cover
Contact Name
Rokhani Hasbullah
Contact Email
rokhani.h@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltep@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian
ISSN : 24070475     EISSN : 23388439     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Keteknikan Pertanian dengan No. ISSN 2338-8439, pada awalnya bernama Buletin Keteknikan Pertanian, merupakan publikasi resmi Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (PERTETA) bekerjasama dengan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem (TMB) IPB yang terbit pertama kali pada tahun 1984, berkiprah dalam pengembangan ilmu keteknikan untuk pertanian tropika dan lingkungan hayati. Jurnal ini diterbitkan dua kali setahun. Penulis makalah tidak dibatasi pada anggota PERTETA tetapi terbuka bagi masyarakat umum. Lingkup makalah, antara lain: teknik sumberdaya lahan dan air, alat dan mesin budidaya, lingkungan dan bangunan, energi alternatif dan elektrifikasi, ergonomika dan elektronika, teknik pengolahan pangan dan hasil pertanian, manajemen dan sistem informasi. Makalah dikelompokkan dalam invited paper yang menyajikan isu aktual nasional dan internasional, review perkembangan penelitian, atau penerpan ilmu dan teknologi, technical paper hasil penelitian, penerapan, atau diseminasi, serta research methodology berkaitan pengembangan modul, metode, prosedur, program aplikasi, dan lain sebagainya.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian" : 10 Documents clear
Kajian Pengaruh Iradiasi Sinar Gamma Terhadap Mortalitas Lalat Buah Dan Mutu Buah Mangga Gedong (Mangifera indica L) Selama Penyimpanan Cicih Sugianti; Rokhani Hasbullah; Yohanes Aris Purwanto; Dondy A Setyabudi
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract Gedong mango (Mangifera indica L.) is a tropical fruit that has the potential for export. But, the fruit of the mango is hosted by fruit fly. Fruit fly pests of mango export has been restrained by the very strict quarantine regulation. Therefore, it need a treatment that can annihilate the fruit fly. Irradiation technique has been one of the quarantine treatment that being attention, in order to disinfested pest attack. This research aims to study the effect of irradiation on mortality of fruit fly species Bactocera papayae (oriental fruitfly) on gedong mango, and to study the effect of irradiation dose and storage temperature on the physiology of the nature and quality of mangoes gedong. The results showed the mortality test results for B. papayae towards the dose 0.75 kGy reached until 100%. The next level was to test the mango fruit fly which considered infested naturally from the field. The dose given were 0:25 kGy, 0.5 kGy, 0.75 kGy and control. The results showed that in the control treatment founded that fruit flies growth from the day 9th to day 24th days of storage. 0.25 kGy dose and 0.5 kGy dose given were still found larva growth until the day 24th days of storage. From the test results of mortality at the dose of 0.75 kGy was able to annihilate fruit fly mortality reaches until 100%, but when applied to the fruit which has considered infested in the field were still found larvae growth until the 21st days of storage. Irradiation dose of 0.75 kGy can suppress the respiration rate, and weight losses during storage. With the irradiation dose can affected the quality of gedong mango such as vitamin C, total acid, Total Soluble Solid (TSS), and moisture content of gedong mango. Keywords: Gedong mango, Fruit flies, Irradiation, Quarantine treatment Abstrak Buah mangga gedong (Mangifera indica L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang berpotensi untuk di ekspor. Tetapi buah mangga merupakan inang dari lalat buah. Serangan hama lalat buah menyebabkan ekspor buah mangga terhambat oleh aturan karantina yang sangat ketat. Oleh karena itu diperlukan suatu perlakuan yang dapat membunuh lalat buah tersebut. Teknik iradiasi sebagai salah satu perlakuan karantina mulai dilirik untuk tujuan disinfestasi serangga hama. