cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES" : 8 Documents clear
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OIL SKIMMER DALAM UPAYA PENANGANAN TUMPAHAN MINYAK DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP) TEGALSARI KOTA TEGAL Fajar Sidik Pamungkas; Haeruddin Haeruddin; Siti Rudiyanti
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (936.272 KB) | DOI: 10.14710/marj.v6i2.19820

Abstract

ABSTRAK Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tegalsari, terletak di Kota Tegal, Jawa Tengah. Pelabuhan ini memiliki luas mencapai 16,3 Ha, dengan luas kolam pelabuhannya yaitu 32.400 m2 = 3,24 Ha dan dapat menampung hingga 124 unit kapal penangkap ikan dengan ukuran 5 – 30 GT. Kondisi kapal yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan,  menjadi penyebab utama masuknya limbah minyak ke perairan, sehingga memerlukan penanganan khusus untuk menanggulangi tingkat pencemaran limbah minyak. Perlu adanya water treatment sebagai upaya untuk mengurangi beban pencemar di perairan antara lain dengan menggunakan Oil Skimmer. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan minyak pada saat sebelum diolah dan setelah diolah dengan Oil Skimmer, serta untuk mengetahui tingkat efektivitas dari penggunaan Oil Skimmer. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2016 di PPP Tegalsari, Kota Tegal. Metode yang digunakan adalah metode penelitian secara observatif dengan pengamatan secara langsung di lapangan dan pengambilan sampel dengan teknik purpossive sampling dan uji laboratorium untuk menganalisis kandungan minyak dan lemak dengan metode gravimetric sesuai SNI 06-6989.10-2004. Analisa data menggunakan Uji t – Berpasangan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kandungan minyak sebelum dan setelah diolah dengan Oil Skimmer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Oil Skimmer mampu mereduksi kandungan minyak di perairan tercemar dari sebelum diolah dengan Oil Skimmer rata-rata berkisar antara 549 mg/l – 5045 mg/l menjadi 91,25 mg/l – 173 mg/l setelah diolah dengan Oil Skimmer, dengan rata-rata tingkat efektivitas mencapai 58,5 % - 97%. Hasil analisa statistik dengan uji  t – berpasangan (α 0,05) didapatkan nilai t yaitu 0,004 ≤ 0,05 hal ini menunjukkan bahwa kandungan minyak sebelum diolah dengan Oil Skimmer memiliki perbedaan yang signifikan dengan kandungan minyak setelah diolah dengan Oil Skimmer. Kata Kunci  : Cemaran Minyak, Oil Skimmer, Oil Water Separator, Efektivitas, Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari.ABSTRACT Tegalsari fishing port is located in Tegal, Central Java. This port has an area of 16.3 hectares, with its harbor swimming area is 32,400 m2 = 3.24 hectares and can accommodate up to 124 units of fishing vessels with a size of 5-30 GT. The condition of the ship that does not comply with the standards that have been set, the main cause of the influx of waste oils into waters, thus requiring special handling to cope with the level of contamination of waste oil. The need for water treatment as a means to reduce the burden of pollutants in water by using Oil Skimmer. This study aims to determine the oil content at the moment before it is processed and after treatment by the Oil Skimmer, and to investigate the effectiveness of the use of Oil Skimmer. This research was conducted in September 2016 in PPP Tegalsari, Tegal. The method used is a method in observational studies with direct observation in the location and sampling with purposive technique sampling and laboratory testing to analyze the content of oils and fats by gravimetric method in accordance with SNI 06-6989.10-2004. Data were analyzed using t tests - Pairwise to determine whether there are differences in oil content before and after treatment by the Oil Skimmer. The results showed that the Oil Skimmer is able to reduce the oil content in the polluted waters of Oil Skimmer before it is processed with an average ranging between 549 mg / l - 5045 mg / l to 91.25 mg / l - 173 mg / l after treatment by Oil Skimmer , with an average effectiveness rate was 58.5% - 97%. Statistical analysis by t test - pairs (α 0.05) were obtained, namely 0,004 t value ≤ 0.05 it indicates that the oil content before it is processed by the Oil Skimmer has significant differences with oil content after treatment by Oil Skimmer. Keywords:               Oil Pollution, Oil Skimmer, Oil Water Separator, Effectiveness, Tegalsari Port Fishery. 
TINGKAT KERJA OSMOTIK DAN PERTUMBUHAN KERANG HIJAU PERNA VIRIDIS YANG DIKULTIVASI DI PERAIRAN TAMBAK LOROK SEMARANG Temmy, Temmy; Anggoro, Sutrisno; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.764 KB)

