cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Paradigma
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 337 Documents
PERAN MODAL SOSIAL DALAM MEKANISME SURVIVAL PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PENTOL BAKAR DI KAWASAN BENTENG PANCASILA (BENPAS) KOTA MOJOKERTO PRABOWO, UNGGUL
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Pelabelan negatif yang melekat pada pedagang kaki lima (PKL) ini membuat keberadaan mereka dianggap sebagai ancaman. Berbagai masalah yang dihadapi para PKL tentu saja perlu adanya suatu ikatan atau hubungan sosial yang erat agar dapat bertahan dan mempertahankan eksistensi mereka, tak terkecuali PKL pentol bakar. PKL pentol bakar merupakan PKL baru yang sedang marak khususnya di kawasan Benteng Pancasila kota Mojokerto. Modal sosial digunakan sebagai sarana untuk memperoleh jaminan hidup dan mekanisme survival terutama bagi PKL pentol bakar. Bertujuan untuk mengkaji modal sosial sebagai mekanisme survival PKL pentol bakar yang berada di kawasan Benteng Pancasila kota Mojokerto. Metodologi yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan modal sosial. Teknik dalam pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipan, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan analisis Miles and Huberman yakni data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa bentuk modal sosial yang berupa jaringan, yakni persamaan daerah tempat tinggal PKL pentol bakar, dibantu oleh keluarga/ kerabat dekat, dibantu oleh pelanggan untuk mendapat pelanggan baru, dan bekerjasama dengan PKL minuman, semuanya sesuai dengan strategi mekanisme survival yang pertama. Bentuk modal sosial yang berupa kepercayaan (trust), yakni berhutang kepada keluarga/ kerabat dekat dan pemberian hutang kepada pelanggan setia termasuk sesuai dengan strategi mekanisme survival yang keempat. Selanjutnya, kepercayaan dibantu oleh keluarga/ kerabat dekat sesuai dengan strategi mekanisme survival yang pertama. Selain itu, persamaan profesi sebagai PKL pentol bakar sesuai dengan strategi mekanisme survival yang ketiga. Bentuk modal sosial yang berupa norma, yakni norma yang bersumber dari agama dan norma kesopanan sesuai dengan strategi mekanisme survival yang pertama. Kata Kunci: PKL pentol bakar, modal sosial, mekanisme survival.   Abstract Negative labeling attached to street vendors (PKL) is making their presence seen as a threat. Various problems faced by street vendors certainly needs to be a bond or close social relationships in order to survive and maintain their existence, not to mention street vendors pentol bakar. Street vendors pentol bakar an emerging new vendors, especially in the area of Benteng Pancasila Mojokerto. Social capital is used as a means to obtain life assurance and survival mechanism, especially for PKL pentol bakar. This research aims to assess social capital as a survival mechanism street vendors pentol bakar in the area of Benteng Pancasila Mojokerto. The research methodology used was a qualitative research approach to social capital. Techniques in data collection is done by participant observation, in-depth interviews, and documentation. Analysis techniques using Miles and Huberman analysis of the data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The results showed that the form of social capital in the form of a network, namely equation residential areas street vendors pentol bakar, assisted by family/close relatives, aided by the customer to get new customers, and in collaboration with cadger drinks, all in accordance with the firts strategy of survival mechanism. Forms of social capital such as trust, namely owed to the family/close relatives and granting loans to loyal customers according to the fourth strategy of survival mechanism. Furthermore, trust is assisted by family/close relatives in accordance with the strategy of the first survival mechanism. In addition, the equation profession as street vendors pentol bakar in accordance with the third strategy of survival mechanism. Social capital in the form of norms, the norms originating from religion and norms of decency in accordance with the first strategy of survival mechanism. Keywords: street vendors pentol bakar, social capital, survival mechanism.
