cover
Contact Name
Brigitta Laksmi Paramita
Contact Email
brigitta.laksmi@uajy.ac.id
Phone
+6282329549978
Journal Mail Official
journal.biota@gmail.com
Editorial Address
Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jalan Babarsari No. 44, Sleman, Yogyakarta 55281, Indonesia
Location
Kota yogyakarta,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati
ISSN : 25273221     EISSN : 2527323X     DOI : doi.org/10.24002/biota
Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati merupakan jurnal ilmiah yang memuat hasil-hasil penelitian, kajian-kajian pustaka dan berita-berita terbaru tentang ilmu dan teknologi kehayatian (biologi, bioteknologi dan bidang ilmu yang terkait). Biota terbit pertama kali bulan Juli 1995 dengan ISSN 0853-8670. Biota terbit tiga nomor dalam satu tahun (Februari, Juni, dan Oktober).
Articles 1,017 Documents
Produksi Bioetanol Daun Sorghum (Sorghum bicolor L.Moench) Ria Millati, Birgitta Narindri Muhammad Nur Cahyanto
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.374 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.712

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis  potensi daun sorghum (Sorghum bicolor L.  Moench) sebagai biomassa dalam produksi etanol. Daun sorghum akan digunakan sebagai substrat dalam proses hidrolisis enzimatis dan gula reduksi yang dihasilkan akan digunakan sebagai substrat dalam fermentasi. Hidrolisis dilakukan tanpa perlakuan pendahuluan. Daun sorghum dihancurkan hingga berbentuk serbuk berukuran 30mesh sebelum digunakan sebagai substrat dalam hidrolisis enzimatis menggunakan enzim Celluclast (novozyme) 90FPU/g berat kering. Konsentrasi gula reduksi dan nilai CCR (Cellulose Conversion Ratio) akan digunakan untuk menganalisis  tingkat degradabilitas selulosa daun sorghum. Gula reduksi dalam hidrolisat sebagai hasil proses hidrolisis enzimatis akan difermentasi oleh Saccharomyces cerevisiae FNCC 3012 untuk menghasilkan etanol. Konsentrasi  Sorghum  cerevisiae  yang digunakan adalah 106 CFU/ml dan ditambahkan dalam 10% volume hidrolisat. Pengamatan dalam proses fermentasi dilakukan terhadap konsentrasi gula reduksi dan etanol selama 36 jam. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa selulosa tidak dapat dihidrolisis enzimatis secara langsung dilihat dari rendahnya nilai CCR. Konsentrasi gula reduksi tertinggi setelah hidrolisis enzimatis adalah 3,18 mg/ml. Konsentrasi etanol tertinggi setelah proses fermentasi adalah 0,23%(v/v).
Biogrouting: Produksi Urease dari Bakteri Laut (Oceanobacillus sp.) Pengendap Karbonat Maharani Pertiwi, Sidratu Ainiyah Puspita Lisdiyanti; Prasetyo, Endry Nugroho
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.211 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.707

Abstract

Biogrouting adalah teknologi yang mensimulasi proses diagenesis yaitu transformasi butiran pasir menjadi batuan pasir (calcarinite/sandstone).  Permasalahan penelitian ini bagaimana mengoptimasi produk urease dengan melakukan uji aktifitas, mengisolasi, mempurifikasi dan mengkarakterisasi serta mengaplikasikannya sebagai material grout. Uji aktifitas dan optimasi dilakukan dengan menumbuhkan isolat Oceanobacillus sp. pada dua variasi medium (B4 urea dan B4 urin), lima variasi pH (4-8) dan dua variasi suhu (25°C dan 29°C). Hasil uji aktifitas dan optimasi selanjutnya dipurifikasi menggunakan ammonium sulfat dan dicari titik isoelektriknya. Kemudian hasil protein presipitat dikarakterisasi menggunakan SDS-PAGE. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa aktifitas urease paling tinggi adalah 203,32 unit/ml. Urease optimal dihasilkan pada isolat yang ditumbuhkan pada B4 urea pada pH 7 suhu 25°C. Berat molekul urease yang dikarakterisasi menggunakan SDS-PAGE adalah 440 kDa, sedangkan titik isoelektriknya pada pH 6. Urease dapat dijadikan material  grout  karena memiliki kemampuan untuk melakukan sementasi pada aplikasi sederhana biogrouting.
Aspek Molekuler Hubungan Asupan Zinc dan Selenium dengan Hemoglobin Glikosilasi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Yuliati Widiastuti, Indranila Kustarini Samsuria Judiono
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.292 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.708

