: 10.14710/dmj.v6i4.18383

Abstract

Latar Belakang : Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular penyebab kematian. Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi depresi. Ada beberapa faktor seperti umur, jenis kelamin, ada komplikasi dan penyakit komorbid serta efek samping obat diduga berhubungan dengan kejadian depresi.Tujuan:  Untuk membuktikan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap kejadian depresi pada pasien Tuberkulosis di RSUP Dr. Kariadi Semarang.Metode : Penelitian belah lintang dilakukan di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Maret s/d Juni 2016. Subyek penelitian adalah 52 orang pasien tuberkulosis yang menerima terapi rawat jalan dan rawat inap. Variabel bebas adalah umur, jenis kelamin, komplikasi tuberkulosis dan penyakit komorbid, serta efek samping obat. Variabel terikat adalah  kejadian depresi yang diukur dengan skor DASS. Skor DASS ³14 dikategorikan sebagai depresi, < 14 sebagai tidak depresi. Uji t-tidak berpasangan, c2,  korelasi Rank-Spearman dan uji rgreswi logistik multivariat digunakan untuk analisis data.Hasil : Rerata±SB skor DASS subyek penelitian adalah 16,1±10,92. Berdasarkan kategori skor DASS dijumpai subyek dengan depresi  adalah 27 orang (51,9%). Rerata umur subyek depresi adalah 49,3±18,15 dan tidak depresi adalah 36,2±11,88 tahun (p=0,04). Ada korelasi positif derajat sedang antara umur dengan skor DASS (koefisien korelasi=0,47; p<0,001).  Adanya  komplikasi tuberkulosis dan penyakit komorbid berhubungan secara bermakna dengan kejadian depresi pada pasien Tuberkulosis (p<0,001). Hasil analisis uji regresi logistik multivariat hanya komplikasi tuberkulosis dan penyakit komorbid yang berpengaruh terhadap kejadian depres i(OR= 20,1; 95% IK= 3,4 s/d117,6; p=0,001).Kesimpulan : Adanya komplikasi dan penyakit komorbid berpengaruh terhadap kejadian depresi pada penderita Tuberkulosis.

Page 1 of 1 | Total Record : 9


Filter by Year

2017 2017


Filter By Issues
All Issue Vol 12, No 6 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 5 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 4 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 3 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 2 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 12, No 1 (2023): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 6 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 5 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 4 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 3 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 2 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 11, No 1 (2022): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 6 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 5 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 4 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 3 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 2 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 10, No 1 (2021): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO (DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL) Vol 9, No 6 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL (Jurnal Kedokteran Diponegoro) Vol 9, No 4 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 3 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 2 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 9, No 1 (2020): DIPONEGORO MEDICAL JOURNAL ( Jurnal Kedokteran Diponegoro ) Vol 8, No 4 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 3 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 2 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 8, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 4 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 2 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 7, No 1 (2018): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 4 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 3 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 2 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6, No 1 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 6 (2017): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 4 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 3 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 2 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO Vol 5, No 1 (2016): JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO More Issue