Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PEMBINAAN PENGETAHUAN MORAL PANCASILA SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI MODEL SCAFFOLDING WRITING Nuryana, Yana; Ayuningtyas, Riva; Nabillah, Rokhmatun; Dahliyana, Asep
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 27, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v27i2.12529

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan kehidupan abad 21 pada siswa sekolah dasar yang berlandaskan Pancasila melalui model scaffolding writing. Model scaffolding writing merupakan pembelajaran multiliterasi yang terdiri dari tahapan berikut: (1) pra-menulis; (2) menulis; dan (3) pasca menulis. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode pra eksperimen desain one group pretest posttest. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model scaffolding writing mampu meningkatkan pengetahuan moral Pancasila siswa sebesar 1,08 (selisih hasil pretest dan posttest). Peningkatan pengetahuan moral siswa dapat dilihat pada saat siswa menuliskan contoh dan mengklasifikasikan kegiatan yang berhubungan dengan Pancasila, memberikan alasan dari kegiatan yang sudah digolongkan, dan membuat rencana kegiatan yang akan dilakukan.
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Potensi Lokal Melalui Desa Fashion di Desa Kali Tengah katiah, katiah; Dahliyana, Asep; Karmila, Mila
SOSIETAS Vol 9, No 2 (2019): Sosietas : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.214 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v9i2.22818

Abstract

Pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan perekonomian perlu terus dilakukan, salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan mengembangkan desa fashion berbasis revolusi mental sebagai pusat belajar mahasiswa   yang berada di lokasi Kalitengah kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan pendendekatan kualitatif dengan metode studi kasus mengenai segala sesuai yang terkait dengan desa fashion sebagai desa binaan dari program studi Tata Busana PKK FPTK UPI. Cara mengungkap data pada tahap awal ini dilakukan dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Hasil yang didapatkan sebanyak empat tokoh masyarakat setempat menyatakan keunggulan Desa Kali Tengah sebagai desa fashion yang dapat dikembangkan dalam rangka inovasi pembelajaran untuk kebutuhan mahasiswa berbasis batik. Berdasarkan hasil analisis, dapat diungkap bahwa pengembangan desa fashion untuk keperluan pembelajaran memerlukan bantuan dari pemerintah dalam rangka menyiapkan supra dan infrastrukturnya.
Project Citizen: Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan dalam Membina Nasionalisme Dahliyana, Asep; Suabuana, Cik
SOSIETAS Vol 9, No 2 (2019): Sosietas : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.527 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v9i2.22820

Abstract

Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan mata kuliah yang penting dan strategis dalam mengemban misi membangun kesadaran dan kecakapan generasi muda/mahasiswa agar memiliki jiwa nasionalisme (Penjelasan Pasal 37 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional). Akan tetapi, praktik pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tidak mendorong kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan kreatif. Hal tersebut disebabkan model pembelajarannya cenderung berbentuk hafalan kognitif sehingga menimbulkan kejenuhan karena materi yang diajarkan cenderung monoton, teoretik, kognitif, bahkan verbalistik. Dengan memperhatikan masalah tersebut, perlu pengembangan metode pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi agar dapat berkontribusi terhadap penguatan nasionalisme mahasiswa. Dalam penelitian ini metode pembelajaran yang digunakan berbasis project citizen yang dikembangkan Center for Civic Education. Proses penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dengan pola “the dominant-less dominat design”. Pendekatan kuantitatif menggunakan survei dan pendekatan kualitatif sebagai pendalaman menggunakan wawancara. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang sedang melakukan kontrak mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Sampel penelitian yaitu mahasiswa Program Studi PGSD A dan C, serta Program Studi Biologi dengan jumlah 108 orang. Hasil penelitian adalah pengaruh pendidikan kewarganegaraan berbasis project citizen terhadap penguatan nasionalisme sebesar 43,6.
INTERNALISASI NILAI KEBUDAYAAN SUNDA DALAM PROGRAM REBO NYUNDA DI KOTA BANDUNG Choerunisa, Kulsum; Dahliyana, Asep
SOSIETAS Vol 6, No 2 (2016): JURNAL PENDIDIKAN SOSIOLOGI
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.86 KB) | DOI: 10.17509/sosietas.v6i2.4234

Abstract

The study was backed by the fears of loss of culture of sunda in West Java, especially in Bandung. This caused the modernization cannot be avoided by all layers of society, where technological progress is faster than the advancement of values and culture. In Bandung, there have been programs Rebo Nyunda held every Wednesday by the entire community of Bandung, especially students with language and dress of sunda. However, for the implementation of the programme of the community Rebo Nyunda yet entirely able to implement, especially for the young generation of students as the successor Nations. To get an overview about the internalization of cultural value in the program Nyunda Rebo, researchers using qualitative approach. The research States that students are still very influenced by modernization, there are some difficulties that students internalize the value of Sundanese culture, and some have a desire to develop a culture of sunda but the environment has not been supportive. Factors restricting the internalization of the values that is consciousness itself, because the students are still lack of knowledge, peers frequently make fun of, and environment outside of school.
NILAI-NILAI SPIRITUAL PENCAK SILAT KEBATINAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL DALAM MERUBAH SIFAT PREMANISME Widia Lestari; Annisa Fadillah; Rani Trianti; Dendi Septiawiguna; Asep Dahliyana
ETNOREFLIKA: Jurnal Sosial dan Budaya Vol 10 No 3 (2021): Volume 10 Nomor 3, Oktober 2021
Publisher : Laboratorium Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/etnoreflika.v10i3.1156

