cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan
ISSN : 18295789     EISSN : 25411918     DOI : 10.21831
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan is a scientific journal which managed by Civic Education and Law Department, Yogyakarta State University. This journal focuses on the publication of the results of scientific research related to the field of citizenship studies. The published article originated from researchers, academicians, professional, and practitioners from all over the world. Jurnal Civics Media Kajian Kewarganegaraan is published by Civic Education and Law Department, Yogyakarta State University in collaboration with Asosiasi Profesi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Indonesia (Indonesia Association of Pancasila and Civic Education/AP3KnI).
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan" : 9 Documents clear
Efektivitas penggunaan bahan ajar PPKn berdimensi penguatan pendidikan karakter dengan contoh kontekstual Sulistyarini Sulistyarini; Jagad Aditya Dewantara
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.30681

Abstract

Artikel bertujuan untuk mengungkap efektivitas penggunaan bahan ajar PPKn berdimensi penguatan pendidikan karakter dengan contoh kontekstual bagi Siswa SMP di kota Singkawang. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yang berbentuk quasy experiment. Adapun objek penelitian ini adalah 61 peserta didik kelas VII pada SMP 13 19 Kota Singkawang. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengukuran menggunakan alat tes tertulis. Adapun alat analisis yang digunakan adalah uji beda dengan menggunakan t-test. Hasil perhitungan t-test menunjukkan bahwa signifikansi = 0,00 α 0,05, yang berarti bahwa terdapat perbedaaan hasil belajar antara hasil pre-test dengan hasil post-test secara signifikan, sementara dari hasil evaluasi lisan diketahui bahwa siswa mampu memberikan contoh dari empat jenis norma yang berlaku di lingkungan masyarakat secara variatif, serta mampu menunjukkan perilaku toleransi dalam keberagaman suku, agama, ras, dan antar golongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika yang ada di kota Singkawang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahan ajar secara efektif berdampak terhadap peningkatan hasil belajar PPKn peserta didik SMP Kelas VII. ABSTRACTThe article aims to reveal the effectiveness of using PPKn teaching materials to strengthen character education with contextual examples for junior high school students in Singkawang. This research is experimental research, which is in the form of a quasi-experiment. The object of this research was 61 students of class VII at SMP 13 19 Singkawang City. The data was collected using measurement techniques using a written test. The analytical tool used is a different test using a t-test. The t-test calculation result shows that significance = 0.00 α 0.05, which means a significant difference in learning outcomes between the pre-test and post-test results. While from the results of the oral evaluation, students can provide examples of four types of norms that vary in society and can show tolerant behavior in the diversity of ethnicities, religions, races, and groups within the framework of Bhinneka Tunggal Ika in the city of Singkawang. Thus, teaching materials effectively impact improving the learning outcomes of Class VII Junior High School Students' PPKn.
Refleksi terhadap kewarganegaraan ekologis dan tanggung jawab warga negara melalui program ecovillage Lili Halimah; Siti Fauziah Nurul
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.28465

Abstract

Penelitian ini mengangkat permasalahan Sungai Citarum yang keadaannya sangat memprihatinkan walaupun pemerintah daerah telah berupaya menanganinya dengan berbagai program dan dengan biaya yang sangat besar.  Ecological citizenship merupakan gerakan sebagai upaya mengubah perilaku masyarakat agar sadar lingkungan. Civic responsibility adalah kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab. Tujuan penelitian adalah menganalisis program agar dapat mengubah mindset masyarakat mempunyai kesadaran untuk mencintai lingkungan. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi, dan wawancara. Hasil penelitian masyarakat masih belum memiliki kesadaran untuk membantu program pemerintah daerah, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan, status sosial dan ekonomi. Cara yang tepat untuk mempromosikan ecological citizenship dan civic responsibility adalah edukasi tingkat sekolah menengah untuk menghindari krisis lingkungan, ekonomi, dan budaya di masa depan dengan menambahkan Kurikulum Kewarganegaraan. Komunikasi aktif dari pemerintah daerah kepada masyarakat terbangun kesadaran untuk ikut membangun lingkungan. ABSTRACTThis research about the Citarum River problem is in deplorable condition even though the local government has tried to solve it with various programs and at a very high cost. Ecological citizenship is a movement to change people's behavior so that they are environmentally aware. Civic responsibility is an awareness of the rights and obligations of the citizen. The research objective is to analyze the program to change the mindset of having the awareness to love the environment. The research method used a qualitative approach with observation and interviews. The results of the community research still do not have the awareness to help local government programs. It is due to factors of education, social, and economic status. An appropriate way to promote ecological citizenship and civic responsibility is secondary school level education to avoid future environmental, economic, and cultural crises by adding a citizenship curriculum in school. Citizen awareness can build from a good partnership between government and society
Peluang dan tantangan pendidikan karakter di era digital Triyanto Triyanto
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.35476