Abstract

ABSTRAKTambak Lorok adalah salah satu perkampungan nelayan yang letaknya berada di pesisir teluk Semarang. Sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai nelayan, salah satunya pembudidaya kerang hijau. Kerang hijau membutuhkan habitat yang ideal untuk tumbuh dengan optimal. Salinitas perairan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan kerang hijau, karena kadar salinitas yang tidak ideal mengharuskan kerang hijau melakukan proses osmoregulasi yang membutuhkan energi besar, sehingga pertumbuhan terhambat. Tujuan penelitian untuk mengetahui pola osmoregulasi, nilai tingkat kerja osmotik dan laju pertumbuhan relatif serta hubungan antar keduanya pada kerang hijau yang dikultivasi. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan November 2016 di perairan Tambak Lorok Semarang. Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah kerang hijau (Perna viridis) dengan bobot rata-rata 40 gram. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis regresi untuk mengetahui hubungan antara salinitas dan tingkat kerja osmotik serta laju pertumbuhan relatif. Pola osmoregulasi kerang hijau adalah hiperosmotik terhadap lingkungannya. Nilai tingkat kerja osmotik kerang hijau sebesar 35,44 sampai dengan 68,03 mOsm/l H2O. Laju pertumbuhan relatif sebesar 133,33 % sampai dengan 220,69 %. Tingkat kerja osmotik dan laju pertumbuhan relatif kerang hijau menunjukkan hubungan yang berpola linier bersifat negatif dengan tingkat keeratan tinggi. Kata kunci : Kerang Hijau, Perna viridis, Tambak Lorok, Tingkat Kerja Osmotik, Laju Pertumbuhan.   ABSTRACTTambak Lorok is one of the fishing villages located near the coast of Semarang Bay. Most of the people work as fishermen, who work also cultivate green mussels. Green mussels need an ideal habitat to grow optimally. The water salinity affects the growth of the mussels, if the level of the water salinity is not ideal it will force the green mussels to osmoregulate that require big energy, therefore it will slow the growth of the mussels. The goal of the research was to examine the osmoregulation pattern, osmotic performance rate, and the relative growth rate of green mussels, as well as the relation between osmotic perfomance rate and growth of the green mussel. The research was conducted on September to November 2016 in Tambak Lorok Semarang. The animal that has been used in this research was green mussels (Perna viridis) with the average weight of 40 grams. The data were analyzed using regression analysis to study the relations between salinity, osmotic perfomance rate and relative growth rate. The green mussels’s osmoregulation pattern was hyperosmotic to its environment. The osmoregulation rate of green mussels were 35,44 up to 68,03 mOsm/l H2O. The relative growth rate were 133,33 % up to 220,69 %. The osmotic perfomance rate and relative growth rate of green mussels showed linier relations with high rate and suggested had negative characteristic. Keywords: Green Mussels, Perna viridis, Tambak Lorok, Osmotic Perfomance Rate, Growth Rate.  
ASPEK BIOLOGI UDANG JERBUNG (Penaeus merguiensis de Man, 1888) DI PERAIRAN KENDAL, JAWA TENGAH Sari, Katrina Dwika; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (998.475 KB)

