cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Management of Aquatic Resources Journal (Maquares)
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : 27216233     DOI : -
Core Subject : Science,
Jurnal Management of Aquatic Resources diterbitkan oleh Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Departemen Sumberdaya Akuatik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal Management of Aquatic Resources menerima artikel-artikel mengenai bidang perikanan, manajemen sumberdaya perairan.
Arjuna Subject : -
Articles 13 Documents
Search results for , issue "Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016" : 13 Documents clear
STRATEGI PENGEMBANGAN KEGIATAN REHABILITASI MANGROVE DI DESA TAMBAKBULUSAN KABUPATEN DEMAK : STUDI KASUS KELOMPOK SUMBER BAGO Kurniatama, Rizki Pramuditya; Hendrarto, Boedi; Muskananfola, Max Rudolf
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.934 KB)

Abstract

Strategi yang tepat sangat dibutuhkan oleh kelompok masyarakat pelestari mangrove dalam mengembangkan kegiatan rehabilitasi mangrove yang mereka lakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi yang tepat dalam pengembangan kegiatan rehabilitasi mangrove di Desa Tambakbulusan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif.  Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan observasi untuk melakukan pengamatan terhadap sumberdaya manusia dan kelembagaan kelompok Sumber Bago, keadaan kawasan rehabilitasi mangrove, dan kegiatan pemanfaatan mangrove oleh masyarakat lokal, selanjutnya dilakukan Fokus Grup Diskusi (FGD) bersama dengan delapan belas anggota kelompok Sumber Bago untuk merumuskan strategi pengembangan menggunakan Analisis SWOT. Hasil yang didapatkan, faktor internal yang berhubungan dengan kegiatan pengelolaan kawasan rehabilitasi mangrove di Desa Tambakbulusan adalah pengalaman bekerjasama dengan pihak lain, kekompakan anggota, luas kawasan rehabilitasi mangrove yang dikelola, legalitas sebagai kelompok, fasilitas, legalitas kawasan, upaya melibatkan masyarakat sekitar, pengawasan, dan koordinasi dengan stakeholder, sedangkan faktor eksternal meliputi penawaran kerjasama dari pihak luar, rencana atau program dari lembaga non pemerintah, ancaman pengalihfungsian lahan, dan aktifitas kelompok nelayan. Strategi pengembangan kegiatan rehabilitasi mangrove dipilih berdasarkan strategi agresif dengan memaksimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang. Strategi yang terpilih adalah mengembangkan kawasan eduwisata dengan berkonsultasi dan bimbingan oleh pihak yang mempunyai kompetensi dalam pengelolaan kawasan eduwisata, menerapkan progam pemanfaatan mangrove sebagai produk unggulan bekerjasama dengan lembaga non pemerintah dan melakukan kunjungan studi banding ke kawasan eduwisata yang sudah ada di daerah lain. The right strategy is needed by mangrove conservation groups in developing mangrove rehabilitation activities they do.This study was aimed to determine the right strategy in the development of mangrove rehabilitation activities in the village Tambakbulusan. The method used in this study was a descriptive case study.  Data were collected through interviews and observation to make the observation human resources and institutional groups of Source Bago, a state district mangrove rehabilitation, and the utilization of mangrove by local communities, then performed the Focus Group Discussion (FGD) along with eighteen members of the group Source Bago to formulate development strategy using SWOT Analysis. The results obtained, the internal factors relating to the management of the area mangrove rehabilitation in the village Tambakbulusan was experience in cooperation with other parties, compactness members, the total area of mangrove rehabilitation managed, legality as a group, the facilities, the legality of the region, efforts to involve the local community, supervision, and coordination with stakeholders, while external factors included the offer of cooperation from outsiders, plans or programs of non-governmental organizations, the threat of land conversion, and the activities of groups of fishermen. The development strategy of mangrove rehabilitation activities were selected based on an aggressive strategy to maximize the strength to take advantage of opportunities.  The chosen strategy was to develop education tourism in consultation and guidance by those who have competence in managing the education tourism, implementing programs mangrove utilization as a superior product in collaboration with non-governmental organizations and to conduct a comparative study visit to the region education tourism existing in other areas.
PERBEDAAN KELIMPAHAN TERIPANG (Holothuroidea) PADA EKOSISTEM LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU KARIMUNJAWA JEPARA Permadi, Martantya Bagus; Ruswahyuni, -; Suryanti, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1095.457 KB)