Abstract

Tujuan artikel ini adalah untuk membahas tentang peluang dan tantangan pendidikan karakter di era digital. Ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan naturalistik. Data dikumpulkan dengan cara survei, wawancara, observasi dan studi pustaka. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan enam tahapan dari Creswell. Pendidikan karakter di era digital memiliki berbagai tantangan dan peluang. Riset membuktikan bahwa era digital memberi peluang positif pada implementasi pendidikan karakter. Tantangan kita  adalah bagaimana mengajari siswa untuk  menavigasi etika di era digital. Beberapa tantangan yang harus dihadapi dalam pendidikan karakter di era digital mencakup keseimbangan, keselamatan dan keamanan, perundungan siber, sexting, hak cipta dan plagiarism. Para pembuat kebijakan pendidikan perlu berperan aktif dalam pengembangan berkelanjutan pembelajaran karakter secara digital untuk memastikan penerapan pembelajaran digital yang efektif.ABSTRACTThe purpose of this article is to discuss the opportunities and challenges of character education in the digital age. This is a qualitative research with naturalistic approach. Data were collected by surveys, interviews, observation and literature review. The data were analyzed by six stages from Creswell. Character education in the digital age has various challenges and opportunities. Research proves that the digital age provides positive opportunities for the implementation of character education. The challenge is how to teach students to navigate ethics in the digital age. Some of the challenges are balance, safety and security, cyber bullying, sexting, copyright and plagiarism. Education policy makers need to participate in the continuous development of digital character learning to implement effective digital learning.
Dampak media pembelajaran kisah keteladanan terhadap karakter peduli sosial dan prestasi belajar anak sekolah dasar Selly Rahmawati; Nony Kumala Dewi
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.30574

Abstract

Membaca dapat mengembangkan pengetahuan, kreativitas, imajinasi dan pola berpikir seseorang. Namun realitanya budaya membaca masyarakat Indonesia sangat rendah. Untuk meningkatkan minat baca, pemerintah dan masyarakat Indonesia telah melaksanakan program-program literasi. Namun program tersebut umumnya hanya dilakukan secara simbolis dan ceremonial. Belum banyak sekolah yang memiliki kebijakan melaksanakan pengintegrasian kegiatan literasi dalam pembelajaran di kelas. Pemanfaatan media pembelajaran kisah keteladanan merupakan satu cara untuk mengintegrasikan kegiatan literasi dalam pembelajaran. Pemanfaatan media kisah keteladanan ini dapat meningkatkan karakter peduli sosial dan prestasi. Pemberian media kisah keteladanan memberikan factor penggerak diluar diri siswa kemudian menginternalisasi dalam factor internal siswa. Kisah Nabi Sulaiman yang dipilih untuk penelitian ini juga memuat nilai teladan peduli sosial. Nilai tersebut merupakan stimulus yang diberikan untuk mempengaruhi sikap siswa. Kisah tersebut dapat mendorong perkembangan psikologis dan emosional yang dapat menanamkan nilai-nilai pedagogis sehingga dapat mempengaruhi pribadi dan membentuk sikap-sikap moral keteladanan. ABSTRACTReading can develop a person's knowledge, creativity, imagination, and thinking patterns. However, the reading culture of Indonesian society is deficient. To increase interest in reading, the government and the people of Indonesia have implemented literacy programs. However, these programs are generally only carried out symbolically and ceremonially. Not many schools have policies to integrate literacy activities into learning. The use of exemplary story learning media is a way to integrate literacy activities into learning. The use of exemplary story media can increase the character of social care and achievement. Providing exemplary story media provides a driving factor outside of the student then internalizes it in the student's internal factor. The story of Prophet Sulaiman chosen for this study also contains exemplary values of social care. This value is a stimulus given to influence student attitudes. This story can encourage psychological and emotional development that can instill pedagogical values to influence individuals and shape exemplary moral attitudes.
Front Budi Mulyono
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.36769

Abstract

Implementasi pendidikan politik Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Karawang dalam menumbuhkan pemahaman nasionalisme generasi muda Nahdatul Ulama Aris Riswandi Sanusi; Fitri Silvia Sofyan
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.22016