Abstract

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai hiperglikemik kronis. HbA1c merupakan hasil pemeriksaan untuk melihat kontrol glikemik. Zinc dan Selenium merupakan faktor metaloenzim, berperan dalam mekanisme regulasi dan sintesis  insulin.  Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara  Zinc dan  Selenium  dengan HbA1C pada  pasien DMT2.  Desain  cross sectional  terhadap pasien DMT2.  Sampel berjumlah 108 orang pasien di beberapa Rumah sakit di Bandung dari tahun 2011 s/d 2013. Sampel dilakukan secara purposive sampling. Zinc dan Selenium dikumpulkan dengan Semi Quantitative Food Frequency (SQFF).  HbA1c diukur dengan metode afinitas kromatografi. Data dianalisis dengan  Fisher Exact  dan  uji  korelasi  Spearman  (p<0,05).  Penelitian ini telah mendapat persetujuan Komite Etik.  Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara Zinc, Selenium dan HbA1c (p<0,001). Ada hubungan antara Zinc dan Selenium dengan HbA1c,  sehingga penatalaksanaan diit dengan asupan Zinc dan Selenium sangat diperlukan dalam regulasi pasien DMT2.
Pengaruh Cara Pengolahan terhadapMutu Bakteriologis Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Pindang Siap Santap Exsyupransia Mursyanti, Ekawati Purwijantiningsih
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 13, No 1 (2008): February 2008
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.615 KB) | DOI: 10.24002/biota.v13i1.651

Abstract

The objectiveof this present research was toknowthe influence ofvarious way ofcooking on bacteriologicalquality of ready-to-eat salted little tunafish (Euthynnusaffinis).Previousstudyhas shown thatbacteriological quality ofsaltedtunafishfrom markets in Yogyakarta were not fulfill the requirements based on SNI 01-2717-1992. It was shown that the aerobic plate countswere high, i.e.2.4 x 105– 5.27 x 107CFU/g. Coliformcountranged from < 2.5 x 101- > 6.5 x 106CFU/g.Fromthe20samples observed, only 1 sample did not contain V. parahaemolyticus and 4 samples were negative from Salmonella. Therefore,it needs to bestudied whether thevarious way ofcookingsuch asfrying, fryingwith flour, fryingwith egg and fryingwith chili sauce were effectivein removing any of the groups of bacteria examined from saltedlittle tuna fish  sample. The bacterial groups examined as indicator  of quality were Staphylococcus aureus, Coliform, Salmonellaand Vibrio parahaemolyticus. The aerobic plate counts were also taken. The result showed that the various way of cooking wereeffective in reducing the aerobic plate counts, S. aureusand Coliform. Frying with chili sauce was the best cookingprocedure because it can reduced the highest number of aerobic plate counts, S.aureusand Coliform. Salmonellaand V. parahaemolyticuswere not detected in all cooking samples.
Respon Pertumbuhan Kencur (Kaempferia galanga L.) terhadap Pemberian IBA dan BAP secara In Vitro Bambang Pujiasmanto, Samanhudi Muji Rahayu; Dian Rahmawati, Ahmad Yunus
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.698 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.709

