cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
VISIKES
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Education,
Arjuna Subject : -
Articles 400 Documents
PENGARUH KEBIASAAN MEROKOK DAN OLAH RAGA TERHADAP KAPASITAS VITAL PARU (STUDI PADA KARYAWAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG TAHUN 2010) Nurjanah Nurjanah; Suharyo Suharyo
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (90.671 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.465

Abstract

Background: One indicator of the health workforce is the lung function as an oxygen supplier organ for energy supply and metabolism. The presurvey show many employees smoke indoor, while campus must be a smoke free area. Therefore, this research will explain how the influence of smoking habits and exercise of pulmonary vital capacity of Udinus employees.Method: this is survey with cross sectional approach, conducted in May-July 2010 with measurement by spyrometre and interviews. The sample is Udinus employee, amount of 33 respondents. Data analysis using chi-square test.Result: there is no correlation between smoking status with pulmonary vital capacity (pvalue 0.188), because non-smoking employees exposed environmental tobacco smoke from the indoor smoker and there is no correlation between exercise habits with pulmonary vital capacity (p-value 0.465) because the sports habit is inadequate.
SISTEM INFORMASI PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KUNDURAN KABUPATEN BLORA Kristiawan Budi Alen; Enny Rachmani; Arif kuriadi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (723.328 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.594

Abstract

Patient data input system at in-patient registration services at local government clinic in kunduran, Blora regency still applicating a manual using register book from in which doctor or specialist’s visit of in-patient record was made then, while patient information data input recoded into patient registrations form and register book, among others are KIUP ( patient main index card ), in-patient register, patient index number book, and in-patient status status card.when patient do not bring any patient main index card (KIUP), they asked to have second checking procedure for their new ones. It is intended to avoid. Therefore, an information system required that can deliver information faster and could make research purpose was to design in-patient registration services information system at local goverment clinic in kunduran, Blora regency. The type of this research is a Research and Development (R and D) where the processes or steps using using were intended to develop a new product or completing existing product. The research data were collected from an observation and interview to the agent of system or agent doer, while the system conducted using SDLC method. Based on the result of in-patient registration services information system research nowdays, it is known that database used in in-patient registration services information system : patient information, terms of payment information, doctor information, registration officer information, and patient room information. Related post involved in in-patient registration services are patient regiatration officer, medical record officer, and head of local government clinic. Information resulted from in-patient information, patient room information, patient of payment information, and patient consultation event information. In-patient regiatration services information system made could help registration and reporting process running easier. To carry out in- patient services, limitation authority access of head of local government clinic, registration officer, medical record officer were occurred. There should be infrastructure and instrument, and also system and hardware maintenance provided in Kunduran local government clinic. Key words : information system, registration in-patient
MUTU PELAYANAN RAWAT JALAN DI BALAI PENGOBATAN PUSKESMAS BULU LOR SEMARANG TAHUN 2012 Enni Wulandari; Eti Rimawati; Retno Astuti Astuti
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (77.55 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.624

Abstract

Dari survei awal yang dilakukan untuk 20 responden, 75 % dari mereka menyatakan bahwamereka tidak puas dengan layanan rawat jalan yang disebabkan oleh durasi menunggu,antrian panjang, dan hampir tidak ada pemeriksaan oleh dokter. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui korelasi antara layanan dengan keunggulan pelayanan kesehatan rawat jalan diBulu Lor Pusat Kesehatan (Puskesmas) Semarang pada tahun 2012.Penelitian ini merupakan penelitian explanatory dengan pendekatan cross sectional. Sampeldiambil berdasarkan metode accidental sampling untuk 94 responden. Data primer diperolehmelalui wawancara dengan pasien dan dianalisis menggunakan Uji Rank Spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pelayanan administrasi dilakukan denganbaik (50 %), dokter melayani dengan baik (60,6 %) dan kualitas obat baik (69,1 %). Adakorelasi antara pelayanan administrasi, pelayanan dokter dan pelayanan pengobatan dengankepuasan pasien.Berdasarkan hasil yang ditampilkan, supervisi dan evaluasi perlu dilakukan secara teraturmelalui survei kepuasan konsumen, tindak lanjut dari survei kepuasan konsumen diterapkandan peningkatan keterampilan petugas dalam memberikan perawatan kepada pasien melaluilayanan pelatihan keunggulan dibuat.Keywords : Layanan keunggulan, kepuasan pasien rawat jalan
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR KEPUASAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA GIZI PUSKESMAS KOTA SEMARANG DALAM PEMBERIAN TABLET FE 90 Dian Nurizkasari; Sri Andarini Indreswari; MG Catur Yuantari
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 2 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (126.319 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i2.628