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penyelenggaraan pendidikan politik yang dilakukan oleh GP Ansor Kabupaten Karawang serta peran ulama Nahdhatul Ulama terhadap pembentukan dan menumbuhkan pemahaman nasionalisme generasi muda Nahdhatul Ulama sesuai dengan komitmen Nahdhatul Ulama terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia. Adapun penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan penggunaan metode studi deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, studi dokumen, dan studi literatur dengan teknik pengolahan data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil yang ditemukan dari penelitian ini yaitu pendidikan politik merupakan bagian penting yang harus dilaksanakan agar tercipta kader yang memahami politik sebelum terjun di masyarakat. Begitu pula kader haru diberikan pemahaman pula terkait nasionalisme sebagai dasar tindakan politik yang didasari hadis Hubbul Wathan Minal Iman. Adapun pelaksanaan pendidikan politik yang dilakukan GP Ansor Kabupaten Karawang meliputi Pelatihan Kader Dasar dan pengembangan kader yang dilakukan dalam bentuk diskusi, pelatihan pengembangan profesi, pendidikan bela negara, dan pelatihan ekonomi Baitul Maal wa Tamwil (BMT). ABSTRACTThis study aims to describe the implementation of political education carried out by GP Ansor Karawang and the role of NU ulama in forming an understanding of the nationalism of the younger generation of Nahdhatul Ulama in accordance with Nahdhatul Ulama's commitment to the Republic of Indonesia. This research uses a qualitative approach with descriptive methods. Data collection techniques are carried out through interviews, observation, document study, and literature study with data processing techniques, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification. The result of this research is political education is an important part that must be implemented in order to create cadres who understand politics before joining the community. Likewise, cadres must also be given an understanding of nationalism as the basis for political action based on the hadith of Hubbul Wathan Minal Iman. The implementation of political education by GP Ansor Karawang includes basic training and development in the form of discussions, professional development training, state defense education, and economic training Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
Penguatan nilai-nilai Pancasila di era disrupsi pada lingkungan sekolah dasar Normah Normah; Isna Sari Rukmana; Putri Dinda Kemala
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.29030

Abstract

ABSTRAKPenguatan nilai-nilai Pancasila dalam proses pendidikan merupakan hal sangat penting untuk digali. Hal tersebut termasuk sekolah dasar sebagai penyelenggara Pendidikan.  Penelitian ini didasarkan pada pentingnya penguatan nilai Pancasila pada peserta didik di era disrupsi saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penguatan nilai-nilai Pancasila di MIN 01 Indragiri Hilir dan untuk mengetahui kendala apa yang dihadapi untuk memperkuat nilai-nilai Pancasila di MIN 01 Indragiri Hilir. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian dalam artikel ini adalah kepala sekolah, wali kelas, guru mata pelajaran, staff sekolah, dan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan nilai-nilai Pancasila dilaksanakan dengan jalur sosialisasi Pancasila melalui pengembangan sosial budaya yang dilakukan dengan melaksanakan upacara bendera, melaksanakan salat berjamaah, melaksanakan kegiatan gotong-royong, pemilihan ketua kelas, melaksanakan pembelajaran di kelas, melaksanakan kegiatan senam pagi, memperingati hari penting nasional, melaksanakan kegiatan Pramuka, dan melaksanakan kegiatan gotong-royong. Kendala yang dihadapi dalam upaya penguatan nilai-nilai Pancasila di MIN 01 Indragiri Hilir meliputi keterbatasan lahan, alat dan media yang terbatas, dan tenaga pendidik yang sesuai kegiatan yang dikembangkan masih kurang. ABSTRACTStrengthening the values of Pancasila in education process is very important to be explored,  includes in elementary schools. The article base on the importance of strengthening the value of Pancasila in students in the disruption. The purpose of this study was to determine how to strengthen the values of Pancasila in MIN 01 Indragiri Hilir and to find out what obstacles were faced to strengthen the values of Pancasila in MIN 01 Indragiri Hilir. This study uses qualitative research with a literature review, observation, interviews, and documentation. The research subjects in this article are the principal, teacher, school staff, and students. The results showed the strengthening of Pancasila values was carried out through the socialization of Pancasila through the socio-cultural development by carrying out flag ceremonies, performing congregational prayers, mutual cooperation activities, selecting class leaders, learning in class, gymnastics activities, commemorating national important day, carrying out Boy Scout activities, and carrying out mutual assistance activities. Constraints faced in the effort to strengthen the values of Pancasila in MIN 01 Indragiri Hilir include limited land, limited tools and media, and educators according to the activities being developed, are still lacking.
Sensitivitas antarbudaya mahasiswa di Yogyakarta Suyato Suyato
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.35314

