cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Journal of Aquaculture Management and Technology
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science, Education,
Journal of Aquaculture Management and Technology diterbitkan oleh Program studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Undip. JAMTech menerima artikel-artikel yang berhubungan dengan akuakultur, nutrisi pakan ikan, parasit dan penyakit ikan, produksi budidaya, dll.
Arjuna Subject : -
Articles 304 Documents
PENGARUH SERBUK JAHE PADA PAKAN TERHADAP PROFIL DARAH, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) Fajriyani, Aryana; Hastuti, Sri; Sarjito, - -
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 4, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.205 KB)

Abstract

Produksi ikan global saat ini mengutamakan ikan yang sehat dan bebas dari penggunaan antibiotik kimia. Jahe sebagai bahan alami alternatif pengganti antibiotik dapat dimanfaatkan sebagai suplemen pakan. Jahe memiliki fungsi sebagai growth promoter dan dapat menstimulasi kesehatan ikan yang dapat dilihat melalui profil darah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh jahe terhadap profil darah, pertumbuhan dan kelulushidupan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Dosis serbuk jahe yang diberikan  adalah A (0 g/kg), B (3,75 g/kg), C (7,5 g/kg) dan D (11,25 g/kg). Ikan patin yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 180 ekor dengan bobot rata-rata 6,78±0,30 g/ekor dan panjang rata-rata 9,91±0,96 cm/ekor. Ikan patin diberi pakan dengan penamban serbuk jahe selama 40 hari. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari pada pukul 08.00 dan 16.00 dengan metode at satiation. Sampel darah ikan patin diambil pada akhir pemeliharaan. Hasil penelitian memberikan pengaruh nyata (P<0,05) leukosit, limfosit, monosit, neutrofil, trombosit, kadar glukosa darah, total konsumsi pakan dan laju pertumbuhan relatif, sedangkan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) pada eritrosit, hemoglobin, hematokrit, protein efisiensi rasio, efisiensi pemanfaatan pakan dan kelulushidupan. Dosis jahe 7,5 g/kg pakan dapat menstimulasi pertumbuhan dan kesehatan ikan. Global fish production is currently giving priority to health fish and free antibiotic. Ginger as an alternative herbal to substitute antibiotic can be used as a feed supplement. Ginger has a function as a growth promoter and to stimulate the health of the fish that can be seen trhrough the blood profile. This research was conducted with the aim to find out the effect of ginger to blood profile, growth and survival rate. The research method used was complete random design with 4 treatments and 3 replicates. Ginger powder dosage given is A (0 g/kg), B (3.75 g/kg), C (7.5 g/kg) and D (11.25 g/kg). 180 amouth of catfish used in this research with average body weighted of 6.78 ± 0.30 g and the average body length of 9,91 ± 0,96 cm. Catfish was given feed with ginger powder for 40 days. Feeding was given twice a day at 8 am and 4 pm used at satiation methods. The blood samples was taken at the end of maintenance. Research results provide significant effect (P < 0.05) on leukocytes, lymphocytes, monocytes, neutrophils, platelets, blood glucose levels, the feed intake and the relative growth rate, whereas no significant effect (P>0.05) on erythrocytes, hemoglobin, the protein efficiency ratio, hematokrit, efficiency of feed utilization and survival rate. Ginger dose 7.5 g/kg feed can stimulate the growth and health of the fish.
Pengaruh Pemberian Pakan Buatan dengan Sumber Protein yang Berbeda Terhadap Efisiensi Pakan, Laju Pertumbuhan, dan Kelulushidupan Benih Abalone Hybrid Kuncoro, Aziz; Sudaryono, Agung; Suminto, -
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 2, No 3 (2013) : Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.069 KB)