Abstract

Produktivitas adalah pengukuran kualitas dan kuantitas pekerjaan yang telah dilakukan. Halini diperlukan untuk memberikan perhatian lebih pada kebahagiaan karyawan untukmempertahankan produktivitas yang baik. Pada tahun 2011, Dinas Kesehatan Kota Semarangyang ditargetkan 93 % dari wanita hamil harus diberikan Fe 90. Bahkan, 21 dari 37 puskesmastidak bisa mencapai jumlah yang ditargetkan wanita hamil di mana rata-rata hanya 77,52 %.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor kepuasan kerjadan produktivitas ahli gizi puskesmas Wilayah Kota Semarang dalam pemberian Fe 90 tabletpada tahun 2011.Penelitian ini adalah penelitian penjelasan dengan menggunakan survei dan pendekatan crosssectional. Kuesioner dibagikan kepada 36 ahli gizi dari Puskesmas Wilayah Kota Semarangdan kemudian dianalisis dengan menggunakan uji Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara umur dan produktivitas kerja(p value 0,042), tetapi tidak ada korelasi antara masa kerja (p value 0,467), kesempatanuntuk maju (p value 0.334), komunikasi (p value 0.465), dan pengawasan (p value 0.871)dengan produktivitas kerja.Disarankan bahwa produktivitas kerja dapat ditingkatkan melalui bimbingan rutin dari kepalapuskesmas dan Seksi Gizi Dinas Kesehatan. Perencanaan jalur karir untuk petugas dansistem pengawasan yang direncanakan dengan baik akan menjadi awal yang baik untukmeningkatkan produktivitas mereka.Kata kunci : kepuasan kerja, produktivitas kerja, ahli gizi
KONSELING PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA PASANGAN USIA SUBUR DI PUSKESMAS MANGKANG SEMARANG Febriyani Utami; Sri Andarini Indreswari
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.583 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.634

Abstract

Konseling adalah suatu bentuk wawancara untuk membantu orang lain mendapatkanpemahaman yang lebih baik dari dia dalam usahanya untuk memahami dan mengatasipermasalahan yang dihadapi. Banyak wanita mengalami kesulitan dalam menentukan ataumemilih alat kontrasepsi bukan hanya karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia,tetapi juga karena metode ini mungkin tidak dapat diterima. Dalam survei awal pada bulan Oktober 2010, persentase KB di Puskesmas Mangkang paserta periode dari Agustus sampai Oktober 2010 dari 162 peserta KB adalah nonkontap : Syringe (68 %), pil (29 %), kondom (3%), sedangkan yang menggunakan Kontap : nol (0 %). Hal ini menunjukkan bahwa mayoritaspeserta perencanaan lebih suka menggunakan nonkontap Kontrasepsi. Di PuskesmasMangkang belum pernah dilakukan penelitian tentang konseling KBJenis penelitian ini adalah penelitian Explanatory, yang bertujuan untuk mengeksplorasihubungan antara pemilihan konseling kontrasepsi pada wanita dari pasangan usia subur.Pendekatan yang digunakan adalah metode cross sectional survey. Pengambilan sampeldilakukan secara purposive sampling, dengan kriteria peserta baru (d” 3 bulan), untukmendapatkan sampel dari 30 peserta KB. Analisis data menggunakan Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70 % berusia 21-30 tahun, telah pendapatan >UMR, SMA 50 % berpendidikan dan memiliki anak baru, dan 36,7 % bekerja sebagai buruhtani. Sebagian besar penggunaan alat kontrasepsi nonkontap oleh 86,7 %, di mana dulu ada jarum suntik (53,3 %). Mereka berpendapat bahwa konseling dilakukan oleh staf konselingyang baik (73,3 %). Berdasarkan uji statistik, tidak ada hubungan antara pemilihan konseling kontrasepsi pada wanita pasangan usia subur (p.value 0,935 > á 0,05).Upaya untuk meningkatkan kualitas keluarga berencana dan sosialisasi petugas konseling faktor penentu dalam memilih alat kontrasepsi, diharapkan dapat meningkatkan kemampuanpotensi akseptor KB dalam menentukan pilihan yang tepat.Kata kunci : konseling, alat kontrasepsi.
KANDUNGAN FORMALIN DALAM AYAM POTONG DI PASAR TRADISIONAL SEMARANG TAHUN 2012 Ika Suwartiningsih; Supriyono Asfawi
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.72 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.635

