cover
Contact Name
Binar Winantaka
Contact Email
jurnalwuny@uny.ac.id
Phone
+62274586168
Journal Mail Official
jurnalwuny@uny.ac.id
Editorial Address
Gedung LPMPP Universitas Negeri Yogyakarta Jalan Kolombo 1, Yogyakarta
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Ilmiah WUNY
ISSN : 01263854     EISSN : 27470547     DOI : https://doi.org/10.21831/jwuny.v1i3
Jurnal Ilmiah WUNY mempublikasikan berbagai hasil penelitian dan atau hasil pemikiran di bidang pendidikan, teknologi, kesehatan, dan budaya.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 168 Documents
Pengaruh Handphone Terhadap Perkembangan Perilaku Sosial pada Anak-anak dan Remaja Minyati Minyati
Jurnal Ilmiah WUNY Majalah WUNY XVIII Nomor 1, Februari 2016
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5812.76 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v18i1.9917

Abstract

Perkembangan ilmu dan teknologi di berbagai negara khususnya dalam bidang teknologi informasi, komunikasi dan transportasi telah membuat dunia ini seolah-olah tanpa batas. Arus informasi dan komunikasi dari berbagai negara menjadi semakin cepat. Peristiwa apapun yang terjadi di dunia ini akan dengan sangat cepat dapat diketahui oleh seluruh warga negara dunia lainnya. Berbagai masalah yang terjadi di negara Indonesia bisa dengan cepat diketahui oleh warga negara lain di dunia, begitu juga sebaliknya apa yang terjadi di negara lain bisa dengan mudah dan cepat diketahui warga negara di Indonesia. Dunia menjadi tanpa batas, tanpa jarak dan waktu.
Tutor Sebaya dalam Upaya Perumbuhan Motivasi dan Minat Baca Siswa Purnami Purnami
Jurnal Ilmiah WUNY Vol 1, No 2 (2019): Jurnal Ilmiah WUNY
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jwuny.v1i2.27584

Abstract

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh tutor sebaya terhadap peningkatan motivasi minat baca siswa kelas VI pada SD Negeri Karangtengah IV. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Metode yang digunakan adalah dengan pemanfaatan teman sekelas sebagai tutor sebaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kegiatan membaca, minat siswa kelas VI SD Negeri Karangtengah VI masih rendah. Namun, ketika berkomunikasi dengan teman sebayanya dalam kegiatan sehari-hari, siswa jauh lebih mudah. Hal tersebut yang mendorong untuk menggunakan teman sebagai tutor sebaya untuk menumbuhkan minat baca. Tahapan pelaksanaan berupa pendahuluan, pelaksanaan, dan kegiatan evalusai. Pemanfaatan tutor sebaya dilakukan ketika kegiatan literasi berlangsung. Siswa yang berperan sebagai tutor sebaya, memandu temannya yang kurang berminat dalam kegiatan membaca. Dalam satu kelas dibentuk menjadi empat kelompok, dengan tiap kelompok memiliki satu tutor sebaya. Kendala yang terjadi di lapangan adalah harus ada kejelian dalam memilih siswa untuk menjadi tutor sebaya. Efektifitas tutor sebaya dalam kegiatan pembelajaran adalah adanya peningkatan minat baca pada siswa dalam tiap-tiap kelompok. Minat baca tumbuh karena adanya motivasi dari masing-masing anggota kelompok. Dalam tiap kelompok tersebut, antara siswa yang satu memotivasi siswa yang lain. Hasil akhir menunjukkan bahwa dengan menggunakan metode tutor sebaya, minat baca di kelas VI pada SD Negeri Karangtengah IV mengalami peningkatan.
KOLABORASI ORANG TUA DAN GURU MELALUI KUBUNGORTU DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA SD Henny Sri Rantauwati
Jurnal Ilmiah WUNY Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah WUNY
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.775 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v2i1.30951

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan: (1) peran orang tua dalam meningkatkan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik melalui kubungortu; (2) peran guru dalam meningkatkan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik melalui kubungortu; dan (3) Kolaborasi orang tua dan guru dalam meningkatkan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik melalui kubungortu. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang dilaksanakan pada bulan Juli-November 2019.Subjek penelitian adalah peserta didik, orang tua peserta didik, dan guru yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara kepada peserta didik, orang tua peserta didik, dan guru. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) peran orang tua peserta didik dalam meningkatkan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di rumah adalah proaktif yaitu dengan strategi mengenalkan, menanamkan, dan membiasakan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik dengan membuat jadwal belajar di rumah dan mengkomunikasikan melalui kubungortu; (2) peran guru dalam meningkatkan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik di sekolah adalah memberikan teladan, penghargaan, dan membiasakan melalui kegiatan-kegiatan pembiasaan yang menumbuhkan kegiatan disiplin dan tanggung jawab serta mengkomunikasikan melalui kubungortu; (3) kolaborasi orang tua dan guru dalam meningkatkan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik secara langsung dan tidak langsung terjalin baik, terbukti dengan peran aktif orang tua peserta didik dalam mendukung program-program sekolah seperti POS (Paguyuban Orang Tua Siswa) dan kubungortu. Hal ini berdampak pada peningkatan karakter disiplin dan tanggung jawab peserta didik.
Lansia Sehat dan Tetap Produktif Tutiek Rahayu
Jurnal Ilmiah WUNY Majalah WUNY XVI Nomor 3, September 2014
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jwuny.v16i3.2970