Abstract

Feeding with artificial feeds in the abalone aquaculture is rarely conducted by abalone farmers. Feeding with artificial feed in the abalone aquaculture is rarely conducted by abalone farmers. Feeding with artficial feed in different protein sources is expected to produce a better quality abalone. This research aimed to determine the effects of different protein sources in artificial feeds on the on levels of feed intake, feed efficiency, growth rate and survival rate of hybrid abalone seeds and to know the best protein sources.This research used an experimental by using a completely randomized design (CRD) with 4 treatments, in 4 replicates, respeatively. The seeds of hybrid abalone used in this research were with average length size of 2,5 ± 0,08 cm and average weight sized of 3,12 ± 0,28 g. The treatments were (A) Awabi commercial feed from Japanese product; (B) feed with 100% from animals sources; (C) feed with 100% from vegetables sources; and (D) feed combination with 50% animals and 50% vegetables sources. This research was conrried in in November 2012 - January 2013 at Marine Culture Instute of Lombok. The results of this research indicated that feeding abalone with different protein sources was signifantly different (P<0,05) on levels of feed intake, highly significant effect (P<0,01) on the feed utilization efficiency and growth rate but no significant affect (P≥0,05) was observed on the survival rate of hybrid abalone seeds. Awabi feed from Japanese product performed the best effect on the growth of hybrid abalone.
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM FITASE DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus sp.) Chrisdiana, Gradhika; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.476 KB)

Abstract

Budidaya ikan kerapu perlu memperhatikan beberapa aspek, salah satu aspek eksternal yang terpenting adalah pakan. Pakan dengan nutrisi seimbang merupakan faktor yang terpenting. Pakan buatan mengandung bahan nabati, bahan tersebut memiliki kekurangan yaitu mengandung zat anti nutrisi berupa asam fitat. Enzim fitase merupakan enzim eksogenus yang dapat mengurangi kandungan asam fitat dalam pakan buatan sehingga meningkatkan penyerapan nutrien oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim fitase dalam pakan buatan dan mengetahui dosis enzim fitase yang optimal dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan kerapu cantang (Epinephelus sp.). Ikan uji yang digunakan adalah ikan kerapu cantang dengan bobot rata-rata 19,4±0,36 g.ekor-1 dan padat tebar 1 ekor.l-1. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (enzim fitase dosis 0 mg/kg pakan), B (enzim fitase dosis 500 mg/kg pakan), C (enzim fitase dosis 1000 mg/kg pakan), dan D (enzim fitase dosis 1500 mg/kg pakan). Data yang diamati meliputi laju pertumbuhan spesifik (SGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan rasio efisiensi protein (PER), dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim fitase dalam pakan buatan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap EPP dan PER, berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap SGR. Dosis optimal enzim fitase sebesar 1.080 – 1.090 mg/kg pakan buatan mampu menghasilkan SGR optimal sebesar 0,519%/hari, 0,386% PER, dan EPP sebesar 25,3%. Kualitas air pada media pemeliharaan masih berada pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan kerapu cantang. The grouper culture need to pay attention to some aspects, one of the external aspects of the most important is the feed. Feed with balanced nutrition is the most important factor. Containing artificial feed vegetable matter , having a deficiency is the material containing the substance anti-nutrient such as phytic acid. Phytase is exogenous enzymes that can reduce phytic acid content in artificial feed so increase the absorption of nutrient by the body. This research aims to determine the effect of phytase in diet on the growth cantang grouper (Ephinephelus sp.) and determine optimal dose phytase in artificial feed cantang grouper (Ephinephelus sp.). The fish samples which are used are the seed of the grouper which have average of weight 19.4±0.36 g.fish-1 and stocking density 1 fish.l-1. This research was carried out experimentally by using a completely randomized design (CRD) of 4 treatments and 3 replications. The treatments in this research were treatment A (phytase dose of 0 mg/kg of feed), B (phytase dose of 500 mg/kg of feed), C (phytase dose of 100 mg/kg of feed), and D (phytase dose of 1500 mg/kg of feed). The data observed were spesific growth rate (SGR), protein efficiency ratio (PER), efficiency of feed utilization (EPP), and water quality. The results showed that addition of phytase in artificial feed highly significantly effect (P <0.01) on the EPP, and PER, significant (P<0.05) on the SGR. Optimal dose phytase is 1,080 – 1,090 mg/kg of feed able to produce SGR to 0.519%, 0.386% in PER, and EPP to 25.3%. Water quality in the media is still in decent condition for cantang grouper. 
PENGARUH ENZIM BROMELIN DALAM PAKAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN TAWES (Puntius javanicus) Delima, Puteri Purwasih Anggi; Subandiyono, - -; Hastuti, Sri
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (651.323 KB)