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh iradiasi terhadap mortalitas lalat buah (fruit fly) spesies Bactocera papayae (oriental fruitfly) pada buah mangga gedong, dan mempelajari pengaruh dosis iradiasi dan suhu penyimpanan terhadap sifat fisiologi dan mutu buah mangga gedong. Hasil penelitian menunjukkan untuk hasil uji mortalitas B. papayae terhadap dosis 0.75 kGy mencapai 100%. Tahapan selanjutnya adalah menguji buah mangga yang dianggap sudah terinfestasi lalat buah secara alami dari lapang. Besarnya dosis yang diberikan adalah 0.25 kGy, 0.5 kGy, 0.75 kGy dan kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan kontrol ditemui lalat buah yang berkembang pada hari ke-9 sampai hari ke-24 penyimpanan. Pemberian dosis 0.25 kGy dan 0.5 kGy masih ditemukan larva yang berkembang hingga hari ke-24 penyimpanan. Dari hasil uji mortalitas pada dosis 0.75 kGy mampu membunuh lalat buah mencapai mortalitas 100%, namun ketika diterapkan pada buah yang dianggap sudah terinfestasi secara lapang masih ditemukan larva yang berkembang pada hari ke-21 penyimpanan. Pemberian dosis iradiasi sebesar 0.75 kGy dapat menekan laju respirasi, dan susut bobot selama penyimpanan. Dengan pemberian dosis iradiasi dapat mempengaruhi mutu buah mangga gedong seperti halnya kadar vitamin C, total asam, TPT, dan kadar air buah mangga gedong. Kata kunci : Mangga gedong, Lalat buah, Iradiasi, Perlakuan karantina.Diterima:09 November 2011;Disetujui: 13 Maret 2012 
Aspek Teknologi Dan Analisis Kelayakan Pengelolaan Serasah Tebu Pada Perkebunan Tebu Lahan Kering Iqbal .; Tineke Mandang; E. Namaken Sembiring; M.Achmad. Chozin
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstrak PG Takalar adalah salah satu pabrik gula yang terdapat di Sulawesi Selatan dan memiliki potensi serasah tebu yang besar. Serasah tebu merupakan limbah yang kaya bahan organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik berupa kompos. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi dan kebutuhan alat dan mesin pada pengelolaan serasah tebu  pada PG Takalar .  Hasil penelitian menunjukkan bahwa PG Takalar  memiliki rata-rata potensi ketersediaan serasah tebu pada PG Takalar adalah 19.96% atau 20% dari setiap batang tanaman tebu. Dengan luas lahan 4186 ha, maka total potensi serasah tebu adalah 32860 ton/tahun. Hingga saat ini pengelolaan serasah tebu pada PG Takalar masih dilakukan secara konvensional dengan membakar serasah tebu tersebut di lahan perkebunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa luas lahan 4186 ha membutuhkan jumlah alat dan mesin untuk mendukung kegiatan mekanisasi pada pengelolaan serasah tebu adalah traktor 48 unit, trash rake 13 unit, trailer besar 31 unit, aplikator 4 unit, pencacah 18 unit, truk 3 unit, pengaduk 3 unit, dan  loader 3 unit Kata kunci : potensi, mekanisasi, pengelolaan, serasah tebu, tanaman tebu Abstract PG Takalar is one of sugar factory in South Sulawesi which has enormous potential of sugarcane litter. Sugarcane litter is organic waste that could be processed into organic fertilizer in form of compost. The objectives of this study were to determine the potential of sugarcane litter and to determine the machinery requirement for sugarcane litter management in PG Takalar. The result showed that the average availability potential of sugarcane litter in PG Takalar was 19.96% or 20% from each stem of sugarcane. In total, with 4186 ha area of PG Takalar, the potential of sugarcane litter was 32860 ton/year. Nowadays, in PG Takalar, the management of sugarcane litter is done conventionally by burning the litter in the field. It is also found from the study that to manage the sugarcane litter in 4186 ha area, the number of machinery needed to support the mechanization of sugarcane litter management were 48 units of tractor, 13 units of trash rake, 31 units of trailer, 4 units of applicator, 18 units of chopper, 3 units of truck, 3 units of composting turner, and 3 units of loader. Key words: potential, mechanization, management, sugarcane litter, sugarcane Diterima:14 Desember 2011; Disetujui:17 Maret 2013  