Abstract

Kaempferia galanga L. adalah salah satu tanaman obat terpenting karena  khasiatnya sebagai ekspetoransia, diuretika, dan stimulansia.  Budidaya secara konvensional belum dapat memenuhi permintaan kencur di pasaran, sehingga budidaya secara  in  vitro dapat digunakan sebagai alternatif  untuk menyediakan benih kencur yang cepat dan seragam. Eksplan yang digunakan diambil dari rimpang dan dikulturkan dalam medium MS yang dikombinasikan dengan IBA (Indole Butiric Acid)  dan BAP (Benzyl Amino Purin) dengan konsentrasi 0, 1, 2, 3 dan 4 ppm. Variable pengamatan yang utama adalah jumlah tunas yang muncul pada eksplan. Induksi tunas tertinggi terdapat pada eksplan yang dikulturkan pada perlakuan IBA 0 ppm dan BAP 3 ppm. Kebanyakan akar muncul pada  12 HST  (Hari Setelah Tanam),  dan akar paling cepat muncul pada 7 HST yang terdapat  pada perlakuan IBA 2 ppm dan BAP 4 ppm.
Pengaruh Jenis Prebiotik terhadap Kualitas Yogurt Probiotik Purwijantiningsih, Ekawati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 12, No 3 (2007): October 2007
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.594 KB) | DOI: 10.24002/biota.v12i3.652

Abstract

Prebiotics are variety of nondigestible carbohydrates that help promote the growth of good bacteria in the intestines. Prebiotics are found naturally in legumes, vegetables, fruits and tubers. Soybean, banana and tapioca are supposed to have potential as prebiotics, promote a healthy digestive system and reduce the growth of harmful bacteria. Soybean, banana and tapioca were investigatedon their abilities to promote the quality of probiotic yogurt. Soybean flour addition to probiotic yogurt most potential to promote nutrition value and lactic acid bacteria viability. The most preference of probiotic yogurt by panelists is probiotic yogurt added tapioca.
Keanekaragaman Jenis Kadal dan Ular (Squamata: Reptilia) di Sepanjang Sungai Code, Daerah Istimewa Yogyakarta Rury Eprilurahman, Donan Satria Yudha; Ikhsan Fauzi Wiryawan, Herdhanu Jayanto
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (435.507 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.710

Abstract

Kadal dan ular adalah dua kelompok hewan anggota Ordo Squamata, Kelas Reptilia. Dua kelompok hewan reptil ini secara umum hidupnya dekat dengan air, mereka sering sekali ditemukan di dalam dan di sekitar sungai. Beberapa jenis ular dan kadal tersebut sering dimanfaatkan untuk dijadikan hewan peliharaan dan kadang dikonsumsi.  Sungai Code merupakan salah satu sungai yang melewati Kota Yogyakarta. Hulu Sungai Code disebut Sungai Boyong dan  hilir sungai Code menyatu dengan  Sungai Opak di daerah Bantul. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah keanekaragaman jenis anggota Ordo Squamata di sepanjang Sungai Boyong-Code wilayah Propinsi D.I. Yogyakarta? Berdasarkan permasalahan yang timbul,  maka penelitian ini bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis reptil anggota Ordo Squamata penghuni tepian Sungai Code. Pengambilan sampel di sepanjang Sungai Boyong-Code dari hulu hingga hilir menggunakan gabungan beberapa metode, yaitu VES (Visual Encounter Survey),  River bank cruising, dan transek. Sampling secara umum dibagi tiga bagian yaitu bagian hulu, tengah dan hilir. Hasil yang diperoleh adalah 8 spesies anggota Subordo Lacertilia (kadal) dan 10 spesies anggota Subordo Serpentes (ular). Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa Sungai Boyong-Code merupakan habitat yang cocok bagi anggota Ordo Squamata.
Akumulasi dan Toksisitas Effluen yang Mengandung Kromium pada Ikan Gupi (Poecilia reticulata) Djohan, Djohan
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 14, No 1 (2009): February 2009
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.425 KB) | DOI: 10.24002/biota.v14i1.653