Abstract

Pertumbuhan ikan tawes (Puntius javanicus) dapat ditingkatkan apabila pemanfaatan protein pakan oleh ikan digunakan lebih efisien.  Penambahan enzim bromelin dalam pakan dapat meningkatkan kecernaan pakan tersebut.  Bromelin merupakan enzim protease yang dapat diekstrak dari buah nanas.  Enzim bromelin bekerja didalam saluran pencernaan dengan menghidrolisis protein menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti peptida dan asam amino yang lebih mudah diserap kedalam tubuh.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian bromelin dalam pakan terhadap nilai total konsumsi pakan (TKP) efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), protein efisiensi rasio (PER), laju pertumbuhan relatif (RGR), pertumbuhan panjang relatif, dan kelulushidupan (SR) ikan tawes (P. javanicus). Ikan uji yang digunakan adalah ikan tawes (P. javanicus) dengan bobot rata-rata individu sebesar 2,47±0,09 g/ekor.  Ikan uji dipelihara dalam wadah plastik volume 20 liter dengan kepadatan 1 ekor/ l selama 35 hari. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang diterapkan adalah perlakuan A, B, C, D, dan E, masing-masing dengan penambahan enzim bromelin sebesar 0,00; 0,75; 1,50; 2,25; dan 3,00%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim bromelin memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai EPP, PER, RGR, dan pertumbuhan panjang ikan uji.  Namun, tidak memberikan pengaruh (P>0,05) terhadap nilai TKP dan SR. Perlakuan C memberikan nilai tertinggi pada nilai EPP, PER, RGR, dan pertumbuhan panjang masing-masing sebesar  37,63±5,99%, 1,14±0,18%,  1,94±0,39%/hari dan  0,84±0,13%/hari.    Parameter  kualitas  air  selama penelitian berada pada kisaran yang layak untuk kehidupan ikan tawes.   Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan enzim bromelin dalam pakan mampu meningkatkan nilai EPP, PER, RGR, dan pertumbuhan panjang ikan tawes (P. javanicus). The growth of java barb (Puntius javanicus) could be improved when the utilization of feed protein by the fish was more efficient.  The addition of bromelain in feed was known be able to increase the digestibility of the feed.  Bromelain is an enzyme of proteases that was extracted from pineapple.  Bromelain works in the digestive tract by hydrolyzing protein into simpler compounds, such as peptides and amino acids.   So the absorption processes of the proteins in to the fish body would be easier.  This study aimed to observe the effect of dietary bromelain on total feed consumption (TFC), feed utilization efficiency (FUE), protein efficiency ratio (PER), relative growth rate (RGR), length growth rate, and survival rate (SR) of P. javanicus. The experimental fish used was juvenile P. javanicus with an average individual body weight of 2,47±0,09 g/fish.  The trial fish was reared in 20 l-plastic tanks for 35 days, with the density of 1 fish/l.  This experimental applied completely randomized design (CRD), which consisted of 5 treatments and 4 replicates.  The treatments were treatment A, B, C, D, and E, each by an addition of bromelain 0,00; 0,75; 1,50; 2,25; and 3,00 %, respectively. The results showed that the dietary bromelain provided significantly effect (P<0,05) on FUE, PER, RGR, and length growth rate of the trial fish. However, no significant effects (P>0,05) were occured on the values of TFC and SR. The treatment C showed the  highest  values  on  FUE,  PER,  RGR,  and  length  growth  rate,  that  were  37,63±5,99%,  1,14±0,18%,1,94±0,39%/day and 0,84±0,13%/day, respectively.   Water quality parameters during the study were varied between suitable range for rearing the java barb.  It concluded that dietary bromelain was able to increase the values of FUE, PER, RGR, and length growth rate of java barb (P. javanicus).
