cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teknik Sipil
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Engineering,
Arjuna Subject : -
Articles 91 Documents
PENGEMBANGAN PENILAIAN KONDISI FISIK BENDUNGAN UNTUK PENENTUAN PENANGANAN PEMELIHARAAN BENDUNGAN Study Kasus : Waduk Lodan Heryant, Yullius; Sobriyah, Sobriyah
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakJumlah bendungan sekarang ini semakin banyak, mulai dari bendungan kecil saapi dengan bedungan besar. Dalam pengoperasian dan pemeliharaan bendungan sering kali ditemui banyak kerusakan pada bangunan bendung maupun bangunan pelengkapnya. Banyak sekali faktor yang mepengaruhi pemeliharaan bendungan, antara lain: biaya, keamanan, optimalisasi, dan faktor alam. Penentuan dalam penanganan pemeliharaan pada bendungan sangatlah penting. Apabila salah dalam melakukan penanganan pemeliharaan bendungan maka dampak bahaya yang ditimbulkan sangat besar. Sering kali dalam penentuan penanganan pemeliharaan bendungan terjadi kebingungan, mana yang harus diperbaiki terlebih dahulu, faktor biaya biasanya sangat berperan dalam penanganan pemeliharaan ini. Dengan biaya yang besar tentu pemeliharaan dapat maksimal dan hasil yang didapat bisa optimal. Berbanding terbalik apabila biaya yang tersedia sangat terbatas. Bagaimanakah pemeliharaan yang akan di tangani dengan dana yang terbatas akan tetapi menghasilkan hasil yang optimal. Sekarang ini telah ada pengawasan pada bendungan yang menghasilkan  penilaian tentang kondisi bendungan yang ada. Dengan mengacu pada Penilaian Kondisi Fisik Bendungan tersebut, maka dikembangkanlah menjadi penentuan penaganan pemeliharaan yang sesuai dengan dana yang sangat terbatas. Metode Analitycal Hierarki Process yang telah ada dapat digunakan dalam penentuan penanganan pemeliharaan bendungan. Dengan berbagai macam faktor yang mempengaruhi dalam penanganan pemeliharaan, maka faktor tersebut dapat dijadikan sebagai kriteria yang menjadi faktor penentu. Sedangkan alternatif pilihan dapat diambil dari komponen komponen yang memerlukan penanganan. Perbandingan ketrpentingan antar faktor dan keterpentingan antar alternative pilihan sangat menentukan dalam metode ini. Pemilihan kriteria dan alternatif pilihan dengan pembobotan sangat diperlukan dalam penentuan ini. Metode Analitycal Hierarki Process yang di pilih dapat dibantu dengan alat lain. Pemilihan alat bantu dalam penentuan pengangan pemeliharaan ini menggunakan program Expert Choice 11 versi trial yang ada di internet. Pemilihan program ini dikarenakan mudah dalam pengoperasiannya dan banyak alternative alternative pilihan yang dimasukkan kedalamnya.Kata kunci: Bendungan, Pemeliharaan Bendungan, Penilian Kondisi Fisik Bendungsn, AHP, Expert Choice 11
THE APPLICATION OF ASBUTON AND POLYMER MODIFIED BITUMEN FOR PAVEMENT MIXTURE DESIGN AT HOT AND ARID REGION I. D. Matar, Mohammed; Setyawan, Agus; Sambowo, Kusno Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 AbstractMany of the studies have been done in finding other alternative material in order to using as polymer modified bitumen in asphalt mixes and Rock Asphalt on improvement its properties, highway quality And increase the ability to withstand changes in temperature in hot and arid regions Current rapid increases in traffic volume and legal weight increased loads on the road structure Different temperatures will make the asphalt less resilient to stresses inflicted It could reduce the service life and increase the cost of maintenance of the road. The mechanical properties of the asphalt paving mixtures were characterized at three testing permanent deformation, fatigue and cracking that is forcing engineers to consider these issue attempts to improve the quality and characteristics of asphalt pavement using additives. Many of the studies have been done in finding other alternative material in order to using as polymer modified bitumen in asphalt mixes and Rock Asphalt on improvement its properties, highway quality And increase the ability to withstand changes in temperature in hot and arid regions.In this study, the laboratory works can be divided into three stages: The First Stage, make tests in the laboratory on the following Aggregate materials, to know the physical properties and the possibilityknow their physical properties and specifications. The Third Stage, a total of 108 samples prepared from Asphalt (60/70 pen), ASBUTON and Polymer Modified Bitumen (Starbit E-55) all of them separately. Including Marshall Stability T of their use in the mixture. The Second Stage, make tests in the laboratory on the following bituminous materials: Asphalt 60/70 pen, ASBUTON and Polymer Modified Bitumen (Starbit E-55) all of them separately, to est (MS) to get OBC, (UCS), (ITS) with at (30ºC, 40ºC, 60ºC) and Permeability Test. The objective of that is a comparing the results of laboratory tests to know the best stable and resilient material at different temperatures. In comparison with the results of Marshall Test, it is noticed that Starbit E-55 mixture was more stable than Asphalt 60/70 pen and ASBUTON mixtures; the density of the Asphalt 60/70 pen mixture was higher than the density of the Starbit E-55 and ASBUTON mixtures respectively. The results of Permeability test shows that the Asphalt 60/70 pen mixture was less permeable than Starbit E-55 and ASBUTON mixtures respectively. The result of ITS and UCS test shows that Asphalt 60/70 pen mixture was higher performance than Starbit E-55 and ASBUTON mixtures at (30°C). Asphalt 60/70 pen mixture was less sensitive to temperature changes compare with Starbit E-55 and ASBUTON mixtures.Keywords: AC , Asphalt 60/70 pen, ASBUTON, PMB ( Starbit E-55), ITS test & UCS test @ (30 ºC , 40 ºC , 60 ºC), permeability test.