Abstract

Formalin adalah bahan kimia berbentuk cair yang digunakan untuk mengawetkan mayat dan juga bahan kimia industri. Hasil survei awal sebanyak 3 sampel terdapat 2 sampel mengandung formalin. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi keberadaan formalin dalam ayam potong yang dijual di pasar tradisional kota Semarang tahun 2012.Jenis penelitian adalah deskriptif untuk mengetahui keberadaan formalin dalam ayam potong melalui pemeriksaan kuantitatif, observasi ciri fisik pada ayam potong dan pengujianlaboratorium dengan cara pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada 40 penjualayam potong di 5 lokasi pasar tradisional di kota Semarang.Berdasarkan hasil diperoleh ayam potong yang mengandung formalin sebanyak 14 sampel dengan ciri-ciri fisik sebagai berikut 78,6% berwarna putih pucat, 21,4% putih kebiruan, dan21,4% berbau amis, 78,6% tidak berbau amis, sedangkan 57,2% bertekstur kaku dan 42,8% bertekstur lembek. Untuk ayam yang tidak mengandung formalin sebanyak 26 sampel, mempunyai ciri-ciri fisik sebesar 100% mempunyai warna putih kemerahan segar, bau amis, dan bertekstur lembek.Menghindari memilih ayam potong yang ciri antara lain mengandung formalin seperti tidak busuk dalam waktu 1 sampai 2 hari, bau menyengat tapi tidak amis, dagingnya kaku dan berwarna putih pucat.Kata kunci : Formalin, ayam potong, pasar tradisional
STRESS KERJA DAN KESELAMATAN PADA PEKERJA SEKURITI DI PT. TELKOM DCSS IV JAWA TENGAH DAN DIY SEMARANG Indah Pusparini; Eni Mahawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.09 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.636

Abstract

Stres merupakan isu penting dalam kaitannya dengan produktivitas karyawan. Stres yang dialami oleh karyawan dapat bervariasi antara satu karyawan dan karyawan lain karena stresadalah proses persepsi individu. Keamanan Dan Keselamatan (SAS) karyawan dibagi dalam dua shift selama 12 jam dan kadang-kadang mereka harus bekerja lembur karena ada banyak pekerjaan dan harus selesai tepat waktu.Penelitian ini merupakan penelitian Explanatory dengan rancangan studi Cross Sectional. Populasi dan sampel adalah seluruh Keamanan Dan Keselamatan (SAS) karyawan yang 54 orang. Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi Pearson.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 31-40 tahun (38,8 %), 51,9 % telah bekerja selama 1-4 tahun, permintaan peran dalam kategori sedang 72,2 %,struktur organisasi di kategori 68, 5 %, stres kerja dalam kategori rata-rata 68,5 %. Hasil dari uji korelasi Pearson menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia dan stres kerja (p value 0,043< 0,05) dengan r 0903. Ada korelasi antara masa kerja dan stres kerja (p value 0,017 < 0,05) dengan r 0505. Ada korelasi antara permintaan peran dan stres kerja (p value 0,000 <0,05) dengan r 0633. Ada korelasi antara struktur organisasi dan stres kerja (p value 0,006 < 0,05) dengan r 0371.Disarankan untuk kepala Keamanan Dan Keselamatan (SAS) departemen untuk tidak memberikan tugas berlebihan pada karyawan ditempat kerja.Kata kunci : stres kerja, pekerja keamanan
KEPEMIMPINAN DALAM PENULISAN SPESIFITAS DIAGNOSIS SESUAI DENGAN ICD-10 BAGI TENAGA MEDIS (STUDI KASUS DI RUMAH SAKIT PERMATA MEDIKA SEMARANG) Dyah Ernawati
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (46.674 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.637