Abstract

ABSTRAK Penangkapan udang P. merguiensis yang dilakukan secara terus menerus dan tidak sesuai kaidah yang baik dapat mengancam keberlangsungan hidup udang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengkaji aspek-aspek biologi udang P. merguiensis seperti komposisi hasil tangkapan, struktur ukuran, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), sifat pertumbuhan, faktor kondisi, dan ukuran pertama kali udang tertangkap (Lc50%). Selain itu, membuat konsep pengelolaan sumberdaya perikanan udang P. merguiensis. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Pengambilan sampel udang P. merguiensis dilakukan di TPI Bandengan dan TPI Tawang Kabupaten Kendal, pada bulan Mei sampai Agustus 2016. Setiap bulan dilakukan satu kali pengambilan sampel. Sampel udang diambil dari total hasil tangkapan salah satu perahu pada setiap TPI. Hasil penelitian menunjukkan modus panjang karapas 20 mm pada bulan Juni dan Juli 2016, sedangkan pada bulan Mei dan Agustus 2016 modus panjang karapas 22 mm dan 24 mm. Perbandingan nisbah kelamin P. merguiensis jantan betina 1:0,95. Udang P. merguiensis jantan dan betina memiliki sifat pertumbuhan allometrik positif karena nilai b jantan dan betina sebesar 3,29 dan 3,23. Faktor kondisi udang P. merguiensis jantan dan betina sebesar 1,094 dan 1,096. Tingkat kematangan gonad udang P. merguiensis belum ada yang matang. Ukuran Lc50% udang P. merguiensis  jantan dan betina pada ukuran karapas 28 mm dan 27 mm. Konsep pengelolaan udang P. merguiensis di perairan Kendal yaitu mengganti alat tangkap arad menjadi trammel net, dan pengaturan daerah pengoperasian jauh dari pantai agar ukuran udang yang tertangkap adalah udang berukuran layak tangkap. Kata kunci : Penaeus merguiensis, Aspek Biologi, Perairan Kendal ABSTRACT Continuous fishing can threat the sustainability and not according to the rules of P. merguiensis shrimp resources. The objectives of this research were to know biological aspect such as composition of the catch, size of structure, sex ratio, gonad maturities (TKG), growth, condition factor, and first of length capture (Lc50%). In addition, was made management fisheries P. merguiensis shrimp resource. The method used in this research was survei method. Sampling was conducted in shrimp P. merguiensis Bandengan TPI and TPI Tawang Kendal, from Mei to Agustus 2016. Each month one-time sampling.  Shrimp samples were taken is about of the total fishing catch one of the boats at each TPI. The results showed that the mode carapace length of 20 mm in Juni and Juli 2016, while in Mei and Agustus 2016 the mode carapace length of 22 mm and 24 mm. Sex ratio of P. merguiensis shrimp male and female was 1:0,95. Growth of P. merguiensis male and female was positive allometric, because b value male and female was 3,29 and 3,23. Condition factor of P. merguiensis male and female was 1,094 and 1,096. Gonad maturities of P. merguiensis shrimp yet mature. Size Lc50% P. merguiensis shrimp male and female carapas length 28 mm and 27 mm.the concept of management of shrimp P.merguiensis in Kendal water replace the capture tool arad became a trammel net mesh size, and setting the operating areas away from the coast so that the size of the shrimp that are caught are decent-sized shrimp size. Keywords: Penaeus merguiensis, Biological Aspect, Kendal Water 
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI DAN PRODUKSI HIU PAHITAN (Alopias superciliosus) DI PERAIRAN SELATAN JAWA TENGAH Anjayanti, Lulu; Ghofar, Abdul; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (979.381 KB)