REHABILITASI LONGSORAN (SLIDE) PADA BADAN JALAN DI ATAS TIMBUNAN TINGGI PADA RUAS JALAN SIMPANG KALIANDA – BAKAUHENI PROVINSI LAMPUNG Kurnia, Ade; Surjandari, Niken Silmi; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Latar Belakang: Kondisi topografi provinsi Lampung yang berbukit dan berlembah adalah salah satu masalah, karena banyak terbentuk jalan  di atas timbunan tinggi, yang secara teknis mempunyai resiko terjadinya amblasan dan longsoran.  Terjadi amblas badan jalan dan longsor pada ruas jalan nasional 020 (Simpang Kalianda – Bakauheni) tepatnya pada Km. 80+200 yang berada dalam wilayah kabupaten Lampung Selatan.  Perlu dipilih teknik rehabilitasi penanganan kerusakan badan jalan akibat tersebut yang cepat waktu pelaksanaannya, kuat dalam kualitasnya dan ekonomis.Metode:  Melakukan analisis perhitungan desain dalam teknik penanganan rehabilitasi longsoran.  Tahapan analisis meliputi desain plat beton sebagai alas dasar timbunan baru dengan perkuatan cerucuk kayu gelam dengan tujuan menahan penurunan yang terjadi akibat adanya keruntuhan kembali pada tanah timbunan eksisting.  Metode alternatif selanjutnya adalah dengan menggunakan geosintetic sebagai pemisah dan berfungsi untuk menambah kapasitas dukung tanah pada timbunan.Hasil:  Menggunakan dimensi pondasi plat beton sebagai penahan sisa keruntuhan, yaitu panjang = 12 m, lebar = 7 m dan tebal = 30 cm.  Kapasitas dukung tanah di bawah pondasi plat beton sebesar 58.062,25 kN masih mampu untuk memikul beban gross sebesar 11.355,52 kN di atasnya.  Kapasitas ijin kelompok tiang cerucuk dengan jarak tiang 2d mempunyai keruntuhan blok. Beban kerja maksimum kelompok tiang adalah pada tiang diameter 15 cm dengan jarak antar tiang 3d, yaitu sebesar 13.288 kN.  Desain kemiringan lereng mempengaruhi terhadap tinggi timbunan (H), penggelinciran, kapasitas dukung geosintetik dan tekanan tanah timbunan.  Kedalaman tanah di bawah timbunan (h) mempengaruhi terhadap keruntuhan geser timbunan dan perasan lateral.  Rehabilitasi longsor timbunan dipilih yang menggunakan plat beton dan tiang kayu (cerucuk) lebih ekonomis biayanya daripada penggunaan geosintetik dan penggantian gorong-gorong. Kata kunci:      longsoran, kapasitas dukung, pondasi plat, tiang cerucuk, geotekstil.