Abstract

Di dalam masyarakat majemuk atau multikultural seperti Indonesia ini, sensitivitas antarbudaya yang dimiliki warga masyarakat menjadi elemen penting untuk terciptanya kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang damai. Namun demikian, penelitian yang memfokuskan pada sensitivitas antarbudaya belum banyak dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti masalah sensitivitas antarbudaya, khususnya di kalangan mahasiswa. Secara khusus, penelitian ini dimaksudkan untuk membandingkan tingkat sensitivitas antarbudaya mahasiswa di tiga program studi yang ada di UNY, UPNV, dan UNRIYO. Penelitian yang menghasilkan luaran berupa tulisan ini merupakan penelitian komparatif, berusaha membandingkan tingkat sensitivitas antarbudaya mahasiswa tiga program studi (Keperawatan, PKn, dan Teknik Perminyakan). Responden penelitian ini sebanyak 90 mahasiswa yang dipilih secara acak dari tiga program studi tersebut (Keperawatan: 30; PKn: 30; dan Teknik Perminyakan: 30). Metode pengumpulan data adalah dengan penyebaran angket. Data dianalisis secara statistik baik secara deskriptif maupun komparatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat sensitivitas antarbudaya di antara tiga program studi tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa dari ketiga program studi tersebut memiliki tingkat sensitivitas antarbudaya yang tinggi, karena berada pada kategori pendukung cultural relativism, bukan cultural egocentrism. ABSTRACTIn a pluralistic or multicultural society like Indonesia, intercultural sensitivity possessed by citizens is an important element for the creation of a peaceful society, nation, and state. However, there has not been much research focusing on intercultural sensitivity. Therefore, researchers are interested in examining the issue of intercultural sensitivity, especially among students. Specifically, this research was intended to compare the level of intercultural sensitivity among students in the three study programs at UNY, UPNV, and UNRIYO. The research report written in this paper is a comparative study, trying to compare the level of sensitivity among students of three study programs (Nursing, Civics, and Petroleum Engineering). The research respondents were 90 students who were randomly selected from the three study programs (Nursing: 30; Civics: 30; and Petroleum Engineering: 30). The method of collecting data is by distributing questionnaires. Data were analyzed statistically both descriptively and comparatively. The results showed that there was no significant difference in the level of intercultural sensitivity among the three study programs. Thus, it can be concluded that students from the three study programs have a high level of intercultural sensitivity, because it is in the category of supporting cultural relativism, not cultural egocentrism.
Pendidikan pendahuluan bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan Asep Dahliyana; Encep Syarif Nurdin; Dasim Budimansyah; Ace Suryadi
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.27919

Abstract

ABSTRAKPendidikan Kewarganegaraan di Indonesia memiliki beberapa fungsi salah satunya sebagai pendidikan pendahuluan bela negara. Namun dalam praktiknya, proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi masih belum menemukan formula yang sesuai dengan konsep pendidikan bela negara untuk warga negara sipil. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks pendidikan pendahuluan bela negara di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dengan pendekatan mix method dengan the dominant less dominant antara wawancara dan survey yang dilakukan kepada 400 peserta didik dan 8 dosen. Proses pengambilan data dilakukan pada peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia yang berasal dari 10 (sepuluh) program studi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan memiliki pengaruh terhadap nilai-nilai bela negara dengan kisaran yang berbeda. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan kecintaan dan motivasi untuk membela negara namun masih dalam tataran pemikiran berbentuk pengetahuan belum pada tataran tindakan. Oleh sebab, praktik dalam pendidikan pendahuluan bela negara tergantung dari perilaku peserta didik itu sendiri. Hal tersebut memiliki implikasi bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan pendahuluan bela negara untuk warga negara sipil syarat nilai tanpa makna yang tidak berpengaruh terhadap perilaku warga negara sipil secara aktual karena masih berada pada tataran konsep dan pengetahuan peserta didik semata. ABSTRACTCivic Education in Indonesia has several goals, one of which is as primary education for the country's defense. Nevertheless, in practice, the Civic Education learning process in tertiary institutions has not yet found a formula that is in line with the concept of state defense education for civilians. This study intends to explain the role of Civic Education in the context of primary education in state defense in tertiary institutions. The mixed-method approach method with the dominant less dominant between interviews and surveys conducted to 400 students and eight lecturers. The data collection process was carried out on the students of Universitas Pendidikan Indonesia, who came from 10 (ten) different study programs. The study results illustrate that Civic Education in universities influences the values of defending the country with different ranges. The interview results confirmed that Civic Education can increase the love and motivation to defend the country but still at the level of thought in the form of knowledge, not at the level of action. Therefore, practice in primary education in state defense depends on the behavior of the students themselves. It implies that Civic Education as primary education for civilians' defense is a condition without meaning that does not affect civilians' actual behavior because it is still at the students' concepts and knowledge only.

Page 1 of 1 | Total Record : 9