Optimasi Proses Penggorengan Hampa dan Penyimpanan Keripik Ikan Pepetek (Leiognathus sp.) Jati Sumarto Putro; I Wayan Budiastra; Usman Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abtract Vacuum frying technology can be used as an alternative to improve the economic value of Pepetek (Leiognathus sp.) fish. The objectives of this study were to determine frying temperature and process time and to determine packaging material and shelf life of processed fish. Pepeteks were fried in temperature 80, 90, and 100 oC and process time 30, 45, and 60 minutes. Product quality of each treatments were analyzed including water content, fat content, hardness, and color. Organoleptic tests were carried out based on hedonic scale. The result showed that the temperature and exposure time significantly influenced the characteristic of the products. The best quality of pepetek chips was obtained at frying temperature 90oC for 45 minutes. Aluminium foil maintained the shelf life of pepetek chips better than Polypropilene. Keywords: vacuum frying,  pepetek chips,  shelf lifeAbtrak Teknologi penggorengan hampa dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomis dari ikan Pepetek (Leiognathus sp.). Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan suhu dan waktu proses penggorengan serta menentukan jenis kemasan dan umur simpannya. Ikan pepetek digoreng pada suhu 80, 90, dan 100 oC dengan waktu 30, 45, dan 60 menit. Analisa kualitas produk pada tiap perlakuan meliputi kadar air, kadar lemak, kekerasan, dan warna. Uji organoleptik dilakukan berdasarkan skala hedonik. Hasil penelitian menunjukkan suhu dan waktu penggorengan berpengaruh nyata terhadap karakteristik produk. Kualitas keripik pepetek terbaik diperoleh pada suhu 90 oC dengan waktu 45 menit. Aluminium foil mampu mempertahankan umur simpan keripik pepetek lebih baik dibandingkan Polipropilen. Kata kunci: penggorengan hampa,  pepetek, umur simpanDiterima: 23 September 2011; Disetujui: 26 Januari 2012 
Pendugaan Kelas Mutu Berdasarkan Analisa Warna Dan Bentuk Biji Pala (Myristica fragrans houtt) Menggunakan Teknologi Pengolahan Citra Dan Jaringan Saraf Tiruan Latifa Dinar; Atris Suyantohadi; M. Affan Fajar Fallah
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract Factors affecting the quality of a product is one of them is the color and shape. Color and shape factor was used as a parameter the most attention in the selection of a product. Farmer level, the separation between the seed heads intact and damaged seeds have not done this led to lower prices nutmeg. Separation based on a whole seed and grain merchants and level damage done is done by direct observation. This separation process requires large amounts of labor, the cost is relatively large and long enough. Development of separation methods based on the nutmeg seed quality classes can be done with image processing technology in combination with artificial neural networks. The use of color and shape parameter in the selection of quality seeds in non-destructive nutmeg is needed to address the separation of nutmeg manually. This study aims to identify the quality of nutmeg by color and shape by digital image processing technology in combination with artificial neural networks. Color parameters of the model used consists of a color Red Green Blue, Hue Saturation Value color model, color model Lαb shape parameter consists of area, perimeter, roundness, compactness. Discriminant analysis based on parameters derived mean color saturation and a significant area as the network input. The results showed the mean saturation parameter and the area identified quality class ABCD head, and BWP Rimpel with 100% accuracy.Key words: nutmeg, quality, color, shape, discriminant analysis, neural networksAbstrak Faktor yang mempengaruhi kualitas sebuah produk salah satunya adalah warna dan bentuk. Faktor warna dan bentuk digunakan sebagai salah satu parameter yang paling diperhatikan dalam pemilihan sebuah produk. Ditingkat petani pala proses pemisahan antara biji utuh dan biji rusak belum dilakukan hal ini menyebabkan harga biji pala menjadi rendah. Pemisahan berdasarkan biji utuh dan biji rusak dilakukan ditingkat pedagang dan dilakukan dengan pengamatan langsung. Proses pemisahan ini membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah banyak, biaya relatif besar dan waktu yang cukup lama. Pengembangan metode pemisahan biji pala berdasarkan kelas mutu dapat dilakukan dengan teknologi pengolahan citra yang dikombinasi dengan jaringan saraf tiruan. Penggunaan parameter warna dan bentuk dalam pemilihan mutu biji pala secara non-destruktif sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan pemisahan biji pala secara manual. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi mutu pala  berdasarkan warna dan bentuk dengan teknologi pengolahan citra digital yang dikombinasi dengan jaringan saraf tiruan. Parameter warna yang digunakan terdiri dari model warna Red Green Blue, model warna Hue Saturation Value, model warna Lab parameter bentuk terdiri dari area, perimeter, roundness dan compactness. Berdasarkan analisis diskriminan diperoleh parameter warna mean saturation dan area yang signifikan sebagai input jaringan. Hasil penelitian menunjukan parameter mean saturation dan area berhasil mengidentifikasi kelas mutu pala ABCD, Rimpel dan BWP dengan akurasi 100%.Kata kunci : Biji pala, mutu, warna, bentuk, analisis diskriminan , jaringan saraf tiruanDiterima: 03 Januari 2012; Disetujui: 29 Maret 2012 
Karakteristik Edible Film dari Pektin Hasil Ekstraksi Kulit Pisang Muhammad Sudirman Akili; Usman Ahmad; Nugraha Edhi Suyatma
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract Banana peel is a waste of banana processing industries which is obviously uneconomy and unfriendly to the environment.  However, this material could be used as a source of important natural compounds, such as pectin. Owing to the fact that pectin has good gelling properties, it can be used to make edible film. The objectives of this research were to extract and characterize pectin from banana peel and to make edible film from the obtained pectin by using glycerol as plasticizer. Characterization of edible films were conducted in terms of color, thickness, elongation, tensile strength and water vapor transmission. The research used factorial completely randomized design. The results showed that yield of pectin made from ambon banana peel ripeness level one was 8.42% with the characteristics werewater content : 11.27% (<12%), ash content : 1.70%, low methoxil content : 4.15% (<7%) and galacturonat content : 25.86% (65%). The addition of glycerol significantly increased elongation and decreased tensile strength of edible film. Based on edible film result, the recomended treatment is the addition with glycerol 20% as plasticizer of pectin based edible film. Keywords : banana peel,pectin,edible film. Abstrak Kulit pisang adalah limbah hasil industri pengolahan yang  tidak bernilai ekonomi dan ramah lingkungan. Meskipun limbah kulit pisang dapat digunakan sebagai sumber pektin yang merupakan senyawa alami. Kenyataannya bahwa pektin memiliki sifat gel yang baik sehingga dapat digunakan untuk membuat kemasan yang dapat dimakan (edible film. Tujuan dari penelitian ini adalah mengekstrak dan mengkarakterisasi pektin dari kulit pisang untuk membuat edibe film dengan penambahan gliserol untuk memberikan sifat plastis dan elastis. Karakteristik edible film pada penelitian ini adalah warna, ketebalan, elongasi, kuat tarik dan laju transmisi uap air.  Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa rendeman tertinggi terdapat pada pektin dari kulit pisang tingkat kematangan 1 dengan karakteristik kadar air: 11.27% (<12%), kadar abu : 1.70%, kandungan metoksil rendah : 4.15% (<7%) dan kandungan asam galkturonat  : 25.86% (65%). Penambahan gliserol secara signifikan meningkatkan elongasi dan menurunkan kuat tarik edibe film. Edible film dengan perlakuan penambahan gliserol 20% direkomendasikan sebagai perlakuan terbaik karena memiliki sifat plastis yang baik dan mampu mengemas bahan pangan. Kata Kunci : kulit pisang, pektin, edibe film Diterima; 27 Januari 2012; Disetujui: 30 Maret 2012  