Abstract

Kepulauan Karimunjawa Jepara Jawa Tengah sangat terkenal akan kekayaan sumberdaya alam yang ada di dalam laut seperti pada daerah ekosistem terumbu karang dan lamun. Banyak biota-biota yang berasosiasi di daerah tersebut salah satunya teripang untuk keperluan mencari makan, melakukan pemijahan dan juga sebagai tempat perlindungan. Kepulauan Karimunjawa mempunyai potensi perikanan khususnya teripang. Kondisi substrat,mikro habitat,serta aktifitas pengelolaan wilayah di suatu perairan mempengaruhi keseimbangan ekosistem terumbu karang dan ekosistem lamun yang berdampak pada penyebaran dan kelimpahan teripang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelimpahan jenis teripang di ekosistem lamun dan ekosistem terumbu karang serta untuk mengetahui perbedaan kelimpahan teripang di ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Karimunjawa Jepara pada bulan Mei 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi. Metode penelitian ini dilakukan  pada masing-masing stasiun, yaitu stasiun A (padang lamun) B (terumbu karang). Nilai persentase penutupan karang  sebesar 66,09 % nilai tersebut termasuk dalam kondisi baik. Pada ekosistem lamun didapatkan kelimpahan teripang sebanyak 91 ind/150 m2 sedangkan pada ekosistem terumbu karang 16 ind/150 m2. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa daerah ekosistem lamun memiliki kelimpahan teripang lebih tinggi dibandingkan daerah ekosistem terumbu karang. Berdasarkan hasil Uji Tes “T” dapat disimpulkan bahwa kelimpahan jenis teripang yang paling banyak adalah pada ekosistem lamun.  Karimunjawa Island central java jepara is very well known for the wealth of natural resource that exist in the area of marine ecosystems such as coral reefs and seagrass. Many biota in the area of one sea cucumber for the purpose of feeding, spawning and perform wellas a place refuge. Karimunjawa island has the potential sea cucumber fisheries especially micro habitat, substrate conditions and management activities in a region affects the water balance of reef ecosystem and seagrass that have an impact on the spread and abudance of sea cucumbers. The purpose of this study was to determine the abudance of sea cucumber species in seagrass and coral reef on the island karimunjawa jepara in may 2014. The method used in this research is the method observation conducted at eachstasion A (seagrass) B (reef). Value percentage of coral cover amounting to 66,09% of the value include in the conditions good. In seagrass abudance of sea cucumber as much 91 ind/150 m2 while on the coral reef ecosystem 16 ind/150 m2. From these data it can be concluded that the area of seagrass ecosytem possess an abudance of sea cucumber are higher than the area of coral reef ecosystem. Based on the results of Test “T” can be conclude that the abudance of sea cucumber is the most seagrass in the area. 
HUBUNGAN TEKSTUR SEDIMEN, BAHAN ORGANIK DENGAN KELIMPAHAN BIOTA MAKROZOOBENTOS DI PERAIRAN DELTA WULAN, KABUPATEN DEMAK Wahyuningrum, Etty Silviana; Muskananfola, Max Rudolf; Suryanto, Agung
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.631 KB)