Abstract

ABSTRAK Hiu pahitan (Alopias superciliosus) merupakan salah satu spesies hiu yang terdapat di perairan selatan Jawa Tengah. Di Indonesia umumnya hewan ini sering tertangkap dengan alat tangkap rawai (longline). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur ukuran, Lc50%, hubungan panjang berat, faktor kondisi, nisbah kelamin dan perkembangan produksi A. superciliosus di perairan selatan Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan pengambilan sampel menggunakan metode simple sensus sampling yaitu pengambilan sample secara keseluruhan. Data yang digunakan adalah data panjang cagak, berat dan panjang klasper A. superciliosus. Dari hasil penelitian, diperoleh sampel A. superciliosus sebanyak 431 individu, terdiri dari 154 jantan dan 277 betina. Ukuran A. superciliosus yang didapatkan berkisar dari 92 – 211 cm. Meskipun hampir semua ukuran kelas diwakili pada kedua jenis kelamin (jantan dan betina), selang ukuran panjang 150 – 159 cm adalah kelas dengan jumlah tangkapan tertinggi, dan hasil tangkapan terendah pada ukuran kelas terkecil dan ukuran kelas terbesar. Ukuran rata-rata tertangkap (L50%) A. superciliosus jantan adalah 154 cm dan betina adalah 147 cm. Hubungan panjang berat A. superciliosus diperoleh persamaan W = 0,000004FL3,239. Hal tersebut menunjukkan bahwa sifat pertumbuhan dari A. superciliosus adalah allometrik positif yang berarti pertumbuhan berat lebih cepat dari pertumbuhan panjangnya. Nilai faktor kondisi A. superciliosus diperoleh  sebesar 1,066 yang berarti A. superciliosus memiliki badan yang kurang pipih. Nisbah kelamin antara jantan dan betina tidak seimbang yaitu 1 : 1,8. Perkembangan produksi A. superciliosus berdasarkan data sekunder selama enam tahun terakhir berfluktuatif. Puncak hasil tangkapan mengalami pergeseran, ada kecenderungan puncak hasil tangkapan terjadi pada bulan April – September. Kata kunci : Hiu pahitan; aspek biologi; produksi; Jawa Tengah                                                                                                  ABSTRACT Bigeye Thresher Shark (Alopias superciliosus) are one of the species of shark found in the southern sea of Central Java. In Indonesia many of these animals are often caught by longline fishing gear. This study aims to determine the size of the structure, Lc50%, weight-length relationship, condition factor, sex ratio and development of production A. superciliosus in southern sea of Central Java. This study used a descriptive method and sampling using simple methods census sampling is the taking of the sample as a whole. The data used is data forked length, weight and clasper length of A. superciliosus. From the research results, obtained samples of A. superciliosus as many as 431 people, consisting of 154 males and 277 females. The size of A. superciliosus obtained ranged from 92 – 211 cm. Although virtually all size classes represented in both sexes (males and females), in the range of sizes 150 – 159 cm is the class with the highest number of catches,  with very few specimens in the smallest and largest size classes. The average size caught (Lc50%) A. superciliosus male is 154 cm and female is 147 cm. A. superciliosus length relationship weight equation W = 0,000004FL3,239. It shows that the growth properties of A. superciliosus is a significant positive allometric weight growth faster than the growth in length. A. superciliosus condition factor value obtained for 1,066 which means A. superciliosus have a less flat body. Sex ratio between males and females are not balanced at 1 : 1.8. Developments A. superciliosus based secondary data for the last six years had been fluctuating. The highlight of the catch-shifted, there is a tendency to peak catches occurred in April – September. Keywords : Bigeye Thresher Shark; biological aspect; production; Central Java
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA AIR DI WADUK JATIBARANG, SEMARANG BERBASIS NILAI EKONOMI Prayuda, Adam Bergas; Purwanti, Frida; Wijayanto, Dian
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1020.53 KB)

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan wisata air di waduk Jatibarang dengan menghitung nilai ekonomi Objek Wisata Waduk menggunakan Travel Cost Method (TCM), Willingnes to Pay (WTP), Net Benefit dan R/C Ratio. Penelitian ini juga melihat persepsi responden tentang potensi tersebut. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 100 orang dan 6 orang pelaku usaha di lokasi wisata. Teknik pengambilan data menggunakan teknik Convenience Sampling. Hasil penelitian menunjukkan kondisi fisik Objek Wisata Waduk Jatibarang dalam kategori baik sedangkan aksesibilitas dan fasilitas dalam kategori kurang baik. Pengembangan Objek Wisata Waduk Jatibarang lebih mengacu pada peningkatan kepuasan dan kenyamanan, keindahan alam tetap dijaga dan opsi penambahan wisata. Wahana wisata yang ada di objek wisata yaitu speed boat dan perahu motor. Opsi penambahan wahana wisata terdiri dari becak air, perahu dayung, wisata kuda, mandi bola, banana boat dan wake board.  Pengembangan wisata waduk dengan penambahan wahana wisata yang sesuai dengan estimasi pengguna tertinggi adalah becak air, dengan nilai Willingnes to Pay (WTP) adalah Rp. 10.000,00 dan nilai Net Benefit sebesar Rp. 115.829.100,00. Nilai ekonomi objek Wisata Waduk Jatibarang Semarang dengan menggunakan Travel Cost Method (TCM) sebesar Rp. 215.241.445,00/ tahun. Nilai R/C Ratio waduk sebesar 0,066. Kata kunci : Waduk Jatibarang; Wisata Air; Travel Cost Method (TCM); Willingnes to Pay                    (WTP); Net Benefit; R/C Ratio ABSTRACTThe research aim to know the potency of  water tourism development by calculating economic value in the Jatibarang Reservoir using Travel Cost Method (TCM), Willingnes to Pay (WTP), Net Benefit and R/C Ratio as well as  to know respondent perception on this potency of reservoir tourism development. Respondent of  the research were 100 people and  6 businesses men. Data collected using convenience sampling technique. The research showed that physical condition of tourism attractions is good, whereas accesibility and facilities are not good. Attractions of the Jatibarang Reservoir development refers to increasing satisfaction and comfort, maintaining of nature  and option for adding tourist attraction. Rides tourist attractions are  speed boats and motorboats. Extra options of tourism attraction include water tricycles, paddle boats, horseback tours, bath balls, banana boat and wake board. The highest estimated option of tourism development is water tricycles, with willingnes  to  Pay  (WTP) value about  IDR.  10,000.00  and  Net  Benefit  value  about  IDR. 115,829,100.00. The economic value of the Jatibarang Reservoir Semarang by the Travel Cost Method (TCM) is IDR. 215,241,445.00 / year. Reservoir R/C Ratio value about 0.066Keywords : Jatibarang Reservoir; Water Based Tourism; Travel Cost Method (TCM); Willingnes to Pay (WTP); Net Benefit; R/C Ratio 
KOMPOSISI LARVA IKAN DI KAWASAN KOSERVASI MANGROVE DUSUN SENIK, DESA BEDONO, KECAMATAN SAYUNG, DEMAK Rinaldi, Rexa Kurnia; Widyorini, Niniek; Purnomo, Pujiono Wahyu
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (849.937 KB)