MOBILITAS SOSIAL ANTARGENERASIPETANI SUBURBAN DI KELURAHAN SEPANJANG BUNGA KURNIA SARI, HESTY
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini berawal dari fenomena semakin banyaknya konversi lahan dan pergeseran profesi petani akibat semakin menyempitnya lahan pertanian di daerah pinggiran perkotaan (suburban). Hal itu terbukti dengan semakin sedikitnya jumlah petani di kelurahan Sepanjang yaitu sekitar 13 orang. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran secara deskriptif mengenai proses mobilitas sosial dalam suatu keluarga petani suburban, dengan memahami saluran kemudian penyebab dan konsekuensi mobilitas sosial yang terjadi. Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi dan disajikan secara deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi partisipan serta dokumentasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan ketika berada di lokasi penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah empat keluarga petani suburban yang mengalami mobilitas sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saluran mobilitas sosial dalam setiap keluarga dapat berhasil dan gagal. Saluran yang terjadi antara lain adalah pendidikan, organisasi ekonomi, dan pernikahan. Penyebab mobilitas sosial dalam keluarga petani suburban terdiri atas faktor individu dan struktur yang dapat mendorong dan menghambat terjadinya mobilitas sosial vertikal naik. Faktor individu terdiri atas perbedaan kemampuan, orientasi sikap, penundaan kesenangan, keberuntungan, pola kesenjangan nilai sedangkan faktor struktur terdiri atas fertilitas, bantuan pemerintah dalam pendidikan, dan pola hidup berhutang. Konsekuensi dalam keluarga petani suburban yang ditimbulkan adalah perbedaan prinsip antar anggota keluarga, kerenggangan hubungan akibat kesibukan, perasaan cemas orang tua terhadap masa depan anaknya yang tidak terjamin, dan adanya perasaan kecewa anak karena pencapaian yang rumit untuk mewujudkan impiannya. Adaptasi yang dilakukan adalah penyesuaian terhadap kepemilikan harta dan kebiasaan. Kata Kunci: Mobilitas sosial, antargenerasi, petani suburban, keluarga. ABSTRACT  The research objective is to obtain a descriptive overview of the process of social mobility in a suburban farm families, by understanding the causes and consequences of channels then social mobility occurs. This research method is qualitative research with phenomenological approach and presented descriptively. Researchers conducted the data collection techniques such as interviews, participant observation and documentation to obtain the information needed while at the study site. Subjects in this study were four suburban farming families who experience social mobility. The results showed that the channels of social mobility within each family can succeed and fail. Channels that occur include education, economic organizations, and marriage. Then, the cause of social mobility in suburban farming family consists of individual factors and structures that can encourage and inhibit social mobility vertical climb. Individual factors consist of differences in ability, attitude orientation, delay pleasure, luck, pattern gap while the value of the structure factor consists of fertility, government assistance in education, and lifestyle owe. Besides the causes always happen the consequences. Consequences in suburban farming family is family problems and adaptation. Posed problems in the family is a principle difference between family members, the estrangement due to the busyness, parental anxiety about the future of their children are not guaranteed, and a feeling disappointed because the achievement of a complicated child to realize his dream. Then adaptations made are adjustments to property ownership and habits. Adaptation only occurs in suburban farming families who showed a vertical social mobility rises. Keywords: social mobility, intergenerational, suburban farmers, family.
PARENTING EDUCATION SEBAGAI PENDIDIKAN KELUARGA (MOTIV KETERLIBATAN ORANG TUA DALAM PARENTING EDUCATION) NUR M., SITI
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pendidikan anak usia dini merupakan upaya pembinaan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun melalui pemberian stimulus pendidikan agar membantu perkembangan dan pertumbuhan sehingga anak memiliki kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Untuk menyeimbangi hal ini, orangtua juga terlibat didalamnya dengan cara mendidik anak dilingkungan rumah. Fokus penelitian ini ialah menjelaskan kegiatan parenting education sebagai pendidikan keluarga. Serta motif sebab (because of motive) dan motif tujuan (in order to motive) orangtua mengikuti kegiatan parenting education. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Lokasi penelitian berada di PAUD Al-Mufidah Desa Beton Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. Subyek penelitian ini ialah orangtua anak usia dini yang dipilih secara snowball berdasarkan orangtua yang aktif mengikuti kegiatan. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan pengumpulan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi partisipasi dan wawancara mendalam serta teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan telaah dokumen. Penelitian ini menggunakan analisis dari Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa orangtua yang aktif mengikuti kegiatan tersebut bisa mendidik anak dengan baik lagi di lingkungan keluarga. Relasi kegiatan parenting education dengan pendidikan keluarga ialah: 1) Pembekalan pendidikan orangtua dan 2) Pendidikan anak dalam keluarga (peraturan, hukuman, penghargaan dan konsisten). Adapun motif sebab (because of motive) yang mendasari orangtua aktif mengikuti kegiatan parenting education karena: 1) Mendidik Anak, 2) Pertemanan. Serta yang menjadi motif tujuan (in order to motive) orangtua ialah: 1) Pendidikan dan 2) Agama. Kata Kunci: anak usia dini, parenting education, fenomenologi Alfred Schutz ABSTRACT Early childhood education is the development efforts aimed at children from birth to the age of six, which is done through the provision of educational stimulus in order to foster growth in both body and spirit so that the child has the readiness to enter further education. To balance this, the parents are also involved. By way of educating activities as a family education. As well as the motive cause (besause of motive) and motive individuals (in order to motive) of parents participated in parenting education. This study used a qualitative method with phenomenological approach Alfred Schutz. Location of the study are in early childhood village or Al-Mufidah concrete Mengabti district of Gresik. The subjects of this study is that parents of early childhood purposively selected based on actively participating in the activities. The data collection techniques using primary data collection and secondary data. Primary data were collected with participatory observation and in-depth interviews. While the technique of secondary data collection done with document review. Results from this study indicate that parents who are actively participating in these activities can educate children with better family environment. Parenting activity relationships education with family education are: 1) Briefing parental education and 2) Education of children in the family (regulations, penalties, rewards and consistens). As for the motive cause (because of motive) underlying the parents actively participated in the parenting education because: 1) Educating Children, and 2)Friendship. While the motive individuals (in order to motive) parents are: 1) Education and 2) Religion. Keywords: Early childhood, parenting education, phenomenology Alfred Schutz
KONSTRUKSI REMAJA TENTANG MEDIA ONLINE PERUBAHAN GAYA HIDUP  PADA ERA GLOBALISASI DI KETINTANG TIMUR SURABAYA RAHMANIA, NOVITA
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang gaya hidup online yang mulai digemari oleh khalayak masyarakat semenjak globalisasi muncul di Negara Indonesia. Globalisasi merupakan suatu era di mana terdapat proses penyebaran unsur-unsur baru khususnya yang menangkut informasi secara mendunia melalui berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Kemajuan teknologi membawa dampak yang sangat positif bagi perkembangan kemampuan mereka dalam mengakses berbagai informasi dan mennambah wawasan mereka untuk mengetahui dunia luar. Bahwasanya dunia luar juga perlu dipelajari untuk menjadikan inspirasi bagi setiap individunya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat fenomena remaja sebagai penggemar dan penikmat media online.  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi Alfred Schutz. Subjek penelitian ini adalah remaja yang tinggal di kawasan Ketintang Timur, Surabaya. Teknik penentuan subjek menggunakan teknik snowball. Teknik pengumpulan data menggunakan data primer dan sekunder. Teknik analisis data menggunakan kategorisasi data; yakni reduksi data, verifikasi data serta kesimpulan. Kemajuan teknologi seperti media online bukan hanya melanda masyarakat kota, namun juga telah dapat dinikmati oleh masyarakat di pinggir. Akibatnya segala informasi baik positif maupun negatif dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini dapat kita lihat bahwa media online telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir masyarakat, terutama  di kalangan remaja. Bagi mereka menggunakan media online adalah sesuatu yang diwajibkan dan menjadikan mereka tidak dianggap sebagai masyarakat yang gaptek. Disinilah peran orang tua sangat diperlukan dalam pengawasan terhhadap seorang anak. Perlunya komunikasi dan pola asuh yang baik harus diterapkan dalam menemani anak tumbuh dan berkembang dalam kehidupan bermasyarakat. Kata Kunci : Media Online, Gaya Hidup, Globalisasi. ABSTRACT This research about online lifestyle ranging audience favored by globalization appeared in public since the State of Indonesia. Globalization is an era in which there are elements of the deployment process, especially concerning the new global information through a variety of media, both print and electronic media.Sophistication of the technology in the era of globalization, increase knowledge for the Indonesian people, especially for young people in the area Ketintang Surabaya. Advances in technology bring positive impact to the development of their ability to access a variety of information and add their insight to know the outside world. Behold, the outside world also need to be studied to make the inspiration for each individual. And please note the inspiration is not something that should be implemented in reality.With the growing sophistication of technology such as online media to make the public become increasingly easy to obtain a variety of information. However, the rise of violence, harassment, loss of manners, drastic cultural change, the erosion of religious norms and various other negative actions, also can not be separated from the role of the media is only looking for profit without thinking about how the younger generation. Advances in technology such as online media not only hit the city, but also can be enjoyed by rural communities.As a result, any positive or negative information can be easily accessed by the public.Nowadays we can see that the online media has affected the lifestyle and mindset of the people, especially among teenagers.For those using online media is something that is required and make them not be considered as a clueless society. And this is where the role of parents is necessary in the supervision of a child.Communication and the need for good parenting should be applied in accompanying the child to grow and flourish in society. Keywords : Online , Lifestyle, Globalization.