PENGARUH PEMBERIAN REKOMBINAN HORMON PERTUMBUHAN (rGH) MELALUI METODE ORAL DENGAN INTERVAL WAKTU YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN NILA LARASATI (Oreochromis niloticus) Iman Ihsanudin; Sri Rejeki; Tristiana Yuniarti
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 3. No 2 (2014): Journal of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.921 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interval waktu yang terbaik dan pengaruh pemberian rGH secara oral terhadap pertumbuhan dan tingkat kelulushidupan benih ikan nila larasati. Penelitian ini dilaksanakan di Satker PBIAT Janti, Klaten, pada bulan Agustus-November 2013. Ikan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah larva nila larasati yang kuning telurnya telah habis dan sudah dapat mencerna pakan buatan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu pemberian rGH dengan dosis 2 mg/kg pakan dengan interval waktu yang berbeda perlakuan (A) tanpa rGH, (B) 3 hari sekali, (C) 4 hari sekali,dan (D) 5 hari sekali. rGH yang digunakan berasal dari ikan kerapu kertang (ElrGH). Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi SGR, Panjang Mutlak, FCR dan SR. Hasil pengamatan SGR didapat nilai pada perlakuan A sebesar 9.728±0.084, B sebesar 10.917±0.057, C sebesar 10.618±0.055, D sebesar 10.250±0.066. Pada pengukuran panjang mutlak didapat hasil pada perlakuan A sebesar 6.77±0.12, B sebesar 9.07±0.51, C sebesar 8.57±0.52, dan D 7.37±0.27. Nilai konversi pakan pada perlakuan A 1.291±0.049, B 0.680±0.008, C 0.775±0.009, D 0.982±0.011. SR yang didapat selama pemeliharaan pada perlakuan A 77.00±1.00, B 91.33±2.00, C 86.00±1.00, D 82.67±1.15. Hasil dari analisis ragam adanya pengaruh rGH pada pertumbuhan SGR, panjang mutlak, FCR, dan SR. Hasil pertumbuhan terbaik dengan perlakuan 3 kali sehari (B) karena dapat meningkatkan SGR sebesar 12.34%/hari, panjang mutlak 33.97%, kelulushidupan 18.61%. Pada nilai FCR mampu menurunkan sebesar 89.7%. The purpose of this research was determine the optimal time interval of rGH administration and the effect of rGH feed on growth and survival rate’s Larasati tilapia fish. This research took place in central of Freshwater Fish Hatchery and Aquaculture Unit, Janti, Klaten, Central Java from August-November 2013. The sample in this study was first feeding tilapia fish larvae. A completely randomized design was applied int his research with four treatments an the treatments was replicated three times, the treatments were by giving pelles (A) without rGH 2mg/kg pellet (B) once for three days, (C) once four days then (D) once for five days. The rGH used from giant grouper fish (relGH). Observational parameters were SGR, absolute length, FCR and SR. The value of SGR observed for treatment A was 9.728±0.084, B 10.917±0.057, C 10.618±0.055, and D 10.250±0.066. In absolute length measurement results obtained in the treatment of A 6.77±0.12, B of 9.07±0.51, 8.57±0.52 C, and D 7.37±0.27. Feed conversion value for treatment A1.291±0.049, B 0.680±0.008, C 0.775±0.009, D 0.982±0.011. SR value obtained during the maintenance for treatment A 77.00±1.00, B 91.33±2.00, C 86.00±1.00, D 82.67±1.15.The resultsof variance on SGR growth, the absolute length, FCR, and SR. The best growth results with treatment 3 times a day (B) because it may increase the SGR at 12:34% /day, the absolute length of 33.97%, 18.61% survival rate. In the FCR can lower the value of 89.7%.