Abstract

ABSTRAK Stadia larva merupakan fase pertumbuhan awal ikan. Distribusi dan Kelimpahan larva ikan di Ekosistem Mangrove merupakan proses rekruitmen alami. Kawasan Konservasi Mangrove Dusun Senik Desa Bedono merupakan daerah asuhan dan daerah mencari makan bagi larva ikan, saat ini daerah tersebut terkena abrasi. Hilangnya sebagian besar daratan memberikan pengaruh terhadap distribusi dan kelimpahan larva ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, kelimpahan, dan sebaran larva ikan di kawasan konservasi mangrove Desa Bedono. Penelitian dilakukan di Kawasan Konservasi Mangrove Desa Bedono bulan September - Oktober 2016.  Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan penentuan titik sampling secara purposive. Hasil yang diperoleh jumlah larva ikan yang tertangkap sebanyak 20.320 individu/150m3 yang terdiri dari 12 famili yaitu: Mugilidae (1.120 ind/150m3), Chanidae (20 ind/150m3), Gerreidae (60 ind/150m3), Apogonidae (17.360 ind/150m3),  Scatophagidae (40 ind/150m3), Gobiidae (180 ind/150m3), Belonidae (40 ind/150m3), Ambassidae (20 ind/150m3), Lutjanidae (620 ind/150m3), Engraulidae (60 ind/150m3), Nemipteridae (40 ind/150m3), dan Oryziatidae (760 ind/150m3). Nilai kelimpahan larva ikan pada titik I sebesar 393 ind/150m3, titik II sebesar 607 ind/150m3, titik III sebesar 800 ind/150m3, titik IV sebesar 1.687 ind/150m3, titik V sebesar 1.633 ind/150m3, titik VI sebesar 607 ind/150m3, titik VII sebesar 235 ind/150m3, titik VIII sebesar 793 ind/150m3. Berdasarkan indeks morisita, pola sebaran larva ikan adalah acak. Kesimpulan yang dapat diambil adalah famili Apogonidae mendominasi dengan persentase 85,43%, nilai kelimpahan tertinggi terdapat pada titik IV, dan pola distribusi larva ikan menyebar secara acak yaitu keberadaan spesies tidak memiliki kecenderungan untuk hidup berkoloni dan dapat bertahan hidup di mana saja pada suatu ekosistem. Kata Kunci : Larva ikan; Komposisi; Kelimpahan; Pola Distribusi; Kawasan Konservasi Mangrove ABSTRACT Larval stage is the early growth phase of fish. Distribution and abundance of larval fish in mangrove ecosystem is a natural recruitment process. Mangrove Conservation Area at Senik hamlet Bedono village is the breeding and feeding areas for fish larvae, now the area is damaged by abrasion. The loss of the most mainland affects to the distribution and abundance of fish larvae. This study aims to determine the type, abundance and distribution of fish larvae in mangrove conservation area at Bedono village. The study was conducted in Bedono village Mangrove Conservation Area in September-October 2016. The research method that is used is a survey with purposive sampling point determination. The results obtained, the number of fish larvae caught are 20.320 individuals/150m3 consisting of 12 families, namely: Mugilidae (1.120 ind/150m3), Chanidae (20 ind/150m3), Gerreidae (60 ind/150m3), Apogonidae (17.360 ind/150m3), Scatophagidae (40 ind/150m3), Gobiidae (180 ind/150m3), Belonidae (40 ind/150m3), Ambassidae (20 ind/150m3), Lutjanidae (620 ind/150m3), Engraulidae (60 ind/150m3), Nemipteridae (40 ind/150m3), and Oryziatidae (760 ind/150m3). The value abundance of fish larvae in point I is 393 ind/150m3, in point II is 607 ind/150m3, in point III is 800 ind/150m3, point IV is 1.687 ind/150m3, point V is 1.633 ind/150m3, point VI is 607 ind/150m3, point VII is 235 ind/150m3, point VIII is 793 ind/150m3. Based on morisita index, the distribution pattern of fish larvae is random. The conclusion of this research are family Apogonidae dominates by percentage 85.43%, the highest abundance values is contained in point IV, and the  distribution pattern of fish larvae randomly spread, means that the species does not live in colonies and can survive anywhere in an ecosystem. Keywords     : Fish Larvae; Composition; Abundance; Distribution; Mangrove Conservation Area
STRUKTUR KOMUNITAS PLANKTON PADA PERAIRAN YANG DITUMBUHI ECENG GONDOK SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS PERAIRAN DI DANAU RAWA PENING, SEMARANG Tyas, Eritrina Ardining; Hutabarat, Sahala; Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (720.347 KB)