Deteksi Chilling Injury pada Buah Mangga Gedong Gincu dengan Menggunakan Near Infrared Spectroscopy Putri Wulandari Zainal; Usman Ahmad; Yohanes Aris Purwanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract Chilling Injury is a major problem in storing mango fruit in low temperature wich is unavoidable in order to extend the shelf life of fruit. symptoms of chilling injury during storage associated with the change in pH due to ion leakage. Chilling injury can be detected during storage destructively, but it will require time and a lot of samples. Alternatively, the detection can be performed non-destructively by using near infrared (NIR). The purpose of this research is to build the NIR calibration models for predicting ion leakage relating with change in pH and the detection of chilling injury symptoms can be done through ion leakage storage. Reflectant NIR measurements conducted on mango fruit stored at a temperature of 8 ° C and 13 ° C. Determination of chilling injury symptoms was predicted based on change in pH and the rate of ion leakage. The analysis showed that NIR spectroscopy was able to predict the change in pH during storage of mango fruit at a temperature of 8 °C based on reflectance and PLS method. Moreover ion leakage could also be predicted properly through the pH of the NIR predictions. The developed method could detect the chilling injury on mangoes after three days storage at a temperature of 8 °C. Keywords : NIR, Mangoes fruit, chilling injury, ion leakage, pH. Abstrak Chilling injury merupakan salah satu masalah utama didalam penyimpanan dingin buah mangga, dimana penyimpanan dingin ini berfungsi untuk memperpanjang umur simpan buah. Gejala chilling injury selama penyimpanan berhubungan dengan perubahan pH yang disebabkan oleh ion leakage. Chilling injury selama penyimpanan dapat dideteksi secara destruktif, tetapi deteksi secara destruktif membutukan waktu yang lama dan sampel yang banyak. Oleh karena itu, deteksi secara non-destruktif dapat dilakukan dengan menggunakan NIR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model kalibrasi NIR untuk dapat memprediksi ion leakage yang berhubungan dengan perubahan pH dan deteksi gejala chilling injury yang berhubungan dengan ion leakage selama penyimpanan. Pengukuran reflektan NIR dilakukan pada buah mangga yang disimpan pada suhu 8 ° C and 13 ° C. Pengukuran gejala chilling injury diprediksi berdasarkan pH dan rata-rata perubahan ion leakage. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa NIR-spectroscopy mampu untuk memprediksi perubahan pH selama penyimpanan dingin buah mangga suhu 8 ° C berdasarkan data reflektan dan metode PLS. Selain itu, ion leakage dapat diprediksi dengan menggunakan pH prediksi NIR. Pengembangan metode ini, dapat mendeteksi chilling injury pada buah mangga dimana pada pendeteksian chilling injury terjadi pada hari ketiga penyimpanan suhu 8 ° C. Kata Kunci : NIR, Buah mangga, chilling injury, ion leakage, pH. Diterima: 09 November 2011.; Disetuji: 13 Maret 2012  
Eksplorasi Air Tanah Di Jakarta Roh Santoso Budi Waspodo
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract The purpose of the geoelectricity resistivity survey in DKI Jakarta, i.e. in Taman Duta Cimanggis Resident and the Ministry of Environment Office is to find out the distribution of penetration zone beneath the surface. The geoelectricity method is intended to find out the depth and spread formation of the lower layer surface of the acquired resistivity value based prediction. Based on that resistivity distribution, geological subsurface conditions can then be interpreted. Hydrogeological condition in the research site was included to the aquifer system with wide range of groundwater spreads. Rocks which are expected to be aquifer in both site are sandy clay and sand. From the geoelectricity estimation observation results, the aquifer layer can be found out, i.e. in Taman Duta CImanggis Resident was in depth of 20-60 m below the ground surface with the lithological form of sand. While in the Ministry of Environment Office By Pass were in depth of 10-20 m (aquifer I layer with the lithological form of sandy clay) and 30-35 (aquifer II layer with the lithological form of sand). Keyword: Aquifer, resistivity AbstrakTujuan dari survei geolistrik resistivitas di DKI Jakarta, yaitu di Taman Resident Cimanggis Duta dan Kementerian Lingkungan Hidup Kantor adalah untuk mengetahui distribusi zona penetrasi di bawah permukaan. Metode geolistrik ini dimaksudkan untuk mengetahui kedalaman dan pembentukan penyebaran permukaan lapisan