cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Pythagoras: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika
ISSN : 19784538     EISSN : 2527421X     DOI : 10.21831
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 14, No 1: June 2019" : 10 Documents clear
Efektivitas model pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) dan reciprocal teaching berbantuan game edukasi Niswatun Hasanah; Achmad Buchori; Dina Prasetyowati; Farida Nursyahidah
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (611.44 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.17157

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) berbantuan Game Edukasi dan Reciprocal Teaching berbantuan Game Edukasi ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini adalah quasi experiment dengan posttest only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs Sultan Fatah Gaji Demak tahun ajaran 2017/2018 dan kelas VIII-A, VIII-B, dan VIII-C dipilih sebagai sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat perbedaan signifikan rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model REACT berbantuan Game Edukasi, model Reciprocal Teaching berbantuan Game Edukasi, dan model pembelajaran konvensional (ekspositori); (2) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran REACT berbantuan Game Edukasi lebih baik dari pada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional; (3) kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang belajar menggunakan model Reciprocal Teaching berbantuan Game Edukasi lebih baik dari pada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional; (4) pembelajaran dengan model REACT dan Reciprocal Teaching berbantuan Game Edukasi sama-sama efektif ditinjau dari kemampuan pemecahan masalah dengan rata-rata kemampuannya signifikan di atas 70; dan (5) terdapat pengaruh positif keaktifan siswa pada kelas yang belajar menggunakan model REACT dan Reciprocal Teaching berbantuan Game Education terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. The effectiveness of the Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) and reciprocal teaching model assisted by educational gameAbstractThis research aimed to describe the effectiveness of Relating, Experiencing, Applying, Cooperating, Transferring (REACT) learning models assisted by Educational Game and Reciprocal Teaching assisted by Educational Game in terms of students’ mathematical problem-solving abilities. This study was a quasi-experiment with a posttest only control design. The population in this research was students of 8th-grade of MTs Sultan Fatah Gaji Demak, Indonesia in the academic year 2017/2018 and class VIII-A, VIII-B, and VIII-C were selected as research samples. The results showed that (1) there was a significant difference in the average mathematical problem-solving ability between students who received learning with the REACT model assisted by Educational Game, the Reciprocal Teaching model assisted by Educational Games, and conventional learning models (expository); (2) the mathematical problem-solving ability of students who learn using REACT learning models assisted by Educational Games was better than conventional learning; (3) the mathematical problem-solving ability of students who learn using the Reciprocal Teaching model assisted by Educational Game was better than conventional learning; (4)The learning with the REACT and Reciprocal Teaching models assisted by Educational Games was equally effective in terms of problem solving skills with an average ability significantly above 70; and (5) there was a positive correlation between the activeness of students in class learning using REACT and Reciprocal Teaching models assisted by Game Education on students’ mathematical problem-solving abilities.
Kemampuan argumentasi mahasiswa melalui model berpikir induktif dengan metode probing-prompting learning Lisanul Uswah Sadieda
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.305 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.24038

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan argumentasi maha­siswa sesudah mengikuti perkuliahan yang menerapkan model berpikir induktif dengan metode probing-prompting learning pada materi subgrup. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian adalah 38 mahasiswa angkatan 2016/2017 Prodi Pendidikan Matematika UIN Sunan Ampel Surabaya. Instrumen yang digu­nakan adalah lembar tes kemampuan argumentasi. Kemampuan argumentasi mahasiswa diiden­tifikasi berdasarkan komponen argumentasi McNeill dan Krajcik yang terdiri dari claim, evidence, reasoning, dan rebuttal. Peningkatan kemampuan argumentasi mahasiswa dianalisis dengan statistik non parametrik menggunakan uji Wilcoxon Signed-Rank pada taraf signifikan 5% (α = 0,05). Hasil analisis data menunjukkan bahwa kemampuan argumentasi mahasiswa setelah perlakuan lebih baik dibandingkan sebelum perlakuan dan terdapat perbedaan signi­fikan (Z = -7,397, p = 0,000) kemampuan argumentasi mahasiswa sebelum dan setelah diterap­kan model berpikir induktif dengan metode probing-prompting learning pada materi subgrup. Dengan demikian, penerapan model berpikir induktif dengan metode probing-prompting learning pada materi subgrup efektif untuk meningkatkan kemampuan argumen­tasi maha­siswa. Students’ argumentation ability through inductive thinking model with the probing-prompting learning methodAbstractThis study aimed to describe an increase in students' argumentative abilities after attending lectures that apply inductive thinking models with probing-prompting learning methods in subgroup material. This type of research was quasi-experimental with a quantitative approach. The study sample was 38 students of Mathematics Education Department of State Islamic University Sunan Ampel Surabaya, Indonesia. The instrument used was the argumentation ability test sheet. The student's argumentation ability was identified based on McNeill and Krajcik's argumentation component consisting of claims, evidence, reasoning, and rebuttal. Improved student argumentation skills were analyzed by non-parametric statistics using the Wilcoxon Signed-Rank test. The results of data analysis showed that the students’ argumen­tation ability after treatment was better than before treatment and there was a significant difference (Z = -7,397, p = 0,000) the ability of students' argumentation before and after the inductive thinking model with the probing-prompting learning method was applied in the subgroup material. Thus, the implementation of inductive thinking models with probing-prompting learning methods in subgroup material was effective for improving students' argu­men­tation abilities.
Pengembangan alat pembelajaran GeoKlik untuk pembelajaran geometri Aan Hendroanto; Harina Fitriyani
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.976 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.22063