Abstract

Peraturan Pemerintah No. 21/2014 menyatakan bahwa usia pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS) diperpanjang 2 tahun dari usia 56 tahun menjadi 58 tahun. Oleh sebab itu, PNS yang sudah masuk kelompok lanjut usia (lansia) berusia di atas 55 tahun dan masih aktif bekerja harus sehat dan tetap produktif. Banyak orang yang sudah masuk kriteria usia lansia masih tetap aktif bekerja dan cukup produktif. Para PNS yang telah memasuki pensiun biasanya juga tidak langsung berhenti bekerja, tetapi masih aktif bekerja untuk pihak swasta atau wiraswasta sendiri. Banyak profesi yang mereka tekuni sebagai seorang wiraswasta, antara lain : peternak, petani, pedagang, bisnis di berbagai macam bidang. Bisnis yang mereka tekuni antara lain bisnis kuliner, bangunan, kerajinan dan masih banyak lagi berbagai macam profesi tadi menuntut kesehatan kondisi fisik dan kemampuan kognitif yang menandai untuk mendapatkan hasil yang optimal, sehingga bisa dilihat produktivitas para lansia  tersebut. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam M. Noerhadi (2014) perkembangan lansia di Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun, hal ini bisa dilihat dari tabel berikut ini.
Sirih Pinang di Indonesia dan Taiwan Nuning Catur Sri Wilujeng
Jurnal Ilmiah WUNY Majalah WUNY XV Nomor 1, Januari 2013
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.148 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v15i1.3530

Abstract

Sirih atau piper betel merupakan tanaman tropis yang tumbuh di pantai Afrika, daratan India, Cina, Asia Tenggara, Australia bagian utara, dan Pasifik. Tanaman ini mempunyai akar lekat yang keluar dari tiap ruas batangnya. Sirih hidup dengan cara menempel di batang pohon. Tanaman ini mampu beradaptasi dengan kawasan ekstrem basah ataupun kering. Selama ini masyarakat mengenal lima varietas tanaman sirih, yaitu sirih hijau, sirih kuning, sirih kaki merpati, sirih merah, dan sirih hitam. Sirih banyak khasiatnya dalam bidang pengobatan, baik untuk pengobatan luar maupun dalam.
Mind Mapping dalam Pembelajaran K3 Kelistrikan untuk Meningkatkan Kreativitas dan Aktivitas Siswa Riski Putri Harsanti
Jurnal Ilmiah WUNY Majalah WUNY XVII Nomor 1, Februari 2015
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7792.966 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v16i6.4366

Abstract

Proses pembelajaran di sekolah, dalam hal ini khususnya bagi para siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang Teknik Elektro lebih mengedepankan keterampilan kerja di laboratorium maupun di bengkel yang telah ada atau dengan kata lain bagaimana agar siap memasuki dunia kerja. Salah satu akibat dari hal itu adalah dalam pembelajaran siswa menjadi kurang optimal pengembangan aktifitas berfikir. Menurut Putu Sudira (2014 : 6 ) belakangan ini pendidikan kejuruan dan vokasi mulai menekankan pada berfikir orde tinggi. Berfikir orde tinggi menuntut skill berfikir kritis, kreatifitas, kemampuan berkomunikasi dan kemampuan kolaborasi.
Humas dan Manajemen Krisis R. Dedy Herdito
Jurnal Ilmiah WUNY Majalah WUNY XVII Nomor 3, September 2015
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3052.637 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v17i3.9738

Abstract

Kata krisis selalu identik dengan sesuatu yang menakutkan, ketidaknyamanan dan ketidaktentuan. Setiap orang pasti engganmembicarakan krisis ketika pada posisi kejayaan karena takutmembayangkan kegagalan, kejatuhan, kemiskinan, dan sulit bangunserta butuh waktu bertahun-tahun lagi untuk bangkit dan memulai darinol. Tentu saja kekhawatiran tersebut cukup beralasan, namun melihatdari unsur-unsur krisis yang merupakan sesuatu yang tidak bisadiprediksi, bersifat tiba-tiba, mengandung unsur ancaman kelangsunganorganisasi dan butuh keputusan cepat, maka mempersiapkan secara dinilangkah-langkah strategis bila sewaktu-waktu terjadi merupakan salahsatu upaya mempertahankan kelangsungan organisasi.
Pemanfaatan Software Geo Gebra untuk Media Pembelajaran Transformasi di Kelas VII SMP Indarti Indarti
Jurnal Ilmiah WUNY Majalah WUNY XVIII Nomor 2, Mei 2016
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5835.423 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v18i2.10001

