cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 91 Documents
ANALISIS KERUSAKAN DINI (PREMATURE FAILURE) RUAS JALAN NGUTER-WONOGIRI Sudiyono, Sudiyono; Setyawan, Ary
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakJalan Nguter–Wonogiri adalah jalan provinsi dan termasuk kategori jalan kolektor dalam sistem jalan jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota dan sebagai kawasan jalan strategis provinsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kerusakan yang terjadi pada perkerasan jalan serta dapat memilah metode penanganan kerusakan yang tepat guna.Data yang dibutuhkan untuk penelitian adalah data lalu-lintas kendaraan harian, data dimensi, lokasi serta jenis kerusakan, peta jaringan jalan, data geometri jalan, data berat dan jenis kendaraan, serta panduan harga pekerja, bahan dan peralatan. Data tersebut diolah untuk menghitung nilai pertumbuhan lalu lintas ruas jalan Nguter – Wonogiri, untuk menghitung nilai (Indeks Tebal Perkerasan) ITPawal  dan nilai ITPexisting, menghitung nilai ESAL pada tahun 2007, 2008, dan 2010. Membandingkan nilai (Equivalent Single-Axle Load) ESAL setiap tahun dengan nilai ITP setiap tahun, serta dapat memilih metode perbaikan yang tepat dari sisi kualitas dan biaya konstruksi dengan cara membandingkan metode perbaikan Standar, Overlay, Rigid, (Cement Treated recycling Base) CTRB.ESAL pada ruas jalan Nguter – Wonogiri pada tahun 2007 = 129.044,54 standard axle, ESAL pada tahun 2008 = 130.812,69 standard axle, ESAL pada tahun 2010 =150.231,52 standard axle. Pertumbuhan lalu lintas dari tahun 2007 sampai tahun 2010 adalah 10,21 % per tahun. Indeks tebal perkerasan (ITP) di ruas jalan Nguter – Wonogiri mengalami penurunan akibat bertambahnya umur layak jalan.  ITP yang semula 5 pada awal umur rencana tahun 2007, saat ini  ITP  ruas jalan ini turun menjadi 3,25. Setiap tahun  ITP pada ruas jalan Nguter - Wonogiri mengalami penurunan sebesar 0,58 nilai ITP atau sekitar 11,6 %.Berdasarkan hasil penilaian dari ketiga metode diperoleh nilai  overlay sebesar 43, nilai perkerasan kaku (Rigid Pavement) sebesar 28, dan nilai CTRB lapis Laston sebesar 38. Maka  metode perbaikan yang paling optimal pada ruas jalan Nguter–Wonogiri yaitu Perbaikan dengan Overlay lapis laston MS 744 dengan tebal 20 cm dan tebal laston MS 340 dengan tebal 16 cm dengan biaya pelaksanaan sebesar Rp. 10.324.301.200,00. Kata kunci:  Indeks Tebal Perkerasan , Equivalent Single-Axle Load, Metode Perbaikan
PENGARUH PENAMBAHAN SERAT LIMBAH BOTOL PLASTIK TERHADAP KARAKTERISTIK MEKANIK DAN SUSUT REPAIR MORTAR Izzudin, Izzudin; Setyawan, Ary; Kristiawan, Stefanus Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakSerat limbah botol plastik adalah salah satu jenis serat plastik dari golongan polyethylene. Bahan baku serat banyak ditemui di lingkungan sekitar sebagai limbah bekas tempat minum, yang selanjutnya dilakukan pengolahan sedemikian rupa hingga menjadi serat. Adapun serat jenis polyethylene mempunyai sifat ringan, tahan lama, tahan panas, tidak reaktif dengan semen, tidak menyerap air, Modulus Elastisitas antara 5000-17200 MPa dan kuat tarik 200-3030 MPa.