MAKNA PAKAIAN SEKSI BAGI BIDUANITA DANGDUT (STUDI FENOMENOLOGI TENTANG KESADARAN BERPAKAIAN BIDUANITA O.M. AZITA DAN O.M. MUTIARA DI BOJONEGORO) NOVITASARI, DEWI
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Berbicara mengenai dangdut, maka tidak akan dipisahkan dengan alunan musik yang membuat siapa saja pendengarnya ingin turut bergoyang. Daya tarik musik dangdut bukan hanya pada alunan musiknya tetapi penampilan biduan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat makna pakaian seksi bagi biduan dangdut. Pada penelitian ini menggunakan teori dari Alfred Schutz dengan teori fenomenologinya yang melihat sebuah tindakan dari because motive atau penyebab tindakan dan in order to motive tujuan tindakan yang dilakukan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenemonelogi dari Alfred Schutz. Data yang dikumpulkan melalui dua teknik yaitu teknik wawancara dan participan observasionserta mengumpulkan dokumen-dokumen pendukung. Analisis dalam penelitian ini menggunakan tiga proses yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Hasil dari penelitian ini yaitu sesuai dengan teori dari alfred schutz yang menyatakan ada unsur penyebab seseorang melakukan tindakan (because motive) serta tujuan dari tindakan yang dilakukan biduanita (in order to motive) dapat diperoleh bahwa  because motive dari tindakan biduanita memakai pakaian seksi adalah adanya tuntutan dari pihak orkes untuk menggunakan pakaian seksi, perekonomian yang pas-pasan sehingga membuat subyek mengunakan pakaian seksi agar mendapat saweran, ada yang lebih percaya diri dan merasa nyaman apabila menggunakan pakaian seksi pada saat manggung. Setelah proses because motive barulah muncul tahap in order to motive dimana tujuan yang diinginkan biduanita pada saat menggunakan pakaian seksi adalah bersikap professional saat bekerja, mendapatkan saweran yang lebih banyak. Terdapat alasan lain biduanita menggunakan pakaian seksi yaitu agar tidak kalah saing dengan bidaun lainnya. Kata Kunci: Because motive, In order to motive, Biduanita, Pakaian seksi    Abstract. Talking about dangdut, it will not be separated with the music that makes the listener who wants to participate sway. Dangdut music appeal not only to the rhythm of the music, but the appearance of the singers also the main attraction for the audience. The focus of this study is to look at the meaning of sexy underwear for artist dangdut. In this study, using the theory of Alfred Schutz with fenomenologinya theory which saw an act of Because motive or cause of action, and in order to motive the purpose of the action taken. The approach used is fenemonelogi approach of Alfred Schutz. Data were collected through two techniques, namely techniques and participan observasion interviews and collect supporting documents. The analysis in this study uses three processes: data reduction, data presentation and withdrawal kesimpulan.Hasil of this study are consistent with the theory of alfred Schutz stating there is an element of the cause of a person's actions (Because motive) and the purpose of the action taken songstress (in order to motive) can be obtained that Because motive of action songstress wears sexy clothes are the demands of the orchestra to use sexy underwear, economy just barely making the subject using sexy underwear in order to get saweran, there is a more confident and feel comfortable when using sexy underwear at the time gig. After the motive Because then came the stage in order to motive where the desired goal songstress when using sexy clothes is to be professional at work, get saweran more. There is another reason that ladies use sexy clothes so as not to lose competitiveness with other bidaun. Keywords: Because motive, In order to motive, Singer, Apparel sexy
KOMODIFIKASI TANAH MAKAM KENINGRATAN RUSYDINA PUTRI, IKA