Abstract

This research is to find out the spiritual values ​​ existing in Pencak Silat (Martial Arts) as an effort to develop one's character, one of which is able to change the nature of thuggery. This study uses a qualitative design with a case study method, in which researchers conduct observations and interviews, and collect documentation at Padepokan Sapu Jagat Sukabumi. The data analysis process was carried out through the stages of collecting scientific article data sources, listening and interpreting the results of interviews, and comparing the interpretation results with previous research. Pencak Silat itself is a cultural heritage of the Indonesian nation having spiritual values, an attitude of piety to God Almighty, and a good social character. The spiritual values existing in PadepokanSapu Jagat are, among others, teaching to always ask God’s forgiving (istigfar), to read syahadat (creed), salawat, talqin sentences, to say the names of Allah, and tawasul. In addition, PadepkanSapu Jagat also teaches its members how to control themselves. The results of observations and interviews conducted by researchers show that the spiritual value existing in Sapu Jagat Padepokan is, among others, the ability to change the attitude of former criminals in Sukabumi, in fact this Sapu Jagat Padepokan is committed to providing goodness to the community environment.
Tradisi Mandi Sumur Penganten di Keraton Kanoman Cirebon Rahma Nur Atika; Salma Nur Karimah; Fadel M. Rizki; Bagja Waluya; Asep Dahliyana
Sosial Budaya Vol 17, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v17i2.8554

Abstract

Berdasarkan hasil observasi langsung yang kami lakukan, Pandangan Masyarakat Cirebon terhadap Tradisi Mandi Sumur penganten sangat menarik. Tradisi Mandi Sumur penganten ini merupakan Tradisi yang digunakan masyarakat untuk tetap mempertahankan peninggalan leluhur juga mempertahankan kearifan local dan cirri khas kota Cirebon. Keraton Kanoman ini merupakan tempat penyebaran islam pertama di Jawa Barat. Di keraton kanoman ada banyak karang-karang yang filosofinya “manusia harus punya mental seperti karang” bahwa manusia jangan mengandalkan sesuatu dari harta atau modal melainkan harus ada mental dari dirinya dari dalam hatinya, segala sesuatu harus bergerak dari hatinya. Pada hasil observasi kami juga menemukan bahwa ternyata sebelumnya Mandi Sumur pengantin ini hanya dilakukan oleh anak cucu keluarga di Keraton sebagai tanda Karomat. namun karena banyak yang tau akhirnya banyak warga yang ingin melakukan tradisi tersebut, namun dari pihak keraton tidak ada yang mengajarkan untuk melakukan tradisi ini yang bisa disebut animisme.Pandangan Masyarakat Cirebon mengenai Tradisi ini pun beragam. Ada yang menganggap tradisi ini ialah kearifan local dan sebuah Tradisi yang harus dilakukan karena sudah menjadi kebiasaan. Sumur pengantin, sumur yang terletak di Kebon Jimat Keraton Kanoman ini merupakan peninggalan sejak jaman wali songo. Sumur ini dipercaya untuk mempermudah kaum perempuan supaya mendapatkan jodoh dengan mandi disini, namun ada yang berpendapat bahwa ini bersinggungan dengan agama islam. meminta tetap kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semuanya kembali lagi kepadakepercayaan masing-masing orang. hal ini kembali lagi pada tiap individu bagaimana ia mempercayai Tradisi ini sendiri. 
Pendidikan pendahuluan bela negara melalui pendidikan kewarganegaraan Asep Dahliyana; Encep Syarif Nurdin; Dasim Budimansyah; Ace Suryadi
Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan Vol 17, No 2 (2020): Budaya, Kewarganegaraan, Politik, dan Pendidikan Kewarganegaraan
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jc.v17i2.27919