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan serat limbah botol plastik pada berbagai variasi kadar serat serta prosentase penambahan serat limbah botol plastik optimum dalam menghasilkan mortar sebagai bahan perbaikan yang paling memenuhi syarat kuat tekan, kuat tarik dan kuat lekat, serta susut.Penelitian ini dilakukan dengan metode percobaan di laboratorium secara langsung untuk mendapatkan data-data yang selanjutnya dilakukan analisis untuk memperoleh hasil yang diinginkan antara lain kuat desak, kuat tarik lentur, kuat lekat, susut bebas dan susut terkekang. Masing-masing jenis percobaan menggunakan 3 buah benda uji dengan variasi penambahan serat limbah botol plastik sebesar 0%, 0,4%, 0,8% dan 1,2% dari volume campuran mortar. Pengamatan susut terkekang menggunakan metode ring test kondisi unsealed.Hasil analisis menujukkan bahwa semakin besar prosentase penambahan serat limbah botol plastik akan menyebabkan kuat desak, kuat lekat dan susut repair mortar cenderung turun. Sedangkan kuat tarik lentur repair mortar akan mencapai maksimal pada penambahan serat limbah botol plastik sebesar 0,7422% yaitu sebesar 6,029 MPa, selanjutnya cenderung turun seiring penambahan kadar serat. Penambahan serat limbah botol plastik paling optimal untuk menghasilkan mortar perbaikan yang paling memenuhi syarat adalah 0.5531% dari volume campuran mortar. Dibandingkan repair mortar tanpa serat, maka penambahan kadar serat optimal akan menghasilkan kuat tekan 35 MPa atau menurun sebesar 10,39%, kuat tarik 5,878 MPa atau meningkat sebesar 63,276%, kuat lekat 5,568 MPa atau menurun sebesar 9,174%, susut bebas 676,281 microstrain atau menurun 42,587% dan susut terkekang sebesar 337,48 microstrain atau menurun 55,16% dengan  tegangan susut sebesar 3.063 MPa.  Kata kunci  : serat limbah botol plastik, mortar perbaikan, ring test kondisi unsealed , kuat tekan, kuat tarik, kuat lekat, susut. 
PENILAIAN KONDISI PERKERASAN JALAN TERHADAP UMUR LAYAN (Studi Kasus: Ruas Jalan Abepura-Kota Raja Km.11+700-Km.13+300) Kambuaya, Djimris Amase; Suprapto, Mamok
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakRuas jalan Abepura-Kota Raja merupakan salah satu ruas jalan kolektor primer yang terletak di kota Jayapura. Kondisi ruas jalan Abepura-Kota Raja saat ini telah mengalami kerusakan, walaupun kerusakan yang terjadi masih bersifat fungsional. Survei kondisi jalan perlu dilakukan untuk penilaian kondisi ruas jalan sebagai bahan evaluasi dalam pengambilan keputusan pemeliharaan dan rehabilitasi.Penilaian kondisi jalan dilakukan dengan menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI), dan pengujian lendutan balik menggunakan alat Benkelman Beam yang dilakukan pada Km.11+700-Km.13+300. Segmentasi ruas jalan sebanyak 16 dengan dimensi masing-masing sebesar 100 meter x 7 meter yang terbagi menjadi empat seksi pengamatan. Untuk menentukan prediksi umur layan didasarkan pada Jumlah cumulative equivalent standard axle (CESA) eksisting pada Tahun 2014, khususnya pada Km. 11+700-Km.13+300.Rating PCI adalah seksi I = 67, seksi II =64, seksi III =53, seksi IV =67. Lendutan wakiladalah seksi I = 20,996mm, seksi II = 27,656mm pada seksi III = 20,327mm, dan seksi IV = m 22,379mm. Prediksi sisa umur layan berdasarkan nilai CESA eksisting tahun 2014 sebesar 505.976,799 ESA, pertumbuhan lalu lintas sebesar 6,633%,diperoleh prediksi sisa umur layan jalan pada Km. 11+700-Km.13+300 berkisar 1,8 tahun. Tebal lapis tambah perkerasan lentur umur rencana 5 tahun adalah 60 cm, 64 cm, 59 cm, dan 61 cm, pada seksi I, II, III, dan IV. Tebal lapis tambah umur rencana 10 tahun adalah 63 cm, 68 cm, 63 cm, dan 64 cm pada seksi I, II, III, dan seksi IV. Ketebalan lapis tambah dipengaruhi oleh besarnya lendutan wakil pada masing-masing seksi.Kata kunci: Kondisi Jalan, Umur Layan, Tebal Perkerasan.