Abstract

ABSTRAKSecara ekologis, Danau Rawa Pening kondisinya telah banyak mengalami perubahan yang diindikasikan oleh tidak terkontrolnya pertumbuhan tanaman akuatik seperti eceng gondok yang umumnya berkaitan dengan proses eutrofikasi. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui kualitas perairan berdasarkan struktur komunitas plankton pada perairan yang ditumbuhi eceng gondok di Rawa Pening. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2016. Metode yang digunakan adalah observatif dan pengambilan teknik sampling secara purposif dan uji laboratorium. Lokasi pengambilan sampel yaitu stasiun 1 merupakan daerah yang terdapat eceng gondok cukup tinggi (kerapatan tinggi dengan persentase berkisar >70-100%). Stasiun 2 merupakan daerah yang terdapat eceng gondok relatif sedang (kerapatan sedang dengan persentase berkisar 40-70%). Stasiun 3 merupakan daerah yang terdapat eceng gondok relatif rendah (kerapatan rendah dengan persentase berkisar <40%) serta stasiun 4 merupakan daerah yang tidak terdapat eceng gondok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan Fitoplankton berkisar 620-15690 Ind/L. Jenis Fitoplankton yang ditemukan terdiri dari 4 kelas yaitu Chlorophyceae, Bacillariophyceae, Cyanophyceae , Xanthophyceae. Kelimpahan Zooplankton berkisar 620-1608 Ind/m3. Jenis Zooplankton yang ditemukan terdiri dari 5 kelas yaitu  Zoomastigopora, Pytomastigopora, Euglenaphyceae, Rotiferaceae Ciliata, Crustacea. Kualitas perairan di Danau Rawa Pening masih pada batas-batas yang layak untuk kehidupan plankton.Kata Kunci: Plankton, Eceng Gondok, Danau Rawa Pening.  ABSTRACT                Ecologically, Lake Rawa Pening has been extensively amended condition indicated by the uncontrolled growth of aquatic plants such as water hyacinth which is generally related to the process of eutrophication. The goal of the research is to find out the quality of the waters of the plankton community structure based on waters covered by water hyacinth in the Lake Rawa Pening. This research was carried out in Oktober and November 2016.  The method used is observatif field and taking of sampling in purposive and laboratory. The location of sampling is divided into four stations and each station is divided into two points. Station 1 is that there is water hyacinth is quite high (high density with a percentage ranging <70-100%). Station 2 is the area contained relatively water hyacinth are medium density (percentage of 40-70%). Station 3 is the station contained water hyacinth is relatively low (low density with a percentage ranging from 40%) as well as station 4 is there is no water hyacinth. The results showed that Phytoplankton abundance range 620-15690 Ind/L.  Types of Phytoplankton found consists of 4 classes namely Chlorophyceae, Cyanophyceae, Bacillariophyceae, Xanthophyceae. The abundance of Zooplankton range 620-1608 Ind/m3. Types of  Zooplankton found consists of 5 classes, namely Zoomastigopora, Pytomastigopora, Euglenaphyceae, Rotiferaceae Ciliata, Crustacea. The quality of the waters of Lake Rawa Pening is still within the limits that are reasonable for the life of the plankton. Saprobik index (SI) of 2 and the value of Tropical Saprobik Index (TSI) of 1,33 this indicated that these waters are in a phase of Oligosaprobik toward β-mesosaprobik.. Keywords: Plankton, Eichhornia crassipes, Lake Rawa Pening. 
BIOMASSA KANDUNGAN KARBON DAN SERAPAN CO2 PADA TEGAKAN MANGROVE DI KAWASAN KONSERVASI MANGROVE BEDONO, DEMAK Prakoso, Teguh Budi; Afiati, Norma; Suprapto, Djoko
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Vol 6, No 2 (2017): MAQUARES
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (813.092 KB)