Abstract

Keanekaragamaan makrozoobentos pada suatu lingkungan perairan tertentu merupakan cerminan variasi terhadap kisaran-kisaran parameter lingkungan. Tekstur sedimen dan bahan organik merupakan faktor yang berpengaruh pada kelimpahan makrozoobentos. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan tekstur sedimen, bahan organik, dan kelimpahan biota makrozoobentos dan hubungannya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2015, di Perairan Delta Wulan, Kabupaten Demak. Metode yang digunakan adalah metode survei dan Purposive Sampling. Variabel yang diteliti meliputi: tekstur sedimen, bahan organik, kelimpahan makrozoobentos dan parameter fisika kimia perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran fisika dan kimia air berada dalam kondisi normal. Kandungan bahan organik berkisar 0,10 – 0,35% dan prosentase pasir di empat stasiun berkisar 1,90 – 9,42%, lempung berkisar 67,82 – 96,74%, liat berkisar 1,36 – 22,86%. Kelimpahan individu berkisar 386,03 – 1564 ind / m3. Indeks keanekaragaman berkisar 0,64 – 1,28. Indeks keseragaman berkisar 0 – 1. Nilai nilai keterkaitan (r) antara tekstur sedimen dengan bahan organik adalah 0,494, tekstur sedimen dengan kelimpahan makrozoobentos 0,679 dan tekstur dengan kelimpahan makrozoobentos 0,474. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan dalam kategori sedang. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan linier positif antara tekstur sedimen, dengan bahan organik, bahan organik dengan kelimpahan, dan tekstur sedimen dengan kelimpahan makrozoobentos di Perairan Delta Wulan, Kabupaten Demak. Diversity of macrozoobenthos in a particular marine environment is a reflection of the variation ranges of environmental parameters. Texture sediment and organic material is a factor that affects the abundance of macrozoobenthos. The aim of this study was to determine the content of the sediment texture, organic matter, and the abundance of macrozoobenthos and to know the relation between those parameters. The experiment was conducted in June 2015, in the waters of the Delta Wulan, Demak. The method used was survey method and purposive sampling. Variables examined included: the texture of sediment, organic matter, macrozoobenthos abundance and physical parameters of water chemistry. The results showed that the physical and chemical measurements of water were in normal condition. Organic matter content ranged from 0.10 to 0.35% and the percentage of sand  in four stations ranged from 1.90 to 9.42%, silt ranges from 67.82 to 96.74%, clay ranges from 1.36 to 22.86%. Abundance of individuals ranged from 386.03 to 1564 ind / m3. Diversity index ranged from 0.64 to 1.28. Uniformity index ranges from 0 - 1. The value of the relationship (r) between the textures of the sediments with organic material was 0.494, sediment with the abundance of macrozoobenthos was 0.679 and texture with abundance of macrozoobenthos 0.474. This means that there was a relationship in the medium category. Based on this, it can be concluded that there is a positive corelation between the texture of the sediment with organic materials, organic materials with abundance of macrozobenthos, and sediment texture with an abundance of macrozoobenthos in the waters of the Delta Wulan, Demak.
ANALISIS PRODUKTIVITAS PRIMER TAMBAK IKAN BANDENG (Chanos chanos, FORSSKAL) DENGAN DATA CITRA SATELIT IKONOS DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Juniarta, Andrian; Hartoko, Agus; Suryanti, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.382 KB)

Abstract

Kabupaten Pati salah satu sentra penghasil ikan bandeng terbesar di Propinsi Jawa Tengah. Hal tersebut tentunya dapat memberikan pengaruh terhadap perubahan kualitas kesuburan perairan yang dipengaruhi oleh adanya unsur hara, klorofil-a, nitrat, fosfat, dan fitoplankton. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2015 di tambak ikan Bandeng Kabupaten Pati, bertujuan mengetahui kandungan klorofil-a, nitrat, fosfat, dan fitoplankton di beberapa wilayah tambak ikan bandeng dengan citra satelit resolusi tinggi serta mengetahui keterkaitan antara klorofil-a dengan nitrat, fosfat serta fitoplankton. Metodenya yaitu metode deskriptif dengan teknik purposive random sampling, dan interpretasi citra IKONOS. Kandungan klorofil-a di tambak semua tergolong oligotrofik, kecuali VI tergolong mesotrofik. Kandungan nitratnya di tambak II, III, IV, V, VII, dan VIII tergolong oligotrofik, dan tambak I, VI, dan IX tergolong mesotrofik. Berdasarkan kandungan fosfatnya, semua tambak tergolong oligotrofik. Fitoplankton yang mendominasi yaitu genus Nitzchia, Navicula, dan Ulothrix. Pada tambak I, II, III, IV nilai indeks keanekaragaman, kestabilan komunitas dan penyebaran jumlah individu setiap jenis fitoplankton termasuk dalam kategori sedang, pada tambak V, VI, VII, VIII, IX dalam kategori rendah. Nilai indeks keseragaman tambak I dan II yaitu stabil, relatif sama dan tidak ada yang mendominasi sedangkan tambak III, IV, V, VI, VII, VIII, IX tidak merata dan ada jenis yang mendominasi. Hubungan antara klorofil-a dengan nitrat lebih kuat daripada klorofil-a dengan fosfat yang dibuktikan pada hasil regresi polinomial dimana nilai (r) klorofil-a dengan nitrat sebesar 0,771 sedangkan nilai (r) klorofil-a dengan fosfat sebesar 0,301, klorofil-a dengan fitoplankton dengan nilai (r) 0.3951. Pati regency one of the largest center's milkfish producer in The Central Java Province. It certainly can give effect to changes in fertility quality of waters affected by the presence of nutrients, nitrates, phosphates, chlorophyll-a, phytoplankton. This research was conducted in May 2015 in Pati regency milkfish ponds, aims to determine the content of chlorophyll-a, nitrate, phosphate, and phytoplankton in some areas milkfish ponds with high-resolution satellite imagery and determine the relationship between chlorophyll-a by nitrates, phosphates and phytoplankton. The method used is descriptive method with purposive random sampling technique, and interpretation of IKONOS imagery. The results based on content of chlorophyll-a in ponds I, II, III, IV, V, VII, VIII, IX classified oligotrofik, and pond VI classified mesotrofik. Based on the content of nitrate in ponds II, III, IV, V, VII, and VIII classified oligotrofik, and ponds I, VI and IX classified mesotrofik. Based on the content of phosphate, all ponds classified oligotrofik. Namely of phytoplankton dominate the genus Nitzschia, Navicula, and ulothrix. At the ponds I, II, III, IV value of diversity index, the stability of communities and the spread of the number of individuals of each species of phytoplankton in medium category, in ponds V, VI, VII, VIII, IX index value of diversity, the stability of communities and the spread of the number of individuals of each species phytoplankton are included in the low category. Ponds uniformity index value I and II are stable, relatively the same and no one dominates, while ponds III, IV, V, VI, VII, VIII, IX is uneven and there is a dominant species. The relationship between chlorophyll-a by nitrate is stronger than chlorophyll-a with phosphate as evidenced in the results of polynomial regression in which the value (r) of chlorophyll-a with nitrate of 0.771 while the value (r) of chlorophyll-a with phosphate at 0.301, chlorophyll-a with phytoplankton value (r) 0.3951.
USAHA PETANI TAMBAK DALAM MENANGGULANGI TEKANAN LINGKUNGAN DI WILAYAH PESISIR KOTA PEKALONGAN Kusumaningrum, Ayu Putri; Supriharyono, -; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.285 KB)