EVALUASI KONDISI PERKERASAN LENTUR DAN PREDIKSI UMUR LAYAN JALINTIM PROVINSI SUMATERA SELATAN (Study Kasus: Ruas Batas Prov. Jambi – Peninggalan) Nainggolan, Jolis; Setyawan, Ary; Budiarto, Arif
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyaknya faktor penyebab kerusakan jalan membuat sisa umur layan eksisting perkerasan sulit diprediksi sehingga rencana rehabilitasi dan pemeliharaan jalan jangka panjang di suatu ruas jalan tertentu sulit untuk terealisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kondisi kerusakan dan memprediksi sisa umur layan perkerasan di Jalintim Sumatera Selatan. Jenis penelitian ini deskriptif analisis, yang diawali dengan menentukan lima segmen jalan dengan kondisi kerusakan bervariatif secara visual, lalu dilakukan penilaian kondisi secara detail menggunakan metode Pavement Condition Index (PCI) dan diprediksi sisa umur layannya dengan metode lendutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa segmen I memiliki kondisi baik dengan sisa umur layan 2,39 tahun, segmen II memiliki kondisi buruk dengan sisa umur layan 0,65 tahun, segmen III memiliki kondisi sangat baik dengan sisa umur layan 4,43 tahun, segmen IV memiliki kondisi buruk dengan sisa umur layan 0,11 tahun, dan segmen V memiliki kondisi sempurna dengan sisa umur layan 3,57 tahun. Kata kunci: perkerasan, PCI, umur layan, lendutan
EVALUASI KARAKTER AGREGATE DAN KETAHANAN CAMPURAN ASPAL TERHADAP PENUAAN (AGEING ) Luhung, Thathit Bimo; Setyawan, Ary
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKAgregat dan aspal merupakan bahan utama pembuatan lapis perkerasan struktural jalan raya. Agregat diambil sebagai sampel pembanding berasal dari JATIM dan JATENG sebanyak 11 quary . Campuran LASTON pembanding penelitian evaluasi ketahanan agregat berupa campuran HRS dan HRA sebagai lapisan atas dalam perkerasan lentur. Sebelum dilakukan pengujian Marshal, dilakukan pengujian durabilitas agregat berupa Abrasi, Impact ,Kelekatan Aspal, dari quary 11. Terpilih 3 quari Ngawi, Pacitan, Waleri Kendal(Semarang). Kadar aspal rencana 7% dengan rentang kadar aspal rencana 6% ; 6,5% ; 7% ; 7,5% ; 8%. Setelah itu dilakukan uji Marshaluntuk mencari kadar aspal optimum. JMF yang diuji yaitu stabilitas, flow, MQ.Berdasarkan hasil pengujian HRS dan HRA dengan aspal 60/70, Campuran HRS berurutan quary Ngawi, Pacitan, Semarang nilai stabilitas 1406 kg/cm ; 919 kg/cm ; 1402 Kg/m. flow 3,6 mm; 3,5 mm; 4,3. Mm. Marshal qoutien; 329 kg ; 316 kg ; 320 kg Campuran HRA Berurutan Ngawi, Pacitan, Semarang stabilitas 1283 kg/cm; 1115 kg/cm; 1250 kg/cm; flow : 3,4 mm, 3,2 mm ; 4,0 mm. Marshal qoutien; 379 kg ; 357 kg ; 380 kg. KATA KUNCI: Agregat, Aspal, HRS, HRA, Marshal
KINERJA DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DESA TLUWUK KABUPATEN PATI Kusumo, Ery Suryo; Hadiani, Rintis; sobriyah, sobriyah
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakKeberlangsungan sistem irigasi untuk mendukung ketahanan pangan memerlukan program operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang efektif. Salah satu bentuknya adalah dengan perencanaan penyediaan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP). Sebagai langkah awal penyusunan AKNOP perlu adanya penilaian kinerja jaringan irigasi, yang salah satunya adalah irigasi tambak. Selama ini sistem penilaian kinerja masih menggunakan sistem manual yang memakan waktu cukup lama, sehingga diperlukan suatu sarana pendukung teknologi komputasi. Penelitian ini mengkaji bagaimana mempertahankan sistem jaringan irigasi tambak melalui rangkaian proses yang sistematis, yakni menciptakan model penilaian kinerja (tools), menghitung indeks kinerja di setiap komponen penilaian, mendapatkan kinerja jaringan tambak secara umum, merekomendasikan bentuk kegiatan yang diperlukan, dan menghitung kebutuhan anggaran berdasarkan bentuk kegiatan yang direkomendasikan. Metodepenelitian ini melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan model penilaian, tahap penilaian kinerja dan tahappenyusunan AKNOPjaringan tambak di Desa Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan telah berhasil diciptakan model penilaian kinerja sebagai alat bantu (tools) yang berbasis PHP dan MySQL serta dapat digunakan pada jaringan reklamasi rawa pasang surut (tambak) maupun rawa non pasang surut (rawa lebak) yang dapat digunakan oleh lembaga maupun instansi yang membidangi irigasi rawa. Hasil penilaian kinerja jaringan irigasi tambak Tluwuk pada periode pasang purnama didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 2,71 atau berfungsi 57,20%; dan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Untuk periode pasang perbani didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 3,18 atau berfungsi 45,40%; dan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Sesuai dengan kondisi terakhir yakni pengamatan saat pasang perbani maka tindakan yang direkomendasikan terhadap saluran dan bangunan air adalah rehabilitasi sedangkan tanggul pelindung berupa pemeliharaan. AKNOP jaringan irigasi tambak Tluwuk adalah Rp 2.511.253.700,-. Implementasi dari AKNOP ini diharapkan indeks kinerja tambak Tluwukmeningkatkan menjadi 1,00 atau berfungsi 100% baik saat pasang purnama maupun pasang perbani.Kata kunci: Model Penilaian Kinerja Tambak,PHP dan MySQL, AKNOP