PENGARUH LAMA WAKTU PEMBERIAN TEPUNG TESTIS SAPI TERHADAP KEBERHASILAN MENGHASILKAN JANTAN IKAN CUPANG (Betta sp.) Gemilang, Benediktus Rianwara Ilham; Basuki, Fajar; Yuniarti, Tristiana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (306.681 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama waktu pemberian tepung testis sapi (TTS) terhadap keberhasilan menghasilkan ikan cupang jantan dan mengetahui lama waktu terbaik pemberian tepung testis sapi (TTS) terhadap keberhasilan menghasilkan ikan cupang jantan. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Beih Ikan (BBI) Siwarak, Ungaran, pada bulan Desember 2014-Maret 2015. Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan cupang yang kuning telurnya sudah habis dan sudah dapat mencerna pakan buatan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 kali ulangan, yaitu percampuran tepung testis sapi (TTS) dengan pakan komersil dengan dosis 15% dalam interval waktu yang telah ditentukan yaitu 0 perlakuan A, 7 hari perlakuan B, 14 hari perlakuan C, dan 21 hari perlakuan D. Variabel yang diamati adalah persentase ikan cupang jantan dan betina. Analisa data menggunakan ANOVA dan apabila terjadi perbadaan dilakukan uji lanjut yaitu Uji Duncan. Jenis kelamin dibedakan berdasarkan pengamatan secara morfologis dan menggunakan metode asetokarmin. Hasil pengamatan yang diperoleh dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang sangat nyata terhadap pengaruh lama waktu pemberian tepung testis sapi. Persentase kelamin jantan perlakuan A yaitu sebesar 41,14+0,23, perlakuan B sebesar 44,78+0,53%, perlakuan C sebesar 51,57+1,48 dan  perlakuan D sebesar 65,10+2,07%. Persentase kelamin betina perlakuan A sebesar 58,86+0,39, perlakuan B sebesar 55,22+0,53, pelakuan C sebesar 48,42+1,48, nilai terkecil diperoleh pelakuan D sebesar 34,90+2,07. Hasil dari kelulushidupan perlakuan A sebesar 52,67+1,53, perlakuan B sebesar 54,33+3,21, perlakuan C sebesar 56,00+4,00 dan perlakuan D sebesar 62,00+2,65. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh yang nyata terhadap pemberian tepung testis sapi. Lama waktu terbaik dalam keberhasilan menghasilkan ikan cupang jantan selama 21 hari dengan dosis 15% yaitu sebesar 65,10+2,07%. This study aims to determine the effect of long meal cow testicles (TTS) to produce a successful male betta fish and determine the length of time the best meal of beef testicles (TTS) to produce a successful male betta fish. The research was conducted in the Balai Benih Ikan (BBI) Siwarak, Ungaran, in December 2014-March 2015. The fish were used in this study is betta fish larvae yolk has been depleted and can digest feed. The experiment was completely randomized design (CRD) 4 treatments and 3 repetitions, ie mixing flour cow testicles (TTS) with commercial feed with a dose of 15% in the time interval that has been determined is 0 A, B 7 days of treatment, 14 days C treatment, and 21 days of treatment D. The observed variables were the percentage of male and female betta. Data were analyzed using ANOVA and in case of spending a further test is carried out Duncan test. Gender differentiated by morphological observation and using asetokarmin. Observations obtained from this study is that there is a very real impact on the long meal of beef testicles. The percentage of male sex treatment of A is 41.14 + 0.23, equal treatment of B  44.78 + 0.53, equal treatment of  C 51.57 + 1.48 and for the treatment of D 65.10+2.07%. The percentage of female treatment A of 58.86 + 0.39, the treatment of B 55.22+ 0,53, for the commission of C  48.42 + 1.48, the smallest value obtained by the commission of D 34.90 + 2.07. Results of treatment of A survival 52.67 + 1.53, treatment of B 54.33 + 3.21, treatment of C 56.00 + 4.00 and  for treatments D 62.00+ 2.65. The conclusion of this study is that there is a real impact on the provision of flour cow testicles. The length of time to produce the best success in the male betta fish for 21 days with a dose of 15% is equal to 65.10+2.07%.
PENGARUH PERENDAMAN EKSTRAK DAUN KETAPANG (Terminalia cattapa) TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN HISTOLOGI HATI IKAN MAS (Cyprinus carpio) YANG DIINFEKSI BAKTERI Aeromonas hydrophila Aminah, -; Prayitno, Slamet Budi; Sarjito, -
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.373 KB)