Abstract

Pesisir Kota Pekalongan merupakan daerah yang sering terkena tekanan lingkungan berupa rob dan banjir karena kondisi topografi Kota Pekalongan landai. Tekanan lingkungan berupa rob banjir ini menggenangi tambak di daerah Kecamatan Pekalongan Utara terutama di Kelurahan Bandengan dan Kelurahan Degayu. Tujuan dari penenelitian ini adalah mengetahui kondisi tekanan lingkungan pesisir di Kota Pekalongan khususnya di Kelurahan Bandengan dan Kelurahan Degayu dan mengetahui upaya petani tambak dalam menanggulangi tekanan lingkungan tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni sampai Juli 2015. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 responden, yaitu 13 reponden dari Kelurahan Bandengan dan 9 responden dari Kelurahan Degayu. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Pertanyaan dalam kuisioner berkaitan dengan tekanan lingkungan, dan usaha dalam  menanggulangi tekanan lingkungan tersebut. Hasil menunjukkan bahwa tekanan lingkungan di kedua daerah tersebut berbeda sehingga usaha yang dilakukan petani di kedua daerah tersebut juga berbeda. Tekanan  Lingkungan di Kelurahan Bandengan lebih berat. Usaha yang dilakukan petani tambak di Kelurahan Bandengan yaitu mengelola tambak dengan cara tradisional, menentukan komoditas budidaya berupa Bandeng dan rumput laut, dan menggunakan jaring sebagai pembatas tambak milik masing-masing petambak. Usaha yang dilakukan petani tambak di Kelurahan Degayu adalah dengan mengelola tambak secara intensif, menentukan komoditas yang dibudidaya yaitu Penaeus vannamei, dan meninggikan tanggul agar tambak tidak tenggelam oleh rob atau memasang jaring agar komoditas budidaya tidak hilang terbawa rob. Usaha yang dilakukan petani tambak di kedua lokasi tersebut telah memberikan hasil yang dapat dilihat dari produksi yang terus meningkat. Petani tambak mengusahakan tambak yang awalnya terbengkalai hingga dapat berproduksi kembali dan mampu memberikan penghasil pada petani tambak. Pekalongan is one of coastal area in the north coast of central  java that often experiences an environmental pressure such as flood and tidal flood. These environmental pressures affect on aquaculture pond in North Pekalongan district especially at Bandengan and Degayu villages. The aim of this study was to invastigate the condition of environmental pressure in Pekalongan city especially at Bandengan and Degayu villages, and to know about the fish of brackish water pond culture effort on controlling the environmental pressure. This study was focused at two areas studies i.e. Bandengan village and Degayu village. This study had been conducted from June until July 2015. Sampling technique used in this study was purposive sampling. Total respondents were 22 respondents, 13 respondents from Bandengan village and 9 respondents from Degayu village. Data ware taken by a questionnaire which contained of some questions about environmental pressure in those two villages and the effort that was made by the fish of brackish water pond culture to manage the pond so it would not  destroyed by the environmental pressure. The result showed that Bandengan village had a higher level of environmental pressure than in Degayu village. The fish of brackish water pond culture made an effort by applying the traditional management aquaculture system, deciding the commodities that will be cultivated which are milkfish and seaweed, making nets to line the pond based on the owner. The effort that being done by the fish of brackish water pond culture in Degayu village was applying intensive management aquaculture system, choosing the commodity which was Penaeus vannamei, and raising the embankment in order to save the pond from getting drown by the tidal flood or providing  nets so the commodities that being cultivated were not gone away. That effort made by the farmer is giving a significant result that can be seen from the product. Fish of brackish water pond culture from those two villages make the pond that originally abandoned because of the environmental pressure become productive again. 
KOMPOSISI IKAN YANG TERTANGKAP DENGAN CANTRANG SERTA ASPEK BIOLOGI IKAN SEBELAH (Psettodes erumei) DI TPI ASEMDOYONG, PEMALANG Adela, Sani; Ghofar, Abdul; Djuwito, -
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.805 KB)