EVALUASI PENGGUNAAN AGREGAT EX SUMLILI SEBAGAI MATERIAL LAPIS PONDASI ATAS TERHADAP KERUSAKAN JALAN STRATEGIS NASIONAL / JALUR 40 Setyawan, Ary
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakJalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang sangat penting oleh karena itu kestabilan dari konstuksi jalan bergantung pada sejauh mana perencanaan atau desain dari tipe konstruksi tersebut. Jalan Strategis Nasional / jalur 40 sudah mengalami kerusakan pada lapis pondasi atas pada konstruksi perkerasan ,segmen Sp Tabun – Sp Sikumana dengan panjang 5,200 km dengan lebar jalan 4,50 m. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kondisi permukaan perkerasan, penyebab terjadinya kerusakan perkerasan jalan, mengevaluasi kegiatan pemeliharaan yang telah dilaksanakan sebelumnya dan memberikan rekomendasi penyelesaian masalah tersebut.      Tahapan penelitian ini meliputi penentuan kondisi perkerasan, Analisa kondisi perkerasan jalan dilakukan dengan metode PCI, alternatif perbaikan  untuk lapis pondasi atas (Agregat ’A’)  menggunakan material yang sama  atau perlukah diganti dengan material yang lain.Hasil analisa PCI pada km.5 + 200 – 10 + 400 diperoleh nilai rata-rata sebesar 21,09 dan termasuk dalam klasifikasi Very poor atau sangat buruk sehingga perlu segera dilakukan perbaikan, dan dari hasil pengujian laboraturium jenis material pada Lapis Pondasi Atas (Agregat ’A’) yang lama harus diganti dengan marerial lapis pondasi yang baru, berdasarkan hasil pengujian laboraturium material yang dapat digunakan untuk Lapis Pondasi Atas (Agregat ’A’) yaitu untuk batu pecahnya dari quari Ex Sumlili dan materilal tanah putih dari quari Ex Manulai. Setelah dilakukan perbaikan pada Lapis Pondasi atas dengan dua material yang berbeda maka dapat di ketehui nilai rata – rata  PCI setelah perbaikan sebesar 99,64 dan termasuk dalam klasifikasi Excellent atau sempurna dalam kategori mantap.   Kata kunci: kerusakan perkerasan jalan, nilai PCI , bahan pengganti lapis pondasi atas agregat ’A’
EVALUASI PENYEBAB KETERLAMBATAN DALAM PENYELESAIAN PROYEK KONSTRUKSI (Studi Kasus: Rosalia Indah Group) Puruhita, Hanna Wardani; Suprapto, Mamok; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proyek Konstruksi merupakan bentuk kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan sumber daya tertentu, untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur. Dalam pelaksanaan proyek konstruksi sering terjadi keterlambatan yang disebabkan oleh pihak-pihak yang terlibat. Keterlambatan proyek konstruksi dapat didefinisikan sebagai terlewatnya batas waktu penyelesaian proyek dari waktu yang telah ditentukan dalam kontrak, atau dari waktu yang disetujui oleh pihak terkait dalam penyelesaian suatu proyek. Keterlambatan proyek akan menyebabkan pembengkakan biaya serta hilangnya peluang untuk mengerjakan proyek yang lain. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab, dampak, dan cara mengatasi keterlambatan proyek yang dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada 30 kontraktor yang berperan penting dalam proyek-proyek besar di Rosalia Indah Group. Dampak keterlambatan proyek dapat diindikasi menggunakan indikator biaya, waktu, dan pembayaran yang terlambat. Metodologi penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Validitas dan reliabilitas data dianalisis diuji dengan SPSS (Statistical Product and Service Solutions). Kemudian hasil analisis dilakukan dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) supaya didapatkan bobot dari hasil survey kuisioner. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh prosentase prioritas kriteria 5 faktor keterlambatan proyek di Rosalia Indah tertinggi yaitu: terjadinya perubahan desain oleh owner, perubahan spesifikasi pada saat proyek masih berlangsung, adanya pekerjaan tambahan, pelaksanaan jadwal proyek yang tidak sesuai, dan kekurangan tenaga kerja. Semua proyek yang diteliti mengalami keterlambatan dan berdampak pada pembengkakan biaya. Cara mengatasi faktor keterlambatan tersebut yaitu dengan cara owner tidak mengubah desain sewaktu-waktu dengan kapasitas yang besar.Kata Kunci : Keterlambatan proyek konstruksi, faktor, ranking, dampak, cara mengatasi, SPSS, AHP. 