Abstract

Objek matematika sebagian besar bersifat abstrak dan sulit untuk dibayangkan sehingga banyak siswa yang kesulitan untuk memahaminya. Salah satu solusi untuk membantu siswa dalam hal ini yaitu dengan menggunakan alat-alat Euclid seperti penggaris, jangka, dan busur untuk menggambar objek geometri di papan tulis atau whiteboard. Namun, penggunaan alat-alat Euclid untuk menggambar terkadang tidak maksimal dikarenakan kurang efisien dan merepotkan. Akibatnya, banyak guru yang kemudian justru menggambar objek geometri tanpa menggunakan alat-alat ini sehingga gambar yang seharusnya membantu siswa memahami materi, justru malah membuat mereka semakin tidak paham. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan alat yang dinamakan GeoKlik untuk mendukung kegiatan pembelajaran geometri. GeoKlik merupakan penggabungan alat-alat menggambar geometri Euclid yang didesain agar penggunaannya lebih fleksibel dan mudah sehingga guru maupun siswa dapat menggunakannya dalam proses belajar mengajar tanpa kesulitan. Pengembangan pada penelitian ini menggunakan model pengembangan 4D yang terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu define, design, development, dan dissemination. Penelitian pengembangan ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UAD. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Namun demikian, analisis data tetap melibatkan data kuantitatif dan perhitungan statistika sederhana. Berdasarkan hasil validasi ahli media, alat GeoKlik mendapat penilaian sangat baik dari ahli media dengan nilai rata-rata 4,79. Dari segi aspek desain, GeoKlik mendapat nilai rata-rata sebesar 4,78 dengan kategori sangat baik. Aspek keefektifan GeoKlik juga memperoleh skor sangat baik dengan nilai rata-rata 4,81. Sedangkan untuk aspek kepraktisan, GeoKlik mendapat nilai rata-rata 4,75 dengan kategori sangat baik. Respon yang diberikan guru dan siswa terhadap alat GeoKlik ini juga sangat positif dengan nilai rata-rata keseluruhan yaitu 4,79 untuk respon guru, sedangkan nilai respon rata-rata siswa yaitu sebesar 4,51.The development of the learning tool "GeoKlik" for geometry learningAbstractMathematical objects are mostly abstract and difficult to imagine so that many students have difficulty understanding them. One solution to help students, in this case, is by using Euclid tools such as rulers, rows, and arcs to draw geometric objects on the board or whiteboard. However, the use of Euclid tools for drawing is sometimes not optimal because it is less efficient and troublesome. As a result, many teachers then draw geometric objects without using these tools so that images that should help students understand the material actually make them even less understanding. This study aims to produce a tool called GeoKlik to support geometry learning activities. GeoKlik is a combination of Euclid's geometric drawing tools designed so that its use is more flexible and easy so that teachers and students can use it in the learning process without difficulty. The development of this study used a 4D development model consisting of 4 stages of development, namely: 1) Define 2) Design 3) Development, and 4) Dissemination. This development research was conducted at the Mathematics Education Study Program FKIP UAD. Data analysis in this research used the descriptive qualitative method. However, data analysis still involved quantitative data and simple statistical calculations. Based on the results of the media expert validation, the GeoKlik tool was very well rated by media experts with an average value of 4.79. In terms of design aspects, GeoKlik scored an average of 4.78 with very good categories. The aspect of GeoKlik effectiveness also scored very well with an average value of 4.81. Whereas for the practicality aspect, GeoKlik got an average value of 4.75 with a very good category. The response given by the teacher and students to the GeoKlik tool was also very positive with an overall mean value of 4.79 for the teacher's response, while the average response value of the student was 4.51.
Influence of prerequisite concepts understanding and mathematical communication skills toward student’s mathematical proving ability Ellis Salsabila
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.913 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.25067