Abstract

Ikan Sebelah (Psettodes erumei) merupakan ikan demersal yang hidup di dasar perairan. Ikan ini umumnya tertangkap dengan Cantrang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi ikan yang tertangkap dengan Cantrang; mengetahui aspek pertumbuhan ikan Sebelah yang meliputi panjang berat, dan ukuran rata – rata tertangkap; mengetahui aspek reproduksi yang meliputi tingkat kematangan gonad dan ukuran pertama kali matang gonad; mengetahui nilai CPUE dan mengetahui upaya pengelolaan sumberdaya perikanan ikan Sebelah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2015 di TPI Asemdoyong, Pemalang. Metode yang digunakan adalah metode sampling acak sederhana. Berdasarkan penelitian, ikan yang tertangkap dengan cantrang terdiri dari 14 spesies yaitu ikan Bawal putih (Pampus argenteus), ikan Kembung (Rastrelliger sp.), ikan Tembang (Sardinella sp.), ikan Teri (Stolephorus sp.), ikan Selar kuning (Selaroides sp.), ikan Layur (Trichiurus sp.), ikan Sebelah (Psettodes erumei), ikan Ekor Kuning (Ocyurus sp.), ikan Petek (Leiognathus sp.), ikan Pari (Dasyatis sp.), ikan Kuro (Eleutheronema sp.), Cumi-cumi (Loligo sp.), ikan Bambangan (Lutjanus sp.), dan Udang. Pertumbuhan ikan Sebelah (Psettodes erumei) bersifat Allometrik negatif. Tingkat Kematangan Gonad ikan Sebelah betina didominasi oleh TKG III, sedangkan ikan Sebelah jantan didominasi oleh TKG I dan TKG II. Nilai CPUE tertinggi pada sampling minggu ke 16 yaitu 7.664 kg/kapal sedangkan CPUE terendah terjadi pada sampling minggu ke 7 yaitu sebesar 3.330 kg/kapal. Upaya pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu dengan menentukan kuota penangkapan, pembatasan jumlah alat tangkap serta penetapan daerah penangkapan. Sebelah fish (Psettodes erumei) is a demersal fish that live in the bottom waters, also known as flatfish. These fish are generally caught by cantrang.The aims of this study are to find out the composition of fish caught by Cantrang, to know the growth aspects of Sebelah fish that include long weight relationship and size the first caught, and; reproductive aspects that include maturity level of gonads, the size of the gonads’ first ripe; to know the value of CPUE and fishery resource management efforts. This research was conducted in March - June 2015 in TPI Asemdoyong, Pemalang. The methodology that used in this research is simple random method. Based on the observation, Fish that caught by Cantrang consist of 14 specieses namely Bawal Putih fish (Pampus argenteus), Kembung fish (Rastrelliger sp.), Tembang fish (Sardinella sp.), Teri fish (Stolephorus sp.), Selar kuning fish (Selaroides sp.), Layur fish (Trichiurus sp.), Sebelah fish (Psettodes erumei), Ekor kuning Fish (Ocyurus sp.), Petek fish (Leiognathus sp.), Pari fish (Dasyatis sp.), Kuro fish (Eleutheronema sp.), Cumi - cumi (Loligo sp.), Bambangan fish (Lutjanus sp.), and Udang. The growth of Sebelah fish (Psettodes erumei) have Negative Allometric charactered. Gonad’s maturity level of female Sebelah fish are dominated by TKG III, whereas male Sebelah fishes are dominated by TKG 1 and TKG II. The number of  the higher CPUE in sampling week 16 is 7.664 kg/boat, and the lower number happen in sampling week 7 that is 3.330 kg/boat. The effort to organize it that can be done is by measuring the quota of catch, delimitation the number of fishing gears, and determine the fishing ground. 
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN OBYEK WISATA ALAM PANTAI SUWUK KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH Wardhani, Dyah Pertiwi Jaya; Sulardiono, Bambang; Hendrarto, Boedi
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.39 KB)