Abstract

Di Rumah Sakit Permata Medika Semarang pada tahun 2012 masih ditemukan penulisan diagnosis medis yang kurang lengkap atau tidak sesuai dengan terminologi ICD-10 sebanyak 50%. Hal ini merupakan masalah penting yang harus ditangani oleh Rumah Sakit, melalui faktor kepemimpinan. Tujuan penelitian adalah menjelaskan faktor kepemimpinan yang ditinjau dari peran pemimpin dalam penerapan kelengkapan penulisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD-10 pada dokumen rekam medis rawat Inap.Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan metode kualitatif.Sebagai informan utama adalah pemimpin yang terlibat dalam pelayanan penunjang medis. Informan triangulasi adalah dokter sebagai pemberi pelayanan medis di Rawat Inap danmelakukan pengisian Dokumen Rekam Medis terutama penulisan diagnosis medis. Pengumpulan data melalui indepth interview dan observasi. Pengolahan data dengan metode analisis isi (content analysis).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kodefikasi penyakit dengan menggunakan ICD-10 dilaksanakan di Unit Rekam Medis oleh petugas Rekam Medis. Pemahaman dokter tentangICD-10 kurang baik. Peran pemimpin sebagai pemberi inspirasi masih sebatas wacana dari pemimpin. Pemimpin belum mengorganisir sosialisasi kepada dokter tentang pelaksanaankodefikasi penyakit . Peran pemimpin sebagai pemberi motivasi masih sebatas identifikasi masalah dan wacana tentang pemberian penghargaan. Peran pemimpin sebagai pemberi arahan masih sebatas identifikasi langkah-langkah dalam upaya mengarahkan. Peran Pemimpin dalam membangun sistem komunikasi, belum digunakan untuk mempengaruhi perilaku dokter atau karyawan. Motivasi dokter dalam penulisan diagnosis sesuai dengan teminologi ICD-10 sudah ada tetapi masih menunggu arahan dan kebijakan pimpinan.Disarankan pemimpin membuat kebijakan yang mengatur tentang penerapan kelengkapan penulisan diagnosis sesuai dengan terminologi ICD-10.Kata kunci : Kepemimpinan , Motivasi, Rekam Medis, ICD-10
PENURUNAN KANDUNGAN ZAT BESI (FE) DALAM AIR SUMUR GALI DENGAN METODE AERASI Maxell Findo Dinata Purba; Eko Hartini
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.055 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.638

Abstract

Air sumur gali menjadi sumber air utama bagi masyarakat di Kumai Hilir Kalimantan Tengah. Berdasarkan observasi dan wawancara langsung pada masyarakat diketahui air sumur galiberwarna kuning kecoklatan dan apabila di gunakan untuk mencuci pakaian dan peralatan – peralatan lain akan memberikan noda. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektifitas cascadeaerator dan bubble aerator dalam menurunkan kadar Fe pada air sumur gali.Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan pengulangan sebanyak 10 kali untuk setiap metode aerasi. Sampel adalah salah satu air sumur warga yang memiliki kadar Fe yang melebihi nilai baku mutu.Kandungan Fe sebelum dilakukan aerasi dengan metode cascade aerator sebesar 4,41 mg/l, setelah dilakukan aerasi turun menjadi 0,58 mg/l. Kandungan Fe sebelum dilakukan aerasi dengan metode bubble aerator sebesar 4,41 mg/l, setelah dilakukan aerasi turun menjadi 0,74 mg/l. Tidak ada perbedaan efektifitas yang bermakna antara metode cascade aerator dengan bubble aerator dalam menurunkan kandungan Fe dalam air sumur gali.Masyarakat yang menggunakan air sumur gali, sebaiknya diolah terlebih dahulu baik dengan cascade aerator maupun bubble aerator.Kata Kunci: Sumur gali, kandungan zat besi (Fe), aerasi
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH KADER JUMANTIK DI PUSKESMAS GAYAMSARI SEMARANG Dwi Nurani Agustina; Kriswiharsi Kun Saptorini
VISIKES: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 12, No 1 (2013): Visikes
Publisher : Dian Nuswantoro Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.182 KB) | DOI: 10.33633/visikes.v12i1.639

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) disebarkan oleh virus dengue oleh nyamuk Aedes aegypti. Hasil survei di Puskesmas Gayamsari Semarang pada 2 tahun terakhir kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) mengalami peningkatan. Mengingat kader sebagai tenaga sukarela dari masyarakat maka perlu keikutsertaan kader untuk memecahkan permasalahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayahnya. Kemampuan yang dimiliki oleh kader Jumantik dalam pemecahan masalahpenyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) diharapkan mampu menurunkan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah DBD oleh kader Jumantik.Jenis penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan metode survei dan pendekatan cross sectional. Besar sampel sebanyak 111 orang, melalui Proportional Random Sampling. Uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi Rank Spearman dan Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar kemampuan pemecahan masalah DBD oleh kader jumantik memiliki kemampuan kurang baik (50,5 %). Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa tingkat pendidikan (p=0,003 rho=0,278), akumulasi pelatihan (p=0,0001 rho=0,894), lama kerja (p=0,0001 rho=0,804) menunjukkan ada hubungan dengan kemampuan pemecahan masalah DBD oleh kader jumantik, umur (p=0,305), status pekerjaan (p=0,209) menunjukkan tidak ada hubungan dengan kemampuan pemecahan masalah DBD oleh kader jumantik.Peningkatan kemampuan kader melalui pelatihan, pemantauan dan pengarahan dari pihak Puskesmas secara rutin dan berulang-ulang diharapkan kader mampu menjalankan tugas dan fungsinya.Kata Kunci : kader jumantik, kemampuan pemecahan masalah

Page 1 of 40 | Total Record : 400