Abstract

This study aims to describe the influence of prerequisite concepts understanding and mathematical communication skills on the mathematical proving ability of Mathematics Education Program students in the Faculty of Mathematics and Science, State University of Jakarta (FMIPA UNJ). The method used in this study was a survey and correlational techniques. The study population was all students of the Mathematics Education Program FMIPA UNJ in 2018. The study sample was taken with a simple random sampling technique, there were 50 students in total. In this study, the dependent variable was mathematical proving ability (Y) and the independent variables were the prerequisite concepts understanding (X1) and mathematical communication skills (X2). This study based on the inferential statistical analysis of research data by using multiple regression analyses to test the effect of independent variables on the dependent variables. The results obtained were: 1) the prerequisite concepts understanding had a positive effect and significant on students’ mathematical proving ability, 2) mathematical communication skills had a positive effect and significant on students’ mathematical proving ability, and 3) prerequisite concepts understanding and mathematical communication skills simultaneously had a positive effect and significant on mathematical proving ability with effect size of 69.3%. Pengaruh pemahaman prerequisite concepts dan kemampuan komunikasi matematis terhadap mathematical proving ability mahasiswaAbstrakPenelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh pemahaman prerequisite concepts dan kemampuan komunikasi matematis terhadap kemampuan membuktikan matematis mahasiswa Pendidikan Matematika di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta (FMIPA UNJ). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  metode survei dan teknik korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika FMIPA UNJ tahun 2018. Sampel penelitian diambil dengan teknik simple random sampling sebanyak 50 mahasiswa. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan membuktikan matematis (Y) dan variabel bebasnya adalah pemahaman prerequisite concepts (X1) dan kemampuan komunikasi matematis (X2). Penelitian ini berdasarkan analisis statistik inferensial atas data penelitian dengan menggunakan analisis regresi ganda untuk menguji pengaruh variable-variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil yang diperoleh adalah: 1) pemahaman prerequisite concepts berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pembuktian matematis mahasiswa, 2) kemampuan komunikasi matematis berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pembuktian matematis mahasiswa, 3) pemahaman prerequisite concepts dan kemampuan komunikasi matematis secara bersama-sama (simultan) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pembuktian matematis mahasiswa dengan besar pengaruh sebesar 69,3%.
Pengembangan modul matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk siswa kelas VII SMP Anjas Setyadi; Abdul Aziz Saefudin
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.917 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.16771

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pengembangan dan mengasilkan modul matematika dengan model pembelajaran berbasis masalah untuk siswa kelas VII SMP pada materi segiempat, serta mendeskripsikan kualitas modul matematika ditinjau dari kualitas kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang mengacu pada model pengembangan ADDIE dengan tahapan Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation. Subjek uji coba penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Pajangan, Bantul. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, angket, dan tes. Observasi dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan pembelajaran. Angket digunakan untuk mengetahui penilaian ahli dan respon siswa, sedangkan soal tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah menggunakan modul yang dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kevalidan modul berdasarkan rata-rata penilaian dosen ahli materi adalah 3,36 termasuk kriteria baik dan rata-rata penilaian guru ahli materi adalah 2,88 termasuk kriteria baik sedangkan berdasarkan rata-rata penilaian ahli media adalah 3,08 termasuk kriteria baik, (2) kepraktisan modul berdasarkan rata-rata hasil respon siswa adalah 3,12 termasuk kriteria baik dan rata-rata persentase hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran adalah 89,78% termasuk kriteria sangat baik, (3) keefektifan modul berdasarkan tes hasil belajar siswa dengan persentase ketuntasan mencapai KKM adalah 73,33% termasuk kriteria baik. Development of Mathematics Module with Problem Based-Learning Model for 7th Grade of Junior High School StudentsAbstractThis research aimed to describe the process of development and to produce mathematics module with problem-based learning model for 7th grade of junior high school students in rectangular material and describe the quality of the mathematics module in terms of the quality of validity, practicality, and effectiveness. This research was development research that referred to the model of ADDIE development with the stages of Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation. The subject of the research involved the students of the 7th grade of SMP Negeri 2 Pajangan, Bantul, Indonesia. The technique data collection used in this research was observation, questionnaire, and test. The observation was used to observing the implementation of learning. The questionnaire was used to know the expert assessment results and student response, while the test questions were used to asses student learning outcomes after using the module. The results showed that (1) validity of module based on the average assessment material experts was 3,36 including good criteria and the average assessment of teachers was 2,88 including good criteria while based on the average assessment of media experts was 3,08 including good criteria, (2) practicality of module based on the average of student response result was 3,12 including good criteria and average of percentage observation result of learning activity was 89,78% including very good criteria, (3) effectiveness of module based on the test student learning outcomes with the percentage of completeness reached the Minimum Completeness Criteria was 73.33% including good criteria.
Pengembangan perangkat pembelajaran matematika menggunakan pendekatan inquiry berorientasi kemampuan berpikir kritis Alfizah Ayu Indria Sari; Dhoriva Urwatul Wutsqa
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (650.36 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.27303