Abstract

Obyek wisata alam Pantai Suwuk merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Kabupaten Kebumen. Terletak pada jalur lintas selatan Pulau Jawa, yakni di desa Tambakmulyo. Keindahan pantai dan alam yang masih alami menjadi daya tarik bagi wisatawan, sehingga obyek wisata tersebut sangat berpotensi untuk dikembangkan. Akan tetapi terdapat permasalahan yaitu minimnya partisipasi masyarakat setempat dalam ikut serta mengelola obyek wisata alam Pantai Suwuk tersebut. Oleh karena itu, rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana partisipasi masyarakat setempat dalam mengelola obyek wisata alam Pantai Suwuk saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitan ini bersifat deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara terstruktur terhadap 93 responden dengan teknik purposive sampling. Selain itu, dilakukan  observasi  Data hasil penelitian,  selanjutnya dilakukan analisis statistika deskriptif dengan teknik menggunakan skala likert dengan lima kategori yaitu (1) sangat tidak terlibat; (2) tidak terlibat; (3) ragu; (4) terlibat; (5) sangat terlibat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden sangat terlibat 1%, terlibat 12,4%, Ragu 21,8%, Tidak terlibat 50,62%, dan sangat tidak terlibat 14,1%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa partisipan masyarakat dalam pengelolaan obyek wisata alam masih sangat minim, meskipun wilayah ini memiliki sumberdaya alam yang menunjang  . Semestinya masyarakat ikut diberdayakan dalam sistem pariwisata melalui pendekatan partisipatif melalui perantara pemerintah desa.Natural attractions suwuk Beach is one of the attractions that exist in Kebumen. Located on the path across the southern island of Java, namely in the village Tambakmulyo. Beautiful beaches and unspoiled nature becomes an attraction for tourists, so tourism is very potential to be developed. But there are problems, namely the lack of participation of local communities to participate in managing the natural attractions of the suwuk Beach. Therefore, the formulation of the problem in this research is how the participation of local communities in managing natural attractions suwuk Beach today. The method used in this research is descriptive. Data were collected through a structured interview of the 93 respondents with a purposive sampling technique. In addition, the results of research carried out observation data, then performed a descriptive statistical analysis technique using a Likert scale with five categories: (1) is not involved; (2) not engaged; (3) doubt; (4) involved; (5) is very involved. The results showed that 1% of the respondents are very involved, involved 12.4%, 21.8% doubt, not involved 50.62%, and very involved 14.1%. The study concluded that participants communities in the management of natural attractions still very low, even though the region has natural resources that support. Empowered society should participate in the system of tourism through a participatory approach through the intermediary of the village government. 
BEBERAPA ASPEK BIOLOGI LOBSTER AIR TAWAR (Cherax quadricarinatus) YANG DITANGKAP DENGAN BUBU DI PERAIRAN RAWA PENING KABUPATEN SEMARANG Kurniawan, Wahyu; Saputra, Suradi Wijaya; Solichin, Anhar
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.339 KB)