PENYUSUNAN SKALA PRIORITAS PROGRAM REHABILITASI EMBUNG KECIL DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NTT Meluk, Yohannes; Suprapto, Mamok
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 ABSTRAKProvinsi Nusa Tenggara Timur memiliki sekitar 1800 embung. Sampai dengan saat ini, banyak embung telah mengalami kerusakan maupun penurunan fungsi. Agar infrastruktur yang telah terbangun tidak sia-sia, maka sebaiknya embung embung tersebut dipelihara. Namun pemerintah memiliki keterbatasan dana untuk kepentingan tersebut. Oleh sebab itu, perlu adanya kajian skala prioritas penanganan, agar dana yang terbatas tersebut memberikan hasil guna yang baik. Kajian dilakukan pada Embung Naioni, yang terletak di Desa Naioni, Kecamatan Alak, Kabupaten Kupang yang dibangun pada tahun 1996 dan saat sekarang telah mengalami penurunan fungsi, sehingga perlu dilakukan rehabilitasi. Metode yang digunakan dalam kajian adalah metode survey dan analisis deskriptif. yakni hanya menguraikan hasil penelitian dengan memberikan penilaian tertentu terhadap setiap komponen yang di tinjau. berdasarkan skala prioritas program rehabilitasi. Penelitian ini dilakukan dengan observasi lapangan guna menilai kondisi kerusakan. Penilaian berdasarkan pada pedoman penilaian kondisi fisik bendungan dan pedoman kriteria desain embung kecil untuk daerah semi kering di Indonesia. Hasil observasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Analitycal Hierarki Process (AHP) untuk mendapatkan skala prioritas penanganan.Hasil analisis menunjukkan bahwa embung Naioni dalam kondisi rusak berat, yang ditunjukkan oleh nilai komponen kerusakan sebesar 62% yang berarti hanya tinggal 38% saja yang masih dalam kondisi baik. Dari kerusakan tersebut, berdasarkan hasil analisis penetapan skala prioritas, maka penanganan rehabilitasi yang utama harus dilakukan pada embung Naomi adalah rehabilitasi pada alat sadap.  Kata kunci: embung, nilai kerusakan, skala prioritas.
Sifat Mekanik dan Durabilitas Polypropylene Fiber Reinforced Geopolymer Concrete (PFRGC) Cahyadi, Dany; Sambowo, Kusno Adi; Kristiawan, Stefanus Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam rangka mengurangi emisi CO2 dan pemanasan global yang terjadi saat ini, telah dilakukan beberapa penelitian beton yang mengarah kepada pengembangan “beton hijau” yang salah satunya yaitu beton geopolimer. Seperti halnya beton normal, beton geopolimer memiliki kecenderungan retak terutama retak yang diakibatkan oleh susut beton. Untuk meminimalkan terjadinya retak susut pada beton geopolimer dapat ditambahkan fiber pada campuran beton geopolimer.Kelemahan lain dari beton gepolimer dengan bahan dasar fly ash adalah lambatnya waktu pengikatan dan kebutuhan perawatan dengan panas (heat curing). Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, Vijai. K, dkk (2012) melakukan penelitian dengan mengganti 10% dari fly ash dengan Ordinary Portland Cement (OPC) pada campuran beton geopolimer untuk meningkatkan kekuatan pada campuran Geopolymer Composite Concrete (GCC). Permasalahan lain yaitu saat ini semen yang dijual di pasaran adalah semen PCC (Portland Composite Cement) dan semen PPC (Portland Pozzolan Cement), sedangkan OPC hanya dijual dalam bentuk curah dan jumlah banyak dengan minimal pemesanan 100 zak. Berdasarkan uraian diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis dan durabilitas beton geopolimer dengan penambahan polypropylene fiber dan penggantian 10% dari fly ash dengan semen PCC.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium berupa pembuatan benda uji mortar dan beton. Variasi kadar binder 100%FA:0%PCC, 90%FA:10%PCC, dan 0%FA:100%PCC. Variasi kadar PP fiber 0%, 0,025%, 0,05% dan 0,075% dari berat mortar. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji sifat mekanis (kuat tekan dan kuat lentur (MOR)), drying shrinkage, porositas, X-ray difraction (XRD) dan Scanning Electron Miscroscopy (SEM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar PP fiber optimum untuk kuat tekan mortar yaitu pada kadar 0,025% dan kuat lentur (MOR) pada kadar 0,05%. Penggunaan PP fiber sebesar 0,025% sebesar 6,70% pada variasi kadar binder 100% FA : 0% PCC, sedangkan untuk MOR mengalami peningkatan sebesar 6,60% pada variasi kadar binder 0% FA : 100% PCC (beton normal). Sedangkan untuk kuat lentur (MOR) dengan PP fiber 0,05% sebesar 10,91% dicapai oleh proporsi kadar binder 100% FA : 0% PCC. Pengaruh penggantian 10% FA dengan PCC, kuat tekan dan kuat lentur (MOR) beton geopolimer dengan campuran 90% FA : 10% PCC memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran geopolimer normal. Penggunaan PP fiber sebesar 0,025% dapat mengurangi susut sebesar 27,7% (100% FA : 0% PCC).Kata kunci: Beton, Geopolimer, Polypropilene Fiber, Durabilitas beton
EVALUASI KINERJA DAERAH IRIGASI WAWOTOBI KABUPATEN KONAWE PROPINSI SULAWESI TENGGARA Syaifuddin, Syaifuddin; Suprapto, Mamok
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKPeningkatan produksi padi pada daerah irigasi, erat kaitannya dengan ketersediaan air dan pengelolaan irigasi. Ketersediaan air harus ditunjang dengan sarana dan prasarana irigasi yang baik. Daerah irgasi (DI) Wawotobi merupakan daerah irigasi terbesar di Sulawesi Tenggara saat ini, yang awal rencana akan mengairi sawah seluas 18.000 ha namun sampai dengan saat ini baru dapat mengairi sawah seluas 9.447,80 ha. Daerah irigasi Wawotobi berkontribusi terhadap 6 (enam) kecamatan dalam wilayah Kabupaten Konawe. Evaluasi terhadap kinerja daerah irigasi Wwotobi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kondisi saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui debit (Q) andalan sungai saat ini, 2) Mengetahui besarnya kebutuhan air untuk luas areal 18.000 ha, 3) Mendapatkan informasi penyebab keterbatasan dalam menditribusikan debit (Q).Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan meliputi: pengumpulan data, dilanjutkan dengan pengujian kepanggahan data dan perhitungan debit (Q). Nilai debit (Q) pengukuran langsung dan debit (Q) simulasi dibandingkan terhadap kebutuhan. Perhitungan dengan memperhatikan pola tanam existing berdasarkan Kriteria Perencanaan dibandingkan dengan pola renacana berdasarkan kebutuhan air dengan software Crop Water Requirement (CWR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan air saat ini sangat memadai, namun dalam sistem pengelolaan irigasi yang masih minim. Ketersediaan debit andalan (Q80) rerata bulanan secara rasio masih memenuhi kebutuhan yaitu: 100,30 m3/detik. Kejadian defisit pada periode I bulan Juli sebesar 14,28 m3/detik, Namun dari penilaian indeks kinerja tingkat kerawanan berada pada range 0,75-1,00, artinya dari up normal akan cepat kembali ke normal. Kata kunci: daerah irigasi, debit andalan, indeks kinerja
THE DESIGN OF HOT MIXTURE THIN SURFACING CONTAINING ASBUTON MODIFIED BITUMEN FOR HOT AND ARID REGION Kabbash1, Omar Muhamed; Setyawan, Ary; Handayani, Dewi
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractHot arid region is a region when it is characterized by a severe lack of available water and has a high temperature like Australia and Africa. In this condition, hot mix asphalt (HMA) thin surfacing is chosen for road preservation. This study is aimed to study about modified asbuton for hot mix asphalt by thin surfacing overlay.For bitumen modified, researcher used three types of asphalt (asphalt penetration 60/70, retona blend 55 and polymer SBS) specimen which be add with 5%, 5.5%, 6%, 6.5% and 7% for each sample with thickness of 30mm. Moreover, for the temperature test, it was tested at 20oC until 60oC. The test showed that polymer SBS can be used as a binder for alternative industrial asphalt in flexible pavement at hot and arid region. Polymer SBS is good material that has same sensitivity in the different temperature. Result of marshall test showed that Polymer SBS more stable than asphalt penetration 60/70 and retona blend 55. Polymer SBS also has the highest density. Retona blend 55 has the better result for the test average that was conducted in this study.Keyword: HMA, thin surfacing, asbuton, bitumen, hot and arid.