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) menggunakan pendekatan inquiry berorientasi pada kemampuan berpikir kritis dan rasa ingin tahu siswa yang berkualitas berdasarkan aspek valid, praktis dan efektif. Penelitian ini menggunakan model pengem­bangan ADDIE dengan tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Subjek penelitian adalah 32 siswa kelas XI MIA 3 SMA Negeri 1 Godean. Analisis data kevalidan dan kepraktisan dilakukan dengan mengkonversi skor aktual menjadi skor kualitatif. Analisis keefektifan dilakukan dengan menentukan persentase ketuntasan siswa pada tes kemampuan berpikir kritis dan rata-rata skor angket rasa ingin tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran menggunakan pendekatan inquiry yang berorientasi pada kemam­puan berpikir kritis dan rasa ingin tahu siswa telah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif. Developing a learning kit using an inquiry approach oriented to critical thinking skillAbstractThis study aimed to produce a learning kit using the inquiry approach oriented to students’ critical thinking skills and curiosity which has a good quality in the aspects of validity, practicality, and effectiveness. This study was research and development that used the ADDIE model, which includes the steps of analysis, design, development, implementation, and evaluation. The subjects were 32 of 11th-grade students of SMA Negeri 1 Godean (Senior High School), Province of Special Region of Yogyakarta, Indonesia. The data of validity and practicality were analyzed by converting the actual score into qualitative data. The data of effectiveness were done by determining the percentage of student that passed the critical thinking skill tests and the mean scores of students' curiosity questionnaire. The results of this study were a teaching kit using the inquiry approach oriented to students' critical thinking skill and curiosity has met the criterion of valid, practical, and effective.
Analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita persamaan linear dua variabel Widi Pradini
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (927.169 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.21481

Abstract

Tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah untuk mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita persamaan linear dua variabel. Sumber data merupakan 23 siswa kelas VIII yang telah diajar persamaan linear dua variabel. Data yang diambil adalah jawaban tertulis siswa dan hasil wawancara siswa yang menjadi subyek penelitian. Data dianalisis secara deskriptif melalui tahapan berikut: 1) membaca dan menelaah data jawaban tertulis satu per satu untuk menentukan kesalahan yang dialami siswa (reading), 2) membuat deskripsi singkat mengenai kesalahan yang dilakukan siswa (describing), dan 3) mengelompokkan kesalahan yang dilakukan siswa berdasarkan indikator tahap pemecahan masalah Polya (classifying). Dari hasil analisis data jawaban tertulis, peneliti menentukan 5 subyek penelitian yang selanjutnya akan diwawancarai. Hasil wawancara digunakan untuk melengkapi data jawaban tertulis siswa yang menjadi subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan terjadi pada setiap indikator tahap pemecahan masalah Polya. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa adalah kesalahan fakta, kesalahan prosedur, dan kesalahan karena kecerobohan. Penyebab kesalahan tersebut diantaranya adalah keterampilan pemahaman bacaan siswa yang terbatas, siswa belum mampu mengidentifikasi informasi yang relevan dalam soal cerita, siswa belum terbiasa mengerjakan soal cerita, manajemen waktu yang kurang baik, dan siswa belum menguasai dengan baik materi matematika yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal cerita. The analysis of students’ error in solving the linear equation of two variables word problemAbstractThe purpose of this qualitative research was to describe the error of students in solving the linear equation of two variables word problem. The data source was 23 eight grade students who have been taught about the linear equation of two variables. The data are student-written answer in solving the linear equation of two variables word problem and the results of the interview from the students who become the research subjects. Data were analyzed descriptively through the steps as follows;1) read and reviewed the written answer data one by one to determine the errors experienced by students (reading), 2) made a brief description of the errors made by students (describing), and 3) classified errors made by students based on Polya’s problem-solving stage indicators (classifying). From the results of the written answer data analysis, the researcher determines 5 research subjects who will follow the interview. The results of the interview used to complete the written answer data of students who were the research subject. The study showed that errors occur in Polya’s problem-solving stage indicators. The types of errors made by students were a factual error, procedural error, and carelessness error. The causes of such errors include the limited skills of student's reading comprehension, student's inability in identifying relevant information in word problems, students were not familiar to solve the word problem, poor time management, and students not mastering the mathematical material needed to solve the word problems.
Pengaruh reciprocal teaching terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis ditinjau dari self-efficacy siswa Melinda Chusnul Chotima; Yusuf Hartono; Nila Kesumawati
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.496 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.22375