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian ini tentang ziarah sebagai budaya yang telah melekat pada kalangan masyarakat santri. Tujuan penelitian ini tentu untuk mendapatkan barokah dari karomah yang dimiliki oleh tokoh tersebut dan ritus-ritus dalam ziarah ternyata tidak hanya dilakukan oleh para kalangan santri. Pada situs makam keningratan Bata Putih Surabaya, tradisi ziarah bukan merupakan milik kalangan santri,saja melainkan tradisi para pejabat pemerintahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi dari Edmund Husserl yang mencoba untuk memperdalam observasi melalui tanda-tanda yang dinampakkan pada situs makam keningratan tersebut. Penelitian ini menggunakan teori komodifikasi dari Arjund Appadurai, dimana sebuah tradisi ziarah telah menjadi komoditas lain bagi para pejabat tersebut sebagai para pemilik hasrat dan harapannya terhadap sebuah ritual ziarah. Hasil pada penelitian bahwa komodifikasi yang diciptakan oleh para kalangan aristokrat dalam memaknai budaya Ziarah adalah tidak sebatas pada taraf  nilai religiusitas dan penilaian masyrakat saja mengenai ritual keagamaan tersebut. Namun, ziarah sudah merupakan sebagai suatu kebutuhan yang harus dipenuhi karena dorongan hasrat (desire) untuk memperoleh suatu hal yang diinginkannya. Hasrat tersebut harus dipuaskan dan dipenuhi dengan berziarah ke makam para bangsawan Kata Kunci : Komodifikasi, Santri, Ziarah, Kelas Sosial. Abstract  This research about ziarah is reputed as the culture or tradition of santri society..The purposes are get barokah from the karomah’s kiai and sunans. But, ziarah not only done by santri society, but also done by government and aristrocation community in the case of Aristrocation Bata Putih Surabaya graves. They doing that ritus by hidden from media. This risset use phenomenology approach from Edmund Husserl to try describe deeply about symbols showed from the graves situs. This result analised with the commodification theory from Arjund Appadurai. Ziarah tradition have been as other commodity for aristrocation society as desirer and demander of their hopes by ziarah.  This result about that comodification created by the among aristocratic in the handling culture a pilgrimage is not only to the first value religiousness and judgment civilization just about a ritus a religion. But , a ziarah it is as a necessity must be fulfilled because encouragement desire to purchase a the things that she wants .Desire of the loan must slaked and filled with visiting the tomb princes. Keyword : Commodification, Santri, Ziarah, Social Class.
INTERAKSI SIMBOLIK KELUARGA PASIEN MISKIN PENGGUNA JKN DAN NAKES DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SARIFAH AMBAMI RATO EBU BANGKALAN SYAMSI SURYA CHANDRA, BADRUS
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Kesehatan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dari mutu kehidupan dalam meningkatkan pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat. Salah satu dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan maka pemerintah membentuk sebuah asuransi untuk masyarakat miskin yang disebut Jaminan Kesehatan Nasional. Adanya asuransi tersebut masyarakat bisa menggunakan fasilitas tersebut di berbagai Rumah Sakit, sehingga semua masyarakat miskin bisa berobat dengan gratis tanpa di pungut biaya. Dalam penyelenggaraan asuransi kesehatan tersebut, di berbagai Rumah Sakit masih ada ketidak seimbangan antara pasien pengguna asuransi JKN tersebut dengan pasien kalangan menengah atas yang dilihat dalam bentuk pelayanan di dalam rumah sakit tersebut. Dalam ketidakseimbangan tersebut ada interaksi simbolik antara keluarga pasien miskin pengguna JKN dengan NAKES (Tenaga Kesehatan) di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat interaksi manusia saling membuat simbol dan menafsirkan segala simbol yang ditunjukkan antara keluarga pasien miskin pengguna JKN dan NAKES. Penelitian kali ini menggunakan metode kualitatif  dan menggunakan pendekatan interaksionisme simbolik Herbet Mead. Mead berpandangan bahwa manusia adalah individu yang berpikir, berperasaan, memberikan pengertian pada setiap keadaan, yang melahirkan reaksi dan interpretasi kepada setiap rangsangan yang dihadap. Kejadian tersebut dilakukan melalui interpretasi simbol-simbol atau komunikasi bermakna yang dilakukan melalui gerak, bahasa, rasa simpati, empati, dan melahirkan tingkah laku lainnya yang menunjukan reaksi atau respon terhadap rangsangan-rangsangan yang datang kepada dirinya. Penelitian ini menggunakan teknik purposive yaitudengan menyaring informasi sebanyak mungkin dari berbagai sumber. Hasil penelitian kali ini dapat disimpulkan bahwa antara keluarga pasien miskin pengguna JKN dan NAKES ada kesenjangan dalam melayani pasien miskin dan yang dilayani oleh NAKES tersebut. Kata Kunci : Interaksi Simbolik, Pelayanan, JKN, Keluarga Pasien Miskin, NAKES, RSUD Abstract Health is one very important element in improving the quality of life of national development to achieve a healthy Indonesia. One in improving the health welfare, the government set up a public insurance for the poor, called the National Health