THE RUBBERIZED CONCRETE FOR CRACK RESISTANT CONCRETE PAVEMENT M. Ali Bin Ghasheir, Fouad; Setyawan, Ary; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract  The concrete is the most used material in civil engineering world. The crumb rubber had been added to the concrete instead of fine aggregate to used in a walls as a sound insulator and less heat conduction compared with concrete without rubber. (Intesar et al, 2011). Many experiments were done to find out appropriate methods of rubber application. Commonly, fully replacing coarse aggregate (gravel) or fine aggregate (sand) with rubber is not appropriate because the loss of strength is too severe. However, with small portion of aggregates replaced, the loss in compressive strength was not significant. A research study by Khatib et al (1999) and Schimizze et al (1994) suggested that rubber should not exceed (17-20%) of the total aggregate volume. Whenever possible to use the waste tyres in the construction work, it is possible to find effective solutions to prevent environmental pollution. The aim of this research to investigate the property and crack resistant of rubberized concrete. This research used crumb rubber of waste tyres in a concrete as replacement of aggregate. Three dosage of crumb rubber (5,10 and 15)% by volume were used. One mixture of plain concrete was also tested as reference and compare the results to the standard specification of rigid pavement. Those mixtures then prepared for fresh concrete and hardened concrete test. Slump test was conducted for assessing the fresh concrete performance while for hardened concrete performance, the compressive strength at 3,14 and 28 days were tested, the restrained shrinkage for early age of concrete were tested for 6 hours from casting and the shrinkage measurements taken when the age of concrete 1,3,5,7,9,11,13,15,18,21,25, and 28 days. The results of this research show that the crumb rubber was an effective material to resist the cracks in concrete. The results of compressive strength show that the compressive strength decrease when the amount of crumb rubber increase. The results of shrinkage test and restrained shrinkage test show that the cracks in the concrete decrease when the amount of crumb rubber increase. The total crack length reduce by (18.6, 55.2 and 58.2%) when the aggregate was replaced by (5, 10 and 15%) of crumb rubber. The number of cracks reduce by (11.34, 42.67 and 49.34%) when the aggregate was replaced by (5, 10 and 15%) of crumb rubber.Keywords: crumb rubber, rubberized concrete, cracks, compressive strength, shrinkage, restrained shrinkage.
THE DESIGN AND PROPERTIES OF SPLIT MASTIC ASPHALT MODIFIED WITH CRUMB RUBBER Abuseta, Ahmad Alhashmi Salam; Setyawan, Ary; Budiarto, Arif
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Stone Mastic Asphalt, originated from Germany in the 1970s,has superior properties on heavily trafficked roads and industrial applications. Modification of split mastic asphalt with crumb rubber makes asphalt more temperature stable. The objectives of this research are: To design split mastic asphalt modified with crumb rubber mixture, to get the best composition of stone mastic asphalt modified with crumb rubber for rut and fracture resistance, to assess the physical characteristics of split mastic asphalt modified with crumb rubber and compare with unmodified SMA. Stone mastic asphalt was modified with 0%, 2%, 4% and 6% crumb rubber. The Marshal properties were conducted. The result showed that marshal stability, Marshal Quotient, Voids in Mix (VIM) and Voids in mineral aggregate (VMA) decrease with higher crumb rubber modifier. However, Marshal Flow and Void filled with asphalt (VFWA) increase when crumb rubber modifier was increased. Therefore, Crumb rubber could be used as aggregate substitute for flexible stone mastic asphalt at hot and arid region because it is temperature tolerant and can prevent asphalt cracking.Keywords: Crumb Rubber modifier, SMA, ITS, ITM, UCS
PEMODELAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMELIHARAAN JEMBATAN BETON Marwoto, Sofa; Suprapto, Mamok
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak            Salah satu instrumen utama sistem transportasi adalah jembatan. Sesuai dengan peran jembatan yang strategis, manajemen yang baik diperlukan agar layanan jembatan dapat berfungsi normal. Sistem manajemen jembatan diperlukan untuk mempertahankan kinerja selama masa layanan sesuai yang direncanakan. Jika jembatan mengalami kerusakan pada salah satu komponennya, hal yang paling penting adalah bagaimana memperbaikinya sehingga kekuatan komponen terkait dapat kembali mendekati tingkat pada awal perencanaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi dan membantu untuk menentukan tindakan terbaik untuk memperbaiki kerusakan jembatan.Secara umum, metode penelitian ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: menentukan deteriorasi, menentukan tingkat kerusakan (rating) komponen jembatan dengan pendekatan logika samar (fuzzy) dan menggunakan metode sistem pakar untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki kerusakan komponen jembatan.Hasil dari tesis ini adalah piranti lunak (software) tentang sistem pendukung pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi kerusakan pada beberapa komponen jembatan.Kata kunci:  Pemeliharaan jembatan, Fuzzy, Expert System.

Page 7 of 10 | Total Record : 91