Abstract

ABSTRAKPendidikan Kewarganegaraan di Indonesia memiliki beberapa fungsi salah satunya sebagai pendidikan pendahuluan bela negara. Namun dalam praktiknya, proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi masih belum menemukan formula yang sesuai dengan konsep pendidikan bela negara untuk warga negara sipil. Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan peranan Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks pendidikan pendahuluan bela negara di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dengan pendekatan mix method dengan the dominant less dominant antara wawancara dan survey yang dilakukan kepada 400 peserta didik dan 8 dosen. Proses pengambilan data dilakukan pada peserta didik Universitas Pendidikan Indonesia yang berasal dari 10 (sepuluh) program studi yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan memiliki pengaruh terhadap nilai-nilai bela negara dengan kisaran yang berbeda. Hal tersebut dikuatkan dengan hasil wawancara bahwa Pendidikan Kewarganegaraan dapat meningkatkan kecintaan dan motivasi untuk membela negara namun masih dalam tataran pemikiran berbentuk pengetahuan belum pada tataran tindakan. Oleh sebab, praktik dalam pendidikan pendahuluan bela negara tergantung dari perilaku peserta didik itu sendiri. Hal tersebut memiliki implikasi bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan pendahuluan bela negara untuk warga negara sipil syarat nilai tanpa makna yang tidak berpengaruh terhadap perilaku warga negara sipil secara aktual karena masih berada pada tataran konsep dan pengetahuan peserta didik semata. ABSTRACTCivic Education in Indonesia has several goals, one of which is as primary education for the country's defense. Nevertheless, in practice, the Civic Education learning process in tertiary institutions has not yet found a formula that is in line with the concept of state defense education for civilians. This study intends to explain the role of Civic Education in the context of primary education in state defense in tertiary institutions. The mixed-method approach method with the dominant less dominant between interviews and surveys conducted to 400 students and eight lecturers. The data collection process was carried out on the students of Universitas Pendidikan Indonesia, who came from 10 (ten) different study programs. The study results illustrate that Civic Education in universities influences the values of defending the country with different ranges. The interview results confirmed that Civic Education can increase the love and motivation to defend the country but still at the level of thought in the form of knowledge, not at the level of action. Therefore, practice in primary education in state defense depends on the behavior of the students themselves. It implies that Civic Education as primary education for civilians' defense is a condition without meaning that does not affect civilians' actual behavior because it is still at the students' concepts and knowledge only.
Kearifan Lokal Sunda dalam Kegiatan Rebo Nyunda dan Potensinya untuk Tujuan Wisata Pendidikan Imas Kurniawaty; Asep Dahliyana; Aiman Faiz
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 3, No 6 (2021): December Pages 3500-5500
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.337 KB) | DOI: 10.31004/edukatif.v3i6.1538

Abstract

Kearifan lokal merupakan hubungan yang baik antara manusia, alam, dan lingkungan di suatu daerah yang dipengaruhi oleh budayanya. Dalam konteks perkembangan untuk mempertahankan budaya lokal tersebut, salah satunya dapat dilakukan dengan pendekatan pariwisata. Adanya kebijakan Bandung Masagi dengan program Rebo Nyunda yang diimplementasikan dalam dunia birokrasi dan sekolah dapat dikembangkan menjadi wisata baru untuk memperkenalkan budaya sunda. Pendekatan yang digunakan untuk memperoleh data yaitu kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil Penelitian mengilustrasikan bahwa program Rebo Nyunda yang diimplementasikan di sekolah dapat dijadikan wisata budaya dengan cara melengkapi kekurangan program yang cenderung formal dan kaku. Hal ini penting untuk meningkatkan daya tarik untuk masyarakat luar dalam mengenal kearifan lokal urang Sunda melalui lembaga pendidikan dengan lebih memperkenalkan simbol, bahasa, tata cara perilaku, dan permainan anak Sunda.
ANALISIS IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KONTEKS PENDIDIKAN UMUM MENURUT KAJIAN TEORI KRITIS JURGEN HUBERMAS Asep Dahliyana; Ahmad Syamsu Rizal; Encep Syarief Nurdin
Jurnal Visi Ilmu Pendidikan Vol 12, No 2 (2020): Juli 2020
Publisher : Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jvip.v12i2.39107

Abstract

Pendidikan karakter bukan merupakan hal yang baru di Indonesia. Akan tetapi, implementasi pendidikan karakter di sekolah hasilnya tidak begitu menyenangkan. Pendekatan yang digunakan dengan dirumuskannya mata kuliah wajib dalam konteks pendidikan umum yang diproses melalui bangku perkuliahan kurang memuaskan. Pendekatan yang digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan mix method yaitu melalui teknik survey dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) implementasi pendidikan karakter di Indonesia baru pada tataran nilai 2,65; (2) implementasi pendidikan karakter terhadap perkembangan karakter peserta didik belum dapat optimal sebab kurangnya pelatihan-pelatihan kepada pendidik; (3) implementasi pendidikan karakter dalam konteks pendidikan umum masih lemah, sebab pendidikan umum masih mengalami tumpang tindih dengan ranah disiplin ilmu lainnya.
SUNDANESE LOCAL WISDOM IN THE ACTIVITIES OF REBO NYUNDA AND ITS POTENTIAL FOR EDUCATION TOURISM PURPOSES Imas Kurniawaty; Asep Dahliyana; Aiman Faiz
JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL Vol 30, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpis.v30i2.29822

Abstract

Local wisdom is a good relationship between humans, nature, and the environment in an area influenced by culture. In the context of developments to maintain the local culture, one can be done with a tourism approach. The policy of Bandung Masagi with Rebo Nyunda program implemented in the world of bureaucracy and schools can be developed into a new tour to introduce Sundanese culture. The approach used to acquire data is qualitative with case study methods. The results illustrate that the Rebo Nyunda program implemented in schools can be used as a cultural tour by complementing the shortage of programs that tend to be formal and rigid. It is important to increase the appeal for the outside community in getting to know the local wisdom of Sundanese through educational institutions with more introducing symbols, languages, behavioral ordinances, and games of Sundanese children