Abstract

Accumulation and toxicityofchromium in leather-tannery effluent on guppies were investigated. An acute (96 hour) statictoxicitytestingusing 5 serialdilution of theeffluentwas conducted. Each serial dilution consisted of 3 replicates, with eachreplicate contained 5litres of diluted effluent and 10 fish. Theeffluent was diluted 0.2%to 3.2%(v/v).Theconcentrations of chromium in thedilutedeffluent and fishrange from 0.9 - 9.1 µg.mL-1and 1.4 - 58.9 µg.g-1w.w, respectively. Bioconcentration factors inthisstudy vary from 1 to 39, with a median value of 6.2. The values of LC50and ILC50are 4.2 µg.mL-1and 56 µg.g-1w.w, respectively. The results show that chromiumaccumulates in guppy and causesacute toxicity. A comparison withthe concentrations of chromium in effluent, water, and fish from otherstudies was also reported.
Penggumpalan Sperma Mencit dengan Protein Total yang Diekstrak dari Endospem Biji Ketapang (Terminalia catappa) Selfianti, Hery Haryanto Aceng Ruyani
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.826 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.711

Abstract

Penelitian  ini  bertujuan menggumpalkan sperma mencit dengan ekstrak  total protein dari endosperm biji ketapang. Biji ketapang  mengandung  protein yang berperilaku seperti lektin. Lektin adalah  glikoprotein yang dapat berikatan dengan residu karbohidrat spesifik. Buah ketapang masak dipecahkan, diambil bagian endospermnya dan dicuci bersih dengan akuades. Endosperm biji dihomogenasikan dalam larutan buffer pengekstrak. Homogenat diaduk semalam dengan batang magnet berputar pada suhu 4oC. Selanjutnya homogenat disentrifus 2500 rpm 4oC selama 15 menit. Supernatan ditambahkan ammonium sulfat sampai konsentrasi 50%  (w/v), diaduk selama 3 jam, selanjutnya disentrifus 10.000 rpm at  4oC  selama 15 menit. Protein terpresipitasi dimurnikan dengan kantong dialisis ukuran 12.000 MWCO (molecular weight cut off).  Protein terpresipitasi dilarutkan dalam buffer dan diukur kadar proteinnya dengan metode Biuret.  Mencit dimatikan secara  cervical dislocation, dibedah, dan diambil saluran epididymis. Suspensi sperma dibuat dengan merendam  epididymis dalam larutan NaCl 0,9% (w/v), selanjutnya bagian proksimal epidydimis dipotong lalu ditekan perlahan hingga sekresi cairan epidydimis keluar dan tersuspensi dengan NaCl 0,9%. Uji agglutinasi dilakukan dengan mencampur suspensi 5 ul sperma mencit dengan 5 ul ekstrak potein total fraksi dialyisis dari konsentrasi 4,23;  8,97;  13,2  dan 17,4 µg/dl, fraksi ammonium sulfat, dan fraksi ekstrak kotor. Laju penggumpalan sperma mencit yang paling cepat yaitu fraksi amonium sulfat  yang mengandung  17,4 µg/dl protein.  Endosperm biji ketapang mengandung lektin yang dapat menggumpalkan sperma mencit.
Isolasi, Seleksi, dan Identifikasi Kapang Kitinolitik yang Diisolasi dari Tanah Pembuangan Limbah Udang dan Rizosfer Solanaceae Rina Sri Kasiamdari, Nur Khikmah Sebastian Margino
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 1, No 1 (2016): February 2016
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.722 KB) | DOI: 10.24002/biota.v1i1.706