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh model Reciprocal Teaching terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditinjau dari self-efficacy siswa kelas VIII di SMP PGRI 11 Palembang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan populasi siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah simple random sampling. Sampel penelitian adalah kelas VII.1 yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model Reciprocal Teaching dan kelas VII.2 yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional. Teknik pengumpulan data menggunakan posttest untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dan angket untuk mengukur self-efficacy siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANOVA dua jalur pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa antara kelas yang mendapat perlakuan berupa model Reciprocal Teaching dan kelas dengan pembelajaran konvensional. Terdapat perbedaan signifikan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa ditinjau dari self-efficacy siswa, namun tidak terdapat pengaruh interaksi antara pembelajaran dan self-efficacy terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VII di SMP PGRI 11 Palembang. The effect of reciprocal teaching on mathematical problem-solving abilities in terms of students' self-efficacyAbstractThis research aimed to describe the effect of the Reciprocal Teaching model on mathematical problem-solving abilities in terms of the self-efficacy of seventh-grade students at SMP PGRI 11 Palembang, Indonesia. This research used an experimental method with a population was all seventh-grade students. The sampling technique used was simple random sampling. The research sample was class VII.1 which was treated in the form of learning using the Reciprocal Teaching model and class VII.2 which was treated in the form of expository learning. The data collection techniques used were a posttest to measure students’ mathematical problem-solving abilities and questionnaires to measure students’ self-efficacy. The data analysis technique used was two-way ANOVA at a significance level of 5% (α = 0.05). The results showed that there was a significant difference in students’ mathematical problem-solving abilities between the class that was treated in the form of Reciprocal Teaching models and class with conventional learning. There was a significant difference in students’ mathematical problem-solving abilities in terms of students’ self-efficacy, but there was no effect of interaction between learning and self-efficacy on the mathematical problem-solving abilities of seventh-grade students at SMP PGRI 11 Palembang.
Keterlaksanaan standar proses pada pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2013 pada kelas XII SMA Negeri Jaya Paldi; Jailani Jailani
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.805 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.21220