bawah dari prediksi nilai yang diperoleh resistivitas berbasis. Berdasarkan hal tersebut distribusi resistivitas, kondisi bawah permukaan geologi kemudian dapat diinterpretasikan. Kondisi hidrogeologi di lokasi penelitian dimasukkan ke sistem akuifer dengan berbagai menyebar tanah. Rocks yang diharapkan menjadi akuifer di situs keduanya lempung berpasir dan pasir. Dari hasil estimasi pengamatan geolistrik, lapisan akuifer dapat diketahui, yaitu di Taman Resident Cimanggis Duta berada di kedalaman 20-60 m di bawah permukaan tanah dengan bentuk litologi pasir. Sementara di Kementerian Lingkungan Hidup Kantor By Pass berada di kedalaman 10-20 m (akuifer I layer dengan bentuk litologi berpasir liat) dan 30-35 (akuifer II layer dengan bentuk litologi pasir)Kata Kunci: akuifer, resistivitas Diterima: 15 Agustus 2011; Disetujui: 18 Januari 2012  
Effect of Heat Shock Treatment and Aloe Vera Coating to Chilling Injury Symptom in Tomato (Lycopersicon asculantum Mill.) . Sutrisno; Yohanes Aris Purwanto; Olly S. Hutabarat
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstract This research was undertaken to determine the effect of length in heat shock and edible coating as pre-storage treatment to Chilling Injury (CI) symptom reflected by ion leakage induced and quality properties in tomato (Lycopersicon asculantum Mill.). Heat Shock Treatment (HST) was conducted at three different levels of length, which were, 20; 40 and 60 min.  Edible coating was conducted using aloe vera gel. The result showed that HST and Aloe Vera Coating (AVC) were more effective to reduce CI symptom at lower chilling storage. Prolong exposure to heated water may delay climacteric peak. The length of heat shock, AVC treatment and low temperature storage significantly affected the tomato quality parameter but not significantly different for each treatment except weight loss. HST for 20 min at ambient temperature was significantly different to other treatment. Keywords: heat shock treatment, aloe vera coating, ion leakage, chilling injury, tomato Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama perlakuan panas (heat shock ) dan pelapisan bahan edibelsebagai perlakuan awal sebelum penyimpanan, terhadap gejala chilling injury (CI) yang diekspresikan sebagai terjadinya kebocoran ion (ion leakage) dan perubahan mutu pada tomat (Lycopersicon asculantum Mill.). Heat Shock Treatment (HST) dilakukan dengan pada 3 (tiga) tingkat lama perlakuan yang berbeda, yakni 20, 40 dan 60 menit. Pelapisan bahan edibel dilakukan dengan menggunakan gel lidah buaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa HST dan pelapisan lidah buaya (Aloe Vera Coating/AVC) lebih efektif dalam menurunkan gejala CI pada penyimpanan dengan suhu lebih rendah. Pencelupan pada air panas yang lebih lama dapat menunda pencapaian puncak klimakterik. Lamanya perlkuan panas, perlakuan AVC dan penyimpanan dengan suhu rendah secara signifikan berpengaruh terhadap parameter mutu tomat, akan tetapi tidak berbeda nyata jika perlakuan tersebut bersifat tunggal, kecuali pada parameter susut bobot. Perlakuan panas (HST) selama 20 menit pada suhu ruang berbeda secara sigifikan dibandingkan perlakuan lainnya. Kata Kunci : perlakuan panas (HST), pelapisan lidah buaya,ion leakage, chilling injury, tomat. Diterima: 27 Oktober 2011; Disetujui: 02 Januari 2012  
Pengembangan Metoda Deteksi Rintangan untuk Traktor Tanpa Awak Menggunakan Kamera CCD Usman Ahmad; . Desrial; Mudho Saksono
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

Abstrak Kemampuan menghindari rintangan pada lahan kerja berupa pohon, batu, lubang, pematang, manusia, dan benda-benda lainnya yang tidak mungkin dilewati diperlukan oleh traktor yang dioperasikan  tanpa awak berbasis GPS.  Sistem pengindera lingkungan sekitar menggunakan kamera CCD memungkinkan untuk mendeteksi rintangan yang berada di depan traktor secaral realtime. Namun dengan kemungkinan beragamnya obyek yang ditangkap oleh kamera, pengolahan citra menjadi kompleks dan membutuhkan waktu yang relatif lama sehingga tidak cocok untuk diaplikasikan. Penelitian ini mencoba mengembangkan metoda deteksi rintangan pada lahan kerja traktor tanpa awak yang lebih sederhana dengan penambahan sinar laser merah pada kamera CCD yang digunakan. Sinar laser merah yang tertahan pada rintangan memberikan informasi pada sistem pengindera bahwa di depan ada rintangan, dan jaraknya dari traktor dihitung berdasarkan prinsip phitagoras. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua rintangan berjarak 1 m, 80% rintangan berjarak 2 m, dan 40% rintangan berjarak 3 m dapat dideteksi. Rintangan yang berjarak lebih dari 3 m dari traktor belum dapat dideteksi karena kekuatan sinar laser yang menurun dengan bertambahnya jarak. Akurasi  dalam pendugaan jarak secara keseluruhan untuk rintangan yang terdeteksi juga masih rendah, yaitu 67.5%. Kata Kunci: traktor tanpa awak, sistem deteksi, rintangan, pengolahan citra Abstract For unmanned tractor guided by global positioning system, ability for eluding obstacles such as trees, big stone, cavity, bund, people, and other objects in the work area is very important in order not to stop the operation.Surrounding detection system using CCD camera makes it possible for unmanned tractor to detect obstacles in front of it realtime. However, with so many different objects that may captured by the camera, it will need a lot of image processing steps that takes a lot of time so it is no longer suitable for realtime detection in application. The proposed research is aimed to develop a simpler obstacle detection method by adding a red laser pointer to the CCD camera used to capture scene in front of the tractor. The red laser light that reflected by an obstacle gives an important information in the image, and the distance of the obstacle could be calculated based on phytagoras theory. The results showed that all obstacles with 1 m distance, 80% obstacles with 2 m distance, and 40% obstacles with 3 m distance could be detected. Obstacles with more than 3 m distances could not be detected due to weak laser light for the distances. The accuracy of distance prediction for all situation is 67.5%, which is still need improvements. Key Words: unmanned tractor, detection system, obstacle, image processing Diterima: 01 November 2011; Disetujui: 04 Maret 2012  
Indikasi kerusakan dingin pada mentimun Jepang (Cucumis sativus L.) berdasarkan perubahan ion leakage dan pH Yohanes Aris Purwanto; Seiichi Oshita; Yoshio Makino; Yoshinori Kawagoe
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19028/jtep.026.1.%p

Abstract

AbstractIn this study, the chilling induced in Japanese cucumber (Cucumis sativus L.) stored at chilled temperature and the changes in its quality during storage period were examined. Change in ion leakage and pH were used as indicator of chilling injury symptopms. The sample of cucumber were stored at 5ºC (chilling) and 25ºC (non chilling). Percentage of ion leakage for cucumber stored at 5ºC was higher than that at 25 ºC at storage time of 3, 6 and 9 days. The increase in the rate of ion leakage at 5ºC indicates the chilling induced of cell membrane. The increasing tendency of pH was observed for cucumber stored at 5ºC with the value at storage time of 9 days were higher than that at 25ºC. The increase in pH could be thought as the change in acid content which indicate the occurrence of chilling injury. Changes in ion leakage and pH indicate the change in membrane permeability which related to chilling injury. Keywords: chilling injury, ion leakage, pH, Japanese cucumber, low temperature storage Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis terjadinya gejala chilling injury pada mentimun Jepang (Cucumis sativus L.) yang disimpan pada suhu rendah. Perubahan ion leakage dan pH digunakan sebagai indikator terjadinya chilling injury. Sampel mentimun disimpan pada suhu 5ºC (suhu rendah) dan  and 25ºC (suhu ruang). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa persentase dari ion leakage untuk mentimun yang disimpan pada suhu 5ºC lebih tinggi dibanding pada suhu 25 ºC pada periode penyimpanan 3, 6 dan 9 hari. Kenaikan laju ion leakage pada mentimun yang disimpan pada suhu 5ºC menunjukkan adanya pengaruh suhu rendah terhadap membran sel. Kecenderungan kenaikan pH terlihat pada mentimun yang disimpan pada suhu  5ºC dengan nilai lebih besar pada hari penyimpanan ke 9 dibandingkan dengan mentimun yang disimpan pada suhu 25ºC. Kenaikan pada pH menunjukkan terjadinya perubahan kandungan asam yang mengindikasikan terjadinya gejala chilling injury. Perubahan ion leakage dan pH menunjukkan terjadinya perubahan permeabilitas membran yang berkorelasi terhadap gejala chilling injury. Kata kunci: chilling injury, ion leakage, pH, mentimun Jepang, penyimpanan suhu rendahDiterima: 11 Oktober 2011; Disetujui: 20 Februari 2012 