Abstract

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengobati serangan bakteri A. hydrophila yaitu menggunakan bahan alami seperti ekstrak daun ketapang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan ekstrak daun ketapang sebagai antibakteri A. hydrophila, mengetahui pengaruh penggunaan ekstrak daun ketapang (T. cattapa) terhadap kelulushidupan dan histologi ikan mas yang diinfeksi bakteri A. hydrophila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah perlakuan A (0 ppm), B (500 ppm), C (1000 ppm) dan D (1500 ppm). Ikan  mas yang digunakan sebanyak 120 ekor, kemudian disuntik bakteri A. hydrophila dengan kepadatan 107 CFU/mL secara intramuskular. Perendaman ekstrak daun ketapang dilakukan pada hari ke 2 pasca penyuntikan selama 15 menit. Nilai rata-rata kelulushidupan tertinggi hingga terendah berturut-turut yaitu 66,67% (perlakuan D), 55,67% (perlakuan C), 40% (perlakuan B) dan 3,33% (perlakuan A). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada uji sensitivitas ekstrak daun ketapang mampu memberikan efektivitas antibakteri secara in vitro. Perendaman dengan ekstrak daun ketapang menunjukkan hasil pengaruh nyata (P<0,05) terhadap kelulushidupan ikan mas. Pengamatan gambaran histologi hati diketahui adanya nekrosis, kongesti, degenerasi vakuola dan melanomakrofag. Perendaman ekstrak daun ketapang mampu mengobati ikan mas yang diinfeksi bakteri A. hydrophila pada dosis 1500 ppm. One of the effort to heal bacterial A. hydrophila infection is using natural ingredient such as ketapan leaves. The aims of this research were to determine the ability of ketapan leaves extract as an antibacterial of A. hydrophila, the soaking  effect of ketapan leaves (T. cattapa) extract toward the survival rate and histology of Carp infected by A. hydrophila. This research used experimental method with Completely Randomized Design 4 treatments and 3 replication. These treatments were 0 ppm (treatment A), 500 ppm (treatment B), 1000 ppm (treatment C) and 1500 ppm (treatment D). The experimental Carps used were 120 fish and injected by A. hydrophila with density of 107 CFU/mL intramuscularly. The soaking of ketapan leaves extract was carriedout 15 minutes and done on the  2nd day post-infection. The results showed that the average survival rate from the highest to the lowest were 66.67% (treatment D), 55.67% (treatment C), 40% (treatment B) and 3.33% (treatment A) respectively. The result of this research showed that on antibacterial sensitivity test of ketapan leaves extract was able to make an antibacterial effect from in vitro test. The soaking of ketapan leaves extract showed a significant effect (P<0.05) toward the survival rate of Carp. The results of histological observation of the liver showed necrosis, congestion, vacoula degeneration and melanomacrofage. The soaking of ketapan leaves extract could heal Carp infected by A. hydrophila at dosage of 1500 ppm.
SPENGARUH PENAMBAHAN ENZIM BROMELIN DALAM PAKAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasius hypophtalmus) Novita, Virna; Subandiyono, - -; Sudaryono, Agung
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.826 KB)