Insurance. Given the insurance people can use these facilities in various hospitals, so that all poor people can be treated for free without being in charge. In the provision of health insurance, in various hospital there is still an imbalance between the patient with the patient's insurance JKN upper middle class that is seen in the form of service in the hospital. Within the existing imbalance symbolic interaction between the patient's family is poor JKN users with health workers (Health Workers) in hospitals Syarifah Ambami Rato Ebu. So in sociological theory, according to Mead holds that human beings are individuals who are thinking, feeling, to give understanding to every situation, reactions and interpretations which give birth to any stimuli encountered. The incident made through the interpretation of symbols or meaningful communication is done through movement, language, sympathy, empathy, and give birth to other behaviors that show a reaction or response to stimuli that come to him. So in this study the researchers looked at how human interaction with each other to make symbols and interpret all the symbols shown between the families of poor patients and health workers JKN users. Keywords : Symbolic Interaction, Service, JKN, Family Poor Patients, health workers, hospitals
POLA KONSUMSI PENERIMA PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH) DI DESA GEBANGMALANG KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO BAYU PRAKOSO, ALBERTUS
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak               Artikel ini membahas pola konsumsi penerima Program Keluarga Harapan di Desa Gebangmalang  Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Penerima PKH memiliki kondisi ekonomi yang lemah.Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya masih mengalami kesulitan.Bantuan uang yang diberikan oleh PKH bertujuan untuk mengurangi beban hidup Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM).Pendekatan yng digunakan adalah fenomenologi dan etika subsisten James.C Scott sebagai landasan teori untuk memahami permasalahan.Pengambilan data dengan menggunakan data primer dan sekunder.Data primer melalui observasi dan wawancara mendalam, sedangkan data sekunder menggunakan studi pustaka. Hasil pembahasan, penerima PKH mememiliki beberapa cara pola konsumsi agar tetap bertahan hidup, meskipun dalam kondisi yang kritis. Penerima PKHakan melakukan berbagai cara seperi berikut: 1.Mengencangkan ikat pinggang dengan mengurangi asupan dan mutu makanan dibandingkan dari hari normal.a). Membeli beras dengan harga Murah. b). Membeli beras dengan jumlah tertentu setiap harinya.  2. Menggunakan alternatif subsistensi dengan hidup yang minimalis dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk tetap bertahan hidup. a). Mengurangi jumlah porsi yang akan dikonsumsi. b). Menjual hewan ternak yang dimiliki.3.Mengandalkan relasi dan jaringan sosial(Mengandalkan Kemampuan Orang Lain untuk Bertahan Hidup ) a). Meminta pekerjaan kepada teman. b). Berhutang kepada saudara. Selain untuk kebutuhan hidup, penerima PKH juga memiliki konsumsi lainya, seperti. a. Membeli pakaian, b. Memiliki kendaraan, dan lainya.  Penggunaan bantuan PKH dari segi pendidikan digunakan dengan sesuai, namun bantuan kesehatan cenderung tidak digunakan dengan maksimal, manfaat PKH bagi RTSM adalah mengurangi beban hidup, dan berbagai manfaat lainya. Kata Kunci: Pola konsumsi, Penerima PKH, Rumah tangga Sangat Miskin (RTSM)                                                                            Abstract                  This article discusses the consumption patterns receiver PKH Village Gebangmalang Mojoanyar District of Mojokerto. PKH recipient has a weak economic conditions. So to make ends meet is still experiencing difficulties. Aid money given by PKH aims to reduce the burden of living Household Very Poor (RTSM). By using phenomenological approach and subsistence ethic ofJames. C Scott as a theory. Data retrieval using primary and secondary data. The primary data through the use of observation and in-depth interview, while secondary data using literature. The following results that the recipient PKH mememiliki some way consumption patterns in order to survive, albeit in a critical condition. PKH recipient will perform a variety of ways are like the following: 1.Seat belt by reducing the intake and the quality of the food as usually.a). Buy rice with low prices. b). Buy rice with a certain amount each day. 2. Using a