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterlaksanaan standar proses pada pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2013 pada kelas XII SMA Negeri. Penelitian ini merupakan penelitian mixed method dengan desain sequential explanatory strategy. Partisipan pada penelitian ini adalah guru matematika kelas XII SMA Negeri di Kota Pekanbaru yang menerapkan Kurikulum 2013. Keterlaksanaan standar proses dinilai berdasarkan aspek perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran. Analisis data deskriptif menggunakan kecenderungan keterlaksanaan dalam lima kriteria, yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterlaksanaan standar proses menurut Kurikulum 2013 pada kelas XII SMA Negeri di Kota Pekanbaru ditinjau dari aspek perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pembelajaran adalah masuk pada kategori baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pada aspek perencanaan guru masih mengalami kendala dalam penyusunan lembar kegiatan siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, serta perencanaan alokasi waktu. Pada aspek pelaksanaan pembelajaran, masih terdapat kendala yaitu pada kemauan guru untuk menerapkan pendekatan saintifik, terutama pada tahap menanya dan menalar. Adapun pada aspek penilaian, guru masih mengalami kendala terkait penilaian sikap dan keterampilan. The implementation of process standard in mathematics learning according to the Curriculum 2013 in 12th-grade of public senior high schoolAbstractThis study aimed to describe the implementation of process standard in mathematics learning according to the Curriculum 2013 in 12th-grade of public senior high school. This research was mixed-method research with a sequential explanatory strategy design. Participants in this study were mathematics teachers of 12th-grade of public senior high school in Pekanbaru City, Indonesia who applied the Curriculum 2013. The process standard was assessed based on aspects of planning, implementing, and assessment of learning. Descriptive data analysis used the tendency of implementation in five criteria, namely very good, good, enough, less, and very less. The results showed that the implementation of process standard according to the Curriculum 2013 in class 12th-grade of public senior high school in Pekanbaru City in terms of planning, implementation, and assessment of learning were included in the good category. The results of the study also showed that in the aspect of planning, the teacher was still experiencing problems in the preparation of students’ worksheet, lesson plan, and time allocation planning. In the aspect of implementing learning, there were still obstacles, namely the teacher's willingness to apply a scientific approach, especially at the questioning and reasoning stages. As for the aspects of assessment, teachers still experience obstacles related to the assessment of attitudes and skills.
Pengembangan perangkat pembelajaran geometri berbasis kecerdasan majemuk siswa SMP kelas VIII Pasttita Ayu Laksmiwati; Endah Retnowati
PYTHAGORAS Jurnal Pendidikan Matematika Vol 14, No 1: June 2019
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, UNY

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (636.379 KB) | DOI: 10.21831/pg.v14i1.26591

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan dan mendeskripsikan proses pengembangan dan kualitas perangkat pembelajaran geometri berbasis konsep kecerdasan majemuk dari Howard Gardner. Penelitian pengembangan ini mengadopsi model pengembangan Plomp terdiri dari tahapan penelitian awal, pengembangan, dan evaluasi. Perangkat pembelajaran geometri yang dikembangkan meliputi rencana pelaksanaan pembelajaran, buku, dan lembar kerja siswa untuk materi Geometri Kelas VIII Semester 2 berbasis kecerdasan majemuk. Kualitas hasil pengembangan ditinjau dari tiga aspek yaitu kevalidan, keefektifan, dan kepraktisan. Berdasar­kan penilaian kualitas kevalidan, diperoleh bahwa perangkat mendapatkan kriteria sangat baik. Hal ini terjadi karena perangkat yang dikembangkan sesuai dengan indikator pembelajaran dan prinsip pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Aspek keefektifan didasarkan pada pencapaian prestasi belajar siswa dan self-esteem. Keefektifan produk berdasarkan prestasi belajar diperoleh dari persentase banyaknya siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75, dimana diketahui terdapat 82,05% siswa mencapai KKM. Keefektifan juga ditinjau dari self-esteem siswa, dimana setelah pembelajaran self-esteem siswa berada pada level tinggi. Sementara itu, respon siswa dan guru terhadap kepraktisan penggunaan perang­kat masing-masing adalah sebesar 4,175 (diklasifikasikan praktis) dan 4,625 (diklasifikasikan sangat praktis). Berdasarkan hasil observasi terhadap pembelajaran diketahui bahwa keter­laksanaan pembelajaran adalah sebesar 96,82% (di kelas A) dan 97,61% (di kelas B), sehingga pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran geometri yang dikembangkan layak untuk digunakan. The Development of Geometry Learning Kit Based on Multiple Intelligences for 8th Grade Students of Junior High SchoolAbstractThis study aimed to produce and describe the development process and quality of geometry learning kit based on multiple intelligences from Howard Gardner. This study adopted Plomp’s model of research design, consisting of preliminary research, developing, and evaluation. As a result, this research was developed learning kit, which includes lesson plans, a handbook, and worksheets of geometry for 8th graders 2nd semester. The quality of the developed instructions was described by its validity, effectiveness, and practicality aspect. The effectiveness of the product based on learning achievement was obtained from the percentage of the number of students who reach the Minimum Completeness Criteria (MCC), which was 75, where it was known that there were 82.05% of students achieving the MCC. The other effectiveness result can be seen from students’ self-esteem, after following the learning designed, it has a mean score with high classification. The students’ and teacher’s response was 4.175 (can be categorized practical) and 4.625 (categorized very practical), respectively. The result of learning observations showed that the percentage of the implementation learning was 96.82% (class A) and 97.61% (class B), so it can be seen that the learning process was taking place. Thus, the result of the study shows the learning kit was appropriate to be used.

Page 1 of 1 | Total Record : 10