Abstract

Pakan merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan patin (Pangasius hypophtalmus).  Kandungan protein dalam pakan merupakan sumber energi utama yang berperan juga sebagai komponen struktural penyusun sel dan jaringan tubuh.  Karena itu, protein pakan mempunyai peran penting pada proses pertumbuhan ikan patin.  Pada proses pencernaan diperlukan enzim untuk menghidrolisis ikatan peptida menjadi asam amino.  Proses ini dapat ditingkatkan dengan menggunakan enzim bromelin dalam pakan pada benih ikan patin.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh enzim bromelin dalam pakan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan patin (P. hypophtalmus).  Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing 4 ulangan.  Perlakuan yang diujikan adalah penambahan bromelin pada pakan dengan dosis 0,00%, 0,75%, 1,50%, 2,25%, dan 3,00%.  Ikan uji yang digunakan adalah benih ikan patin (P. hypophtalmus) dengan bobot tubuh individu rata-rata 6,45±0,23 g/ekor dengan kepadatan 1 ekor/l.  Pakan diberikan 2 kali sehari, yaitu pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB dengan menggunakan metode at satiation.  Waktu pemeliharaan ikan uji adalah selama 35 hari.  Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian enzim bromelin dalam pakan memberikan pengaruh yang berbeda (P<0,05) terhadap EPP, PER, RGR, dan pertumbuhan panjang relatif tetapi memberikan pengaruh sama (P>0,05) terhadap TKP dan SR.  Perlakuan dengan penambahan enzim bromelin 2,25% (perlakuan D) memberikan nilai tertinggi pada EPP, PER, RGR, dan pertumbuhan panjang relatif yaitu masing–masing sebesar 59,11±4,61%; 1,84±0,14%; 1,47±0,15%/hari; dan 0,40±0,01%/hari.  Kualitas air selama pemeliharaan ikan uji masih dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan patin (P. hypophtalmus).  Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan enzim bromelin dalam pakan mampu meningkatkan nilai EPP, PER, RGR, dan pertumbuhan panjang relatif ikan patin (P. hypophtalmus). Feed was one of the important factors that could affect to the growth of catfish (Pangasius hypophtalmus).  Dietary protein was a major source of energy as well as structural components of cells and tissues.  Therefore, dietary protein plays an important role on the growth of the fish.  Digestion process needed enzymes to hydrolyze peptide bonds into the amino acids.  This process could be enhanced by using the bromelin incorporated into the catfish’s feed.  The purpose of this study was to examine the effect of dietary bromelain on feed utilization eficiency and growth of the catfish (P. hypophtalmus).  A completely randomized design (CRD) was used in this study with experimental laboratory consisted of 5 treatments and 4 replicates.  These treatments were the addition of bromelain in the feed with doses of 0,00; 0,75; 1,50; 2,25; and 3,00%, respectively. The experimental fish used was catfish (P. hypophtalmus) with the average individual body weight of 6,45±0,23 g/fish and with the density of 1 fish/L. The fish was fed twice a day, i.e. at 08.00 a.m. and 16.00 p.m. by applying at satiation method.  The fish was reared in 15 L containers for 35 days.  The data showed that dietary bromelain resulted on significantly effect (P<0.05) on the FUE, PER, RGR, and relatively length rate, but not significantly effect (P>0.05) on the values of FCR and SR.  The trial diet of 2.25% bromelain (treatment D) resulted on the highest values on the FUE, PER, RGR, and relatively length rate, that were 59,11±4,61%; 1,84±0,14%; 1,47±0,15%/day; and 0,40±0,01%/day, respectively.  Water quality parameters during the study were varied among suitable range for rearing the trial fish.  Based on the results, it was concluded that dietary bromelain was able to increase the values of FUE, PER, RGR, and relative lenght rate of catfish (P. hypophtalmus).
ANALISIS GENETIC GAIN IKAN NILA PANDU DAN NILA KUNTI (Oreochromis niloticus) F4 HASIL PENDEDERAN I – III Ainida, Alfi Nurul; Hastuti, Sri
Journal of Aquaculture Management and Technology Vol 1, No 1 (2012): Journal Of Aquaculture Management and Technology
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.678 KB)