Page 1 of 1 | Total Record : 10


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol. 11 No. 2 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (2023): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 10 No. 3 (2022): Desember 2022 Vol. 10 No. 2 (2022): Agustus 2022 Vol. 10 No. 1 (2022): April 2022 Vol. 9 No. 3 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 2 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 9 No. 1 (2021): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 3 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 2 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 8 No. 1 (2020): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 7 No. 3 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 2 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 7 No. 1 (2019): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 3 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 2 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 6 No. 1 (2018): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 3 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 2 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 5 No. 1 (2017): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 2 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 4 No. 1 (2016): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 2 (2015): JURNAL KETEKNIKAN PERTANIAN Vol. 3 No. 1 (2015): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 2 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 2 No. 1 (2014): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 27 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 1 No. 1 (2013): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 2 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 26 No. 1 (2012): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 2 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 25 No. 1 (2011): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 2 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 24 No. 1 (2010): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 2 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 23 No. 1 (2009): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 2 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 4 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 3 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 2 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 21 No. 1 (2007): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 3 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 2 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 20 No. 1 (2006): Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 3 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 19 No. 1 (2005): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 2 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 17 No. 1 (2003): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 16 No. 1 (2002): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 2 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 15 No. 1 (2001): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 3 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 2 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 14 No. 1 (2000): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 3 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 13 No. 1 (1999): Buletin Keteknikan Pertanian Vol. 12 No. 2 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 12 No. 1 (1998): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 11 No. 1 (1997): Buletin Ketenikan Pertanian Vol. 6 No. 1 (1992): Buletin Ketenikan Pertanian More Issue