Abstract

Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) merupakan salah satu udang air tawar yang saat ini produksinya atau ketersediaan stok di alam semakin menurun karena tingkat penangkapan yang meningkat sehingga perlu dijaga kelestariannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa aspek biologi dan strategi pengelolaan sumberdaya Lobster air tawar di Perairan Rawa Pening Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2014. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Pengambilan sampel menggunakan metode sensus sampling. Data primer meliputi panjang berat lobster, tingkat kematangan gonad, dan fekunditas untuk mengetahui aspek biologi lobster air tawar. Hasil penelitian didapatkan jumlah sampel panjang berat sebanyak 20 ekor dengan kisaran panjang 65 mm - 180 mm dan modus 113 mm - 128 mm sebanyak 19 ekor dan berat 10 gram – 90,3 gram, ukuran pertama kali lobster tertangkap (L 50%) adalah 94,2 mm dan ukuran pertama kali lobster matang gonad (Lm 50%) adalah 93,7 mm. Nilai Lm 50% < Lc 50% dan Lc 50% <1/2 L∞. Sifat pertumbuhannya adalah allometrik negatif dengan nilai Kn adalah 1,125. Jumlah sampel TKG betina sebanyak 10 didominasi oleh TKG II dan TKG IV. Nilai indeks kematangan gonad terendah pada lobster betina adalah 0,91 % dan nilai IKG tertinggi adalah 4,21 %. Pengelolaan lobster air tawar di Perairan Rawa Pening Kabupaten Semarang adalah dilakukan dengan cara jika terdapat lobster yang belum layak tangkap terperangkap, maka sebaiknya dilepaskan kembali ke perairan. Freshwater Crayfish (Cherax quadricarinatus) is one of the freshwater crayfish which needs to be preserved because of increasing capture efforts. The objective of the study was to observe the biological aspects and strategies to manage freshwater crayfish resources in Rawa Pening waters Semarang Regency. The study was conducted in November 2014 use descriptive methods. The samples were obtained use sensus sampling method. Primary data includes length and weight of the fish, gonad maturity level, and fecundity to identify the freshwater crayfish biological aspects. The study has shown that the total sample length and  weight of the freshwater crayfish ranges from 65 mm to 180 mm and weight 10g-90,3g, and the size of the first captured fish (L50%) was 94,2 mm. The growth observed was negative allometric showing the value of Kn 1,125. The gonad maturity level for female freshwater crayfish was dominated by TKG II and TKG IV. The lowest gonad maturity index for female freshwater crayfish was 0,91 % and the highest was 4,21. The first mature gonad for female freshwater fish was obtained was 93,7 mm. The fecundity ranged from 104  to 134 items. The effort to manage freshwater crayfish in Rawa Pening waters Semarang Regency was done by if there are lobsters  that are caught are not worth catching, then its good to be released back into the waters.
PENGARUH KONSENTRASI FENOL YANG BERBEDA TERHADAP SINTASAN BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio L.) Oktaviana, Errinda Pramesti; Haeruddin, -; Widyorini, Niniek
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.526 KB)

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu biota perairan yang peka terhadap perubahan kualitas lingkungan dan menjadi salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Masuknya zat pencemar seperti fenol ke dalam perairan dalam jangka waktu yang lama dan terus-menerus akan mengganggu kehidupan ikan mas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi (LC50) 96 jam fenol terhadap Ikan Mas, dan pengaruh senyawa fenol terhadap sintasan ikan mas akibat pengaruh konsentrasi sublethal fenol yang berbeda. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2015 di Laboratorium Pengelolaan Sumberdaya Ikan dan Lingkungan, Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah Eksperimental Laboratoris, menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua kali ulangan. Tahapan penelitian terdiri dari aklimatisasi, uji penetapan selang konsentrasi, uji definitif dan uji utama. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sintasan (SR). Hasil uji penetapan selang konsentrasi menunjukkan bahwa fenol memiliki ambang atas 0,1 mg/l dan ambang bawah 0,01 mg/l. Uji definitive menunjukkan bahwa diperoleh nilai LC50-96 jam sebesar 0,047 mg/l. Nilai sintasan (SR) yang diperoleh yaitu pada perlakuan A (0 mg/l) dan B (0,0059 mg/l) 100%, C (0,0117 mg/l) 95% dan D (0,0235 mg/l) 85%. Pemberian berbagai konsentrasi fenol yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap sintasan ikan mas, pada selang kepercayaan 95%, F hitung < F tabel (4,00 < 6,59). Common Carp (Cyprinus carpio) is one kind of the aquatic biota that is sensitive to changes in environmental. The entry of polluted substances such as phenol into the waters in the long term will interfere the life of common carp. The objective of this study was to know the media lethal concentration (LC50) 96 hours of phenol to Common carp and the effect of phenol on the survival of common carp due to the influence of the different sublethal concentration of phenol. This research was held in September-October 2015 in the Laboratory of Fish Resources and Environmental Management, Department of Fisheries, Faculty of Fisheries and Marine Sciences, Diponegoro University, Semarang. The research was conducted by experimental laboratory with a completely randomized design (CRD) with two replications. Steps being taken are acclimatization, a preliminary test, the definitive test and the main test. Data taken in this research are survival rate (SR). Range finding test results showed that phenol has a threshold above 0.1 mg / L and below the threshold of 0.01 mg / L. The definitive test showed that the values obtained LC50-96 hours at 0,047 mg / L. Survival Rate (SR) value were A (0 mg / L) and B (0.0059 mg / L) 100%, C (0.0117 mg / L) by 95% and D (0 , 0235 mg / L) by 85%. The different concentration of phenol did not significantly affect survival rate of common carp, in the 95% confidence interval, F arithmetic <F table (4.00 <6.59).
PENGARUH UNSUR HARA TERHADAP KELIMPAHAN FITOPLANKTON SEBAGAI BIOINDIKATOR PENCEMARAN DI SUNGAI GAMBIR TEMBALANG KOTA SEMARANG Fajar, Mohammad Gilang Nur; Rudiyanti, Siti; 'Ain, Churun
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.341 KB)