subsistence alternative to live a minimalist and conduct activities to survive. a). Reducing the number of servings to be consumed. b). Selling livestock owned, and others 3. Relying on relationships and social networks (Rely on Other People's ability to Survive) a). Ask job to a friend. b). Owed to the brothers. In addition to the necessities of life, PKH recipients also have other consumption, such as. a. Buy clothes, b. Have a vehicle, and others. PKH support the use of terms are used with the appropriate education, health relief tends not yet used to the maximum, for RTSM PKH benefit is to reduce the burden of life, and a variety of other benefits. mechanism. Keywords:Consumption patterns, Receivers PKH, Household Very Poor (RTSM)
ANALISIS MAKNA SEBUAH SIMBOL PADA RESTAURANT “PIZZA HUT” KHADRA, SUNNAYATUL
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Semiotika merupakan cara pendektana yang digunakan untuk menganalisis tanda. Semiotika sendiri terbagi menjadi dua yaitu: semiotika struktural dan pasca struktural. Semiotika tepat untuk menganalisis tampilan visual dari sebuah gambar. Dalam analisis ini adalah untuk membedah tanda dalam gambar makanan Fast Food “Pizza Hut”, menggunakan model semiotika ini, sehingga makna yang didapat adalah makna dari Roland Barthes. Setelah dianalisis, ternyata simbol dari “Pizza Hut” memiliki berbagai bentuk cara untuk mempengaruhi konsep pemikiran dari tiap calon konsumen yang melihat simbol ini, sehingga perlu adanya kajian lebih lanjut untuk membongkar sistem yang tertata dengan rapi, namun terdapat tujuan tersembunyi yang ada di belakangnya. . Kata Kunci : Semiotika, Pizza Hut, Fast Food.                                                  ABSTRACT Semiotic is an approach that been used to analyze the sign. Semiotic itself are divided into two, structural semiotica and pasca-structural semiotic. Semiotic are suitable to be used to analyze visualitation of an image, with reference to, in this analysis to revealed the sign in the fast food advertisement “Pizza Hut” as the model of semiotic, so the meaning can be obtained is the meaning that was involved by Roland Barthes. After being analyze, it turns out that the symbol of “Pizza Hut” has various form of ways to persuade every expectant customer that have seen this image, draw your point out that it needs further and deeper analyzation to reveal system that neatly arranged but has a mltove behind it. Keywords: Semiotics, Pizza Hut, Fast Food.
MAKNA PENDIDIKAN FORMAL BAGI ORANG TUA SISWA DI PULAU POTERAN MASITHA, DEWI
Paradigma Vol 4, No 1 (2016): Vol 4 Nomer 1 (2016)
Publisher : Paradigma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak  Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Orangtua harus memiliki kualitas diri yang memadai sehingga anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang makna pendidikan formal bagi orangtua siswa di Pulau Poteran Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep. Adapun dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi Alfred Shcutz, untuk menganalisis realitas sosial yang ada secara utuh.  Hasil dari penelitian ini terdapat tiga faktor yang mempengaruhi adanya pergeseran makna pendidikan formal yaitu  kondisi ekonomi dalam keluarga orangtua siswa, faktor budaya dan aksesibilitas. Alasan individu khususnya orangtua siswa memberi dampak terhadap persepsi orangtua terhadap pendidikan formal dikarenakan tingginya rasa malu  terhadap lingkungan dan untuk meningkatkan status sosial keluarga. Kata Kunci: Makna, Pendidikan Formal, Orangtua, Siswa   ABSTRACT Education is responsibility together between family, society and government. Parents must haves acceptable it-self quality, until child will expand in accordance with expectation. This research purposed to review about of the meaning formal education for parents on the island of Poteran Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep . this research using qualitative descriptive methode phenomenology alfred shcutz, to analyze social reality that is full. The result of this research there are three factor that influences a result of the shift meaning formal education that is economic conditions in family parents , cultural factors and accessibility .Reason individual especially parents make an impact on perception parents to education formal to the high shame with the environment and to increase the social family . Keyword: Meaning, Education Formal Parent Student

Page 5 of 34 | Total Record : 337