Abstract

Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa, meski tak sedikit siswa memperoleh nilai sempurna dalamUjian Nasional untuk mata pelajaran ini. Hal ini dapat dilihat dari hasilUjian Nasional siswa SMP/MTs serta MTs Terbuka di Provinsi D.I.Yogyakarta pada tahun 2015. Dari sekitar 51 ribu peserta, terdapat 1890siswa yang memperoleh nilai 100 pada mata pelajaran Matematika.Sementara untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, danIPA, nilai 100 masing-masing diraih oleh 128, 112, dan 40 siswa, relatifjauh lebih rendah dibandingkan jumlah peraih nilai sempurna untukmata pelajaran matematika (Yulianingsih, 2015, hlm. 1)
Penggunaan Media Simulasi Phet Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Ngadinem Ngadinem
Jurnal Ilmiah WUNY Vol 1, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah WUNY
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.005 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v1i1.26850

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perkembangan keterampilan proses sains (KPS) peserta didik pada materi gerak parabola dan untuk mengetahui ada tidaknya signifikan peningkatan keterampilan proses sains peserta didik dengan memanfaatkan simulasi PhET model Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini dilakukan melalui metode pra-eksperimen dengan desain one group pre-test dan post test. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara Cluster Random Sampling (sampel acak kelompok). Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 24 peserta didik kelas X-MIPA7 di SMA N 6 Yogyakarta. Proses pengidentifikasi perkembangan KPS peserta didik dianalisis berdasarkan analisis keuntungan yang dinormalitaskan dan ada tidaknya signifikan peningkatan KPS dianalis uji-T one group pre-test dan post test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan proses sains peserta didik meningkat sebesar 20% (rendah) pada keterampilan mengamati, 57% (sedang) pada keterampilan menarik kesimpulan, 81% (tinggi) pada keterampilan memprediksi, 27% (rendah) pada keterampilan komunikasi dan 41% (sedang) pada keterampilan mengklasifikasi. Berdasarkan hasil analisis uji-T one group pre-test dan post-test diperoleh nilai rata-rata keterampilan proses sains peserta didik meningkat dari 60,00 menjadi 77,29 dengan N-gain 0,43 dan sig* 0.00 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa penggunaan simulasi PhET model PBL dalam pembelajaran fisika secara keseluruhan dapat membantu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik pada kategori sedang. Kata kunci: Simulasi PhET, Model PBL dan Keterampilan Proses Sains (KPS)
STORY TELLING SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER KEBANGSAAN DI DAERAH 3T Siti Khanifah
Jurnal Ilmiah WUNY Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Ilmiah WUNY
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.494 KB) | DOI: 10.21831/jwuny.v2i1.30946

Abstract

Tujuan penulisan ini paper yaitu: menganalisis peranan story telling dalam pendidikan karakter kebangsaan di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil), hambatan penerapan story telling, dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan penerapan story telling di daerah 3T, khususnya di SD Negeri 249 Halmahera Selatan. Metode penelitian yaitu kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus dengan lokasi penelitian SD Negeri 249 Halmahera Selatan. Subjek penelitian yaitu siswa dan guru SD Negeri 249 Halmahera Selatan. Data penelitian dikumpulkan melalui teknik dokumentasi, wawancara, dan pengamatan. Analisis data dengan mengorganisasikan, meredukssi data, dan menyajikan dalam pembahasan. Hasil penelitian ini yaitu: (1) Peranan story telling dalam pendidikan karakter kebangsaan sebagai media pembelajaran yang dilakukan di dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran. (2) Hambatan yang dihadapi guru dalam penerapan story telling sebagai media pendidikan karakter kebangsaan yaitu kompetensi guru terkait dengan keterbatasan pengetahuan guru akan biografi para pahlawan. Faktor eksternal terkait dengan keterbatasan akses informasi dan belum ada standar evaluasi ketercapaian pembentukan karakter kebangsaan. (3) Upaya yang dilakukan oleh guru yaitu guru menggunakan cerita yang bervariatif tidak selalu kisah tokoh pahlawan atau legenda, akan tetapi tokoh yang dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, penyediaan buku bacaan. Student center dengan memberikan kesempatan peserta didik bercerita sehingga story telling tidak berpusat pada guru.

Page 1 of 17 | Total Record : 168