Abstract

Sungai Gambir berada di pesawahan dan sekitar pemukiman padat penduduk di daerah Banyumanik, sehingga banyak limbah domestik yang masuk ke dalam badan sungai tersebut yang akan mempengaruhi kesuburan perairan dan pencemaran yang dapat dilihat dari indikator unsur hara dan kelimpahan fitoplankton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan unsur hara ( nitrat dan fosfat), mengetahui kelimpahan fitoplankton serta tingkat pencemaran di Sungai Gambir. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 – Januari 2015 di Sungai Gambir, Tembalang Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus yang bersifat deskriptif, sedangkan metode pengambilan sample yang digunakan dalam penelitian ini adalah  dengan menggunakan metode sistematik sampling. Stasiun sampling terdiri dari 3 stasiun. Metode kerja meliputi pengambilan sampel fitoplankton dan sampel  air untuk diukur kandungan unsur hara serta dilakukan pula pengukuran parameter  pendukung seperti arus, pH, DO, kedalaman, dan kecerahan. Sampel fitoplankton diidentifikasi dan dihitung keanekaragaman, keseragaman, dominasi, dan kelimpahan. Hasil penelitian menunjukkan kandungan Nitrat berkisar 0,84-1,21 mg/l dan Fosfat berkisar 0,31-0,45 mg/l. Fitoplankton yang telah ditemukan 19 genera dari 3 kelas yaitu Bacillariphyceae 5 genera, Chlorophyceae 11 genera dan Cyanophyceae 3 genera, dengan genera yang banyak ditemukan yaitu Nitzchia sp. Kelimpahan fitoplankton yang diperoleh berkisar anatara 407,632-704,864 ind/l, kelimpahan fitoplankton tertinggi pada stasiun 2 yaitu 704,864 ind/l dan terendah pada stasiun 1 yaitu 407,632 ind/l. Nilai H’ yaitu 1,496 – 1,579 maka pencemaran di sungai Gambir tergolong Sedang. Berdasarkan uji statistik, ada korelasi positif antara unsur hara ( nitrat dengan kelimpahan fitoplankton, nilai r : 0,939 dan fosfat dengan kelimpahan fitoplankton, nilai r : 0,647). Gambir rivers are in fields and around densely populated residential area Banyumanik, it is estimated that many domestic waste that goes into the water bodies that will affect the fertility waters and pollution that can be seen from the indicators of nutrients and phytoplankton abundance. The purpose of this study was to determine the content of nutrients (nitrates and phosphates), knowing the abundance of phytoplankton and the level of pollution in the River Gambir. This research was conducted in December 2014 - January 2015 in Gambir River, Tembalang Semarang. The method used is the method of descriptive case studies, while the sampling method used in this research is to use a systematic method of sampling. Sampling station consists of three stations. Working methods include sampling of phytoplankton and water samples to measure the nutrient content and also conducted support parameter measurements such as flow, pH, DO, depth, and brightness. Samples of phytoplankton were identified and counted diversity, uniformity, domination, and abundance. The results showed nitrate content ranged from 0.84 to 1.21 mg/l and Phosphate ranging from 0.31 to 0.45 mg/l. Phytoplankton has found 19 genera of 3 classes, namely Bacillariphyceae 5 genera, 11 genera Chlorophyceae and Cyanophyceae 3 genera, the genera are found that Nitzchia sp. The abundance of phytoplankton were obtained ranging from 407.632 to 704.864 anatara ind/l, the highest phytoplankton abundance at station 2 is 704.864 ind/l and the lowest at station 1 is 407.632 ind/l. The H’value is 1.496 to 1.579, the level of pollution in the river Gambir is moderate polluted classified. Based on statistical test, there is a positive correlation between nutriens (nitrate with an abudance of phytoplankton, the value of r : 0.939 and phosphate by abudance of phytoplankton, the value of r : 0.647.

Page 1 of 2 | Total Record : 13