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) banyak disukai masyarakat karena dagingnya yang gurih dan bergizi tinggi. Banyak spesies ikan nila yang di introduksikan ke Indonesia untuk peningkatan kualitas budidaya. Karena ketidaktahuan masyarakat, banyak spesies nila yang kualitasnya menurun baik pertumbuhan dan reproduksinya. Untuk itulah dilakukan seleksi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas ikan nila. PBIAT Janti telah menemukan spesies nila baru yang mempunyai kualitas pertumbuhan yang baik. Ikan tersebut merupakan hasil persilangan ikan nila Kunti F3 dan ikan nila Pandu F3. Saat sekarang, PBIAT Janti telah mempunyai calon indukan ikan nila Pandu F4 dan ikan nila Kunti F4 hasil seleksi individu yang dilakukan, untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang performa dari ikan nila F4. Penelitian dilakukan dengan 4 perlakuan. Perlakuan A adalah “anakan” ikan nila pandu F4  top 10% dan perlakuan B adalah “anakan” ikan nila pandu F4 rataan. Perlakuan C adalah “anakan” ikan nila kunti F4  top 10% dan perlakuan D adalah “anakan” ikan nila nila kunti F4 rataan. Setiap perlakuan dilakukan masing-masing 3 ulangan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan dan dibagi menjadi 3 pendederan. Pendederan 1 menggunakan benih umur D1–30, Pendederan 2 menggunakan benih umur D31-60, Pendederan 3 menggunakan benih umur D61-90. Data yang dikumpulkan meliputi kelulushidupan (SR), pertumbuhan, rasio konfersi pakan (FCR), dan Genetic Gain. Analisa yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian yang menjelaskan keunggulan untuk meningkatkan kualitas ikan nila F4. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa perlakuan A dan C (top 10%) memiliki performa pertumbuhan yang lebih baik dibanding perlakuan B dan D (rataan). Pada ikan nila pandu F4 di dapatkan genetic gain kelulushidupan (SR) pendederan I, II dan III yaitu 4,72 %; 6,98%; 5,15%. Genetic gain bobot pendederan I, II dan III yaitu 47,23%;  51,35%;  63,37%. Genetic gain panjang total pendederan I, II dan III yaitu 11,29%; 15,73%; 17,90%. Genetic gain FCR pendederan I, II dan III yaitu 2,93%; 3,64%; 4,11%. Genetic gain SGR pendederan I, II dan III yaitu 7,38%; 3,18%; 4,41%. Sedangkan ikan nila kunti F4 didapatkan genetic gain kelulushidupan (SR) pendederan I, II dan III yaitu 6,35%; 5,40%; 7,20%. Genetic gain bobot pendederan I, II dan III yaitu 48,51%;  52,09%;  60,48%. Genetic gain panjang total pendederan I, II dan III yaitu 8,77%; 13,29%; 24,54%. Genetic gain FCR pendederan I, II dan III yaitu 3,44%; 3,79%; 4,14%. Genetic gain SGR pendederan I, II dan III yaitu 7,59%; 3,13%; 3,22%. Kualitas air selama penelitian masih layak untuk kehidupan ikan nila. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program seleksi individu yang dilakukan pada ikan nila pandu dan nila kunti F4 dapat meningkatkan performa ikan berupa kelulushidupan, pertumbuhan, dan rasio konfersi pakan.  
PENGARUH PAKAN BUATAN DENGAN TEPUNG IKAN PETEK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA STRAIN LARASATI (Oreochromis niloticus) Haryono, Hilda Noviyani; Pinandoyo, -; Chilmawati, Diana
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.095 KB)

Abstract

Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak dibudidayakan, namun pembudidaya sering  mengalami kendala harga pakan yang tinggi karena bahan baku seperti tepung ikan masih diimpor. Pakan ikan nila diimpor dengan harga beli pakan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan biaya produksi menjadi tinggi. Salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap penggunaan tepung ikan adalah dengan menggunakan sumber protein dari ikan rucah seperti ikan petek untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ikan nila.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung ikan petek dengan dosis yang berbeda pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila strain larasati (O. niloticus) dan mengetahui perlakuan terbaik dengan penambahan tepung ikan petek dalam pakan buatan yang memberikan pengaruh nilai RGR, EPP, PER, dan SR. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli - 29 Agustus 2014 di Balai Benih Ikan Siwarak, Semarang. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL)  yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Ikan nila diberi pakan buatan dengan penambahan tepung ikan petek dengan dosis berbeda (39%; 42%; 45%; dan 48%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tepung ikan petek pada perlakuan D (48%) berpengaruh terhadap nilai RGR, EPP, PER, memberikan kelulushidupan sebesar 96,67%. Tilapia (Oreochromis niloticus) is a freshwater fish that has a high economic value and is widely cultivated, but farmers often have difficulty high feed prices for raw materials such as fish meal is imported. Tilapia fish feed imported for a purchase price of feed that is high enough to cause high production costs. One effort to reduce dependence on the use of fish meal is use one of protein sources from trash fish of Leioghnatus equulus that meets the nutritional needs of Tilapia fish.This study aimed to determine the effect of fish meal petek with different doses on artificial feed on the growth and survival of tilapia strains larasati (O. niloticus) and determine treatment with the addition of Leioghnatus equulus fishmeal in artificial feed on the best value of RGR value, FE, PER. This study was conducted on 19 July to 29 August 2014 Fish Seed Center Siwarak, Semarang. The research method is a method of experiment with a completely randomized design (CRD), which consists of 4 treatments and 3 replications. Tilapia fed the artificial with the addition of Leioghnatus equulus fishmeal with different doses (39%; 42%; 45%; and 48%). Based on the results of this study concluded that fish meal of Leioghnatus equulus at dose 48% in the diet affects the value of RGR, EPP, PER, the seed of tilapia (O. niloticus).

Page 1 of 31 | Total Record : 304