Abstract

Kapang kitinolitik mampu mendegradasi kitin dengan mensekresikan enzim kitinase. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan kapang kitinolitik  indigenous  yang unggul dalam menghasilkan enzim kitinase. Isolasi kapang dilakukan dengan metode  spread plate  pada colloidal chitin agar. Seleksi kualitatif isolat berdasarkan indeks kitinolitik yang diperoleh dengan membagi diameter zona jernih di sekeliling koloni dengan diameter koloni.  Seleksi kuantitatif berdasarkan aktivitas spesifik kitinase yang diukur berdasarkan pengurangan substrat koloidal kitin menggunakan metode spektrofotometer. Hasil isolasi memperoleh 70 (tujuh puluh) isolat kapang kitinolitik. Delapan belas isolat dari 70 isolat kapang kitinolitik mempunyai indeks kitinolitik ≥ 2,00. Berdasarkan seleksi kuantitatif diperoleh 10 (sepuluh) isolat yang mempunyai aktivitas enzim kitinase lebih tinggi daripada aktivitas enzim kitinase Trichoderma viride  FNCC 6128 (210,14 U/mg) yang digunakan sebagai isolat acuan.  Isolat KUP2 mempunyai aktivitas spesifik kitinase tertinggi 744,20 U/mg. Isolat KUP2 teridentifikasi sebagai Trichoderma sp.

Page 4 of 102 | Total Record : 1017


Filter by Year

2003 2023


Filter By Issues
All Issue Vol 8, No 3 (2023): October 2023 Vol 8, No 1 (2023): February 2023 Vol 7, No 3 (2022): October 2022 Vol 7, No 2 (2022): June 2022 Vol 7, No 1 (2022): February 2022 Vol 6, No 3 (2021): October 2021 Vol 6, No 2 (2021): June 2021 Vol 6, No 1 (2021): February 2021 Vol 5, No 3 (2020): October 2020 Vol 5, No 2 (2020): June 2020 Vol 5, No 1 (2020): February 2020 Vol 4, No 3 (2019): October 2019 Vol 4, No 2 (2019): June 2019 Vol 4, No 1 (2019): February 2019 Vol 4, No 1 (2019): February 2019 Vol 3, No 3 (2018): October 2018 Vol 3, No 2 (2018): June 2018 Vol 3, No 1 (2018): February 2018 Vol 3, No 1 (2018): February 2018 Vol 2, No 3 (2017): October 2017 Vol 2, No 2 (2017): June 2017 Vol 2, No 1 (2017): February 2017 Vol 2, No 1 (2017): February 2017 Vol 1, No 3 (2016): October 2016 Vol 1, No 2 (2016): June 2016 Vol 1, No 1 (2016): February 2016 Vol 1, No 1 (2016): February 2016 Vol 19, No 1 (2014): February 2014 Biota Volume 19 Nomor 1 Tahun 2014 Biota Volume 13 Nomor 2 Tahun 2014 Vol 18, No 2 (2013): June 2013 Vol 18, No 1 (2013): February 2013 Biota Volume 18 Nomor 1 Tahun 2013 Vol 17, No 3 (2012): October 2012 Vol 17, No 2 (2012): June 2012 Vol 17, No 1 (2012): February 2012 BIOTA Volume 17 Nomor 3 Tahun 2012 Vol 16, No 2 (2011): June 2011 Vol 16, No 2 (2011): June 2011 Vol 16, No 1 (2011): February 2011 Vol 16, No 1 (2011): February 2011 Vol 15, No 3 (2010): October 2010 Vol 15, No 2 (2010): June 2010 Vol 15, No 1 (2010): February 2010 Vol 14, No 3 (2009): October 2009 Vol 14, No 2 (2009): June 2009 Vol 14, No 1 (2009): February 2009 Vol 13, No 3 (2008): October 2008 Vol 13, No 2 (2008): June 2008 Vol 13, No 1 (2008): February 2008 Vol 12, No 3 (2007): October 2007 Vol 12, No 2 (2007): June 2007 Vol 12, No 1 (2007): February 2007 Vol 11, No 3 (2006): October 2006 Vol 11, No 2 (2006): June 2006 Vol 11, No 1 (2006): February 2006 Vol 10, No 3 (2005): October 2005 Vol 10, No 2 (2005): June 2005 Vol 10, No 1 (2005): February 2005 Vol 9, No 3 (2004): October 2004 Vol 9, No 2 (2004): June 2004 Vol 9, No 1 (2004): February 2004 Vol 8, No 3 (2003): October 2003 Vol 8, No 2 (2003): June 2003 Vol 8, No 1 (2003): February 2003 More Issue