Abstract

ABSTRAKEmisi CO2 yang terakumulasi di atmosfer menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara global. Untuk mengurangi dampak perubahan iklim, salah satu upaya yang dapat dilakukan saat ini adalah meningkatkan penyerapan karbon dan/atau menurunkan emisi di atmosfer. Ekosistem mangrove memiliki fungsi ekologis sebagai pereduksi karbon melalui proses sekuestrasi (C-sequestration). Tujuan dari penelitian ini untuk menghitung kerapatan, kandungan karbon dan serapan CO2 serta mengetahui hubungan korelasi kerapatan mangrove dengan kandungan karbon pada tegakan mangrove. Penelitian dilakukan dengan metode non-destructive sampling menggunakan persamaan alometrik. Pendekatan persamaan alometrik yang digunakan yaitu model alometrik biomassa pohon untuk jenis atau tipe ekosistem mangrove yang sudah tersedia atau dikembangkan di lokasi lain. Hasil pengukuran menunjukkan kerapatan tegakan mangrove di area tanam tahun 2004, 2007, dan 2010 adalah 1460 individu/ha, 1868 individu/ha, dan 2128 individu/ha. Biomassa pada area tanam tahun 2004 sebesar 206,77 ton/ha (103,39 ton C/ha, dan menyerap 379,09 ton CO2/ha). Area tanam tahun 2007 memiliki biomassa 293,73 ton/ha (146,86 ton C/ha, dan menyerap 538,50 ton CO2/ha), dan area tanam tahun 2010 memiliki biomassa 260,02 ton/ha (130,01 ton C/ha, dan menyerap 476,67 ton CO2/ha). Berdasarkan hasil penelitian, kerapatan jenis dan umur tegakan mangrove merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya biomassa. Hasil uji regresi-korelasi menunjukkan, perubahan kerapatan mangrove akan berpengaruh secara signifikan pada ekosistem mangrove dalam menyimpan karbon dan menyerap CO2 dari atmosfer. Kata Kunci: Mangrove, biomassa, karbon, kerapatan jenis ABSTRACTEmissions of CO2 that accumulated in the atmosphere causes global climate change.  To reduce the impact of climate change, one of the efforts is increased carbon sequestration. The mangrove ecosystem has ecological function as reducing carbon through sequestration process (C-sequestration). Aimed of this research to calculate the density, carbon content and absorption ability CO2 as well as knowing the correlation of mangrove density with carbon sequestration in mangrove. The method used in this research is use non destructive sampling method with allometric equation. The approach allometric equations were used that tree biomass allometric models for the type or types of mangrove ecosystems that are already available or developed in other locations. The measurement results of mangrove density in planting area 2004, 2007 and 2010 were 1,460 individuals/ha, 1868 individuals/ha, and 2128 individuals/ha. Biomass at the planting area in 2004 amounted to 206.77 ton/ha (103.39 ton C/ha, and absorbs 379.09 ton CO2/ha). Planting area in 2007 have biomass 293.73 ton / ha (146.86 ton C/ha, and absorbs 538.50 ton CO2/ha), and the planting area in 2010 have biomass 260.02 ton/ha (130.01 ton C/ha, and absorbs 476.67 ton CO2/ha). Based on the research results, the density of mangrove species and age are factors that influence the amount of tree biomass. The results of regression-correlation analysis showed, if mangrove density change significantly, it can influence the mangrove ecosystem in carbon sequestration and absorb CO2 from the atmosphere. Keywords: Mangrove, biomass, carbon, mangrove density

Page 1 of 1 | Total Record : 8