SKALA PRIORITAS PEMELIHARAAN GEDUNG KANTOR BALAI PELATIHAN KONSTRUKSI WILAYAH V JAYAPURA Wijayanti, Atu Rizka; Kristiawan, Stefanus Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 3, No 1 (2015): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakGedung Kantor Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Jayapura adalah salah satu bangunan gedung negara yang perlu diperhatikan pengelolaan dan pemeliharaannya. Dalam waktu tiga tahun sejak bangunan dipakai, pelaksanaan pemeliharaan pada gedung ini kurang mendapat perhatian dan pengawasan yang cukup sehingga apabila dibiarkan akan menyebabkan tingkat kerusakan komponen bangunan semakin parah. Selain itu, penundaan perbaikan terhadap komponen bangunan yang rusak juga dapat mengakibatkan biaya yang diperlukan untuk perbaikan semakin mahal. Untuk itu, diperlukan penelitian mengenai penilaian kondisi fisik gedung kantor dan urutan prioritas penanganan pemeliharaan komponen bangunan yang rusak.Penelitian ini menggunakan metode Composite Condition Index untuk mengetahui kondisi fisik kerusakan masing-masing elemen/komponen bangunan. Nilai indeks kondisi bangunan merupakan  penggabungan dua atau lebih nilai kondisi dikalikan dengan bobotnya. Perhitungan bobot menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Hasil dari nilai kondisi fisik komponen digunakan untuk rekomendasi penanganan pemeliharaan serta perhitungan biaya. Skala prioritas penanganan pemeliharaan merupakan hasil dari analisis lanjutan penilaian kondisi fisik komponen dan perhitungan biaya  dengan memperhatikan umur layan komponen dan keamanan bangunan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kondisi fisik gedung kantor Balai Pelatihan Konstruksi Wilayah V Jayapura dalam skala 93,41 termasuk dalam kondisi baik, secara keseluruhan tidak terlihat adanya kerusakan tetapi terlihat beberapa kekurangan. Dari hasil analisa indeks kondisi diketahui bahwa terdapat 32 (tiga puluh dua) sub komponen  yang memerlukan pemeliharaan berupa perbaikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa prioritas penanganan pemeliharaan mendahulukan komponen struktur dalam hal ini adalah kolom dengan bobot kriteria yaitu keamanan 48,6%, indeks kondisi 37,5%, umur layan 9,3% dan biaya pemeliharaan 4,6%.Kata kunci:  AHP, Composite Condition Index, Pemeliharaan Gedung, Skala Prioritas.
PARAMETRIC STUDY FACTORS AFFECTING PROJECT MANAGEMANT OF CONSTRUCTION IN SOUTH LIBYA Mohamed, Alsadik; Astuti, Winny; Rahmadi, Agus Parwito
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract Unexpected delays in construction projects are caused by owner,contractor, or a third party in which several types of delays may occurconcurrently. The effect of delays does not only influence the construction industry but the overall economy as well. As such, the objectives of the presented research in this paper are to identify, study, the factors that caused the delay in project duration. Simulation-based Analytic Hierarchy Process (AHP). Were collected the data from owner and companies in Ghat, Libya. The model is implemented to the collected data, which show robust results. Based upon collected the data for the project of 3000 Houses in Ghat. The priorities according to the analysis of hierarchical (AHP) are from the questioners, the most important in this problem of project is Management conditions ranked first at 0.470. The next is Project conditions ranked 0.370 the last Environmental conditions ranked at 0.160.This result is to the real case study of project. In management the result problem, payment delay and Time to make Decision and productivity uncertainty of labor is big problem from management condition. The Project conditions are the second problem from the project. In project conditions the result problem, material availability is biggest problem from project condition. The environmental condition is the third problem from the project. In environmental conditions the result problem, labor strike and shortage of human resources is largest problem from environmental conditions. Keywords: Factors, Delays, construction,  AHP, Libya. 

Page 6 of 10 | Total Record : 91